Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Kamis, 23 Mei 2013

HR Pentakosta

HR PENTAKOSTA: Kis 2:1-11; 1Kor 12:3b-7.12-13; Yoh 14:15-16.23b-26

"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya"
Hari ini kita kenangkan Hari Raya Pentakosta dan bagi kita yang
beriman kepada Yesus Kristus hari ini merupakan pemenuhan janji Yesus
Kristus memenuhi janjiNya untuk mengutus Roh Kudus bagi Umat Allah
atau GerejaNya.  Hari ini juga boleh dikatakan sebagai 'hari pendirian
Gereja Yesus Kristus', paguban umat yang percaya kepada Yesus Kristus,
dimana orang dari berbagai bangsa yang beriman kepadaNya disatukan
dalam hidup beriman. Maka baiklah dengan ini mengajak kita semua yang
beriman kepada Yesus Kristus untuk mawas diri perihal kesatuan atau
hidup persaudaraan kita sebagai murid-murid atau pengikut Yesus
Kristus. Roh Kudus yang dianugerahkan kepada kita senantiasa menyertai
kebersaman hidup dan perjalanan iman kita untuk selama-lamanya.
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya" (Yoh
14:15-16)
Perintah dan sabda Yesus yang pertama dan terutama memang saling
mengasihi, maka marilah kita sebagai orang beriman, terutama yang
beriman kepada Yesus Kristus untuk senantiasa hidup dan bertindak
saling mengasihi satu sama lain dimana pun kita berada atau kemana pun
kita pergi. Memang hidup dan bertindak saling mengasihi pada masa kini
sarat dengan aneka masalah, tantangan dan hambatan, mengingat dan
memperhatikan sikap materilistis dan duniawi begitu menjiwai cara
hidup dan cara bertindak kebanyakan orang. Meskipun demikian kami
harapkan kita tetap setia hidup dan bertindak saling mengasihi karena
Sang Penolong, yaitu  Roh Kudus senantiasa menyertai dan mendampingi
kita.
Penyertaan atau pendampingan Roh Kudus antara lain dapat kita temukan
dalam diri saudara-saudari kita yang berkehendak baik, dan kami
percaya mereka yang berkehendak baik di dunia ini lebih banyak
daripada yang berkehendak jahat. Dalam hal saling mengasihi kiranya
kita juga dapat bercermin dari orang-orang yang beriman kepada Yesus
Kristus yang berasal dari aneka suku dan bangsa berkumpul di suatu
tempat dalam peristiwa Pentakosta, dan Petrus berbicara dengan
bahasanya sendiri, tetapi mereka yang berasal dari aneka suku, bahasa
dan bangsa dapat memahaminya. Pada masa kini bahasa yang kiranya dapat
dimengerti atau difahami oleh semua orang adalah bahasa tubuh, maka
marilah kita perdalam dan perkembangan pemahaman dan pengertian kita
perihal 'bahasa tubuh'.
'Bahasa tubuh' berarti memfungsikan anggota-anggota tubuh kita yang
ada, dan hemat saya anda yang hidup dan terpanggil sebagai
suami-isteri yang saling mengasihi memiliki pengalaman mendalam
perihal 'bahasa tubuh', lebih-lebih atau terutama ketika anda berdua
akan dan sedang memadu kasih dalam hubungan seksual sebagai bukti
saling mengasihi satu sama lain dengan segenap hati, segenap jiwa,
segenap akal budi dan segenap tubuh. Demikian juga para guru di
sekolah bisu-tuli kiranya mahir dalam 'bahasa tubuh', maka dengan ini
kami berharap kepada para suami-isteri maupun rekan-rekan yang
berprofesi sebagai guru di sekolah bisu-tuli untuk dengan murah hati
dan kerelaan besar membagikan pengalamannya kepada saudara-saudarinya.
Mereka yang juga terampil dalam 'bahasa tubuh'
Semua orang beragama atau beriman hemat saya  juga berkehendak baik,
maka dengan kini kami mengaharapkan atau mendambakan persaudaraan atau
persahabatan sejati di antara umat beragama atuu berkeyakinan.
Disana-sini telah diselenggarakan dialog antar umat beragama, namun
sering yang terjadi hanya sampai tingkat formalitas belaka. Hemat saya
di masyarakat akar rumput persaudaraan atau persahabatan sejati antar
umat beragama telah terjadi dengan mantap dan handal. Memang sungguh
memprihatinkan bahwa masyarakat akar rumput yang penuh persaudaraan
tersebut sering dimasuki oleh oknum-oknum yang fanatik dan berusaha
memecah belah persaudaraan atau persahabatan yang telah ada.
