Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Sabtu, 01 Desember 2012

Minggu Adven I

Minggu Adven I
Yer 33:14-16; 1Tes 3;13-4:2; Luk 21:25-28.34-36
"Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu"

Masa Adven adalah masa menantikan/persiapan menyambut kedatangan Penyelamat Dunia. Persiapan hemat saya merupakan sesuatu yang penting dalam melaksanakan segala sesuatu. Persiapan yang baik merupakan tanda-tanda keberhasilan dan dengan demikian orang yang sungguh mempersiapkan dengan baik pasti akan sukses. Di dalam olahraga apa yang disebut persiapan sebelum bertanding sungguh merupakan kegiatan yang sangat penting, misalnya di Indonesia dikenal dengan nama "Pelatnas". Jika kita mempersiapkan kegiatan atau acara-acara yang biasa atau duniawia saja begitu baik, maka hendaknya dalam rangka mempersiapkan kedatangan Penyelamat Dunia diusahakan lebih baik, karena yang akan kita sambut kedatanganNya adalah Allah, yang dengan segala kerendahan hati rela mendatangi kita dengan menjadi Manusia, seperti kita kecuali dalam hal dosa. Apa yang perlu kita lakukan selama masa Adven, antara lain adalah 'hidup doa' sebagaimana disabdakan oleh Yesus di bawah ini.

"Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia." (Luk 21:36)

Orang yang bertugas berjaga-jaga pada umumnya dalam keadaan sehat dan segar-bugar baik secara fisik, social, emosional, psikis maupun spiritual, agar dapat melaksanakan tugas pengutusannya dengan baik. Maka mungkin yang baik diusahakan pertama-tama dan kiranya dengan mudah diusahakan adalah kesehatan dan kebugaran fisik atau tubuh, karena dalam tubuh atau fisik yang sehat dan segar-bugar pada umumnya orang dengan mudah juga mengusahakan kesehatan dan kebugaran lainnya. Agar tubuh atau fisik kita sehat dan segar-bugar hendaknya makan dan minum secara teratur serta yang dikomsumsi jenis makanan dan minuman yang sehat, dan selanjutnya teratur juga dalam bekerja/belajar, istirahat serta olahraga.

Selama masa Adven kiranya juga diselenggarakan pertemuan umat untuk pendalaman iman, maka ketika fisik atau tubuh kita sehat dan segar-bugar, hendaknya sungguh dapat berpartisipasi sepenuhnya dalam kegiatan pendalaman iman di lingkungan-lingkungan umat. Kami percaya telah ada Panitia Khusus di tiap keuskupan atau paroki yang mempersiapkan bahan pendalaman iman, maka jangan disia-siakan apa yang telah dipersiapkan tersebut. Tentu saja selain berpartisipasi dalam kegiatan pendalaman iman secara bersama, hendaknya juga diusahakan pendalaman iman atau hidup doa secara pribadi. "Bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." (Luk 21:28), demikian sabdaNya yang hendaknya kita renungkan dan hayati.

"Mengangkat muka"  berarti mengarahkan diri kepada Penyelenggaraan Ilahi atau kehadiran dan karya Tuhan dalam hidup sehari-hari. Dengan kata lain dalam cara hidup dan cara bertindaknya orang senantiasa berorientasi kepada hal-hal spiritual atau rohani, tidak berarti lalu tidak bekerja sebagaimana mestinya, melainkan menghayati aneka tugas pekerjaan dan kewajiban sebagai sarana atau wahana bagi kita untuk semakin membuka diri pada Penyelenggaraan Ilahi, agar dengan demikian kita juga siap sedia menyambut kedatanganNya di hari Natal nanti. Selain secara pribadi kami harapkan di dalam keluarga masing-masing setiap hari, dan mungkin tidak mungkin semua anggota keluarga dapat hadir karena tugas dan pekerjaan, hendaknya diselenggarakan doa atau pendalaman iman bersama. Secara pribadi atau bersama kita juga dapat mendoakan orang-orang lain yang harus kita doakan atau minta kita doakan, entah itu saudara, kenalan atau siapapun. Secara khusus kepada mereka yang selama ini menerima sumbangan atau dana dari para donator yang bermurah hati, misalnya para seminaris, kami harapkan juga mendoakan mereka yang telah bermurah hati tersebut.

Memasuki masa Adven selama bulan Desember ini, sebelum hari raya Natal, kita juga diajak untuk mengenangkan hari-hari tertentu, yang hemat saya sangat erat dengan pesta Natal, yaitu 'Hari Hak Asasi Manusia' (10 Desember), 'Hari Kesatuan Nasional' (13 Desember), 'Hari Ibu'/ 'Hari Sosial' (22 Desember). Maka baiklah di hari-hari tersebut kita juga berpartisipasi untuk merayakannya sekaligus sebagai pendalaman persiapan menyambut kedatangan Penyelamat Dunia. Ingatlah dan sadari bahwa yang kita sambut kedatanganNya adalah Penyelamat Dunia, berarti kita juga dipanggil untuk mengajak saudara-saudari kita yang beragama atau berkeyakinan iman lain berpartisipasi dalam persiapan pesta perdamaian dunia. Selanjutnya marilah kita renungkan sapaan Paulus dibawah ini.
"Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya" (1Tes 3:13).
Sebagai orang beriman atau beragama kita semua diharapkan memiliki 'hati tak bercacat dan kudus' alias bersih dari noda dosa sekecil apapun. Ketika baru dilahirkan di dunia ini, keluar dari kandungan atau rahim ibu kita masing-masing, kiranya hati kita masih dalam keadaan bersih, tak bercacat sedikitpun, namun semakin tambah usia dan pengalaman pada umumnya hati kita semakin kotor, penuh dengan aneka cacat, semakin tambah usia dan pengalaman berarti juga semakin bertambah dosa-dosa dan cacat cela pada hati kita. Selama masa adven ini kiranya bagi umat Katolik khususnya ada kesempatan untuk membersihkan hati yang cacat dan kotor, yaitu dengan mengaku dosa sccara pribadi, maka kami berharap kesempatan untuk mengaku dosa digunakan sebaik mungkin.

