Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Sabtu, 04 Mei 2013

Minggu Paska VI

 Mg Paskah VI:
Kis 15:1-2.22-29; Why 21:10-14.22-23; Yoh 14:23-29

" Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan
mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."
Regenerasi alias pembaharuan petugas, pegawai, pejabat dst..senantiasa
harus terjadi.Yang tua mengundurkan diri serta diganti yang muda. Ada
pendahulu atau perintis dan ada juga penerus. Pada umumnya generasi
tua atau pendahulu atau perintis sebelum mengundurkan diri akan
memberi pesan-pesan atau nasihat-nasihat yang sangat bermanfaat dalam
manfaat kepada generasi muda atau penerus. Pesan dan nasihat diberikan
dengan harapan apa saja yang telah dilakukan dan diajarkan oleh para
pendahulu atau perintis dapat dihayati dan diteruskan dengan baik,
tentu saja terutama dan pertama-tama yang harus diteruskan adalah
spiritualitas atau visi, sedangkan strategi dan kegiatan dapat
disesuaikan dengan tuntutan atau perkembangan zaman. Dalam Warta
Gembira hari ini dikisahkan bahwa Yesus memberi pesan kepada para
rasul atau muridNya sebelum naik ke sorga, maka marilah pesan tersebut
kita hayati dalam cara hidup dan cara bertindak kita
"Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan
firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa
yang mengutus Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada
bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan
diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala
sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah
Kukatakan kepadamuu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah
Kukatakan kepadamu"(Yoh 14:24-26)
Segala sesuatu yang diajarkan maupun dilakukan oleh Yesus tidak lain
adalah 'hidup dan bertindak saling mengasihi'. Kita semua diciptakan
oleh Allah bekerjasama dengan bapak-ibu atau orangtua kita dalam dan
oleh kasih, dan kita semua adalah 'buah kasih atau yang terkasih', dan
jika kita setia pada jati diri kita sebagai 'yang terkasih' ini
kiranya dimana pun dan kapan pun akan hidup saling mengasihi. Namun
karena kesibukan dan situasi serta kondisi yang ada sering kita
melupakan jati diri tersebut, sehingga kita tidak hidup dan bertindak
saling mengasihi, tetapi saling membenci, bukan membangun persaudaraan
atau persahabatan sejati tetapi mengembangkan dan mewartakan
permusuhan dan balas dendam serta kebencian.
Yesus menjanjikan Roh Kudus untuk mengingatkan kita semua agar tetap
setia menghayati ajaranNya 'hidup dan bertindak saling mengasihi'.
Dalam hidup kita sehari-hari Roh Kudus antara lain menggejala dalam
diri saudara-saudari kita yang tulus hati dan berkehendak baik, dan
kami percaya orang yang tulus hati dan berkehendak baik lebih banyak
dari pada yang bohong dan berkehendak jahat. Marilah kita dengarkan
dengan rendah hati dan terbuka apa-apa yang dikatakan atau disarankan
oleh orang-orang yang tulus hati dan berkehendak baik, dan selanjutnya
kita hayati atau laksanakan dalam cara hidup dan cara bertindak kita.
Roh Kudus juga menggejala dalam spiritualitas atau visi beserta
terjemahannya dalam aneka tata tertib dan aturan atau dalam
rumus-rumus janji, seperti janji baptis, janji perkawinan, janji
imamat, kaul membiara, janji pelajar atau pekerja dst.. Maka baiklah
tulisan atau rumus-rumus spiritualitas atau visi dan aneka janji
terkait dengan hidup dan panggilan kita, hendaknya setiap hari dibaca
dan dicecap dalam-dalam, dan untuk itu kiranya baik jika tulisan
tersebut ditempatkan atau dipasang di tempat-tempat dimana setiap hari
dapat dilihat, misalnya di atas meja kerja atau di daun pintu kamar
atau daun pintu toilet/WC. Kita semua juga diingatkan pentingnya
memperdalam dan mengembangkan keutamaan 'mengingat' alias tidak
pelupa. Salah satu usaha untuk mudah ingat antara lain setiap hari
mengatakannya, sebagaimana kita juga telah hafal dengan doa Bapa Kami
