Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Kamis, 23 Mei 2013

25 Mei

 "Barangsiapa mendengarkan kamu ia mendengarkan Aku"

(Sir 17:1-15; Mrk 10:13-16)

"Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di
Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di
tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Akan
tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih
ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau
akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai
ke dunia orang mati! Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan
Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa
menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku." (Mrk 10:13-16),
demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   'Mendengarkan' memang merupakan keutamaan penting sekali dalam
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian seseorang menuju ke
kedewasaan sejati, tumbuh berkembang sebagai pribadi yang cerdas
beriman. Hari ini kebetulan hari raya Waisak, dimana rekan-rekan yang
beragama Budha sebagai kenangan Sidharta yang karena pencerahan dari
Yang Ilahi dianugerahi gelar Sang Budha. Konon ketika ia meninggal
dunia dalam usia 80 tahun semua makhluk di bumi ini melayatnya,
sebagai bukti bahwa Sidharta sungguh mencintai alam raya seisinya ini.
Maka ia dapat menjadi teladan atau panutan bagi siapapun yang ingin
hidup saling mengasihi serta mengasihi semua makluk atau ciptaan Allah
di dunia ini. Agar kita dapat mengasihi dengan baik dan benar, hemat
saya pertama-tama kita perlu 'mendengarkan' suka-duka dari yang akan
kita kasihi, sehingga apa yang akan kita lakukan atau katakan sesuai
dengan kebutuhannya serta menyelamatkan dan membahagiakan mereka yang
kita kasihi. Marilah kita saling mendengarkan satu sama lain, dan kita
imani apa yang disuarakan oleh manusia, saudara-saudari kita maupun
ciptaan lain di bumi ini merupakan tanda kehidupan yang dianugerahkan
oleh Yang Ilahi. Kerusakan lingkungan hidup di bumi ini terjadi karena
orang tidak memperhatikan atau mengasihi ciptaan-ciptaan Allah di bumi
ini, kurang atau tidak merawat dengan baik ciptaan-ciptaanNya. Yang
butuh atau perlu diperhatikan dan dikasihi alias didengarkan tidak
hanya manusia saja, binatang maupun tanaman butuh dikasihi dan
diperhatikan juga agar tumbuh berkembang sesuai dengan kehendak Yang
Ilahi. Jika kita mampu mengasihi, merawat dan mengurus tanaman dengan
baik kiranya juga akan dengan mudah mengasihi, merawat atau mengurus
orang/manusia alias membina dan mendidik anak-anak atau generasi muda.

·   "Tuhan telah mengaruniai manusia pengetahuan lagi dengan memberi
mereka hukum kehidupan menjadi milik pusaka.Perjanjian kekal
diikat-Nya dengan mereka, dan segala hukum-Nya dipermaklumkan-Nya
kepadanya.Mata mereka telah melihat kemuliaan Tuhan yang agung, dan
suara-Nya yang dahsyat telah didengar telinga mereka. Ia berkata
kepada mereka: "Jauhilah setiap kelaliman," dan masing-masing
diberi-Nya perintah mengenai sesamanya.Langkah laku manusia selalu
terbentang di hadapan Tuhan, dan tak tersembunyi bagi mata-Nya." (Sir
17:11-15). Kita telah dianugerahi 'hukum kehidupan menjadi milik
pusaka', maka marilah kita senantiasa mengembangkan dan memperdalam
budaya hidup dimana pun berada atau kemana pun kita pergi. Ingatlah
dan sadari apapun yang kita lakukan dan katakan senantiasa dilihat dan
diketahui oleh Tuhan, maka jika kita sungguh beriman kepadaNya marilah
kita sungguh mengembangkan dan memperdalam budaya hidup. Hendaknya
apapun yang kita katakan atau lakukan senantiasa menghidupkan dan
menggairahkan semau ciptaanNya di bumi ini, tentu saja pertama-tama
dan terutama adalah manusia yang diciptakan sesuai dengan gambar atau
citraNya. Berbudaya hidup berarti tidak pernah melukai atau
mencelakakan orang lain sekecil atau sesedikitpun. Marilah kita sadari
dan hayati bahwa kita diciptakan untuk memuji, memuliakan, menghornati
serta mengabdi Tuhan, dan hal ini harus kita wujudkan terhadap
saudara-saudari kita, sehingga kita semua hidup saling memuji,
memuliakan, menghormati dan mengabdi. Dengan kata lain hendaknya kita
senantiasa menjunjung tinggi harkat martabat manusia, dimana ada
pelecehan terhadap harkat martabat manusia hendaknya segera ditumpas.
Memang pertama-tama semoga di dalam keluarga tidak ada pelecehan
harkat martabat manusia, maklum saya sering mendengarkan bahwa ada
kekerasan relasi antar suami-isteri, dan juga ada pasangan hanya
diperlakukan sebagai budak pemuasan seks saja.

"Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada
orang-orang yang takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia
ingat, bahwa kita ini debu. Adapun manusia, hari-harinya seperti
rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin
melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya
lagi" (Mzm 103:13-16)

Ign 25 Mei 2013

24 mei

"Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?"

(Sir 6:5-17; Mrk 10:1-12)

"Dari situ Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang
sungai Yordan dan di situ pun orang banyak datang mengerumuni Dia; dan
seperti biasa Ia mengajar mereka pula. Maka datanglah orang-orang
Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah
seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?" Tetapi jawab-Nya
kepada mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu?" Jawab mereka: "Musa
memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai." Lalu
kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa
menuliskan perintah ini untuk kamu. Sebab pada awal dunia, Allah
menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan
meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga
keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua,
melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak
boleh diceraikan manusia." Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid
itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. Lalu kata-Nya kepada
mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan
lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si
isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia
berbuat zinah." (Mrk 10:1-12) , demikian kutipan Warta Gembira hari
ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Menurut Harian Republika jumlah perceraian di Indonesia tahun 2009
ada 216.286, dan tahun berikutnya 2010 ada 285.184, berarti setiap
tahun terjadi kenaikan jumlah perceraian dari tahun ke tahun terus
meningkat. Alasan perceraian antara lain masalah keharmonisan,
tanggungjawab dan ekonomi. Memang hidup saling mengasihi dengan
segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tenaga/tubuh
baik dalam untung dan malang sampai mati, sebagaimana dijanjikan dalam
mengawali hidup sebagai suami-isteri tidak mudah. Semakin maju dan
berkembang aneka kebudayaan dan teknologi rasanya tantangan hidup
berkeluarga sebagai suami-isteri semakin berat dan banyak. Dalam agama
Islam memang dimungkinkan adanya perceraian, namun dalam Katolik tidak
boleh adanya perceraian kecuali memang ada alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara kanonik/ Hukum Gereja Katolik. Yang
menjadi akar perceraian adalah ketegaran hati, dimana orang tidak
saling memperhatikan lagi. Memang salah satu wujud cintakasih adalah
saling memperhatikan dan secara konkret saling memboroskan waktu dan
tenaga satu sama lain. Kemajuan zaman memang membuat orang begitu
sibuk bekerja sehingga sering kurang memberikan waktu dan tenaga bagi
pasangan hidupnya atau kurang berkomunikasi. Sarana komunikasi seperti
HP atau Internet justru sering juga menjadi pendorong dan pendukung
ketidak-setiaan suami-isteri alias dengan mudah berselingkuh yang
berkembang ke perceraian. Kami berharap keluarga-keluarga Katolik
dapat menjadi saksi atau teladan kesetiaan hidup sebagai suami-isteri,
hidup berkeluarga. Keluarga yang harmonis, penuh tanggungjawab
merupakan dasar atau modal hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara maupun beragama dengan baik. Sekali lagi saya serukan:
hendaknya suam-isteri saling memboroskan waktu dan tenaga bagi
pasangan hidupnya.