Dalam kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan pendalaman iman, kiranya kita memperoleh pencerahan atau penerangan guna membantu mawas diri alias untuk lebih mengenali diri secara lebih benar  dan mendalam. Kami percaya jika kita sungguh mawas diri dengan baik dan benar, maka kita pasti akan mengakui diri sebagai pendosa yang dikasihi oleh Tuhan. Pengakuan dan penghayatan diri sebagai yang berdosa yang dikasihi oleh Tuhan hemat saya merupakan kebenaran iman sejati, maka berbahagia, bersyukur dan berterima kasih lah jika anda dapat mengakui dan menghayati diri sebagai yang berdosa yang dikasihi oleh Tuhan, karena hal itu sungguh merupakan rahmat atau anugerah Tuhan, bukan hasil kerja atau keringat kita semata-mata, melainkan terutama sebagai rahmat atau anugerah Tuhan.

"Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menepati janji yang telah Kukatakan kepada kaum Israel dan kaum Yehuda. Pada waktu itu dan pada masa itu Aku akan menumbuhkan Tunas keadilan bagi Daud. Ia akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri. Pada waktu itu Yehuda akan dibebaskan, dan Yerusalem akan hidup dengan tenteram. Dan dengan nama inilah mereka akan dipanggil: TUHAN keadilan kita" (Yer 33:14-16). Kutipan di atas ini kiranya bagi kita merupakan ajakan bagi kita semua untuk bertobat dari dosa dan cacat cela kita, agar kita menjadi orang yang sungguh bebas merdeka, dan akhirnya juga berani berkata bahwa "Tuhan keadilan kita". Mengakui dan menghayati Tuhan sebagai yang adil berarti menyadari dan menghayati diri sebagai orang berdosa yang dikasihi dan kemudian juga dipanggil oleh Tuhan untuk meneruskan atau mewartakan keadilan atau kasih pengampunan kepada siapapun dan dimana pun.

Marilah kita semua sungguh mempersiapkan diri dalam menyambut kedatangan Tuhan dan secara konkret kiranya bagi kita semua juga penting untuk menggalang dan memperdalam hidup persaudaraan atau persahabatan sejati antar kita, tanpa pandang bulu, SARA.

"TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati. Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya"
(Mzm 25:8-10)
Ign 2 Desember 2012

1des

"Supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia"
(Why 22:1-7; Luk 21:34-36)
 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia." (Luk 21:34-36), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta B.Dionisius dan Redemptus, biarawan dan martir Indonesia, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Pesta pora, mabuk-mabukan dan berusaha mengutamakan kepentingan duniawi kiranya diminati oleh banyak orang di dunia ini jika ada kesempatan dan kemungkinan. Orang yang bersikap mental materialitis atau duniawi serta kaya akan uang pasti memiliki kecenderungan untuk berpesta pora dan mabuk-mabukan. Pesta pora dan mabuk-mabukan pada umumnya mengarah ke tindakan dosa atau amoral. Sabda hari ini mengingatkan kita semua untuk waspada terhadap ajakan untuk berpesta pora dan mabuk-mabukan atau dengan tegas menghindarinya. Hemat saya tidak ikut pesta pora yang tak terkendali dan mabuk-mabukan merupakan salah satu bentuk penghayatan rahmat kemartiran masa kini, maka dalam rangka mengenangkan para martir hari ini saya mengajak anda sekalian untuk menghayati rahmat kemartiran sebaik mungkin. "Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan kamu  tahan berdiri di hadapan Anak Manusia", inilah sabda Yesus yang hendaknya kita renungkan dan hayati. Berdoa merupakan salah satu cirikhas hidup beriman atau beragama, maka hendaknya ketika menghadapi rayuan atau godaan untuk berdosa segera berdoa. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita akan mampu mengalahkan aneka godaan atau rayuan untuk berdosa atau tidak setia pada iman kepercayaan kita. Sekali lagi kami ingatkan dan ajak: marilah  di Tahun Iman ini kita perkuat dan perdalam kesaksian penghayatan iman dalam hidup sehari-hari dimana pun dan kapan pun. Tuhan hadir dan berkarya dimana saja dan kapan saja, marilah kita tetap setia di 'hadirat'Nya, agar kita terluput dari aneka tindakan dosa atau amoral.
·   "Malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. Lalu Ia berkata kepadaku: "Perkataan-perkataan ini tepat dan benar, dan Tuhan, Allah yang memberi roh kepada para nabi, telah mengutus malaikat-Nya untuk menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi." "Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!" (Why 22:5-7). Jika kita setia pada panggilan, tugas pengutusan serta kehendak Tuhan, kiranya bagi kita tidak ada lagi perbedaan antara siang dan malam, karena "Tuhan Allah akan menerangi". PeneranganNya antara lain dapat kita temukan dalam sabda-sabdaNya, sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci, maka ketika kita harus menghadapi aneka bentuk kegelapan hidup atau masalah, sikapi dengan sabda Tuhan, karena dengan demikian anda akan mampu melihat segalanya dengan jelas dan baik, dan dengan demikian mampu mengatasi aneka kegelapan hidup dan masalah kehidupan. Terang Tuhan juga dapat kita hayati dengan dan dalam doa, dengan kata lain berdoalah terlebih dahulu untuk mohon kekuatan dan rahmat Tuhan sebelum mengerjakan segala sesuatu yang kelihatan gelap, berat dan sarat dengan aneka tantangan dan masalah. Berdoa dengan benar dan sungguh-sungguh berarti menempatkan diri secara total di 'hadirat' Tuhan, dan dengan demikian mau tak mau akan harus hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak atau sabdaNya. Dalam dan dengan doa kita akan dituntun oleh malaikat-malaikatNya dalam menempuh atau menelusuri jalan yang harus kita lalui, dan dengan demikian kita pasti akan selamat di perjalanan serta sampai tujuan akhir, yaitu keselamatan atau kebahagiaan jiwa kita. Bukankah setiap hari kita sering menerima salam "Tuhan beserta kita", maka hayatilah salam tersebut dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak anda setiap hari.
"Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita.Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur. Bagian-bagian bumi yang paling dalam ada di tangan-Nya, puncak gunung-gunung pun kepunyaan-Nya. Kepunyaan-Nya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat, tangan-Nyalah yang membentuknya." (Mzm 95:1-2.3-5)
Ign 1 Desember 2012