dan Salam Maria. Mungkin sekiranya kita sungguh menghayati doa Bapa
Kami dan Salam Maria, tidak hanya hafal saja, hemat saya berarti kita
telah melaksanakan ajaran-ajaran Yesus maupun meneladan cara hidup dan
cara bertindakNya. Maka baiklah doa Bapa Kami dan Salam Maria, dimana
pada umumnya kita hafal, hendaknya dijadikan usaha bersama dalam
menghayatinya, terutama dan pertama-tama dalam keluarga kita
masing-masing.
Perihal saling mengasihi sekali lagi kami angkat dan ingatkan bahwa
salah satu wujud kasih yang utama dan pertama tidak lain adalah 'boros
waktu dan tenaga bagi yang terkasih', sebagaimana terjadi dalam diri
pasangan laki-laki dan perempuan yang sedang berpacaran atau tunangan.
Kami berharap kepada orangtua sungguh boros waktu dan tenaga bagi
anak-anaknya, terutama masa balita anak-anak, umur lima tahun ke
bawah.
"Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada
kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini:
kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada
berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari
percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu
berbuat baik. Sekianlah, selamat."(Kis15:28-29)
Kutipan di atas ini kiranya baik menjadi permenungan bagi siapapun
yang sering menentukan kebijakan hidup dan bekerja bersama, "sebab
adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kami
jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu". Tentu
saja pertama-tama dalam diri kita masing-masing hendaknya hanya
mencari dan membeli atau mengusahakan apa-apa yang sungguh kita
butuhkan untuk hidup layak dan sejahtera, tidak berfoya-foya. Dalam
hal makan dan minum kami harapkan secukupnya, bukan sebanyak-banyaknya
serta mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, tidak menimbulkan
penyakit dalam tubuh kita.(Ingat motto: empat sehat lima sempurna).
Dalam hal tidur atau istirahat hendaknya juga berpedoman pada
kesehatan.
Kita juga diingatkan untuk tidak menikmati makanan-makanan dan minuman
'haram', artinya makanan dan minuman yang dapat merusak kesehatan
kita, misalnya narkoba atau aneka jenis makanan dan minuman yang
mengandung racun. Segala sesuatu yang akan kita katakan dan lakukan
hendaknya lebih dahulu direnungkan dan didoakan agar memperoleh
penerangan Roh Kudus, sehingga yang kita katakan dan lakukan sungguh
berguna bagi diri kita sendiri maupun orang lain demi keselamatan jiwa
manusia. Kepada para orangtua kami ingatkan agar memberikan apa yang
baik kepada anak-anaknya, tidak semua yang diminta oleh anak-anak
dikabulkan. Maka hendaknya segala permintaan anak-anak sungguh dipilah
dan dipilih apa yang berguna bagi keselamatan jiwa mereka atau agar
anak-anak tumbuh berkembang sebagai pribadi sehat fisik maupun
spiritual.
Pada masa kini di pasaran atau di masyarakat cukup tawaran yang
memikat dan mempesona demi kenikmatan, entah itu kenikmatan seksual
atau fisik, berupa hiburan dan aneka jenis produksi makanan dan
minuman. Ada air dalam kemasan dan makanan dalam bungkusan atau
kemasan plastik, yang diiklankan akan tahan lama. Aneka jenis makanan
dan minuman instant hemat saya tidak sehat, maka hendaknya jangan
terlalu banyak mengkonsumsi makanan atau minuman instant. Kami percaya
di sekolah-sekolah oleh para guru diajarkan dan dididik cara hidup dan
cara bertindak yang baik kepada para peserta didik, namun sungguh
memprihatinkan bahwa sering orangtua peserta didik kurang kerjasama
dengan sekolah, sehingga apa yang dididikkan di sekolah tidak
dibiasakan di rumah atau bahkan dilupakan.
"Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia
menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan
keselamatan-Mu di antara segala bangsa.Kiranya suku-suku bangsa
bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa
dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi. Kiranya
bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa
semuanya bersyukur kepada-Mu"
(Mzm 67:2-3.5-6)
Ign 5 Mei 2013