·   "Sahabat setiawan merupakan perlindungan yang kokoh, barangsiapa
menemukan orang serupa itu sungguh mendapat harta. Sahabat setiawan
tiada ternilai, dan harganya tidak ada tertimbang. Sahabat setiawan
adalah obat kehidupan, orang yang takut akan Tuhan memperolehnya.
Orang yang takut akan Tuhan memelihara persahabatan dengan lurus hati,
sebab seperti ia sendiri demikianpun temannya." (Sir 6:14-17). Kutipan
di atas ini mengajak dan mengingatkan kita semua agar hidup dengan
setia pada panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing serta
senantiasa "memelihara persahabataan dengan lurus hati". "Setia adalah
sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas
perjanjian yang telah diikat. Ini diwujudkan dalam perilaku tetap
memilih dan mempertahankan perjanjian yang telah dibuat dari
godaan-godaan lain yang lebih menguntungkan" (Prof Dr Edi
Sedyawati/edit: Pedoman Pennaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka –
Jakarta 1997, hal 24-25). Kita semua mendambakan hidup damai,
sejahtera dan bahagia lahir-batin, fisik-spiritual sampai mati, maka
marilah kita berusaha untuk hidup setia dalam situasi dan kondisi
apapun. Godaan dan rayuan yang merongrong kesetiaan hendaknya dilawan.
Salah satu kekuatan untuk setia antara lain orang dapat mengatur dan
memfungsikan uang atau harta benda sesuai dengan tujuannya. Uang
memang dapat menjadi jalan ke neraka atau jalan ke sorga, dan marilah
kita fungsikan yang sebagai jalan menuju ke sorga, untuk itu jauhkan
aneka cara hidup berfoya-foya yang merusak tubuh maupun kebersamaan
hidup kita.

"Terpujilah Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu
kepadaku.Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu
tidak akan kulupakan.Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang
keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu." (Mzm 119:12.16.18)

Ign 24 Mei 2013

23 Mei

"Lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya
lalu ia dibuang ke dalam laut. "

(Sir 5:1-8; Mrk 9:41-50)

" Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum
secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan
kehilangan upahnya."  "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari
anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu
kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.  Dan
jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau
masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua
tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;
[di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.]
Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik
engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh
kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka;  [di tempat itu ulatnya
tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.]  Dan jika matamu
menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke
dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua
dicampakkan ke dalam neraka,  di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan
api tidak padam.  Karena setiap orang akan digarami dengan api.  Garam
memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu
mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan
selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain." (Mrk 9:41-50),
demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Sabda hari ini mengingatkan kita semua agar  semua anggota tubuh
kita baik adanya, tidak hanya secara fisik, tetapi terutama dan
pertama-tama adalah secara spiritual, artinya semua derap langkah
anggota tubuh saya untuk melakukan apa yang baik, bermoral dan berbudi
pekerti luhur, bukan untuk melakukan kejahatan atau berbuat dosa. Maka
marilah kita mawas diri sejauh mana anggota-anggota tubuh kita tetap
bersih dari dosa-dosa? Kami percaya bahwa tidak ada seorangpun di
antara kita yang seluruh anggota tubuhnya sungguh bersih dari
dosa-dosa, paling tidak dalam hati atau batin atau pikiran pasti
pernah berbuat dosa, berprasangka jelek atau jahat terhadap orang
lain. Jika memang demikian adanya baiklah kita bersama-sama bertobat
atau memperbaharui diri, paling tidak mulai dari saat ini tidak
melakukan kembali apa yang tidak berkenan pada kehendak Allah. Semoga
derap langkah anggota tubuh kita dapat menjadi 'garam' bagi kehidupan
bersama, yang berarti membuat hidup bersama dimana pun dan kapan pun
semakin enak, menarik, mempesona dan memikat. Kepada mereka yang
dianugerahi ketampanan atau kecantikan fisik kami harapkan dengan
rendah hati bersyukur dan berterima kasih kepada Allah, serta tidak
dengan mudah mengkomersielkan diri, entah demi seks atau bisnis.
Ingatlah dan sadari penampilan diri anda yang kurang sopan alias
cenderung memamerkan anggota-anggota tubuh anda di muka umum melalui
iklan-iklan akan mengundang pikiran jahat dari orang-orang yang
menyaksikannya. Kami juga berharap kepada para pengusaha untuk tidak
mengiklankan produk-produknya dengan iklan-iklan yang merangsang orang
untuk berbuat jahat atau melakukan dosa.

·   "Jangan mengandalkan kekayaanmu, dan jangan berkata: "Ini cukup
bagiku." Hati dan kekuatanmu jangan kauturut untuk berlaku sesuai
dengan hawa nafsu hatimu.Jangan berkata: "Siapa berkuasa atas diriku?"
Memang Tuhan akan menghukum engkau dengan keras. jangan berkata:
"Betul, aku sudah berdosa, tetapi apakah menimpa diriku? Sebab Tuhan
panjang hati."Jangan menyangka pengampunan terjamin, sehingga engkau
menimbun dosa demi dosa." (Sir 5:1-5). Kutipan yang berupa
larangan-larangan ini kiranya cukup jelas dan bagi kita tinggal
melaksanakan atau menghayatinya, maka marilah kita bersama-sama dan
bergotong royong melaksanakan larangan-larangan di atas. Pertama-tama
dan terutama marilah kita tidak mengandalkan diri kita pada kekayaan,
harta benda atau uang, demikian juga hidup tidak mengikuti hawa nafsu.
Pada masa kampanye pemilihan umum pada umumnya ada organisasi atau
kelompok atau pribadi yang begitu mengandalkan harta benda atau
uangnya, dengan mudah membuang uang untuk berkampanye agar terpilih
sebagai kepala daerah, dan tentu saja setelah menjabat kepala daerah
orang yang bersangkutan akan melakukan korupsi seenaknya. Hidup kita
adalah anugerah Allah, demikian juga segala sesuatu yang kita miliki
atau kuasai sampai saat ini adalah anugerah Allah yang kita terima
melalui orang-orang yang telah mengasihi dan memperhatikan kita
melalui aneka cara dan bentuk, maka hendaknya kita dalam hidup dan
bekerja senantiasa mengandalkan diri para Penyelenggaraan Ilahi, bukan
mengikuti selera atau keinginan pribadi.

"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam
kumpulan pencemooh,tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan
yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.Ia seperti pohon, yang
ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya,
dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil."
(Mzm 1:1-3)

Ign 23 Mei 2013

22 mei

"Barangsiapa tidak melawan kita ia ada di pihak kita."

(Sir 4:11-19; Mrk 9:38-40)

"Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan
pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu,
karena ia bukan pengikut kita."  Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah
dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi
nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak
melawan kita, ia ada di pihak kita." (Mrk 9:38-40), demikian kutipan
Warta  Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Kecurigaan terhadap apa yang dilakukan orang lain pada umumnya
berkembang menjadi pikiran atau sikap negatif atas apa yang telah
dilakukan oleh orang yang bersangkutan. Hal ini terjadi karena orang
lebih cenderung untuk melihat dan mencermati kelemahan dan kekurangan
orang lain daripada kekuatan dan kelebihannya, dan orang yang demikian
ini pada umumnya juga memiliki sikap mental pesimis atas apa yang
dilakukannya sendiri. Dengan kata lain kebanyakan orang lebih
berpedoman pada 'negative thinking'  daripada 'positive thinking'.
Yang sering berpikiran nagatif terhadap orang lain ini kiranya tidak
orang kebanyakan saja, tetapi juga ada guru/orangtua/pendidik, imam,
bruder atau suster bersikap mental yang sama juga alias berpikiran
negatif terhadap orang lain, sebagaimana jug dilakukan oleh para
rasul. Sabda hari ini mengingatkan kita semua agar kita tidak mudah
curiga atau berpikiran jelek atau negatif terhadap orang lain. "Jangan
kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat
demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak
melawan kita, ia ada di pihak kita.", demikian peringatan atau sabda
Yesus. Marilah pertama-tama kita sikapi dengan positif siapapun yang
mendatangi kita atau apa yang mereka katakan kepada kita. Kami percaya
bahwa kita semua berkehendak baik, hanya ketidak-tahuan atau
keterbatasan kita yang menyebabkan apa yang kita lakukan atau katakan
kurang memadai atau tidak pas. Dalam hidup maupun karya sering juga
ada orang atau organisasi yang melakukan apa yang sama sebagaimana
kita lakukan, dan ada kemungkinan mereka tergerak untuk meneladan
kita. Jika demikian adanya hendaknya kita bersyukur dan berterima
kasih bahwa apa yang kita lakukan atau katakan dapat mempengaruhi
orang lain untuk melakukan apa yang baik. Marilah kita sadari dan
hayati bahwa sebagai orang beriman, khususnya yang beriman kepada
Yesus Kristus dipanggil untuk menjadi pewarta apa yang baik, dan
sekiranya ada orang berkehendak baik meniru kita bersyukur dan
berterima kasih lah kepada Allah maupun kepada orang yang
bersangkutan.

·   "Jika orang percaya pada kebijaksanaan, niscaya ia mewarisinya,
dan keturunannya akan tetap memilikinya. Boleh jadi ia dituntun
kebijaksanaan di jalan yang berbelok-belok dahulu, sehingga didatangi
ketakutan dan getaran; boleh jadi kebijaksanaan menyiksa dia dengan
siasat sampai dapat percaya padanya, dan mengujinya dengan segala
aturannya" (Sir 4:16-17). Kebijaksanaan berasal dari Allah atau
merupakan anugerah Allah, maka hidup dan bertindak dengan bijaksana
pasti akan "menyiksa kita"  sebagai ujian atau penggemblengan bagi
kita agar hidup dan bertindak dengan bijaksana. Memang hidup dan
bertindak dengan bijaksana tidak akan melewati 'jalan mulus',
melainkan 'jalan yang berkelok-kelok'. Dengan kata lain hidup dan
bertindak dengan bijaksana pasti akan menghadapi aneka tantangan,
masalah dan hambatan. Hidup dan bertindak dengan bijaksana memang
sulit dan untuk itu kita harus belajar terus-menerus tanpa kenal
lelah, bersama dengan Allah disertai dengan persembahan diri total
pasti kita akan dianugerahi kebijaksanaan. Memang kita hendaknya juga
mengusahakan kebijaksanaan bersama-sama tidak jalan sendirian, karena
dengan bersama-sama orang lain kita akan dengan lebih mudah menerima
kebijaksanaan, dan kiranya bagi kita semua kebijaksanaan ada dalam
kebersamaan. Marilah kita ingat dan sadari bahwa aneka tata tertib
atau aturan pada umumnya juga dibuat bersama-sama, kecuali orang yang
sungguh menerima anugerah Roh Kudus secara istimewa, sebagaimana
diterima oleh para pendiri atau perintis Lembaga Hidup Bakti. Di dalam
Gereja Katolik pun arahan atau pesan bijak dari Paus, Uskup maupun
pastor pada umumnya lahir dari kebersamaan atau dibuat setelah
mendengarkan aneka masukan dan pendapat. Maka dengan ini kami berharap
kepada para pemimpin atau atasan untuk dengan rendah hati mendengarkan
aneka masukan dan pendapat dari mereka yang harus dipimpin, sehingga
arahan atau pesan anda sungguh bijak.

"Biarlah bibirku mengucapkan puji-pujian, sebab Engkau mengajarkan
ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Biarlah lidahku menyanyikan janji-Mu,
sebab segala perintah-Mu benar. Aku rindu kepada keselamatan dari
pada-Mu, ya TUHAN, dan Taurat-Mu menjadi kesukaanku. Biarlah jiwaku
hidup, supaya memuji-muji Engkau, dan biarlah hukum-hukum-Mu menolong
aku"

 (Mzm 119:171.172.174.175)

Ign 22 Mei 2013

21 mei

Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam namaKu ia menyambut Aku"
(Sir 2:1-11; Mrk 9:30-37)

"Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea,
dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang;  sebab Ia sedang mengajar
murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan
diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan
tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."  Mereka tidak mengerti
perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya.  Kemudian tibalah
Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah,
Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi
di tengah jalan?"  Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi
mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.  Lalu
Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada
mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia
menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."  Maka
Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah
mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka:
"Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia
menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang
disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."  (Mrk 9:30-37), demikian
kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
•       Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada umumnya yang
disambut dengan penuh hormat adalah mereka yang lebih tua atau lanjut
usia atau mereka yang sungguh berjasa demi kehidupan bersama atau yang
memiliki banyak pengalaman. Dalam hidup beriman kita diingatkan oleh
Yesus agar lebih menghormati anak kecil daripada orang dewasa. Mengapa
demikian? Karena yang layak untuk dihormati dalam hidup beriman atau
beragama tidak lain adalah mereka yang paling suci. Kiranya kita harus
sadar dan mengakui bahwa anak-anak kecil lebih suci daripada orang
dewasa, karena pada umumnya tambah usia dan pengalaman juga bertambah
dosanya, sedangkan anak-anak kecil belum berdosa. Maka dengan ini kami
mengingatkan dan mengajak segenap umat beriman atau beragama untuk
menyambut anak-anak kecil seperti menyambut Tuhan. Secara khusus kami
mengingatkan dan mengajak para orangtua maupun guru/pendidik agar
anak-anak atau peserta didik disambut dan diperlakukan dengan sebaik
mungkin, dengan kata lain didik dan damping anak-anak dengan segenap
hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tenaga atau tubuh.
Orangtua maupun para guru/pendidik hendaknya lebih takut atau khawatir
ketika anak-anak atau peserta didik tidak tumbuh berkembang sebagai
pribadi cerdas beriman daripada takut kepada pimpinan sekolah atau
masyarakat. Kepada semuanya kami ingatkan dan ajak untuk lebih
mengutamakan pendidikan anak-anak dalam hidup bersama. Semoga anggaran
untuk pendidikan sungguh memadai di negeri kita ini serta tidak
dikorupsi. Tidak mendidik dan membina anak-anak dengan baik berarti
pelan-pelan 'bunuh diri' atau menghancurkan diri sendiri.
•       "Anakku, jikalau engkau bersiap untuk mengabdi kepada Tuhan, maka
bersedialah untuk pencobaan. Hendaklah hatimu tabah dan jadi teguh,
dan jangan gelisah pada waktu yang malang. Berpautlah kepada Tuhan,
jangan murtad dari pada-Nya, supaya engkau dijunjung tinggi pada akhir
hidupmu. Segala-galanya yang menimpa dirimu terimalah saja, dan
hendaklah sabar dalam segala perubahan kehinaanmu.Sebab emas diuji di
dalam api, tetapi orang yang kepadanya Tuhan berkenan dalam kancah
penghinaan." (Sir 2:1-5). Kutipan di atas ini kiranya sungguh
merupakan nasihat atau saran yang begitu bagus dan mudah difahami,
namun mungkin sulit untuk dihayati. Setia hidup beriman atau mengabdi
Tuhan memang harus siap sedia menghadapi aneka pencobaan, masalah,
tantangan dan hambatan, dan untuk itu harus siap sedia untuk berjuang
dan berkorban. Maka hadapi dan sikapi aneka pencobaan, tantangan,
masalah maupun hambatan sebagai wahana pendewasaan atau pendidikan
iman kita agar semakin handal dan tangguh. Penderitaan yang lahir dari
kesetiaan hidup beriman merupakan wahana atau jalan menuju ke
kemurnian iman, menghilangkan aneka kepura-puraan atau kepalsuan.
Marilah kita meneladan satria-satria Pandawa Lima, sebagaimana
dikisahkan dalam pewayangan, bahwa sejak kecil mereka telah digembleng
melalui aneka penderitaan dan tantangan, sehingga kemudian tumbuh
berkembang sebagai tokoh-tokoh yang handal dan tangguh dalam
peperangan atau mengatasi aneka persoalan hidup. Kami berharap  sekali
lagi agar orangtua tidak memanjakan anak-anaknya, melainkan fungsikan
anak-anak sedini mungkin dalam kehidupan bersama sesuai dengan
perkembangan dan kemungkinan, dengan kata lain hayati 'kaderisasi'
anak-anak sedini mungkin.
"Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan tetap
tinggal untuk selama-lamanya;8 sebab TUHAN mencintai hukum, dan Ia
tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Sampai
selama-lamanya mereka akan terpelihara, tetapi anak cucu orang-orang
fasik akan dilenyapkan." (Mzm 37:27-28)
Ign 21 Mei 2013