Selasa, 27 November 2012

29 nov

"Bangkitlah dan angkatlah mukamu sebab penyelamatanmu sudah dekat."
(Why 18:1-2.21-23; Luk 21:20-28)

"Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu." "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." (Luk 21:20-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Aneka macam penderitaan atau musibah pada umumnya mengingatkan dan menyadarkan orang akan jati dirinya sebagai orang beriman, orang yang senantiasa berorientasi pada Penyelenggaraan Ilahi. Namun demikian kami berharap kepada kita semua, segenap umat beriman, untuk senantiasa berorientasi pada Penyelenggaraan Ilahi tanpa menunggu terjadinya penderitaan atau musibah. "Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat", demikian sabda Yesus yang hendaknya kita renungkan atau refleksikan. Setiap hari kiranya kita mengalami atau menghadapi aneka macam peristiwa yang mendorong dan memotivasi kita untuk berorientasi pada Penyelenggaraan Ilahi, yaitu aneka peristiwa yang terkait dengan perkembangan dan pertumbuhan ciptaanNya di bumi ini, entah itu dalam diri manusia, binatang maupun tanaman atau tumbuh-tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi dalam manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan merupakan karya Tuhan, maka hendaknya kita buka mata hati, jiwa, akal budi dan tubuh kita terhadap karyaNya. Anda semua kiranya mendambakan keselamatan dan kebahagiaan sejati, maka hendaknya jangan mengadakan aneka bentuk intervensi terhadap pertumbuhan dan perkembangan ciptaan-ciptaanNya, melainkan dengan rendah hati, sabar dan lemah lembut imani karyaNya yang menjadi nyata dalam pertumbuhan dan perkembangan ciptaan-ciptaanNya, dengan kata lain ikuti proses pertumbuhan dan perkembangan yang dianugerahkan oleh Tuhan.

·   "Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi. Dan suara pemain-pemain kecapi dan penyanyi-penyanyi, dan peniup-peniup seruling dan sangkakala, tidak akan kedengaran lagi di dalammu, dan seorang yang ahli dalam sesuatu kesenian tidak akan ditemukan lagi di dalammu, dan suara kilangan tidak akan kedengaran lagi di dalammu.Dan cahaya lampu tidak akan bersinar lagi di dalammu, dan suara mempelai laki-laki dan pengantin perempuan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Karena pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi, oleh ilmu sihirmu semua bangsa disesatkan" (Why 18:21-23). Kutipan yang menggambarkan kehancuran atau pemusnahan apa yang ada di permukaan bumi ini kiranya dapat menjadi bahan permenungan atau refleksi kita. Kita semua diingatkan bahwa apa yang ada di permukaan bumi ini bersifat sementara saja, termasuk manusia, apalagi aneka jenis barang atau kekayaan duniawi. Karena hanya sementara saja, sebagaimana telah saya ingatkan, marilah kita hidup dan bertindak sebaik mungkin, sesuai dengan kehendak atau perintah Tuhan. Hendaknya aneka jenis harta benda atau kekayaan duniawi difungsikan untuk membantu kita mengusahakan keselamatan jiwa kita, demikian juga kecantikan atau ketampanan diri kita hendaknya juga dihayati sebagai anugerah Tuhan, sehingga jika kita semakin cantik atau tampan hendaknya semakin membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Kami berharap kita semua tidak mengkomersielkan diri kita yang cantik atau tampan demi kenikmatan fisik, social atau emosional, melainkan fungsikan secara spiritual, artinya biarlah mereka yang melihat kecantikan atau ketampanan kita semakin membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, maka janganlah anda yang cantik atau tampan menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk berbuat dosa.

"Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya" (Mzm 100:2-3)
Ign 29 November 2012

28 nov

"Kalau kamu tetap bertahan kamu akan memperoleh hidupmu"
(Why 15:1-4; Luk 21:12-19)

"Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh  dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu." (Luk 21:12-19), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Kutipan di atas menggambarkan adanya permusuhan dan peperangan yang membabi buta, saling menghancurkan dan memusnahkan. Kekacauan atau keributan dapat terjadi di sana-sini dan dalam keadaan demikian ada kecenderungan orang untuk hidup dan bertindak seenaknya sendiri, atau bahkan meninggalkan iman kepercayaannya. Sabda hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua agar dalam situasi dan kondisi macam apapun kita tetap setia pada iman kepercayaan kita, karena "Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu", artinya selamat. Kami percaya bahwa kita semua mendambakan hidup selamat dan damai sejahtera dalam kondisi atau situasi apapun, maka marilah kita senantiasa setia pada iman kepercayaan kita. Kiranya setelah cukup lama kita berusaha hidup baik, menghayati sabda-sabda Tuhan, berpartisipasi dalam aneka kegiatan ibadat maupun pendalaman iman kita semakin handal dan mendalam dalam hal iman. Maka hendaknya terus diperdalam dan diperkembangkan iman kepercayaan anda kepada Tuhan, agar ketika harus menghadapi aneka kekacauan dan keributan kita tidak mengingkari iman kita dengan hidup seenaknya, mencari keuntungan pribadi. Dalam keributan dan kekacauan kita dipanggil untuk menjadi  saksi iman, orang yang tak tergoyahkan oleh aneka godaan dan rayuan untuk melakukan kejahatan. Ketika secara fisik kita tak mampu mengatasi kekacauan atau keributan, maka hendaknya dihadapi secara spiritual, yaitu dengan berdoa. Percayalah bahwa jika kita sungguh-sungguh berdoa pasti kita akan terbebaskan dari aneka pencobaan, godaan dan rayuan untuk berdosa.

·   "Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu." (Why 15:4). Kutipan ini kiranya mengajak dan mengingatkan kita semua agar dalam situasi dan kondisi apapun kita tetap setia pada iman, tetap beriman pada Penyelenggaraan Ilahi atau Tuhan, "karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakimanMu". Aneka musibah dan bencana alam memang pada umumnya menyadarkan dan memotivasi orang untuk kembali bersembah sujud kepada Tuhan, meninggalkan cara hidup dan cara bertindak yang tidak sesuai dengan perintah dan kehendak Tuhan. Apakah untuk bertobat atau memperbaharui diri orang harus menunggu adanya korban lebih dahulu? Baiklah kita tidak perlu menunggu adanya korban segera bertobat atau memperbaharui diri, demikian juga tidak perlu menunggu perintah dari orang lain. Kami percaya bahwa anda sekalian setiap hari berdoa, yang berarti berusaha bersembah sujud kepada Tuhan, maka hendaknya kebiasaan tersebut jangan menjadi luntur atau ditinggalkan, melainkan terus-menerus diperkembangkan dan diperdalam sehingga pribadi  kita seutuhnya berbakti kepada Tuhan alias hidup suci, bersih dan bermoral. Pendidikan moral atau budi pekerti di dalam keluarga-keluarga maupun di sekolah-sekolah hendaknya menjadi perhatian, dengan kata lain anak-anak sedini mungkin dibiasakan dan dididik secara inklusif dalam kesibukan mereka dalam hal moral atau budi pekerti luhur. Cara atau metode pendidikan moral atau budi pekerti hemat saya pertama-tama melalui tindakan atau perilaku bukan wacana atau omongan. Perilaku atau tindakan anda sendirilah yang akan menjadi hakim bagi anda alias yang menentukan baik atau buruknya pribadi anda. Dari buahnya dikenal pohonnya, dari perilakunya dikenal siapa orangnya, demikian kata sebuah pepatah.

" Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa."(Mzm 98:1-2)
Ign 28 November 2012

Senin, 26 November 2012

27nov


"Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan"
(Why 14:14-20; Luk 21:5-11)

" Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: "Apa yang kamu lihat di situ -- akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan." Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?" Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka.Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera." Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit" (Luk 21:5-11), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Musim penghujan di wilayah Indonesia pada hari-hari ini mungkin sudah merata di seluruh wilayah. Di beberapa daerah dapat terjadi bencana alam, misalnya banjir, tanah longsor, puting beliung, banjir lahar dingin di lereng gunung Merapi dst… , yang mengakibatkan kehancuran atau kerusakan bangunan atau sarana-prasarana kebutuhan hidup sehari-hari. Di beberapa daerah ketegangan antar suku dan bangsa juga masing terjadi, mereka saling menghancurkan dan membunuh. Tanda-tanda yang dahyat macam itu dapat mendorong orang untuk berpikir atau berangan-angan: apakah dunia akan segera musnah alias akhir zaman segera tiba. Memang semua yang ada dipermukaan bumi ini pada waktunya akan musnah atau berlalu tanpa bekas. Hidup di dunia ini bagi kita semua juga tidak lama, hanya sebentar saja dan kematian kita akan terjadi kapan kita juga tidak tahu. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan ada sekalian untuk senantiasa hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur, mengikuti ajaran-ajaran benar bukan ajaran salah dan menyesatkan. Aneka bentuk pemalsuan juga dapat merebak di sana-sini, maka hendaknya sungguh waspada mana yang asli atau palsu, dan hendaknya kemudian lebih memilih yang asli. Dan tentu saja kita sendiri juga senantiasa hidup dan bertindak dengan jujur, apa adanya, tidak bersandiwara atau pura-pura. Hilangkan atau hancurkan aneka bentuk kepalsuan serta kebohongan dalam diri anda sedini mungkin dan jangan ditunda-tunda, jika anda mendambakan hidup selamat, bahagia dan damai sejahtera lahir maupun batin, jasmani maupun rohani, fisik maupun spiritual. Pertanyaan refleksi pribadi: apakah kita semua dalam perjalanan penghayatan iman sampai kini semakin suci, semakin membaktikan diri sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi?