4Mei

"Jikalau dunia membenci kamu ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu
membenci Aku dari pada kamu."
(Kis 16:1-10; Yoh 15:18-21)

 "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu
membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia
mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia,
melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia
membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang
hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah
menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah
menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi
semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab
mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku" (Yoh 15;18-21),
demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
•       Setia dalam penghayatan iman kepada Tuhan memang tak akan terlepas
dari aneka tantangan, hambatan dan masalah, bahkan akan dibenci oleh
orang yang kurang atau tidak beriman. Sikap mental
materialistis/duniawi yang menjiwai banyak orang masa kini pasti
menghasilkan orang-orang yang akan membenci orang yang setia dalam
penghayatan iman. Dalam ujian nasional yang baru saja berlangsung
kiranya cukup banyak perilaku amoral yang dilakukan, entah oleh mereka
yang menyelenggarakan ujian nasional, para peserta didik maupun guru,
antara lain pembiaran tindakan menyontek. Mereka sungguh membenci
kejujuran dan kedisiplinan. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus
kita diingatkan bahwa hendaknya tidak heran jika dibenci orang lain,
karena Yesus sendiri telah dibenci oleh tokoh-tokoh Yahudi, yang
kemudian menyalibkanNya. Di Indonesia saat ini kiranya juga ada
tokoh-tokoh yang ketahuan berbuat jahat dan kemudian menggunakan
pembunuh-pembunuh bayaran untuk membunuh orang-orang yang berusaha
mengorek dan membuka kejahatannya. Kami berharap kepada para pejuang
dan pembela kebenaran dan kejujuran tidak takut dan tidak gentar
menghadapi ancaman pembunuhan. Sekiranya anda sampai terbunuh,
percayalah akan berlaku pepatah 'mati satu tumbuh seribu', sebagaimana
terjadi dalam Diri Yesus, yang kemudian diikuti oleh jutaan orang di
dunia ini, beriman kepadaNya serta berusaha meneladan cara hidup dan
cara bertindakNya. Ketika anda menghadapi kebencian dan ancaman,
tataplah Dia yang tergantung di kayu salib, karena dengan demikian
anda akan memperoleh kekuatan dan rahmat untuk mengatasinya.
•       "Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas
menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para
penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya.
Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin
bertambah besar jumlahnya." (Kis 16:4-5). Pengalaman Paulus dan Silas
serta umat yang percaya kepada Yesus sebagaimana diwartakan di atas
ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi kita semua. Mereka yang
bertugas sebagai pewarta, entah pastor atau katekis/guru agama, kami
harapkan setia untuk menyampaikan aneka kebijakan para gembala, entah
yang berasal dari Paus maupun Uskup, yang antara lain bertugas sebagai
pemersatu umat Allah. Kesatuan umat Allah memang akan memperteguh
kehidupan iman umat Allah, dan juga akan menarik, mempesona serta
mendorong orang lain untuk menggabungkan diri pada umat Allah. Kutipan
di atas ini kiranya juga merupakan ajakan dan peringatan bagi kita
semua untuk saling meneguhkan dalam penghayatan iman, bukan saling
mengancam, menjegal atau membuat sabotase. Pengalaman menunjukkan
bahwa pertambahan jumlah orang yang beriman kepada Yesus terjadi
karena kesaksian iman orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus.
Dengan kata lain kesaksian atau keteladanan hidup beriman merupakan
cara utama dan pertama untuk pewartaan iman, yang tak dapat
tergantikan oleh cara apapun. Pertama-tama dan terutama kami mengajak
dan mengingatkan rekan-rekan yang beriman pada Yesus, yang dalam
tempat tugas atau pekerjaannya setiap hari merasa sendirian, dan ada
kemungkinan harus menghadapi kebencian. Karena kesetiaan iman anda,
ada kemungkinan banyak orang akan memperhatikan anda, dan berharap
menemukan kesalahan anda serta kemudian menyingkirkan anda. Jika
demikian adanya, hendaknya aneka perhatian tersebut dihayati sebagai
kasih dan dukungan bahwa anda harus semakin setia pada iman. Ingat
akan pepatah bahwa untuk menemukan kemurnian emas, maka logam dibakar
dan emas murni tak akan terbakar. Hayati aneka perhatian tersebut
sebagai api yang membakar hati anda untuk semakin mengasihi Tuhan
maupun sesama manusia.
"Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada
TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan
sorak-sorai!Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan
kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya."
(Mzm 100:1-3)
Ign 4 Mei 2013

3Mei

"Apa juga yang kamu minta dalam namaKu Aku akan melakukannya"
(1Kor 15:1-8; Yoh 14:6-14)

" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku.
Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata
Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu
sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku
bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?
Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau
berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau,
bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan
kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang
diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah
kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau
setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia
akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan
pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi
kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan
melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu
meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." (Yoh
14:6-14) , demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta
St.Filipus dan St.Yakobus, rasul, saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
•       Kami percaya bahwa mayoritas dambaan dan kegiatan kita adalah
'meminta atau memohon', entah itu mohon kepada saudara-saudari kita
atau kepada Allah. Yang kita minta atau mohon sering hanya apa yang
sesuai dengan keinginan atau selera pribadi, yang belum tentu kita
butuhkan demi keselamatan jiwa kita. Sabda hari ini mengingatkan kita
ketika mohon kepada Allah pasti akan dikabulkan, tetapi ingatlah tentu
saja yang dikabulkan adalah permohonan yang terkait pada keselamatan
jiwa kita sendiri maupun saudara-saudari kita. Dengan kata lain
hendaknya kepada Allah kita senantiasa mohon agar kita senantiasa
bersatu dan bersama denganNya kapan pun dan dimanapun, sehingga
senantiasa hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Permohonan
yang demikian itu pasti dikabulkan dan tentu saja pengabulannya juga
membutuhkan partisipasi kita untuk bekerja keras mewujudkannya.
Sebagai orang beriman kita semua dipanggil untuk hidup dan bekerja
melaksanakan 'pekerjaan Allah', yaitu menyelamatkan jiwa seluruh umat
manusia. Dengan kata lain hendaknya dalam melakukan segala sesuatu
senantiasa 'dalam nama Allah', yang memang berarti mau tak mau harus
melaksanakan kehendak dan perintah Allah alias melakukan apa yang
baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur, yang menyelamatkan jiwa umat
manusia. Keselamatan jiwa manusia hendaknya menjadi tolok ukur atau
barometer keberhasilan atau kesuksesan hidup dan karya kita apapun,
bukan hasil harta benda atau uang. Dalam mendidik dan membina
anak-anak berarti agar anak-anak tumbuh berkembang menjadi pribadi
yang baik dan berbudi pekerti luhur, 'to be man/woman with/for
others'.
•       "Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada
Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di
dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal
kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu
-- kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya." (1Kor
15:1-2). Sebagai umat beriman kita memiliki tugas rasuli, tugas
pengutusan, yaitu mewartakan Injil atau kabar gembira, segala sesuatu
yang menggembirakan dan membahagiakan, tentu saja kebahagiaan dan
kegembiraan jiwa. Untuk itu pertama-tama hendaknya kita senantiasa
berusaha dengan rendah hati untuk melihat dan mengimani apa yang baik
di lingkungan hidup kita masing-masing, yang ada dalam
ciptaan-ciptaanNya, tentu saja dalam diri manusia, yang diciptakan
oleh Allah sebagai gambar atau citraNya. Kami percaya bahwa dalam diri
kita masing-masing lebih banyak yang baik daripada yang jelek. Secara
khusus kami mengingatkan siapapun yang mendidik anak atau generasi
muda, entah di dalam keluarga atau sekolah, untuk senantiasa
mengangkat, memperkembangkan dan memperdalam apa-apa yang baik dalam
diri anak-anak atau generasi muda. Mendidik atau membina berarti
berpartisipasi dalam karya penciptaan Allah, mengembangkan dan
memperdalam, sehingga yang dikembangkan dan diperdalam semakin bersatu
dengan Allah. Maka kami berharap kepada para guru atau pendidik di
sekolah-sekolah maupun bapa-ibu dalam keluarga untuk lebih melihat
bakat, kemampuan, kecakapan yang dimiliki anak-anak serta kemudian
diberi kesempatan dan kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan
kata lain hendaknya kita senantiasa berpikiran positif entah pada diri
kita sendiri maupun terhadap orang lain.
"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan
pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan
malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam."
 (Mzm 19:2-3)
Ign 3 Mei 2013

2Mei

"Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya"
(1Yoh 5:1-5; Mat 10:22-25a)

"Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang
bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka
menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain;
karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai
mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. Seorang murid
tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya.
Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan
bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya" (Mat
10:22-25a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta
St.Atanasius, uskup dan pujangga Gereja, hari saya sampaikan
catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
•       "Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya", demikian kutipan
sabda Yesus. Kata-kata ini kiranya secara umum dalam dunia pendidikan
tidak berlaku, karena pada umumnya para murid (khususnya murid Sekolah
Dasar atau pelajar Sekolah Menengah) karena belajar terus pasti akan
lebih pandai, lebih cerdas, lebih bergelar dari pada gurunya. Namun
yang dimaksudkan dengan 'guru' di sini tidak lain adalah Yesus
sendiri. Ia begitu mengasihi umat manusia sampai harus menderita dan
wafat di kayu salib alias sungguh membaktikan Diri sepenuhnya kepada
tugas pengutusan tanpa syarat. Sedangkan kita para pengikut atau
muridNya pada umumnya jauh dari apa yang telah dihayati oleh Yesus.
Apalagi pada masa kini cukup banyak orang begitu egois dan bersikap
mental materialistis, sehingga cara hidup dan cara bertindaknya justru
semakin menjauhi Tuhan (Yesus). Marilah kita saling membantu dalam
rangka menghayati rahmat kemuridan, dengan rendah hati dan kerja keras
berusaha hidup dan bertindak meneladan Yesus, Guru dan Tuhan kita.
Sebagai umat beriman hendaknya kita setia menghayati iman, dan memang
setia dalam penghayatan iman pada masa kini tak akan terlepas dari
aneka macam tantangan, masalah dan hambatan yang membuat kita harus
siap sedia untuk menderita dan berjuang. Hidup baik, bermoral dan
berbudi pekerti luhur pada masa kini memang harus siap sedia untuk
dibenci oleh orang-orang yang materialistis dan egois. Dalam dunia
pendidikan atau di sekolah-sekolah hidup jujur dan disiplin pun tak
terhindar dari kebencian dan ancaman, bahkan orang jujur bagaikan di
ujung tanduk, yang sewaktu-waktu tergusur.
•       "Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu
apabila kita mengasihi Allah serta melakukan
perintah-perintah-Nya.Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa
kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak
berat,sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah
kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita" (1Yoh 5:2-4). Iman
memang sungguh mampu mengalahkan aneka godaan atau rayuan setan,
ajakan untuk berbuat jahat atau berdosa. Sebagai manusia, kita semua
adalah ciptaan Allah, berasal dari Allah, maka tak mungkin kita akan
hidup bahagia dan damai sejahtera sejati tanpa Allah, dengan
meninggalkan peran Allah dalam cara hidup dan cara bertindak kita.
Demi kebahagiaan dan kesejahteraan kita marilah kita senantiasa taat
dan setia kepada perintah-perintah Allah. Perintah-perintahNya antara
lain menggejala dalam perintah atasan kita atau dalam aneka bentuk
tata tertib atau aturan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas
pengutusan kita. Secara khusus kami mengingatkan segenap anggota
Gereja Katolik, bahwa ada pengamatan terjadi krisis ketaatan pada
Hirarki. Memang taat pada Hirarki sungguh membutuhkan kerendahan hati
serta kerelaan untuk berjuang dan berkorban. Taat pada Hirarki berarti
kita siap sedia untuk diutus, diperintah dan ditegor ketika kita hidup
tidak setia pada Hirarki. Pada umumnya umat Katolik memang begitu
mendengarkan dan berusaha mentaati dan melaksanakan arahan atau
nasihat pastoral dari gembalanya atau uskup, namun sungguh
memprihatinkan bahwa ketaatan dan kesetiaan tersebut tidak umur
panjang, dengan kata lain karena situasi dan kondisi yang berat
akhirnya orang cenderung hidup dan bertindak seenaknya sendiri. Kami
berharap kepada rekan-rekan pastor/imam dapat menjadi teladan dalam
ketaatan dan kesetiaan pada Hirarki, dan kemudian membina umat untuk
berusaha taat dan setia pada Hirarki. Segala usaha dan bentuk
kreativitas kegiatan gerejani atau pastoral hendaknya tetap dalam
rambu-rambu Hukum Gereja maupun pesan-pesan pastoral dari gembala
kita.
"Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri
dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan
memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu
kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;Ia akan
memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang" (Mzm
37:3-6)
Ign 2 Mei 2013

1Mei

"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya"
(Kis 15:1-6; Yoh 15:1-8)

