Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 10 Mei 2013

MP VII

Mg Paskah VII : Kis 7:55-60; Why 22:12-14.16-17.20; Yoh 17:20-26
"Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada
bersama-sama dengan Aku"

Orang suci yang telah hidup mulia dan berbahagia selamanya di sorga
bersama Allah senantiasa mendoakan kita semua, umat Allah, yang masih
hidup dan berjuang di dunia ini. Memang mereka yang telah hidup mulia
dan berbahagia kembali ke sorga bersama dengan  Allah akan lebih mudah
dan banyak berdoa daripada kita yang masih hidup di dunia ini, yang
kemungkinan besar jarang atau malas berdoa. Yesus yang telah naik ke
sorga juga mendoakan kita semua yang beriman kepadaNya, agar dimana
pun dan kapan pun kita senantiasa bersatu denganNya serta dengan
saudara-saudari kita yang masih hidup di dunia ini. Yesus yang telah
naik ke sorga kita imani masih hidup dan berkarya di dunia ini melalui
RohNya, sehingga kehadiran dan karyaNya tak terbatas oleh ruang dan
waktu, kapan saja dan dimana saja. Maka dimana pun dan kapan pun kita
berada dapat bersama dan bersatu denganNya, tentu saja jika kita
sungguh membuka diri terhadap kehadiran dan karyaNya melalui RohNya.
Doa Yesus bagi para muridNya kiranya juga dapat menjadi teladan bagi
kita semua untuk saling mendoakan satu sama lain sebagai saudara.
"Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada
bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku,
agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan
kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku
mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan
Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku
ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka." (Yoh 17:24-26)
Orang-orang dunia yang bersikap materialistis atau duniawi memang
jarang berdoa, karena sibuk terus-menerus memboroskan waktu dan
tenaganya untuk cari harta benda atau uang. Sebaliknya kita sebagai
orang beriman kiranya tahu bahwa berdoa merupakan kebutuhan kita agar
kita setia dalam hidup beriman. Ada pepatah 'jauh di mana dekat di
hati', yang berarti meskipun secara fisik tidak bersama-sama tetapi
saling berjauhan karena tugas dan pekerjaan orang tetap merasa dekat
dan menjadi satu dengan yang lain. Hal ini kiranya terjadi karena
orang saling mendoakan.

"Kesatuan hati dan budi" pada masa kini memang sungguh penting dan
mendesak untuk kita hayati dan sebarluaskan, mengingat banyak di
antara kita karena tugas dan pekerjaan sering harus berpisah secara
fisik untuk jangka waktu yang cukup lama. Maka marilah kita berusaha
memperdalam dan memperkembangkan kesatuan hati dan budi antar kita.
Sebagai orang beriman marilah kita usahakan kesatuan dalam iman,
harapan dan cintakasih, tiga keutaman penting dan utama dalam
kehidupan bersama. Dan sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus
marilah kita hayati kesatuan dalam Roh Kudus, yang berarti
masing-masing dari kita senantiasa berusaha membuka diri atas bisikan
dan dorongan Roh Kudus serta menanggapinya dalam perilaku atau
tindakan, dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana
pun dan kapan pun.

Para suami-isteri yang telah saling bernjanji untuk sehidup semati
saling mengasihi, yang telah mengusahakan dan menghayati kesatuan
hati, jiwa, akal budi dan tubuh, kami harapkan dapat menjadi teladan
dalam kesatuan dalam Roh, kesatuan budi dan hati bagi anak-anaknya,
sehingga anak-anak memiliki pengalaman mendalam akan kesatuan hati dan
budi. Kami percaya ketika anak-anak di dalam keluarga memiliki
pengalaman penghayatan kesatuan hati dan budi, maka kelak dalam
perkembangan dan pertumbuhannya, dalam pergaulan yang lebih luas
mereka akan senantiasa mengusahakan kesatuan hati dan budi kepada
teman-temannya.

Sebagai warganegara Indonesia marilah kita hayati apa yang telah
diusahakan oleh para pendahulu kita, para pejuang dan bapak bangsa:
satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Kita tegakkan penghayatan
Pancasila, dasar Negara kita, maka marilah kita perangi dan lawan
segala usaha yang mencoba merongrong dan melemahkan Pancasila sebagai
dasar Negara kita yang tercinta ini. Aneka perbedaan antar kita
hendaknya menjadi daya tarik, daya pesona dan penggerak bagi kita
semua untuk saling mengenal, mendekat dan bersahabat. Ingat secara
ilahi kita imani bahwa laki-laki dan perempuan berbeda satu sama lain
tetapi saling tertarik untuk saling mendekat dan bersatu. Dengan kata
lain karena perbedaan tidak mengusahakan kesatuan dan persaudaraan
sejati, hemat saya melawan kehendak ilahi.
"Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu
melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu
katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri
di sebelah kanan Allah." (Kis 7:55-56).

Stefanus yang berada dalam penderitaan dan ancaman untuk dibunuh,
karena penuh Roh Kudus, ia melihat kemuliaan Allah. Pengalaman iman
Stefanus ini kiranya dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, maka
marilah dengan rendah hati kita berusaha meneladan semangat hidup
Stefanus. Memang kita kiranya secara konkret tidak mengalami apa yang
dialami Stefanus, yaitu dalam ancaman untuk dibunuh, namun kami
percaya bahwa kita sering merasa dalam keadaan tersingkir, menderita,
kurang diperhatikan dst.. Baiklah jika kita sungguh beriman marilah
kita sadari dan hayati bahwa Allah senantiasa memperhatikan dan
mendampingi atau menyertai kita.

Kita hadapi aneka derita dengan penuh kesabaran dan lembah lembut,
sebagai tanda bahwa Allah beserta kita. Maka hendaknya jangan
melupakan Allah ketika berada dalam penderitaan, melainkan berdoalah
untuk menjalin relasi akrab dan mesra dengan Allah. Penderitaan fisik
hendaknya menjadikan hati, jiwa dan akal budi kita semakin sabar dan
lembut, sehingga dalam penderitaan kita semakin setia kepada Allah.
Ketika ada orang yang membuat kita menderita atau menemui kesulitan
dan tantangan hendaknya kita meneladan Stefanus dengan berdoa :
"Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka", dengan kata
lain ampunilah orang yang telah menyakiti atau melukai kita. Marilah
kita ingat dan hayati kata-kata dalam doa Bapa Kami yang sering kita
doakan yaitu "ampunilah kami seperti kami telah mengampuni mereka yang
bersalah kepada kami".

"Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian
tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas,
yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang." Roh dan
pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang
mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang
haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia
mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!" (Why 22:16-17). Kutipan
dari kitab Wahyu di atas ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi kita
semua dalam kehidupan bersama, yaitu keterbukaan diri untuk didatangi
siapapun, lebih-lebih mereka yang mendambakan 'air kehidupan'. Tentu
saja hal ini secara konkret perlu dihayati oleh para pemimpin agama
atau gembala umat yang diharapkan dapat memberi 'air kehidupan' bagi
mereka yang membutuhkan. Apa yang dimaksudkan dengan 'air kehidupan'
antara lain adalah kata-kata, nasihat atau pesan atau saran yang
menggairahkan dan menghidupkan. Semoga para pemimpin agama atau
gembala umat dapat menjadi penyalur 'air kehidupan' dengan cuma-cuma
bagi umat Allah.

"TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau
bersukacita!Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum
adalah tumpuan takhta-Nya."
 (Mzm 97:1-2)
Ign 12 Mei 2013