·   "Maka keluarlah seorang malaikat lain dari Bait Suci; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu: "Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah masak." Dan Ia, yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi, dan bumi pun dituailah.Dan seorang malaikat lain keluar dari Bait Suci yang di sorga; juga padanya ada sebilah sabit tajam.Dan seorang malaikat lain datang dari mezbah; ia berkuasa atas api dan ia berseru dengan suara nyaring kepada malaikat yang memegang sabit" (Why 14:15-18). Kutipan ini kiranya menggambarkan kemurkaan Allah terhadap ciptaan-ciptaanNya, karena dosa dan kebejaran moral ciptaan-ciptaanNya, terutama manusia. Maka dengan ini kami mengingatkan dan mengajak semua saja yang masih berdosa atau tak/kurang bermoral untuk segera bertobat dan memperbaharui diri, tidak ada kata terlambat untuk bertobat atau memperbaharui diri. Kemurkaan Allah terjadi bukan karena kehendakNya, melainkan karena dosa dan kebobrokan kita sebagai manusia, yang tak tahu syukur dan terima kasih dalam cara hidup dan cara bertindak. Marilah kita bayangkan bahwa besok kita akan mati atau meninggal dunia: apakah yang akan anda lakukan hari jika besok harus meninggal dunia? Tentu ada orang yang berpikir: karena hidup tinggal satu hari maka baiklah berfoya-foya seenaknya. Hemat kami pikiran yang benar dan harus menjadi nyata dalam tindakan adalah bahwa karena tinggal satu hari maka saya akan melakukan perbuatan baik apapun tanpa pandang jenis tugas atau pekerjaan.

"Katakanlah di antara bangsa-bangsa: "TUHAN itu Raja! Sungguh tegak dunia, tidak goyang. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran." Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah gemuruh laut serta isinya, biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, maka segala pohon di hutan bersorak-sorai di hadapan TUHAN, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya" (Mzm 96:10-13)
Ign 27 November 2012

Minggu, 25 November 2012

26 nov


"Mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya"
(Why 14:1-3.4b-5; Luk 21:1-4)
"Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."(Luk 21:1-4), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·    "Memberi persembahan atau sumbangan atau derma dari kelimpahannya" berarti 'membuah sampah' dan dengan demikian memperlakukan si penerima sebagai 'tempat sampah', dengan kata lain merendahkan atau melecehkan yang lain. Apakah hal yang demikian ini sering dilakukan orang, hemat saya kiranya cukup banyak orang melakukannya. Pengalaman yang sangat mengesan bagi saya pribadi adalah ketika terlibat untuk pengumpulan dan pengiriman sumbangan bagi korban tsunami di Aceh beberapa tahun lalu. Ada penyumbang pakaian secara konkret berupa pakaian yang sungguh bekas alias tidak layak digunakan lagi, sehingga waktu itu kurang lebih 40% sumbangan berupa pakaian terpaksa kami teruskan ke saudara-saudara kita di TPA Bantar Gebang dengan harapan jika mau diperlakukan sebagai sampah biarlah ditumpuk di tempat sampah, tetapi jika ada orang yang mau menggunakannya juga tidak apa-apa. Kami berharap kepada kita semua, segenap umat beriman untuk tidak memberi sumbangan atau persembahan dari kelimpahan, melainkan dari kekurangan atau keterbatasan. Persembahan atau sumbangan tanpa pengorbanan diri hemat saya sungguh merupakan 'pembuangan sampah', sedangkan persembahan atau sumbangan yang benar senantiasa disertai atau dijiwai oleh pengorbanan. Sebagai orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus, marilah kita meneladan Yesus yang telah mengorbankan DiriNya demi keselamatan banyak orang, bukan mengorbankan orang lain. Kami berharap anak-anak di dalam keluarga sedini mungkin dibina dan dididik untuk siap sedia berkorban demi kebahagiaan atau keselamatan yang lain, sehingga mereka tumbuh berkembang "to be man/woman with/for others". Marilah kita meneladan janda miskin yang memberi persembahan dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah atau pribadinya.
·   "Aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu" (Why 14:1-2). Penglihatan macam itu akan dapat kita alami juga jika kita sungguh 'to be man/woman with/for others', orang yang memiliki kepekaan handal terhadap yang lain. Mungkin tidak persis sama penglihatan yang dialami sebagaimana dikatakan di atas ini, namun orang dapat melihat dana memahami atau memaknai aneka peristiwa alam raya yang sedang terjadi, dengan kata lain orang peka terhadap tanda-tama zaman. Kepekaan akan tanda-tanda zaman juga dapat dilatih antara lain dengan setia mengadakan pemeriksaan batin atau refleksi diri setiap hari, dimana dilatih untuk peka atas apa yang terjadi dalam dirinya dan kemudian dan kembangkan ke kepekaan terhadap yang lain. Tentu saja pertama-tama hendaknya terjadi kepekaan satu sama lain antar anggota keluarga, antar suami dan isteri, antar kakak dan adik, yang setiap hari hidup bersama. Secara khusus kami berharap juga kepada rekan-rekan perempuan yang setiap bulan mengalami menstruasi atau datang bulan, kami harapkan peka apa yang terjadi dalam dirinya menjelang menstruasi, yang pada umumnya orang cenderung agak emosional, agar kemudian dapat menempatkan atau menghadirkan diri dalam kebersamaan dengan baik. Pendek kata: hendaknya kita semua peka terhadap aneka peristiwa alam yang terjadi pada diri kita masing-masing, agar dengan demikian kita juga tumbuh berkembang untuk menjadi peka terhadap apa yang terjadi di lingkungan hidup kita. Marilah kita sadari dan hayati bahwa masing-masing dari kita adalah buah kerjasama atau korban kerjasama kasih antara bapak dan ibu kita masing-masing, maka hanya dalam kebersamaan dan bekerjasama kita dapat hidup bahagia dan damai sejahtera.
"TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai. "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" (Mzm 24:1-3)
Ign 26 November 2012