20 Mei

 "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."
(Sir 1:1-10; Mrk 9:14-29)
"Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid
lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan
beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan  sesuatu dengan mereka. Pada
waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan
bergegas menyambut Dia.  Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Apa yang
kamu persoalkan dengan mereka?"  Kata seorang dari orang banyak itu:
"Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang
membisukan dia. Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu
membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan
dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu,
supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat."  Maka kata
Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa
lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus
sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"  Lalu mereka
membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera
digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan
terguling-guling, sedang mulutnya berbusa.  Lalu Yesus bertanya kepada
ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak
masa kecilnya.  Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api
ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau
dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami."  Jawab
Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang
yang percaya!" Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah
aku yang tidak percaya ini!"  Ketika Yesus melihat orang banyak makin
datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya:
"Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku
memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan
memasukinya lagi!"  Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan
menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya
seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: "Ia sudah
mati." Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu
ia bangkit sendiri. Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya
sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat
mengusir roh itu?" Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat
diusir kecuali dengan berdoa."(Mrk 9:14-29),demikian kutipan Warta
Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
•       Mulai hari ini kita memasuki kembali Masa Biasa Kalendarium Liturgi.
Hari ini juga hari Senin, sejauh pengamatan saya ada penyakit hari
Senin, dimana setelah berliburan atau 'week-end' orang
bersenang-senang dan harus masuk belajar atau bekerja lagi. "Masuk
kerja, masuk sekolah lagi", demikian keluhan dalam hati orang di hari
pertama minggu ini, hari Senin. Kembali bekerja atau belajar berarti
masuk ke dalam kesibukan atau tugas pengutusan sehari-hari, dan memang
pada masa kini dalam pelaksanaan tugas, entah belajar atau bekerja,
harus menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan serta rayuan
dan godaan setan. Mengandalkan kekuatan atau kemampuan pribadi kita
tak akan mampu mengatasi semuanya itu, maka marilah kita tidak
melupakan doa dalam belajar atau bekerja. Awali dan akhiri hari ini
dengan doa, demikian juga dalam tugas belajar atau bekerja, dengan
kata lain marilah membuka diri terhadap rahmat Allah dalam tugas
belajar atau bekerja, karena dengan demikian kita pasti akan sukses
dalam belajar atau bekerja. Kami berharap kebiasaan berdoa ini
dibiasakan atau dididikkan pada anak-anak sedini mungkin di dalam
keluarga.
•       "Segala kebijaksanaan dari Tuhan asalnya, dan ada pada-Nya
selama-lamanya.Pasir di laut dan tetes hujan, dan hari-hari kekekalan
siapa gerangan dapat membilangnya?Tingginya langit, luasnya bumi, dan
samudera raya dan kebijaksanaan, siapa dapat menduganya?" (Sir 1:1-3).
Kutipan ini baiklah sungguh kita renungkan atau refleksikan. Semua
orang kiranya mendambakan hidup dan bertindak dengan bijak alias apa
yang dikatakan atau dilakukan baik adanya, dapat membahagiakan dan
menyelamatkan dirinya sendiri maupun orang lain. Hidup bijak maupun
kebijaksanaan bukan merupakan hasil  usaha atau jerih payah kita,
melainkan merupakan anugerah atau karunia Allah, maka jika sungguh
mendambakan hidup dan bertindak bijak, jangan pernah melupakan Allah
sekecil apapun. Karena kebijaksanaan  dari Allah tak dapat kita duga
dan mengerti dengan baik, maka hendaknya dalam hidup dan kerja kita
saling bekerjasama, sehingga dari keterbatasan dan kelemahan
masing-masing kita diperkaya. Kebijakan hendaknya diusahakan
bersama-sama, maka para pemimpin atau atasan dalam melaksanakan
fungsinya sehari-hari hendaknya menghayati kepemimpinan partisipatif,
senantiasa dengan rendah hati mendengarkan dan menanggapi suka-duka
dari yang dipimpin. Jauhkan sikap dan tindakan otoriter dalam
menghayati fungsi kepemimpinan.
"TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat
pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang;
takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada." (Mzm
93:1-2)
Ign 20 Mei 2013.
Note: hari ini juga merupakan kenangan Hari Kebangkitan Nasional, maka
marilah sebagai warganegara kita bangkit membangun dan memperdalam
persaudaraan sejati.