11Mei

"Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa akan
diberikan-Nya kepadamu dalam namaKu."
(Kis 18:23-28; Yoh 16:23b-28)
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta
kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai
sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka
kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. Semuanya ini Kukatakan
kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata
kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa
kepadamu. Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku
katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa
sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya,
bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke
dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa." (Yoh
16:23b-28) , demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
•       Dalam kehidupan kita sehari-hari kiranya setiap hari kita tak akan
terlepas dari tindakan meminta atau memohon, entah kepada
saudara-saudari kita maupun kepada Tuhan melalui doa. Kita kiranya
juga memiliki dambaan, harapan atau impian dengan harapan segera
menjadi kenyataan atau terwujud. Sabda hari ini mengingatkan dan
mengajak kita semua agar dalam mengajukan permohonan atau memiliki
dambaan, harapan dan impian dalam Tuhan atas nama Tuhan, karena dengan
demikian pasti akan dikabulkan atau terwujud. Dalam nama atau atas
nama Tuhan berarti apa-apa yang baik, bermoral dan berbudi pekerti
luhur, yang menyelamatkan dan membahagiakan, terutama demi kebahagiaan
dan keselamatan jiwa manusia. Dengan kata lain hendaknya memiliki
dambaan, harapan atau impian untuk memiliki keutamaan-keutamaan atau
nilai-nilai kehidupan, misalnya buah-buah Roh seperti "kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri." (Gal 5:22-23). Memang untuk
mewujudkan buah-buah Roh ini selainkan mengandalkan karunia atau
rahmat Tuhan juga mengandalkan kerja keras dan perjuangan kita alias
pembaktian diri kita untuk mengusahakan buah-buah Roh tersebut.
Percayalah dan imanilah jika kita mengusahakan dengan keras dan tekun
buah-buah Roh tersebut pasti akan didukung oleh Tuhan melalui sekian
banyak orang yang membantu dan mendukung kita, karena di dunia ini
orang berkehendak baik lebih banyak daripada yang berkehendak jahat.
Maka milikilah hati yang tulus dan jujur untuk berkendak dan melakukan
apa yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur serta kebiasaan
berdoa kepada Tuhan. Marilah kita sadari dan hayati bahwa Tuhan
senantiasa mengasihi kita, tidak pernah meninggalkan kita, melainkan
senantiasa menyertai dan mendampingi hidup dan perjalanan pelaksanaan
tugas dan kewajiban kita.
•       "Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi
seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. Sebab
dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum
dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias." (Kis
18:27b-28), demikian berita perihal apa yang dilakukan oleh Apolos.
Pengalaman Apolos ini kiranya dapat menjadi teladan atau inspirasi
bagi kita semua umat beriman dalam rangka menghayati iman dalam hidup
sehari-hari alias mewartakan kebenaran-kebenaran sebagaimana
dianugerahkan oleh Tuhan. Hendaknya setia mengandalkan diri pada kasih
karunia Allah dalam menghayati iman dalam hidup sehari-hari. Pada masa
kini dimana cukup banyak orang bersikap mental materialistis atau
duniawi kiranya menjadi saksi iman atau setia menghayati iman dalam
hidup sehari-hari akan mengalami penderitaan atau menghadapi aneka
tantangan dan masalah. Meskipun demikian kami berharap kepada anda
sekalian untuk tetap setia dan tegar dalam menghayati iman, karena
kasih karunia Allah menyertai kita, dan dengan demikian bersama dan
bersatu dengan Allah kita akan mampu mengatasi aneka tantangan,
hambatan, masalah serta penderitaan. Semua tantangan dan hambatan
dalam penghayatan iman berasal dari setan atau roh jahat, dan bersama
dan bersatu dengan Allah kita dapat mengatasi atau mengalahkan godaan
atau rayuan setan. Sebaliknya kepada mereka yang menentang penghayatan
iman atau melarang dalam dan dengan semangat iman hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara kami harapkan bertobat. Secara konkret para
koruptor dalam bentuk apapun untuk segera mengakhiri tindakannya jika
mendambakan kebahagiaan atau kesejahteraan sejati.
"Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian
pengajaran! Allah memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, Allah
bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus. Para pemuka bangsa-bangsa
berkumpul sebagai umat Allah Abraham. Sebab Allah yang empunya
perisai-perisai bumi; Ia sangat dimuliakan" (Mzm 47:8-10)
Ign 11 Mei 2013

