Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 06 Mei 2011

7 Mei - Kis 6:1-7; Yoh 6:16-21

"Aku ini jangan takut!"

(Kis 6:1-7; Yoh 6:16-21)

 

"Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!" Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui" (Yoh 6:16-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Pesan "Jangan takut" senantiasa disampaikan oleh Tuhan kepada mereka yang terpanggil secara khusus seperti para rasul, dan kiranya juga bagi kita semua yang beriman kepada Tuhan. Perasaan takut hemat saya menghinggapi kita semua: ada yang takut kehilangan jabatan, takut kehilangan harta benda atau uang, takut jatuh, takut tidak naik kelas atau lulus ujian, takut mati, dst.. Penakut ada dua kemungkinan tindakan yang dilakukan, yaitu 'mengurung diri atau membela diri' atau dengan rendah hati mohon perlindungan dan bantuan kepada mereka yang dapat melindungi atau membantunya. Sebagai orang beriman kami mengajak dan mengingatkan kita semua jika merasa takut, marilah kita dengan rendah hati mohon perlindungan Tuhan, entah dengan berdoa atau secara konkret minta perlindungan kepada saudara-saudari kita yang kita anggap mampu melindungi kita. Dengan kata lain ketika kita takut hendaknya tidak menutup diri, melainkan membuka diri sepenuhnya terhadap aneka macam bantuan yang mungkin mendatangi kita. Penakut memang dengan mudah jatuh sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh, karena ketahanan dirinya melemah atau rapuh. Memang untuk mengatasi ketakutan hendaknya juga jangan 'kebablasen' menjadi sombong atau begitu percaya diri, sebaliknya di satu pihak hendaknya menyadari dan menghayati bahwa dalam diri kita ada kekuatan untuk mengatasi ketakutan, di sisi lain terbuka terhadap aneka bantuan dan uluran kasih orang lain. Marilah kita imani atau hayati bahwa Yesus yang telah bangkit dari mati hadir dan berkarya dalam diri saudara-saudari kita yang berkehendak baik, dan kemudian kita tanggapi dengan positif semua kehendak baik saudara-saudari kita.

·   "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja.Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." (Kis 6:2-4), demikian kata para rasul kepada segenap umat yang menyertainya,yang sedang berkumpul. Yang dimaksudkan dengan 'pelayanan meja' adalah perhatian secara phisik terhadap orang lain, terutama terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan atau para janda sebagaimana terjadi pada masa Gereja Perdana. Akhirnya memang  terpilih beberapa orang yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat untuk melaksanakan tugas pengutusan tersebut. Jika kita mawas diri kiranya kita semua menyadari dan menghayati bahwa mayoritas waktu dan tenaga kita terarah pada hal-hal duniawi, dan ada kemungkinan di antara kita ada yang bertugas untuk mendistribusikan harta benda atau uang, atau secara khusus bertugas sebagai pengambil keputusan atau kebijakan dalam memberi gaji atau imbal jasa. Kami berharap dalam melaksanakan tugas pengutusan sungguh adil dan merata, sehingga tidak ada seorangpun yang kurang diperhatikan. Memang pada umumnya mereka yang miskin dan berkekurangan atau para janda kurang memperoleh perhatian yang memadai, maka baiklah jika mereka ini menjadi opsi utama dalam pelayanan atau pelaksanaan tugas pengutusan. Karena dalam Warta Gembira secara khusus disebut para janda, maka baiklah kami mengajak anda sekalian untuk memperhatikan para janda, yang mungkin kesepian. Tentu saja perhatian yang diberikan tidak tumbuh berkembang menjadi perbuatan amoral. Memang tidak mudah memperhatikan para janda: kalau yang memperhatikan laki-laki jangan-jangan dituduh berselingkuh, sedangkan kalau yang memperhatikan perempuan jangan-jangan dituduh lesbian. Maka baiklah ketika memperhatikan mereka tidak sendirian, paling tidak berdua, sehingga tidak mudah jatuh ke perilaku amoral, yang berlawanan dengan kehendak Tuhan.