"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap
ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting
yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu
memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting
tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada
pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak
tinggal di dalam Aku.Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam
dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar
seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan
dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam
Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu
kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku
dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu
adalah murid-murid-Ku."(Yoh 15;1-8), demikian kutipan Warta Gembira
hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
•       Pengajaran Yesus senantiasa sederhana dan terkait dengan pengalaman
hidup sehari-hari para pendengarNya, sehingga apa yang diajarkan
senantiasa dapat diterima dan difahami. Dalam Warta Gembira hari ini
Yesus mengingatkan kita semua akan pentingnya senantiasa bersatu dan
bersama dengan Allah, dengan perumpamaan 'pokok anggur dan
ranting-rantingnya'. Ranting menerima makanan dari pokok batang serta
kemudian meneruskannya ke daun-daun, sehingga pohon kelihatan segar
dengan daun-daun rimbun dan tentu saja menjanjikan buah-buah yang
berguna bagi manusia. Maka marilah kita sebagai umat beriman setia
pada iman kita artinya dalam situasi atau kondisi apapun kita
senantiasa tetap membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah, setia
melaksanakan kehendak dan perintah Allah. Kesatuan kita dengan Allah
memang juga harus menjadi nyata atau terwujud dalam kesatuan dengan
saudara-saudari kita. Dengan kata lain marilah kita bekerja sama atau
saling membantu dalam melaksanakan kehendak atau perintah Allah,
sehingga hidup dan kerja kita akan menghasilkan buah melimpah:
keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan yang berguna bagi
keselamatan jiwa umat manusia. Kesatuan kita antara lain diikat dengan
atau oleh spiritualitas atau visi beserta tata-tertib atau aturan
untuk memperlancar penghayatan spiritualitas atau visi, maka kami
berharap kita semua setia dan taat pada tata tertib atau aturan yang
terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita
masing-masing. Semoga cara hidup dan cara bertindak kita sebagai orang
beriman sungguh menghasilkan keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai
kehidupan.
•       "Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh
rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala
sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka. Tetapi beberapa
orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan
berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk
menuruti hukum Musa." Maka bersidanglah rasul-rasul dan
penatua-penatua untuk membicarakan soal itu." (Kis 15:4-6).
Perkembangan dan pertumbuhan jumlah umat yang percaya kepada Yesus
Kristus semakin meningkat serta menimbulkan masalah atau persoalan.
Cukup menarik apa yang dilakukan oleh para rasul, yaitu 'bersidang
atau bertemu bersama-sama untuk memecahkan persoalan yang muncul.
Dalam kehidupan sehari-hari kiranya kita juga menghadapi aneka masalah
atau persoalan, maka baiklah hendaknya jangan ditangani atau
diselesaikan sendiri masalah atau persoalan yang ada, melainkan
hendaknya dibicarakan bersama dengan rekan-rekan seiman atau sekerja
atau sekomunitas. Kami percaya dalam kehidupan bersama kita senantiasa
telah diselenggarakan pertemuan-pertemuan secara rutine. Semoga
pertemuan tersebut tidak sekedar basa-basi saja, melainkan sungguh
membicarakan dan menanggapi aneka masalah dan persoalan dalam hidup
atau kerja bersama. Kebiasaan pertemuan ini kami harapkan terjadi
dalam komunitas basis, seperti dalam keluarga atau komunitas
biara/pastoran. Pertemuan ini secara formal atau informal dapat
diselenggarakan. Secara formal berarti mengusahakan waktu khusus untuk
bercakap-cakap bersama, sedangkan secara informal antara lain
memanfaatkan perjumpaan yang telah ada, misalnya dalam makan bersama
atau rekreasi bersama. Marilah kita ingat dan cermati bahwa di tingkat
tinggi, dalam pemerintahan atau organisasi internasional, apa yang
disebut 'lobby' alias percakapan dari hati ke hati sungguh menentukan
kebijakan bersama. Perjumpaan atau percakapan dari hati ke hati memang
sungguh mengahasilkan buah yang baik dan berguna.
"Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke
rumah TUHAN."Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai
Yerusalem.Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang
bersambung rapat" (Mzm 122:1-3)
Ign 1 Mei 2013. Note: bulan Mei adalah bulan Maria, marilah kita
tingkatkan devosi kepada SP Maria