HR Pentakosta

HR PENTAKOSTA: Kis 2:1-11; 1Kor 12:3b-7.12-13; Yoh 14:15-16.23b-26

"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya"
Hari ini kita kenangkan Hari Raya Pentakosta dan bagi kita yang
beriman kepada Yesus Kristus hari ini merupakan pemenuhan janji Yesus
Kristus memenuhi janjiNya untuk mengutus Roh Kudus bagi Umat Allah
atau GerejaNya.  Hari ini juga boleh dikatakan sebagai 'hari pendirian
Gereja Yesus Kristus', paguban umat yang percaya kepada Yesus Kristus,
dimana orang dari berbagai bangsa yang beriman kepadaNya disatukan
dalam hidup beriman. Maka baiklah dengan ini mengajak kita semua yang
beriman kepada Yesus Kristus untuk mawas diri perihal kesatuan atau
hidup persaudaraan kita sebagai murid-murid atau pengikut Yesus
Kristus. Roh Kudus yang dianugerahkan kepada kita senantiasa menyertai
kebersaman hidup dan perjalanan iman kita untuk selama-lamanya.
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya" (Yoh
14:15-16)
Perintah dan sabda Yesus yang pertama dan terutama memang saling
mengasihi, maka marilah kita sebagai orang beriman, terutama yang
beriman kepada Yesus Kristus untuk senantiasa hidup dan bertindak
saling mengasihi satu sama lain dimana pun kita berada atau kemana pun
kita pergi. Memang hidup dan bertindak saling mengasihi pada masa kini
sarat dengan aneka masalah, tantangan dan hambatan, mengingat dan
memperhatikan sikap materilistis dan duniawi begitu menjiwai cara
hidup dan cara bertindak kebanyakan orang. Meskipun demikian kami
harapkan kita tetap setia hidup dan bertindak saling mengasihi karena
Sang Penolong, yaitu  Roh Kudus senantiasa menyertai dan mendampingi
kita.
Penyertaan atau pendampingan Roh Kudus antara lain dapat kita temukan
dalam diri saudara-saudari kita yang berkehendak baik, dan kami
percaya mereka yang berkehendak baik di dunia ini lebih banyak
daripada yang berkehendak jahat. Dalam hal saling mengasihi kiranya
kita juga dapat bercermin dari orang-orang yang beriman kepada Yesus
Kristus yang berasal dari aneka suku dan bangsa berkumpul di suatu
tempat dalam peristiwa Pentakosta, dan Petrus berbicara dengan
bahasanya sendiri, tetapi mereka yang berasal dari aneka suku, bahasa
dan bangsa dapat memahaminya. Pada masa kini bahasa yang kiranya dapat
dimengerti atau difahami oleh semua orang adalah bahasa tubuh, maka
marilah kita perdalam dan perkembangan pemahaman dan pengertian kita
perihal 'bahasa tubuh'.
'Bahasa tubuh' berarti memfungsikan anggota-anggota tubuh kita yang
ada, dan hemat saya anda yang hidup dan terpanggil sebagai
suami-isteri yang saling mengasihi memiliki pengalaman mendalam
perihal 'bahasa tubuh', lebih-lebih atau terutama ketika anda berdua
akan dan sedang memadu kasih dalam hubungan seksual sebagai bukti
saling mengasihi satu sama lain dengan segenap hati, segenap jiwa,
segenap akal budi dan segenap tubuh. Demikian juga para guru di
sekolah bisu-tuli kiranya mahir dalam 'bahasa tubuh', maka dengan ini
kami berharap kepada para suami-isteri maupun rekan-rekan yang
berprofesi sebagai guru di sekolah bisu-tuli untuk dengan murah hati
dan kerelaan besar membagikan pengalamannya kepada saudara-saudarinya.
Mereka yang juga terampil dalam 'bahasa tubuh'
Semua orang beragama atau beriman hemat saya  juga berkehendak baik,
maka dengan kini kami mengaharapkan atau mendambakan persaudaraan atau
persahabatan sejati di antara umat beragama atuu berkeyakinan.
Disana-sini telah diselenggarakan dialog antar umat beragama, namun
sering yang terjadi hanya sampai tingkat formalitas belaka. Hemat saya
di masyarakat akar rumput persaudaraan atau persahabatan sejati antar
umat beragama telah terjadi dengan mantap dan handal. Memang sungguh
memprihatinkan bahwa masyarakat akar rumput yang penuh persaudaraan
tersebut sering dimasuki oleh oknum-oknum yang fanatik dan berusaha
memecah belah persaudaraan atau persahabatan yang telah ada.
Oknum-oknum tersebut pada umumnya berasal dari penganut agama yang
berpandangan sempit dan tidak cerdas. Yang lebih memprihatinkan lagi
adalah sering kita dengar teriakan 'atas nama Allah' yang kemudian
melakukan tindakan merusak dan menghancurkan. Maka marilah kita
perangi kelompok atau okrnum ekstrim dan fanatik dengan semakin
mempererat dan memperteguh persaudaraan atau persahabatan alias tidak
dengan kekerasan melainkan dengan kerendahan hati dan
kelemah-lembutan.
" Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan,
tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi
Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi
kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan
bersama." (1Kor 12:4-7)
Kutipan dari surat Paulus kepada umat di Korintus di atas ini kiranya
dapat menjadi acuan dan pedoman kita dalam hidup bersama, hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maupun beragama. Jutaan manusia
di dunia ini sungguh berbeda satu sama lain, meskipun dilahirkan
kembar tetap ada perbedaan. Yang jelas berbeda adalah dua jenis
kelamin, laki-laki dan perempuan yang sungguh berbeda satu sama lain
namun saling tergerak untuk saling mendekat, saling mengenal, saling
bersahabat dan saling bersatu dalam ikatan sebagai suami-isteri.
Dengan kata lain Allah menciptakan dan menghendaki aneka perbedaan
yang ada agar yang berbeda satu sama lain ini hidup saling mengasihi,
bukan untuk saling bermusuhan atau membenci dan menyingkirkan atau
membunuh.
Kita diingatkan bahwa aneka karunia Allah yang dianugerahkan kepada
kita, yang berbeda satu sama lain ini tidak lain adalah 'untuk
kepentingan bersama'. Di Indonesia yang terdiri dari ratusan suku dan
bahasa ini kita memiliki motto 'bineka tunggal ika', maka marilah kita
hayati motto yang dicanangkan oleh para bapak bangsa ini kita hayati
bersama-sama di tempat tinggal maupun tempat kerja kita masing-masing.
Kami berharap kepada para pemimpin dalam kehidupan bersama di tingkat
apapun untuk senantiasa mengusahakan, memperkembangkan dan memperteguh
persaudaraan atau persahabatan sejati. Kesejahteraan umum atau 'bonum
commune' hendaknya menjadi sasaran atau tujuan utama hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam mengusahakan, memperdalam dan memperteguh persaudaraan dan
persahabatan serta kerjasama dalam hidup dan bertindak, kiranya kita
dapat bercermin pada tubuh kita yang memiliki sekian banyak anggota
bekerjasama demi kebugaran dan kesehatan tubuh. Jika diperhatikan
dengan cermat anggota-anggota tubuh kita sungguh saling peka dan
bekerjasama begitu indah, dan masing-masing anggota berfungsi secara
optimal di tempat masing-masing. Ketika ada anggota tubuh yang sakit
diperhatikan, sedangkan anggota tubuh yang kelihatan paling lemah
justu yang paling dibutuhkan dan dikasihi, yaitu alat kelamin. Maka
dengan ini kami mengajak dan mengingatkan anda sekalian dalam hidup
bersama hendaknya mereka yang sedang sakit dan lemah, maupun yang
miskin dan berkekurangan sungguh memperoleh perhatian yang memadai
demi kesejahteraan umum/bersama.
"Kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang
perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." (Kis 2:11). Kutipan
ini kiranya dapat menjadi refleksi atau permenungan kita juga. Sebagai
umat beriman atau beragama hendaknya kita senantiasa berkata-kata
'tentang perbuatan besar yang dilakukan Allah' alias apa-apa yang
baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Kita semua diharapkan
menjadi pewarta-pewarta kabar baik, sehingga hidup di dunia ini
senantiasa baik adanya.
"Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau
membaharui muka bumi. Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk
selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena
perbuatan-perbuatan-Nya!Biarlah renunganku manis kedengaran
kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena TUHAN." (Mzm 104:30.31.34)
Ign 19 Mei 2013

18 mei

"Dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis"
(Kis 28:16-20.30-31; Yoh 21:20-25)

" Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus
sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang
makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia
yang akan menyerahkan Engkau?" Ketika Petrus melihat murid itu, ia
berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia
ini?" Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup
sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."
Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu
tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa
murid itu tidak akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya
ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu." Dialah murid,
yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah
menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. Masih
banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau
semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini
tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu." (Yoh 21:20-25)
,demikian kutipan Warta Gembira hari ini
 Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan
catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
•       Kitab Suci merupakan tulisan refleksi atas karya atau penyelenggaran
Allah dalam rangka menyelamatkan dunia seisinya. Allah adalah maha
segala sesuatu, maka tak mungkin mengungkapkan semua misteri perihal
Allah, dan yang dapat kita ketahui melalui Kitab Suci maupun aneka
pengajaran dan informasi sungguh terbatas sesuai dengan kemampuan
manusia yang serba terbatas. Meskipun yang dapat kita ketahui perihal
Allah sungguh terbatas, baiklah tetap kita imani apa adanya. Jika dari
pihak diri kita sendiri sungguh terbatas, maka baiklah kita senantiasa
bekerja sama dalam menghayati iman kita, dengan kata lain marilah kita
saling membagikan pengalaman iman kepada saudara-saudari kita,
sehingga masing-masing dari kita semakin diperkaya dalam hal iman.
Secara khusus kami mengingatkan kita semua yang beriman kepada Yesus
Kristus, yang dalam kenyataan hidup di dunia ini kita menjadi anggota
paguyuban hidup beriman tertentu atau yang dipanggil menjadi imam,
bruder atau suster akhirnya harus memeluk dan menggeluti serta
menghayati semangat hidup atau spiritualitas tertentu dari hidup Yesus
Kristus. Maka marilah kita hayati bersama motto 'bineka tunggal ika'
atau 'keragaman dalam kesatuan', 'kesatuan dalam keragaman'. Kita
dapat bercermin pada tubuh kita yang memiliki begitu banyak anggota
namun dapat bekerjasama dengan begitu bagus demi satu tujuan, yaitu
kesehatan dan kebugaran serta keselamatan tubuh. Kepada siapapun yang
bertugas untuk memimpin hidup bersama, kami harapkan senantiasa
mengusahakan kebersamaan atau kesatuan dalam keragaman, atau keragaman
dalam kesatuan. "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh", demikian
bunyi sebuah pepatah yang juga dapat menjadi pegangan kita dalam hidup
dan bekerja bersama.
•       "Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu;
ia menerima semua orang yang datang kepadanya. Dengan terus terang dan
tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar
tentang Tuhan Yesus Kristus" (Kis 28:30-31). Dengan keberanian serta
rahmat Allah Paulus akhirnya dapat mengatasi segala rintangan dalam
rangka 'memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus
Kristus'. Pengalaman Paulus ini hendaknya menjadi pelajaran dan
pedoman hidup iman kita, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus.
Rintangan dan tantangan dalam penghayatan iman tak akan terlepas dalam
kehidupan kita, hendaknya dihadapi dengan berani dan bantuan rahmat
Allah. Kita semua dipanggil untuk 'memberitakan Kerajaan Allah', Allah
yang meraja dan berkuasa, sehingga dunia seisinya sungguh dikuasai
atau dirajai oleh Allah dan dengan demikian semua manusia hidup dalam
persaudaraan atau persahabatan sejati, meskipun dalam kenyataan
berbeda satu sama lain. Orang yang sungguh setia menghayati iman akan
mendorong banyak orang mendatanginya, guna minta nasihat dan
pertolongan. Dengan kata lain sekiranya ada orang mendatangi anda
untuk minta nasihat atau tolong hendaknya diterima dan dilayani dengan
rendah hati. Marilah kita saling melayani dan menolong, dan tentu saja
perlu kita perhatikan saudara-saudari kita yang sungguh membutuhkan
pertolongan atau nasihat kita. Menolong orang lain yang sungguh
membutuhkan kita tak akan rugi, melainkan semakin beruntung dan mujur,
karena kita semakin dikasihi oleh Allah dan banyak orang.
"TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga;
mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak
manusia.TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci
orang yang mencintai kekerasan.Sebab TUHAN adalah adil dan Ia
mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya." (Mzm
11:4-5.7)
Ign 18 Mei 2013

17Mei

"Ikutlah Aku."
(Kis 25:13-21; Yoh 21:15-19)
" Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak
Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?"
Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku." Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya:
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus
kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus
kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau
mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk
ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata
kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah
domba-domba-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih
muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana
saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan
mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa
engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Dan hal ini dikatakan-Nya
untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah.
Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
(Yoh 21:15-19), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
•       Kebiasaan saling mentraktir makan enak bersama sering dilakukan oleh
orang-orang yang saling mengasihi maupun oleh mereka yang bermaksud
jahat, karena orang yang ditraktir pada umumnya pasti akan mengikuti
keinginan atau ajakan dari yang mentraktir. Dalam Warta Gembira hari
ini dikisahkan Yesus mengajak sarapan atau  makan pagi bersama para
rasul. Selesai sarapan Yesus bertanya kepada Petrus sampai tiga kali
"Apakah engkau mengasihi Aku". Kami percaya jika anda ditraktir makan
bersama orang lain anda pasti juga akan dengan mudah mengikuti
keinginan atau kehendak orang yang mentraktir anda. Petrus oleh Yesus
akhirnya dikehendaki  atau ditugaskan olehNya untuk 'menggemba-lakan
domba-dombaNya' serta mengikuti Yesus dengan setia. Sebagai orang yang
beriman kepada Yesus Kristus kita juga telah menerima makanan berupa
'TubuhNya' sendiri, yaitu ketika menerima komuni kudus dalam Perayaan
Ekaristi. Maka kita yang beriman kepadaNya dipanggil untuk saling
menggembalakan, yang berarti mengusahakan agar orang lain senantiasa
tidak pernah berkekurangan untuk hidup damai dan sejahtera, selamat
dan bahagia, tentu saja pertama-tama dan terutama adalah keselamatan
jiwa manusia. Sabda Yesus kepada Petrus secara khusus kiranya bagi
mereka yang bertugas memimpin di tingkat apapun: hendaknya dengan
rendah hati mendengarkan suka-duka yang dipimpin serta kemudian kita
tanggapi dengan rendah hati dan kerja keras. Dengan kata lain para
pemimpin kami harapkan menghayati tugas dengan semangat kepemimpinan
partisipatif. Dalam bahasa lain lebih bermotto "bottom up", bukan "top
down". Kita semua hendaknya juga berusaha menghayati keutamaan
ketaatan, yang berarti senantiasa berusaha taat kepada kehendak Allah.
•        "Paulus naik banding. Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan dan
menunggu, sampai perkaranya diputuskan oleh Kaisar. Karena itu aku
menyuruh menahan dia sampai aku dapat mengirim dia kepada Kaisar."
(Kis 25:21), demikian laporan Agripa kepada sang Raja Festus perihal
Paulus. Memang perihal kebangkitan Yesus dari mati menjadi
pertengkaran hemat di antara tokoh-tokoh Yahudi, sehingga menjadi
masalah besar di antara mereka. Dengan kata lain apa yang terjadi di
sidang pengadilan sungguh merupakan pemborosan waktu dan tenaga serta
dana. Rasanya hal yang demikian itu juga masih terjadi pada masa ini,
karena memang orang tidak berusaha mempercayai kebenaran, melainkan
menjadikan kesibukan pengadilan untuk mencari keuntungan pribadi.
Begitulah yang terjadi dalam diri ahli hukum pada umumnya:
mencoba-coba cari perkara agar  memperoleh pekerjaan dan imbal jasa,
padahal apa yang diperkarakan jelas tak mungkin dapat diselesaikan di
pengadilan, melainkan hanya dapat diimani. Iman memang hanya dapat
disharingkan atau dibagikan sebagai pengalaman, dan tak mungkin dapat
difahami atau dimengerti dengan jelas oleh otak kita yang terbatas
ini. Begitulah juga yang terjadi perihal Seminari, dimana cukup banyak
orang melihat Seminari hanya sebagai sekolah berasrama yang baik dan
tidak tahu bahwa Seminari adalah tempat pendidikan generasi muda yang
memiliki keterarahan diri untuk menjadi imam. Memang sulit difahami
oleh kebanyakan orang masa kini: bagaimana mungkin di  masa orang
mengagung-agungkan kenikmatan seksual alias relasi tubuh antar
suami-isteri ada orang yang menyatakan diri hidup wadat, tidak menikah
untuk selamanya demi Kerajaan Allah. Hal ini hanya dapat diimani.
"Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah
perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya,
bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang
ajaib!" (Mzm 105:1-2)
Ign 17 Mei 2013

16 Mei


"Supaya mereka semua menjadi satu"
(Kis 22:30; 23:6-11; Yoh 17:20-26)
" Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk
orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya
mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku
dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah
memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku,
supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di
dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi
satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa
Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa,
Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada
bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku,
agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan
kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku
mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan
Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku
ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka." (Yoh 17:20-26) ,demikian
kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
•       Hidup bersama dalam persaudaraan atau persahabatan sejati pada masa
kini memang menghadapi ancaman dari orang-orang atau kelompok-kelompok
fanatik yang ada di masyarakat kita. Kelompok fanatik atau ekstrim
pada umumnya begitu gencar, libik dan sering berteriak keras
menakutkan dalam rangka memecah belah persaudaraan atau persahabatan
sejati. Kita semua umat beriman diharapkan sungguh hidup dalam
persaudaraan atau persahabatan sejati, lebih-lebih bagi kita yang
beriman kepada Yesus Kristus kami ajak untuk menjadi saksi
persaudaraan atau persahabatan sejati karena kasihNya telah
dianugerahkan kepada kita. Kasih memang akan menyatukan kita,
mendorong dan memotivasi dalam situasi dan kondisi apapun untuk
membangun, memperdalam dan memperkembangkan persaudaraan atau
persahabatan sejati. Sekali lagi kami berharap kepada suami-isteri
untuk dapat dengan sungguh-sungguh menjadi saksi kesatuan, karena anda
telah memiliki pengalaman mendalam dalam hal saling mengasihi, bersatu
sama lain, yang antara lain memuncak dalam hubungan seks dimana anda
berdua sungguh menjadi satu dalam cintakasih. Aneka perbedaan antar
kita hendaknya menjadi daya tarik, daya pesona, daya pikat untuk
saling mengenal, mendekat dan bersahabat. Untuk itu pertama-tama
marilah kita hayati apa yang sama di antara kita, sama-sama manusia,
sama-sama ciptaan Allah, sama-sama beriman, dst.. Jika apa yang sama
di antara kita dapat dihayati secara mendalam, maka apa yang berbeda
akan fungsional meneguhkan dan mengembangkan persaudaraan atau
persahabatan sejati.
•       "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang
Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan
kebangkitan orang mati." (Kis 23:6), demikian kata Paulus di Mahkamah
Agama di hadapan orang-orang Farisi dan Saduki yang mengadilinya.
Orang-orang Farisi percaya akan kebangkitan orang mati, sedangkan
orang-orang Saduki tidak mempercayainya, maka muncullah perpecahan di
Mahkamah Agama di antara persekongkolan orang Farisi dan orang Saduki
yang ingin mengadili Paulus. Paulus memang sungguh cerdas dan cermat,
sehingga mampu memojokkan mereka yang hendak mengadilinya. Ada
perbedaan prinsip antara orang Farisi dan Saduki yang tak dapat
dipersatukan, di antara tokoh-tokoh atau pemuka agama dan masyarakat.
Hal yang demikian ini kiranya juga terjadi di Negara kita, dimana para
tokoh politik atau masyarakat kelihatan bersatu dalam menghadapi
lawan-lawan yang sangat berlainan visi dan misinya, padahal di antara
mereka sendiri juga ada perbedaan mendasar yang tak mungkin disatukan.
Hal ini kelihatan dalam peristiwa menjelang Pemilu dan paska Pemilu.
Menjelang pemilu banyak tokoh kelihatan bersatu, tetapi dalam
perjalanan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara paska Pemilu
mereka jalan sendiri-sendiri. Memprihatinkan juga bahwa di antara
murid atau pengikut Yesus Kristus juga masih terjadi perpecahan. Kami
berharap kepada mereka yang berpengaruh dalam hidup bersama untuk
berusaha menyatukan visi dan misi, sehingga kehidupan bersama dapat
berjalan baik, berada dalam persaudaraan atau persahabatan sejati.
"Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu
malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada
TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab
itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan
diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia
orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan."
(Mzm 16:7-10)
Ign 16 Mei 2013

15 Mei

"Aku menguduskan diriKu bagi mereka supaya mereka pun dikuduskan dalam
kebenaran."
(Kis 20:28-38; Yoh 17:11b-19)
"Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu
yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama
seperti Kita.2 Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam
nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah
menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa
selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya
genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang
kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di
dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku
telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka,
karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku
tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi
supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan
dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka
dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah
mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka
ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka
pun dikuduskan dalam kebenaran." (Yoh 17:11b-19) ,demikian kutipan
Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
•       Yesus mendoakan kita semua agar kita sungguh kudus dalam kebenaran,
yang berarti hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur dengan
semangat atau dijiwai oleh sabda Tuhan. Kudus dan kebenaran kiranya
dapat berarti sama: kudus berarti orang membaktikan diri sepenuhnya
kepada Penyelenggaraan Ilahi sedangkan benar berarti orang hidup dan
bertindak tidak mengikuti selera atau keinginan pribadi melainkan
sesuai dengan perintah dan kehendak Tuhan. Maka marilah dalam masa
Novena Roh Kudus ini kita sungguh membuka hati, jiwa, pikiran dan
tubuh kita terhadap sabda Tuhan, dan karena Tuhan maha segalanya mau
tak mau kita harus hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak dan
sabda-sabdaNya. Selama masa Novena ini kiranya baik jika kita juga
menggiatkan pembacaan dan permenungan sabda Tuhan sebagaimana tertulis
di dalam Kitab Suci. Apa yang tertulis di dalam Kitab Suci
pertama-tama dan terutama untuk dibacakan dan didengarkan. Dengan kata
lain marilah kita giatkan bacaan rohani atau 'lectio divina'. Ketika
kita baru saja dilahirkan kiranya kita dalam keadaan suci atau kudus,
namun dalam perjalanan waktu karena kelemahan dan kerapuhan kita
semakin tambah usia kesucian atau kekudusan tersebut mengalami erosi
atau kemerosotan. Maka baiklah kita mengadakan penyucian atau
pengudusan kembali dengan bantuan rahmat Tuhan pasti akan berhasil
dengan baik. Memang kita tak mungkin sendirian akan berhasil, maka
marilah kita bekerjasama saling membantu satu sama lain. Kita saling
mengingatkan agar senantiasa berusaha menjadi kudus atau suci. Untuk
itu memang kita dapat bercermin pada anak-anak balita yang masih
polos, jujur dan suci, tiada kepalsuan sedikitpun padanya.
•       "Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena
kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan
jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri. Aku
tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk
ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan
dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan
ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar
dan supaya mengikut mereka." (Kis 20:28-30), demikian pesan Paulus
kepada umat yang telah percaya kepada Yesus Kristus. Pesan ini memang
pertama-tama dan terutama terarah kepada para gembala umat beserta
para pembantu-pembantunya. Ancaman untuk melemahkan dan menghancurkan
hidup beriman pada masa kini memang banyak sekali, berupa aneka
kenikmatan duniawi, seperti makanan dan minuman, seks, kedudukan atau
jabatan, harta benda atau uang dst.., yang menggoda dan mendorong
orang untuk menjadi serakah dan egois. Salah satu cara untuk melawan
godaan atau rayuan tersebut antara lain adalah hidup sederhana, tidak
berfoya-foya. Sekali lagi kami ingatkan bahwa kita telah memiliki Paus
atau Gembala Umat yang sungguh sederhana, maka hendaknya kita sebagai
'kawanan domba' meneladannya dengan hidup dan bertindak sederhana.
Kami berharap kepada para orangtua dapat menjadi teladan atau
inspirator bagi anak-anaknya dalam hidup dan bertindak sederhana.
Demikian juga kepada rekan-rekan anggota Lembaga Hidup Bakti yang
berkaul kemiskinan kami harapkan menjadi saksi hidup sederhana di
lingkungan umat Allah.
"Kerahkanlah kekuatan-Mu, ya Allah, tunjukkanlah kekuatan-Mu, ya
Allah, Engkau yang telah bertindak bagi kami. Demi bait-Mu di
Yerusalem, raja-raja menyampaikan persembahan kepada-Mu"
(Mzm 68:29-30)
Ign 15 Mei 2013