 

"Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur. Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!  Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN" (Mzm 33:1-2.4-5)

 

Jakarta, 7 Mei 2011


Kamis, 05 Mei 2011

6Mei - Kis 5:34-42; Yoh 6:1-15

"Apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"
(Kis 5:34-42; Yoh 6:1-15)

"Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia." Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri." (Yoh 6:1-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
•    Kutipan Warta Gembira di atas menjadi ikon/gambar di dinding diatas tabernakel kapel Kolese Kanisius Jakarta. Isi Warta Gembira adalah suatu ajakan bagi kita semua sebagai orang beriman untuk berbagi kekayaan yang kita miliki kepada mereka yang miskin dan berkekurangan. "Preferential option for/with the poor" = Keberpihakan kepada/bersama yang miskin dan berkurangan, itulah salah satu prinsip atau motto hidup menggereja sebagai anggota Gereja atau paguyuban umat yang percaya kepada Yesus Kristus. Maka dengan ini kami mengajak kita semua untuk bermurah hati terutama kepada mereka yang miskin dan berkekurangan dalam lingkungan hidup atau kerja kita. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa harta benda atau uang pada dasarnya bersifat social, berfungsi social, maka semakin memiliki atau kaya akan harta benda atau uang hendaknya juga semakin social, semakin dikasihi oleh Allah dan sesamanya. Jauhkan aneka bentuk pelit atau egois dalam diri kita masing-masing sebagai orang beriman.

•    "Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah."(Kis 5:38-39), demikian kata Gamaliel, orang Farisi, dalam Mahkamah Agama yang sedang mengadili para rasul. Apa yang dikatakan oleh Gamaliel ini hendaknya menjadi pegangan atau pedoman cara hidup dan cara bertindak kita dalam menghadapi aneka masalah, tantangan atau hambatan. Dalam hidup atau kerja sehari-hari kita sering menghadapi atau menerima aneka usul, saran atau kreativitas baru dalam rangka pembaharuan hidup. Mungkin di antara kita ada yang tidak suka akan pembaharuan atau perubahan. Apa yang dikatakan oleh Gamaliel merupakan suatu ajakan bagi kita semua untuk senantiasa siap sedia berubah atau memperbaharui diri, dengan kata lain hendaknya kita terbuka terhadap aneka kemungkinan dan kesempatan. Apa yang berasal dari Allah memang tak akan mungkin dilenyapkan atau dihentikan, sedangkan yang berasal dari manusia akan berhenti dengan sendirinya. Sebagai orang beriman kita mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah, maka marilah kita setia pada persembahan diri ini, taat dan setia pada kehendak Allah. Kehendak Allah antara lain menjadi nyata dalam diri kita dan saudara-saudari kita yang berkehendak baik. Marilah kita biarkan kehendak baik saudara-saudari kita diusahakan menjadi tindakan atau perilaku dengan bebas, tanpa kita hambat atau ganggu sedikitpun, karena kita percaya jika berasal dari Allah tak akan mungkin dihentikan, sedangkan jika berasal dari manusia akan berhenti dengan sendirinya.

"TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?  Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup!Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN" (Mzm 27:1.4.13-14)

Jakarta, 6 Mei 2011



Rabu, 04 Mei 2011

5 Mei - Kis 5:27-33; Yoh 3:31-36

"Barangsiapa percaya kepada Anak ia beroleh hidup yang kekal"

(Kis 5:27-33; Yoh 3:31-36)

 

"Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya. Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." (Yoh 3:31-36), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Kepercayaan kepada Tuhan masa kini menurut pengamatan saya sungguh mengalami erosi. Mengapa? Salah satu sarana yang mengganggu untuk percaya adalah HP (Hand Phone). Ketika kita belum memiliki HP kiranya kita jarang sekali menghubungi atau mengontak suami, isteri, anak, pacar, tunangan atau pegawai kita dst.. , namun ketika memiliki HP ada kemungkinan hampir setiap jam menghubunginya. Pertanyaan refleksif: ketika saya menghubungi dengan HP tersebut merupakan tanda cintakasih atau curiga/was-was alias kurang percaya kepada mereka? Jika kita jujur mawas diri hemat saya karena curiga., was-was atau kurang/tidak percaya. Jika kepada saudara atau sesama kita kurang/tidak percaya maka percaya kepada Tuhan layak dipertanyakan. Percaya kepada Tuhan dan percaya kepada saudara/sesama hemat saya tak dapat dipisahkan. Maka kami mengajak dan mengingatkan kita semua: marilah kita saling percaya satu sama lain dan tidak mudah curiga atau was-was; persembahkan saudara-saudari kita dalam bepergian, bekerja atau belajar kepada Tuhan, Penyelenggaraan Ilahi. Yesus adalah Utusan Allah Bapa untuk menyelamatkan dunia seisinya, maka marilah jika kita mendambakan hidup kekal selamanya setelah dipanggil Tuhan, kita percaya sepenuhnya kepada Yesus. Percaya kepada Yesus berarti senantiasa menghayati sabda-sabdaNya serta meneladan cara hidup dan cara bertindakNya. Marilah kita juga percaya kepada saudara-saudari kita yang tidak bersama dengan kita juga baik adanya, dan kita sendiri senantiasa mendoakannya.

·   "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia" (Kis 5:29), demikian jawaban Petrus ketika diancam untuk para tokoh Yahudi.. Baiklah kata-kata atau jawaban Petrus tersebut juga menjadi pegangan cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun, sebagai perwujudan bahwa kita sungguh beriman, sungguh mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah. Allah antara lain hidup dan berkarya dalam diri manusia yang berkehendak baik maupun ciptaan-ciptaan lainnya seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan atau tanaman. "Allah tinggal dalam ciptaan-ciptaanNya dalam unsur-unsur, memberi 'ada'nya: dalam tumbuh-tumbuhan memberi daya tumbuh, dalam binatang-binatang daya rasa, dalam manusia memberi pikiran; jadi Allah juga tinggal dalam aku, memberi aku ada, hidup, berdaya rasa dan berpikiran" (St.Ignatius Loyola: LR no 235). Maka marilah kita lihat dan taati kehendak atau karya Allah dalam ciptaan-ciptaanNya tersebut; kita hormati dengan rendah hati semua ciptaan Allah, antara lain secara konkret tidak merusaknya melainkan merawat dan mengasihinya. Dengan kata lain mentaati kehendak Allah juga berarti mengasihi lingkungan hidup serta mengusahakan lingkungan hidup sedemikian rupa sehingga semua ciptaan Allah, terutama manusia, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra Allah dapat hidup dalam dalam sejahtera di dalamnya, serta tumbuh berkembang semakin dekat dengan Allah maupun sesamanya. Hendaknya kita sebagai sesama manusia juga saling mengasihi satu sama lain tanpa pandang bulu. Kami berharap para pemimpin atau atasan dapat menjadi 'wakil Allah' di dunia ini, sehingga dapat menjadi teladan ketaatan kepada Allah. Dengan kata lain para pemimpin atau atasan hendaknya dengan rendah hati terus menerus mengusahakan kesucian diri, sehingga semakin dikasihi oleh Allah dan sesama manusia, khususnya yang mereka pimpin atau menjadi bawahannya.

 

"Wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu" (Mzm 34:17-20)

     

Jakarta, 5 Mei 2011


Selasa, 03 Mei 2011

4 Mei - Kis 5:17-26; Yph 3:16-21

"Barangsiapa melakukan yang benar ia datang kepada terang"
(Kis 5:17-26; Yph 3:16-21)

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah." (Yoh 3:16-21), demikian kutipan
 Warta Gembira hari ini