Fwd: 10Mei

"Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan"
(Kis 18:9-18; Yoh 16:20-23a)
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap,
tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu
akan berubah menjadi sukacita. Seorang perempuan berdukacita pada saat
ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat
lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia
telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi
dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira
dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari
padamu. Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa
kepada-Ku" (Yoh 16:20-23a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
•       Rekan-rekan perempuan yang pernah mengandung serta melahirkan anak
pertama kiranya dapat dengan mudah merenungkan atau merefleksikan
bacaan hari ini. Saya berkali-kali telah mendengarkan kisah bagaimana
seorang ibu menceriterakan pengalaman pertama melahirkan anaknya.
Konon sungguh menakutkan dan penuh kekhawatiran ketika akan melahirkan
anaknya, dan pada saat sedang melahirkan pun disertai penderitaan dan
pengorbanan. Namun penderitaan dan pengorbanan tersebut hanya sesaat
saja jika dibandingkan dengan kegembiraan ketika anak lahir dengan
selamat, dan apalagi bayi yang dilahirkan sungguh sehat dan mempesona.
Yesus menggambarkan kesetiaan iman kepadaNya bagaikan pengalaman
seorang perempuan yang sedang melahirkan: "Seorang perempuan
berdukacita pada saat melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan
anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan
bahwa seorang anak manusia dilahirkan di dunia". Yang dimaksudkan
dengan perumpamaan ini kiranya adalah bahwa keutamaan-keutamaan atau
nilai-nilai kehidupan yang menyelamatkan dan membahagiakan jiwa
manusia lahir dari penderitaan dan perjuangan sebagai konsekwensi
kesetiaan hidup beriman, pada panggilan dan tugas pengutusan. Buah Roh
seperti sabar lahir ketika orang setia menunggu, buah Roh rendah hati
lahir ketika orang diejek dan direndahkan menerima apa adanya tanpa
melawan, buah Roh saleh lahir ketika orang tekun melaksanakan tugas
meskipun untuk itu harus bekerja keras, dst.. Maka dengan ini kami
berharap kepada para orangtua untuk tidak memanjakan anak-anaknya,
melainkan didiklah untuk berani berjuang dan bekerja keras sedini
mungkin sesuai dengan kemampuan dan kemungkinan. Kepada para guru atau
pendidik di sekolah-sekolah kami harapkan mendidik dan membina peserta
didik sesuai dengan motto yang dicanangkan UNESCO dalam memasuki
millennium ketiga, yaitu: learning to be, learning to learn, learning
to do, learning to live together.
•       "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab
Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan
menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini." (Kis 18:9-10),
demikian firman Tuhan kepada Paulus. Pesan 'jangan takut' dari Tuhan
senantiasa disampaikan kepada orang-orang pilihanNya dalam rangka
mewartakan kabar baik atau firman Tuhan alias senantiasa melakukan apa
yang baik dan benar. Kami percaya di dunia ini orang baik lebih banyak
daripada orang jahat, maka janganlah takut melaksanakan tugas
pengutusan dari Tuhan apa pun, meskipun diutus ke tempat atau
pekerjaan sulit dan berat. Selama bertugas di kantor KWI sebagai
Sekretaris MNPK/Komdik KWI saya memiliki pengalaman pergi dan bertugas
sendirian ke luar negeri untuk rapat-rapat atau lokakarya, dimana
bahasa Negara yang saya tuju tak saya ketahui. Misalnya di Beirut saya
diberitahu bahwa kedatangan di bandara akan dijemput oleh sopir yang
hanya dapat berbicara dengan bahasa Arab, demikian pegawai imigrasi.
Maka saat ini kami gunakan bahasa tubuh, yaitu dengan gerakan anggota
tubuh kita. Kami berharap kepada segenap umat beriman untuk mewartakan
kabar baik atau firman Tuhan pertama-tama dan terutama dengan dan
melalui bahasa tubuh alias dalam dan melalui tindakan atau perilaku.
Dimana dimungkinkan mewartakan kabar baik atau firman Tuhan melalui
kata-kata atau omongan, hendaknya disampaikan dengan rendah hati dan
lemah lembut. Ketika anda sebagai pewarta kabar baik atau firman Tuhan
harus menghadapi aneka ejekan dan pelecehan, hendaknya disikapi dengan
rendah hati dan lemah lembut, seraya bersyukur bahwa boleh
berpartisipasi dalam penderitaan Yesus. Atau ketika menghadapi
kesulitan dan tantangan, tataplah Yesus yang tergantung di kayu salib.
"Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan
sorak-sorai! Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang
besar atas seluruh bumi.Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa
kita, suku-suku bangsa ke bawah kaki kita,Ia memilih bagi kita tanah
pusaka kita, kebanggaan Yakub yang dikasihi-Nya." (Mzm 47:2-5)
Ign 10 Mei 2013