Hari Raya TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM


HR TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM: Dan 7:13-14;Why 1:5-8;Yoh 8:33b-37
"Apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."
Ketegangan antara pilihan DIY tetap sebagai daerah istimewa yang dipimpin oleh seorang raja sebagai gubernur dan DIY menjadi daerah seperti lainnya akhirnya dimenangkan oleh pilihan pertama, yaitu bahwa DIY tetap daerah istimewa yang dipimpin oleh seorang raja, sebagai gubernur. Memang jika dicermati, yang secara kebetulan DIY juga menjadi daerah pariwisata, keamanan dan kesejahteraan rakyat DIY cukup baik. Keamanan lingkungan terjamin dengan baik, dan memang sang pemimpin, yaitu Sultan senantiasa turun kebawah untuk memperhatikan rakyat kecil. Dalam film Soegija yang belum lama ini dipertontonkan hampir di seluruh wilayah Indonesia dapat dilihat betapa besar perjuangan dan pengorbanan masyarakat atau rakyat Yogyakarta dalam mempertahankan kemerdekaan NKRI, yang baru saja dimaklumkan oleh Sukarna-Hatta. Memang jika dipelajari salah satu tugas raja adalah memerdekakan atau mensejaherakan rakyat, sehingga rakyat pun juga tergerak untuk berpartisipasi dalam gerakan pembangunan dan pensejahteraan bersama. Maka baiklah di hari Minggu terakhir dalam Tahun Liturgi ini, dimana kita diajak untuk mengenangkan Yesus Kristus Raja Semesta Alam, kami mengajak anda sekalian, segenap umat beriman, untuk mawas diri: sejauh mana cara hidup dan cara bertindak kita semakin dirajai atau dikuasai oleh Allah, sehingga kapan pun dan dimana pun kita senantiasa hidup, bertindak dan berjuang demi kesejahteraan umum atau rakyat.
"Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."(Yoh 8:36)
Yang dimaksudkan dengan 'Anak' di sini adalah Yesus Kristus, yang datang ke dunia untuk menyelamatkan dunia seisinya atau seluruh alam raya ini, dan tentu saja terutama dan pertama-tama adalah manusia, ciptaan terluhur di alam raya ini. Selamat memang berarti juga bebas merdeka, maka marilah kita mawas diri apakah sebagai orang beriman kita juga semakin bebas merdeka, tidak memiliki kelekatan tak teratur, yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Orang yang sungguh bebas merdeka tak punya ketakutan atau kekhawatiran atau kecemasan sedikitpun dalam hidup di dunia ini: hati, jiwa, akal budi dan tubuhnya sungguh bebas merdeka, artinya tak dikuasai oleh dosa atau perilaku jahat apapun. Maka marilah kita mawas diri apakah kita 'benar-benar merdeka'.
Orang yang 'benar-benar merdeka' juga disebut sebagai 'anak-anak Allah' artinya orang yang senantiasa 'tinggal atau diam di dalam rumah Allah'. Tentu saja yang kami maksudkan sebagai 'rumah Allah' bukan hanya tempat-tempat ibadat saja, melainkan orang sungguh hidup dan bertindak dalam dan atas nama Allah. Maka jangan seperti orang-orang tertentu yang sangat fanatic, dimana berseru atas nama Allah kemudian merusak dan membunuh. Allah mendambakan atau menghendaki apa saja yang telah diciptakan senantiasa baik adanya, tidak tercemar atau tergores oleh dosa sedikitpun. Maka sebagaimana ketika kita diciptakan dalam keadaan 'telanjang', demikian pula ketika kita meninggal dunia. Telanjang yang saya maksudkan tidak hanya secara fisik melainkan secara rohani atau spiritual, yaitu keadaan dimana orang tidak memiliki malu dan takut sedikitpun karena dirinya dalam keadaan suci dan bersih.
Jika diperhatikan dalam hidup biasa setiap hari orang yang kelihatan bebas merdeka adalah 'orang gila' yang berkeliaran di jalanan; dimana yang bersangkutan senyum terus, tidak marah (marahnya sudah habis), tidak cemas dan tidak khawatir, dst… Kami berharap kita meneladan 'orang gila' tersebut, tidak berarti harus menjadi gila, tetapi orang yang senantiasa senyum terus-menerus karena senantiasa hidup dan bekerja dalam kesatuan dan kebersamaan dengan Tuhan, sehingga juga menjadi pribadi yang 'bebas merdeka'. Gunakan atau fungsikan kebebasan untuk membahagiakan orang lain, bukan untuk hidup dan bertindak seenaknya sendiri. Tuhan telah menganugerahkan kebebasan kepada kita semua, maka kami juga berharap ketika ada sekelompok umat menyelenggarakan ibadat tidak diganggu, melainkan didukung, demikian juga ketika ada pendirian rumah ibadat apapun hendaknya diizinkan, tidak dipersulit, apalagi dilarang. Daripada rumah atau bangunan difungsikan untuk komersial, apalagi bisnis seks seperti losmen atau hotel kelas melati, lebih baik untuk beribadat.  
"Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." (Why 1:8)
Yesus Kristus, Raja Semesta Alam adalah "Alfa dan Omega…, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang", dengan kata lain Ia adalah Raja Abadi, maka siapapun yang beriman kepadaNya ketika dipanggil Tuhan akan memasuki hidup abadi, berbahagia dan mulia selamanya di sorga. Beriman kepadaNya berarti cara hidup dan cara bertindaknya dimana pun dan kapanpun dijiwai oleh iman, mempercayakan diri sepenuhnya kepada Penyelenggaran Tuhan atau Penyelenggaraan Ilahi.
Tuhan lah yang menciptakan segala sesuatu yang ada di permukaan bumi ini, maka segala sesuatu akan hidup dan baik adanya jika senantiasa ada di dalam PenyelenggaraanNya, maka pertama-tama kami mengingatkan kita semua, sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan sesuai dengan gambar atau citraNya,  hendaknya setia menjadi perwujudan 'citra atau gambar Tuhan' dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun. Dengan kata lain siapapun yang melihat kita atau bergaul dengan kita akan tergerak untuk membuka diri juga kepada Penyelenggaraan Ilahi, kemudian dengan rendah hati senantiasa berusaha hidup suci. Maka marilah kita saling menjaga dan membantu agar kita semua tetap setia sebagai 'citra atau gambar Tuhan'.
 "Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah." (Dan 7:13-14). Kutipan ini kiranya menggambarkan orang yang sungguh mengandalkan diri kepada Penyelenggaran Ilahi, sehingga orang dapat melihat kehadiran dan karya Tuhan di alam raya, termasuk di awan-awan atau di langit biru. Pengalaman yang demikian kiranya dimiliki oleh para petani maupun pelaut, yang setiap hari memboroskan waktu dan tenaga, hidup dan bekerja di dalam keterbukaan alam raya, maka jika anda hendak mengenal lebih lanjut perihal pengalaman tersebut, silahkan bercakap-cakap dengan petani atau pelaut.
Akhir kata semoga dengan mengenangkan Yesus Kristus, Raja Semesta Alam, hari ini kita semua semakin dikuasai atau dirajai oleh Tuhan dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari, sehingga ketika dipanggil Tuhan nanti kita langsung menikmati hidup abadi, mulia dan bahagia selamanya di sorga.
"TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang; takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu layak kudus, ya TUHAN, untuk sepanjang masa." (Mzm 93:1-2.5)
Ign 25 November 2012