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
•    "Sluman-slumun slamet" = Diam-diam agar selamat, demikian salah satu motto orang Jawa. Motto ini sebenarnya baik, namun oleh para penjahat difahami dan dihayati lain, yaitu jika melakukan kejahatan hendaknya diam-diam, bersembunyi dalam kegelapan, agar tidak ketahuan alias selamat. Memang para penjahat, korupsi, pencuri atau pencopet senantiasa melakukan kejahatannya di dalam 'kegelapan'. Kita semua orang beriman diharapkan menjadi saksi iman alias senantiasa melakukan apa yang benar dengan terang-terangan alias tanpa takut dan gentar. "Barangsiapa melakukan yang benar ia datang kepada terang", demikian sabda Yesus, Sang Terang Sejati, yang telah wafat di kayu salib dan bangkit dari mati, untuk menerangi siapapun yang beriman kepadaNya. Sebagai yang beriman kepada Yesus yang telah bangkit dari mati marilah kita senantiasa melakukan apa yang baik dan benar alias menghayati keutamaan-keutaman sebagai buah Roh, seperti "kasih,  sukacita,  damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,kelemahlembutan, penguasaan diri."(Gal 5:22-23). Kami percaya jika kita senantiasa melakukan yang benar dan baik, maka kita sendiri senantiasa berada didalam terang dan sepak terjang atau kehadiran kita dimanapun dan kapanpun dapat menerangi mereka yang berada di dalam 'kegelapan' alias dapat menjadi petunjuk jalan bagi mereka yang ingin membebaskan diri dari aneka macam bentuk kejahatan yang telah atau sedang mereka lakukan.
•    "Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak." (Kis 5:20), demikian kata malaikat kepada para rasul yang berada di dalam penjara yang terkunci dengan kuat. Karena para rasul adalah benar dan senantiasa dengan terbuka tanpa takut sedikipun mewartakan Kabar Baik, Yesus yang telah bangkit dari mati, maka mereka menerima anugerah pembebasan dari penjara. Suatu mujizat terjadi, meskipun pintu penjara terkunci rapat dan kuat para rasul dapat keluar dari penjara. Mungkin kita tidak terpenjara secara phisik seperti para rasul, tetapi karena kita benar dan senantiasa hidup dalam terang, setia pada iman, panggilan dan tugas pengutusan kita, maka ada kemungkinan kita diliputi aneka masalah, tantangan dan hambatan. Percayalah, imanilah bahwa jika hidup benar dalam terang, setia pada iman, panggilan serta tugas pengutusan, kita pasti akan mampu mengatasinya. Maka marilah kita senantiasa setia. "Setia  adalah  sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang telah dibuat" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur,Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). Kita semua yang telah dibaptis baru saja memperbaharui janji baptis di malam Paskah, sedangkan rekan-rekan imam baru saja memperbaharui janji imamat di hari Kamis Putih, maka marilah kita setia pada pembaharuan janji tersebut. Tentu saja pertama-tama dan terutama kami mengingatkan kita semua yang telah dibaptis, entah imam, bruder atau suster atau awam, untuk setia pada janji baptis yang mendasari keanggotaan kita sebagai anggota paguyuban umat yang beriman kepada Yesus Kristus. Dalam pembaruan janji baptis kita memperbaharui janji hanya mau mengabdi Tuhan Allah saja serta menolak semua godaan setan, maka marilah kita saling membantu dan bergotong royong dalam penghayatan janji tersebut. Jika kita setia dan unggul dalam janji baptis, maka janji-janji  lain yang mengikuti seperti janji perkawinan, janji imamat atau kaul akan dapat dengan mudah kita hayati atau laksanakan.


"Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita. Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku.Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu" (Mzm 34:3-6) 

Jakarta, 4 Mei 2011



3 Mei - 1Kor 15:1-8; Yoh 14:6-14

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup"

(1Kor 15:1-8; Yoh 14:6-14)

 

"Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."(Yoh 14:6-14), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Filipus dan St.Yakobus, rasul, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita dipanggil untuk menjadikan Dia sebagai 'jalan dan kebenaran dan hidup', artinya hidup dan bertindak dengan meneladan cara hidup dan cara bertindakNya atau menghayati sabda-sabdaNya dalam hidup dan bertindak kita sehari-hari dimanapun dan kapanpun, sehingga kita layak disebut sebagai 'sahabat-sahabat Yesus'. Kita juga menjadi 'rasul-rasul Yesus', orang-orang yang diutus untuk melanjutkan karya penyelamatanNya di dunia ini, meneladan St.Filipus dan St.Yakobus, yang kita kenangkan hari ini. Sebagai yang diutus/rasul marilah kita hayati sabda Yesus ini :"Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu, Aku akan melakukannya". Sesuatu yang layak diminta dalam nama Yesus, Tuhan, antara lain keselamatan jiwa serta hidup saling mengasihi satu sama lain tanpa pandang bulu, maka hendaknya ketika kita berdoa untuk mohon sesuatu hendaknya itulah yang menjadi permohonan kita. Tentu saja sebagai pemohon kita harus konsekwen,  artinya dengan sepenuh hati dan kerja keras mengusahakan agar apa yang kita mohon dapat terlaksana dengan segera. Dengan kata lain hendaknya keselamatan jiwa manusia senantiasa menjadi acuan cara hidup dan cara bertindak kita, demikian juga dimanapun dan kapanpun kita senantiasa hidup dan bertindak saling mengasihi. Dengan demikian cara hidup dan cara bertindak kita juga dapat menjadi 'jalan dan kebenaran dan hidup'.

·   "Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu -- kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya"(1Kor 15:1-2), demikian peringatan atau ajakan Paulus kepada umat di Korintus, kepada kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus. Injil adalah Warta Gembira yang berisi apa yang dilakukan/dikerjakan serta disabdakan oleh Yesus. Kita dipanggil untuk berpegang teguh pada Injil, maka marilah bersama-sama dan dengan rendah hati kita saling membantu dalam menghayati sabda Yesus serta meneladan cara hidup dan cara bertindakNya. Marilah kita memikirkan apa yang sedang dipikirkan Yesus, berjuang sebagaimana diperjuang-kan Yesus, mengerjakan sebagaimana dikerjakan oleh Yesus. Salah satu yang menjadi perhatian Yesus antara lain kemiskinan yang disebabkan oleh keserakahan beberapa orang. Maka kami berharap kita bersama-sama berusaha mengentaskan saudara-saudari kita dari kemiskinan dengan memberantas aneka bentuk keserakahan yang dilakukan oleh sementara orang. Tentu saja kita sendiri tidak serakah dan sederhana baik dalam hidup maupun bertindak. Kepada mereka yang masih hidup dan bertindak serakah kami harapkan segera bertobat atau memperbaharui diri, meninggalkan aneka bentuk keserakahan yang teah dilakukan. Kepada kita semua marilah kita senantiasa berdoa kepada Allah Bapa: "Ya Bapa,.bebaskanlah bangsa kami dari perbudakan keserakahan"

 

"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari" (Mzm 19:2-5)

 

Jakarta, 3 Mei 2011


Minggu, 01 Mei 2011

2 Mei - Kis 4:23-41; Yoh 3:1-8

"Angin bertiup ke mana ia mau dan engkau mendengar bunyinya tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi"

(Kis 4:23-41; Yoh 3:1-8)

 

"Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." (Yoh 3:1-8), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sebagai orang beriman yang sungguh mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah akan hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah dan tidak mengikuti keinginan atau selera pribadi. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua, segenap umat beriman, untuk mawas diri perihal cara hidup dan cara bertindak kita. "Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikian halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh" (Yoh 3:8), demikian sabda Yesus. Hendaklah kita senantiasa bersikap terbuka terhadap aneka kemungkinan dan kesempatan, sebagai wahana untuk hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah. Dengan kata lain kita hendaknya senantiasa siap sedia untuk terus berubah atau memperbaharui diri terus menerus sesuai dengan tuntutan xaman dan kehendak Allah, tentu saja berubah ke arah yang lebih baik, suci, luhur dan mulia. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa yang abadi di bumi ini adalah perubahan, maka siapapun yang tidak siap sedia untuk berubah pasti akan hancur, tergilas. Marilah kita hidup dan bertindak 'dari air dan Roh', sehingga kita senantiasa dalam keadaan segar bugar dan dinamis. 'Dari air dan Roh' berarti rahmat pembaptisan yang disertai dengan janji-janji baptis. Marilah kita setia pada janji baptis kita, yaitu 'hanya mau mengabdi Tuhan Allah saja serta menolak aneka godaan setan".