14 Mei

"Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah "
(Kis 1:15-17.20-26; Yoh 15:9-17)
 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah
mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu
menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku
menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu
Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan
sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling
mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang
lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa
yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab
hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut
kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala
sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku,
tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya
kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang
kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah
perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." (Yoh
15:9-17),demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta
St.Matias,Rasul,hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana
sebagai berikut:
•       Rasul adalah orang yang dipilih dan diutus oleh Allah; ia dipilih di
antara umat dan bertugas sebagai utusan dengan tugas utama mewartakan
Kabar Baik atau sabda Tuhan. Sabda atau perintah Tuhan yang utama dan
pertama adalah "Kasihilah seorang akan yang lain". Sebagai orang
beriman kita semua juga memiliki tugas rasuli, sebagai utusan Allah,
maka marilah dalam hidup sehari-hari dimana pun dan kapan pun kita
senantiasa berusaha saling mengasihi satu sama lain. Karena
masing-masing dari kita merupakan 'buah kasih atau yang terkasih',
yaitu buah kasih antara bapak-ibu kita sebagai pekerjasama Allah dalam
karya penciptaan, maka jika kita sungguh-sungguh menghayati diri
sebagai 'buah kasih', tugas pengutusan untuk hidup saling mengasihi
dengan mudah dapat kita hayati atau lakukan. Berjumpa dengan siapapun
berarti terjadi perjumpaan antara 'buah kasih' dengan 'buah kasih',
maka secara otomatis akan saling mengasihi. Memang yang menjadi
tantangan pada masa kini hemat saya adalah menyadari dan menghayati
diri sebagai 'buah kasih' atau 'yang terkasih'. Generasi muda masa
kini mengalami kesulitan untuk menyadari dan menghayati diri sebagai
'yang terkasih', karena pada masa balita mereka kurang menerima kasih
dari orangtua atau bapak-ibunya, dimana orangtua sibuk bekerja atau
lebih memboroskan waktu dan tenaga untuk cari uang daripada untuk anak
balitanya. Anak balita dengan mudah dititipkan pada 'neneknya' atau
baby-sitter atau pembantu rumah tangga, sehingga ada kecenderungan
untuk dimanjakan atau kurang terdidik dengan baik. Maka dengan ini
kami mengingatkan dan mengajak para orangtua atau suami-isteri yang
memiliki anak balita untuk sungguh mengasihinya dengan murah hati
memboroskan waktu dan tenaga bagi anak balitanya. Kepada kita semua
kami ajak untuk dengan rendah hati menyadari dan menghayati diri
sebagai 'yang terkasih', ingat dan sadari bahwa tanpa kasih
masing-masing dari kita tak mungkin hidup sebagaimana adanya pada saat
ini.
•       "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah
kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima
jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah
jatuh ke tempat yang wajar baginya." (Kis 1:24-25), demikian doa
menjelang pemilihan Matias. Memang sebelum memilih sesuatu hendaknya
disiapkan dengan doa untuk mohon pencerahan dari Tuhan agar apa yang
dipilih sesuai dengan kehendak Tuhan dan dengan demikian apa yang
telah dipilih agar membahagiakan dan menyelamatkan, tentu saja
pertama-tama dan terutama keselamatan atau kebahagiaan jiwa manusia.
Hari-hari ini kiranya cukup banyak orang sedang bingung dalam
menghadapi suatu pemilihan, misalnya pemilihan calon gubernur atau
calon bupati atau bagi mereka yang sedang belajar harus memilih
sekolah atau jurusan pendidikan. Tentu saja di kalangan generasi muda
juga ada yang bingung perihal panggilan hidup, lebih-lebih terkait
dengan calon suami atau isteri. Sebagai orang yang beriman kepada
Yesus Kristus kami berharap anda berpartisipasi dalam novena-novena
Roh Kudus, seraya berdoa atau mohon ujud agar dapat menentukan pilihan
yang tepat di antara sekian banyak yang harus dipilih. Secara khusus
kami ingatkan mereka yang akan berpartisipasi dalam pemilu gubernur
atau bupati, hendaknya dipilih orang yang sungguh merakyat, dimana
kelak jika terpilih menjadi gubernur atau bupati sungguh memperhatikan
kesejahteraan rakyat, tidak untuk memperkaya diri sendiri atau mencari
keuntungan pribadi.
"Haleluya! Pujilah, hai hamba-hamba TUHAN, pujilah nama TUHAN! Kiranya
nama TUHAN dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya. Dari
terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama TUHAN.
TUHAN tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit."
(Mzm 113:1-4)
Ign 14 Mei 2013

13 mei



"Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu"
(Kis 19:1-8; Yoh 16:29-33)
" Kata murid-murid-Nya: "Lihat, sekarang Engkau terus terang
berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu,
bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya
kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari
Allah."Jawab Yesus kepada mereka: "Percayakah kamu sekarang? Lihat,
saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan
masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang
diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya
itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku.
Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku
telah mengalahkan dunia." (Yoh 16:29-33), demikian kutipan Warta
Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
•       Setia dalam hidup beriman di dunia masa kini memang tak akan pernah
terlepas dari aneka penderitaan, tantangan dan masalah, mengingat dan
memperhatikan kemerosotan moral masih terjadi di hampir seluruh bidang
kehidupan bersama. Hidup seenaknya hanya mengutamakan kepentingan dan
keperluan pribadi marak di sana-sana sehingga melakukan tindakan
korupsi enak saja tidak, merasa bersalah. Maka dengan ini kami
berharap kepada segenap umat beriman untuk tetap setia dalam
penghayatan iman, teguh hati meskipun harus mengalami penderitaan,
dengan kata lain hendaknya penderitaan mendorong dan memotivasi kita
semakin teguh dan tegar dalam penghayatan iman. Marilah kita meneladan
Yesus, Guru dan Tuhan kita, meskipun harus menderita sengsara,
memanggul salib, disiksa dan disalibkan, tetap setia dan teguh
melaksanakan panggilan sebagai Penyelamat Dunia. Pada masa kini
korupsi memang masih merupakan tantangan berat yang harus kita hadapi
dan berantas. Memberantas korupsi antara lain dapat dimulai di
sekolah-sekolah dengan memberlakukan 'dilarang menyontek' bagi para
peserta didik baik dalam ulangan maupun ujian. Membiarkan atau memberi
kemungkinan menyontek dalam ulangan dan ujian sekolah berarti
mempersiapkan koruptor-koruptor masa depan. Tentu saja kami juga
mendambakan para orangtua untuk sedini mungkin mendidik dan
membiasakan anak-anaknya hidup dan bertindak jujur dalam hidup di
dalam keluarga. Ciptakan budaya malu jika tidak jujur. Usaha
mencerai-beraikan orang-orang yang sungguh beriman dengan aneka cara
pasti akan kita hadapi, dan jangan terkejut jika hal itu terjadi;
tetaplah teguh dalam penghayatan iman. Kami berharap siapapun yang
berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dapat menjadi teladan dalam hal kejujuran, ketabahan dan keteguhan
dalam menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan karena
bertindak jujur.
•       "Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah
daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya
beberapa orang murid. Katanya kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima
Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" (Kis 19:1-2), demikian
pertanyaan Paulus kepada umat di Efesus. Pertanyaan ini kiranya juga
terarah kepada kita semua, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus
dan telah menerima Sakramen Inisiasi (Baptis, Krisma/Penguatan dan
Komuni/ Ekaristi Kudus). Secara liturgis atau formal kiranya telah
menerima anugerah Roh Kudus, namun secara konkret kiranya boleh
dipertanyakan: apakah kita telah hidup dan bertindak sesuai dengan
bisikan dan dorongan Roh Kudus, melaksanakan sabda Yesus serta
meneladan cara hidup dan  cara bertindakNya dimana pun dan kapan pun,
dalam situasi dan kondisi apapun. Sebagai gembala umat kami harapkan
meneladan Paulus bertanya kepada umat Allah apakah telah hidup dan
bertindak sesuai dengan dorongan dan kehendak Roh Kudus. Jika belum
hendaknya umat dibimbing dengan rendah hati untuk hidup dan bertindak
sesuai dengan dorongan dan kehendak Roh Kudus. Para gembala umat kami
harapkan meneladan Paus kita, Fransiskus, hidup dan bertindak
sederhana dalam melayani umat serta memperhatikan mereka yang miskin
dan berkekurangan. Dari mereka yang miskin dan berkekurangan kiranya
kita juga dapat belajar aneka keutamaan dan nilai kehidupan, sebagai
buah Roh Kudus, misalnya ketabahan dan keteguhan hati dalam
penderitaan, kekurangan dan kemiskinan. Jauhka aneka cara hidup dan
cara bertindak yang memberi kesan bermewah-mewah dan berfoya-foya
dalam kehidupan.
"Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang
membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya.Seperti asap hilang
tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang
fasik binasa di hadapan Allah.Tetapi orang-orang benar bersukacita,
mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan
bersukacita.Bernyanyilah bagi Allah, mazmurkanlah nama-Nya"
 (Mzm 68:2-5a)
Ign 13 Mei 2013