24 nov


Di hadapan Dia semua orang hidup."
(Why 11:4-12; Luk 20:27-40)

" Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali." Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus" (Luk 20:27-40), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Andreas Dung Luc, imam dan kawan-kawannya, martir, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Orang-orang yang bersikap mental materialistis senantiasa orientasi dan paradigmanya pada hal-hal duniawi atau materialistis, dan tidak sampai ke hal-hal rohani atau spiritual. Dalam psikologi agama mereka digolongkan ke dalam kelompok orang yang cara hidupnya ada pada tingkat 'psiko-fisik' ,belum sampai pada 'psiko-sosial' , apalagi 'psiko-spiritual'. Sebagai orang beriman, yang memiliki panggilan kenabian atau martir, khususnya rekan-rekan iman dan tokoh-tokoh awam katolik, kami harapkan cara hidup dan cara bertindak kita berorientasi pada tingkat 'psiko-spiritual', yang berarti senantiasa berusaha menyelamatkan jiwa manusia, dalam hidup dan kerja sebagai tolok ukur atau barometer kesuksesan adalah keselamatan jiwa manusia. Marilah kita renungkan dan hayati sabdaNya bahwa "Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup". Dengan kata lain hendaknya segala sesuatu yang kita miliki dan kuasai, entah itu berupa barang, harta benda, uang dst. dihayati sebagai sarana yang bersifat sementara, bukan abadi, sarana untuk membantu kita, manusia, dalam rangka mengejar tujuan diciptakan yaitu keselamatan jiwa manusia. Semoga semakin lama kita semakin berorientasi pada tingkat 'psiko-spiritual'
·   "Dan mereka yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi.Tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam mereka, sehingga mereka bangkit dan semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut. Dan orang-orang itu mendengar suatu suara yang nyaring dari sorga berkata kepada mereka: "Naiklah ke mari!" Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka."(Why 11:10-12). Sebagai orang beriman kita semua dipanggil untuk mendengarkan suara dari sorga: "Naiklah ke mari!". Dengan kata lain hendaknya cara hidup dan cara bertindak kita sungguh merupakan perwujudan cita-cita dan harapan kita bahwa setelah meninggal dunia nanti kita segera naik ke sorga, hidup mulia dan berbahagia selamanya bersama Allah dan para kudus, yang telah mendahului perjalanan kita kembali ke sorga. Maka hendaknya hidup di dunia yang hanya sementara atau sebentar ini tidak disia-siakan dengan hidup dan bertindak seenaknya. Taati dan hayati aneka perintah dan sabda Tuhan, entah itu yang tertulis di dalam Kitab Suci maupun yang menjadi nyata dalam aneka kehendak baik saudara-saudari kita. Untuk itu kami berharap kepada kita semua agar bekerja keras dalam rangka melaksanakan tugas pengutusan yang dibebankan kepada kita masing-masing. "Bekerja keras adalah sikap dan perilaku yang suka berbuat hal-hal yang positif dan tidak suka berpangku tangan serta selalu gigih dan sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 10). Didiklah dan binalah anak-anak anda sedini mungkin dalam hal bekerja keras.
"Terpujilah TUHAN, gunung batuku, yang mengajar tanganku untuk bertempur, dan jari-jariku untuk berperang;yang menjadi tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku, perisaiku dan tempat aku berlindung, yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!" (Mzm 144:1-2)
Ign 24 November 2012
 