30 april

"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu."
(Kis 14:19-28; Yoh 14:27-31a)
"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan
kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh
dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Kamu telah
mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku
datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan
bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar
dari pada Aku. Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum
hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. Tidak
banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini
datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku. Tetapi supaya
dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala
sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku,"(Yoh 14:27-31a),
demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
•       Semua orang mendambakan hidup damai sejahtera, namun ada aneka
pandangan perihal damai sejahtera. Seorang filsuf berkata "Welfare
state is warfare state" (= Negara sejahtera adalah Negara yang siap
sedia berperang). Perang di sini memang dapat difahami secara fisik
atau spiritual. Secara fisik sebagaimana dihayati oleh mayoritas atau
semua Negara masa kini, dimana Negara akan damai dan sejahtera ketika
memiliki jumlah pasukan tentara banyak dan handal serta aneka
persenjataan yang memadai atau canggih, maka anggaran belanja angkatan
bersenjata di semua Negara pada umumnya lebih besar dari anggaran
belanja sector lain. Sebagai orang beriman diharapkan menghayati tugas
berperang secara spiritual berarti melawan aneka godaan atau rayuan
setan. Maka Yesus bersabda: "  Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu,
dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia
kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu". Damai sejati yang
dianugerahkan oleh Tuhan kepada kita adalah hidup dan bertindak
bersama dan bersatu dengan Tuhan dimana pun dan kapan pun. Tuhan Yesus
yang telah wafat dan bangkit hadir dimana saja dan kapan saja melalui
RohNya, antara lain melalui orang yang berkehendak baik. Kami percaya
bahwa mayoritas orang di dunia ini berkehendak baik, maka marilah kita
semua yang berkehendak baik bekerjasama mengusahakan hidup damai
sejahtera. Di Indonesia ini masa kini kiranya perlu gerakan dan usaha
bersama memberantas korupsi dan kebohongan, yang membuat bangsa tidak
damai dan tidak sejahtera. Korupsi merupakan tindakan pembusukan hidup
bersama, maka marilah kita berantas aneka bentuk korupsi dimana pun
dan kapan pun.
•       "Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati
mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa
untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak
sengsara.Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan
penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa,
mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah
sumber kepercayaan mereka." (Kis 14:22-23). "Untuk masuk ke dalam
Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara", inilah kiranya
yang baik untuk kita renungkan atau refleksikan. 'Masuk ke dalam
Kerajaan Allah' berarti hidup bahagia dan damai sejahtera, sehat fisik
maupun spiritual. "Jer basuki mowo beyo" = untuk hidup mulia dan damai
sejahtera orang harus siap sedia berjuang dan berkorban.
"Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit
dahulu, bersenang-senang kemudian". Dua pepatah ini kiranya senada
dengan ajaran atau pesan para rasul kepada kita semua, maka marilah
sebagai orang beriman kita siap sedia untuk berjuang dan berkorban
dalam penghayatan iman. Para koruptor adalah orang-orang yang tak rela
untuk berkorban dan berjuang, maka mereka menikmati hidup sejahtera
hanya sesaat saja dan akhirnya harus menderita sengsara untuk
selamanya. Negara kita ini didirikan oleh orang-orang yang sungguh
cerdas dan beriman dengan pengorbanan dan perjuangan, pertumpahan
darah, namun sungguh memprihatinkan bahwa  para penyelenggara Negara
kita tidak mewarisi nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan para bapa
bangsa atau pendiri Negara. Kami berharap agar anak-anak dan generasi
muda dididik dan dibiasakan untuk berkorban dan berjuang demi mencapai
tujuan hidup mulia dan damai sejahtera. Maka hendaknya anak-anak di
dalam keluarga sedini mungkin dididik dan dibiasakan berfungsi
menyelamatkan lingkungan hidupnya sesuai dengan kemampuan dan umur
mereka. Dengan kata lain usahakan kaderisasi sedini mungkin bagi
anak-anak. Seorang kader sejati adalah fungsional menyelamatkan
lingkungan hidupnya. Maka jauhkan aneka bentuk pemanjaan dalam
pendampingan atau pendidikan anak-anak kita.
"Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan
orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan
kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, untuk
memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan
semarak kerajaan-Mu" (Mzm 145:10-12)
Ign 30 April 2013