·   "Ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani."(Kis 4:31). Dalam iman kita percaya bahwa 'yang penuh Roh Kudus' adalah para uskup atau gembala kita, maka kita menerima Sakramen Krisma melalui Uskup atau pembantunya. Kita semua yang telah dibaptis dan menerima Sakramen Krisma juga diharapkan hidup dan bertindak sebagai orang 'yang penuh Roh Kudus', sehingga 'memberitakan firman Allah dengan berani'  tanpa takut atau gentar sedikitpun. Kami mengajak anda sekalian untuk tidak takut dan gentar memberitakan firman Allah, dan untuk itu dari diri kita sendiri hendaknya akrab dengan firman Allah, entah itu berarti kita sering membaca dan merenungkan firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci atau 'Firman Allah' yang tidak lain adalah Yesus Kristus sendiri. Firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kiab Suci, pertama-tama dan terutama untuk dibacakan dan didengarkan, maka bagi yang sedang membacakan hendaknya membacakan dengan baik sehingga enak didengarkan, sedangkan yang sedang mendengarkan hendaknya dengan rendah hati dan segenap hati sungguh mendengarkan. Kita semua diharapkan hidup dan bertindak dijiwai oleh firman Allah, maka baiklah jika kita terkesan dalam salah satu ayat dalam Kitab Suci hendaknya segera menjadi pedoman dan jiwa cara hidup dan bertindak. Sebagai contoh kita dapat memperhatikan para santo atau santa maupun para gembala kita yang memiliki motto singkat, yang diambil dari kitab suci. Saya pribadi terkesan dengan teks ini, yang saya jadikan pegangan dan pedoman cara hidup dan bertindak saya, yaitu "Di dalam Dia kita beroleh keberanian" (Ef 3:12a)     

·     

"Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya: "Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!"

(Mzm 2:1-3)

 

Jakarta, 2 Mei 2011


Minggu Paskah II - Kis 2:42-47; 1Ptr 1:3-9; Yoh 20: 19-31


Mg Paskah II (HM Kerahiman Ilahi:
Kis 2:42-47; 1Ptr 1:3-9; Yoh 20: 19-31

"Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."
Dalam Era Reformasi yang ditandai dengan gerakan demokrasi dan hak azasi manusia masa kini, karena keterbatasan kedewasaan pribadi manusia sering berkembang menjadi aneka bentuk kekerasan dan tawuran  untuk mempertahankan pendapat atau cita-cita kelompok atau pribadi. Aneka kekerasan tidak hanya terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tetapi juga dalam hidup berkeluarga, dimana terjadi kekerasan antar suami-isteri atau orangtua terhadap anak-anaknya. Memang menurut saya aneka kekerasan yang terjadi di masyarakat merupakan pengembangan atau pendalaman kekerasan yang terjadi di dalam keluarga, maka baiklah kami mengingatkan dan mengajak kita semua yang berkeluarga atau hidup berkomunitas, marilah kita jauhkan aneka bentuk kekerasan di dalam keluarga atau komunitas. Untuk itu marilah, pada Hari Minggu Kerahiman Ilahi hari ini,  kita renungkan atau refleksikan sabda Yesus yang telah bangkit dari mati kepada para rasul di bawah
 ini.

"Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." (Yoh 20:22-23) 
Para rasul menerima anugerah Roh Kudus dan diberi kuasa atau wewenang untuk mengampuni dosa orang. Kuasa atau wewenang yang demikian itu untuk masa kini juga dimiliki oleh para imam, maka dengan ini pertama-tama kami mengajak dan mengingatkan rekan-rekan imam untuk menjadi saksi kerahiman ilahi. Hendaknya para imam penuh kasih pengampunan dan belas-kasih kepada umatnya, tidak mudah marah terhadap umat, dan tentu saja di antara para imam sendiri hendaknya saling mengampuni dan berbelaskasih. Semoga kasih pengampunan yang diwartakan dan disalurkan di dalam atau melalui kamar pengakuan ketika ada umat yang mengaku dosa juga menjadi cara hidup dan cara bertindak imam di luar kamar pengakuan dosa.

Berbicara perihal kerahiman hemat saya tak boleh melupakan rekan-rekan perempuan yang memiliki rahim, dimana ketika mereka menjadi ibu di dalam rahimnya tumbuh berkembang buah kasih. Dalam dan dengan kerahiman serta kasih kiranya rekan-rekan calon ibu atau para ibu 'mendampingi' buah kasih yang tumbuh berkembang di dalam rahimnya. Maka kami berharap kepada rekan-rekan perempuan juga dapat menjadi saksi atau teladan dalam hal kerahiman ilahi, menjadi penyalur kerahiman  Allah kepada sesama atau saudara-saudarinya.

Bahasa Latin dari 'kerahiman' adalah misericordia yang dapat berarti kasihan, belas-kasih, kerahiman, kerelaan, kemurahan, kedermawanan, maka menghayati kerahiman ilahi dapat kita wujudkan dengan menghayati keutamaan-keutamaan dari arti misericordia tersebut. Mungkin yang baik kita hayati pada masa kini adalah kedermawanan, yang berarti dengan kerelaan hati dan murah hati memberi derma kepada mereka yang sungguh membutuhkan, entah berupa tenaga, waktu atau harta benda/uang. Berbagai musibah dan bencana alam pada masa kini terjadi bertubi-tubi, yang menimbulkan cukup banyak korban yang membutuhkan bantuan dari para dermawan. Marilah kita ingat, sadari dan hayati bahwa harta benda atau uang pada dasarnya bersifat social, maka semakin memiliki harta benda atau uang hendaknya semakin social, tidak pelit. Tentu saja kami berharap kepada mereka yang terlibat atau berpartisipasi dalam aneka LSM atau berkarya di bawah naungan Departemen Sosial dapat menjadi
 teladan dan penggerak dalam hidup social atau kedermawanan. Jangan mengkomersielkan lembaga untuk korupsi atau mencari keuntungan pribadi. Sebagai manusia ciptaan Allah kita semua juga dipanggil untuk hidup social dan bersahabat satu sama lain. Maka selanjutnya marilah kita renungkan atau refleksikan sapaan Petrus di bawah ini.


"Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya."
 (1Pet 1:3-7)
Sebagai orang beriman kita semua diingatkan untuk membuktikan 'kemurnian iman' kita masing-masing. Emas dimurnirkan dengan api, emas murni tidak akan meleleh karena panas api yang membara. Paulus mengumpamakan iman kita bagaikan emas, maka baiklah untuk memurnikan iman kita marilah kita sungguh mendunia, berpartisipasi dalam seluk beluk dunia, karena sebagaimana dikatakan oleh Yakobus "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati" (Yak 2:17). Jika kita sungguh mendunia, berpartisipasi dalam seluk beluk dunia akan kelihatan apakah iman kita sungguh tangguh, handal dan murni, karena mendunia tanpa iman akan amburadul hidupnya, semakin mendunia harus semakin beriman. Dalam seluk beluk dunia sarat dengan masalah, hambatan dan tantangan-tantangan, maka memurnikan emas berarti berani menghadapi masalah, hambatan atau tantangan yang ada., tidak melarikan diri.

Ketika iman kita murni, maka hidup bersama sebagai umat beriman akan meneladan cara hidup jemaat atau umat Perdana, yaitu " Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing" (Kis 2:42-45). Kebersamaan hidup dan kerja kita sungguh menarik, memikat dan mempesona orang lain, sehingga banyak orang tergerak untuk mendekat dan bersahabat dengan kita, sebagaimana terjadi juga dalam jemaat perdana: " mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan"(Kis 2:47). Marilah dengan rendah
 hati dan bantuan rahmat Allah kita senantiasa berusaha agar cara hidup dan cara bertindak kita 'disukai semua orang'.

"Aku ditolak dengan hebat sampai jatuh, tetapi TUHAN menolong aku. TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku. Suara sorak-sorai dan kemenangan di kemah orang-orang benar: "Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan, Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya"
(Mzm 118:13-15.22-24)
               
Jakarta, 1 Mei 2011