23 nov


"Seluruh rakyat terpikat kepadaNya dan ingin mendengarkan Dia."
(Why 10:8-11; Luk 19:45-48)

"Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia, tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia." (Luk 19:45-48), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Secara liturgis kita semakin dekat mengakhiri Tahun Liturgi, yang dimahkotai dengan Hari Raya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Dalam warta gembira hari ini dikisahkan sikap mental yang saling berseberangan, yaitu para imam dan ahli-ahli Taurat yang berkehendak untuk membinasakan Yesus dan rakyat banyak yang semakin terpikat pada Yesus, karena Yesus memang berpihak pada rakyat atau mereka yang berada di poros komunitas. Visi Keuskupan Agung Semarang mencantumkan kata 'habitus baru' sebagaimana dicanangkan oleh KWI beberapa tahun lalu. Yang dimaksudkan dengan 'habitus baru' ialah cara melihat dan mempertimbangkan yang terkait dengan hidup bersama. Hidup bersama dipengaruhi oleh tiga poros, yaitu poros Badan Publik, poros Bisnis dan poros Komunitas. Ketika, entah poros Badan Publik atau Bisnis, memihak poros Komunitas, maka hidup bersama sungguh baik, sejahtera, menarik, memikat dan mempesona. Sungguh memprihatinkan bahwa sampai sekarang masih ada kecenderungan kuat bahwa mereka yang berada di poros Badan Publik dan poros Bisnis berkolusi dan meninggalkan poros Komunitas atau rakyat, maka hidup bersama kacau-balau, sarat dengan ketegangan, demonstrasi dan kerusuhan. Kami berharap kepada mereka yang berada di poros Badan Publik maupun Bisnis untuk berpihak pada rakyat atau yang berada di poros Komunitas, sehingga anda semua yang berpengaruh secara yuridis maupun material dalam hidup bersama sungguh ada dalam hati rakyat, memikat dan rakyat senang mendengarkan anda. Kepada kita semua kami ajak mawas diri: apakah kita semakin terpikat kepada Tuhan serta senang mendengarkan ajaran-ajaranNya, yang disampaikan oleh para pemimpin agama yang baik? Apakah semakin tambah usia dan pengalaman kita juga semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia?
·   "Dan suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata pula kepadaku, katanya: "Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat, yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu." Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu."(Why 10:8-9). Yang dimaksudkan dengan makanan di sini tidak lain adalah 'sabda Tuhan' atau aneka aturan dan tata tertib yang tertulis dalam lingkungan hidup dan kerja kita setiap hari. Sejauh mana kita telah melaksanakan atau menghayati aturan atau tata tertib yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing? Apakah aturan dan tata tertib masih menjadi beban atau sudah menjadi kebutuhan? Sebagai orang beriman yang baik kami harapkan kita semua terhadap aturan atau tata tertib sudah menjadi kebutuhan, bukan lagi beban. Demikian juga terkait dengan janji-janji yang telah kita ikrarkan, seperti janji baptis, janji perkawinan, janji imamat, kaul, janji pelajar/mahasiswa , janji pegawai dst.. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus dan telah dibaptis, sejauh mana kita setia pada janji baptis, yaitu hanya mengabdi Tuhan saja serta menolak semua godaan setan? Apakah kita semakin bersaudara atau bersahabat dengan Tuhan maupun sesama manusia tanpa pandang bulu atau SARA? Sebagai suami-isteri; sejauh mana anda semakin saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit sampai mati? Kesetiaan antar suami-isteri dalam saling mengasihi akan menjadi dasar dan modal yang kuat dan handal untuk hidup saling mengasihi dengan orang lain. Semoga kita semua juga semakin peka mendengarkan suara Tuhan yang menggejala dalam ciptaan-ciptaanNya di bumi ini.
"Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku.Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih dari pada ribuan keping emas dan perak." (Mzm 119:14.24.72)
Ign 23 November 2012