Oknum-oknum tersebut pada umumnya berasal dari penganut agama yang
berpandangan sempit dan tidak cerdas. Yang lebih memprihatinkan lagi
adalah sering kita dengar teriakan 'atas nama Allah' yang kemudian
melakukan tindakan merusak dan menghancurkan. Maka marilah kita
perangi kelompok atau okrnum ekstrim dan fanatik dengan semakin
mempererat dan memperteguh persaudaraan atau persahabatan alias tidak
dengan kekerasan melainkan dengan kerendahan hati dan
kelemah-lembutan.
" Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan,
tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi
Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi
kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan
bersama." (1Kor 12:4-7)
Kutipan dari surat Paulus kepada umat di Korintus di atas ini kiranya
dapat menjadi acuan dan pedoman kita dalam hidup bersama, hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maupun beragama. Jutaan manusia
di dunia ini sungguh berbeda satu sama lain, meskipun dilahirkan
kembar tetap ada perbedaan. Yang jelas berbeda adalah dua jenis
kelamin, laki-laki dan perempuan yang sungguh berbeda satu sama lain
namun saling tergerak untuk saling mendekat, saling mengenal, saling
bersahabat dan saling bersatu dalam ikatan sebagai suami-isteri.
Dengan kata lain Allah menciptakan dan menghendaki aneka perbedaan
yang ada agar yang berbeda satu sama lain ini hidup saling mengasihi,
bukan untuk saling bermusuhan atau membenci dan menyingkirkan atau
membunuh.
Kita diingatkan bahwa aneka karunia Allah yang dianugerahkan kepada
kita, yang berbeda satu sama lain ini tidak lain adalah 'untuk
kepentingan bersama'. Di Indonesia yang terdiri dari ratusan suku dan
bahasa ini kita memiliki motto 'bineka tunggal ika', maka marilah kita
hayati motto yang dicanangkan oleh para bapak bangsa ini kita hayati
bersama-sama di tempat tinggal maupun tempat kerja kita masing-masing.
Kami berharap kepada para pemimpin dalam kehidupan bersama di tingkat
apapun untuk senantiasa mengusahakan, memperkembangkan dan memperteguh
persaudaraan atau persahabatan sejati. Kesejahteraan umum atau 'bonum
commune' hendaknya menjadi sasaran atau tujuan utama hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam mengusahakan, memperdalam dan memperteguh persaudaraan dan
persahabatan serta kerjasama dalam hidup dan bertindak, kiranya kita
dapat bercermin pada tubuh kita yang memiliki sekian banyak anggota
bekerjasama demi kebugaran dan kesehatan tubuh. Jika diperhatikan
dengan cermat anggota-anggota tubuh kita sungguh saling peka dan
bekerjasama begitu indah, dan masing-masing anggota berfungsi secara
optimal di tempat masing-masing. Ketika ada anggota tubuh yang sakit
diperhatikan, sedangkan anggota tubuh yang kelihatan paling lemah
justu yang paling dibutuhkan dan dikasihi, yaitu alat kelamin. Maka
dengan ini kami mengajak dan mengingatkan anda sekalian dalam hidup
bersama hendaknya mereka yang sedang sakit dan lemah, maupun yang
miskin dan berkekurangan sungguh memperoleh perhatian yang memadai
demi kesejahteraan umum/bersama.
"Kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang
perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." (Kis 2:11). Kutipan
ini kiranya dapat menjadi refleksi atau permenungan kita juga. Sebagai
umat beriman atau beragama hendaknya kita senantiasa berkata-kata
'tentang perbuatan besar yang dilakukan Allah' alias apa-apa yang
baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Kita semua diharapkan
menjadi pewarta-pewarta kabar baik, sehingga hidup di dunia ini
senantiasa baik adanya.
"Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau
membaharui muka bumi. Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk
selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena
perbuatan-perbuatan-Nya!Biarlah renunganku manis kedengaran
kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena TUHAN." (Mzm 104:30.31.34)
Ign 19 Mei 2013

0 komentar: