Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 08 Februari 2013

Minggu Biasa V


Mg Biasa V: Yes 6:1-2a.3-8; 1Kor 15:1-11; Luk 5:1-11

"Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan".


Hari ini kebetulan hari Raya Imlek (Tahun Baru Cina 2564). Konon ketika hari raya Imlek turun hujan merupakan tanda kemakmuran, yang berarti segala macam jenis usaha akan mengahasilkan buah melimpah yang sangat berguna bagi kehidupan bersama. Sabda Yesus kepada para penjala ikan hari ini kiranya sangat cocok dengan keimanan tersebut, dimana Yesus memerintahkan penjala ikan :"Bertolaklah ke tempat yang dalam dan terbarkanlah jalamu untuk menangkap ikan". Tahun Baru Imlek bagi orang Cina dikenal sebagai "Musim Semi", dengan harapan perjalanan hidup yang akan datang menghasilkan buah melimpah bagi hidup bersama. Maka rasanya, sebagaimana saya kemukakan di atas, sabda Yesus hari ini membantu kita untuk memahami Imlek maupun bagi rekan-rekan yang merayakan Imlek mengintegrasikan kepercayaan pada sabda Yesus.

"Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." (Luk 5:4)

Bagi kita umat katolik pada tahun ini kita diajak untuk menyegarkan dan memperdalam iman kita dengan dimaklumkannya tahun 2013 sebagai Tahun Iman. Sabda Yesus "Bertolaklah ke tempat yang dalam" kiranya dapat kita hayati dengan membaca, memahami, merenungkan dan mencecap dalam-dalam apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, Hukum Gereja, Dokumen Konsili Vatican II, Katekismus Gereja Katolik, dst… dan kiranya bagi para anggota lembaga hidup bakti, biarawan dan biarawati diajak untuk menyegarkan dan memperdalam spiritualitas atau charisma lembaga/tarekat. Penyegaraan atau pendalaman ini kiranya dapat dilakukan bersama-sama dalam komunitas, keluarga atau lingkungan umat, entah tiap hari atau tiap minggu.

Dalam rangka pendalaman hendaknya ada yang membacakan dan mendengarkan; yang membacakan kami harapkan mempersiapkan diri sebelumnya, sehingga ketika membacakan dapat didengarkan dengan baik oleh orang lain. Sedangkan bagi yang mendengarkan kami harapkan sungguh mendengarkan, dengan membuka hati, pikiran, perasaan dan telinga tubuh seoptimal mungkin. Mendengarkan hemat saya merupakan keutamaan yang penting sekali dalam hidup kita sehari-hari, karena apa yang sungguh kita dengarkan membentuk pribadi kita masing-masing. Selanjutnya kami angkat peringatan atau ajakan St.Ignatius Loyola ini :"Bukan berlimpahnya pengetahuan, melainkan merasakan dan mencecap dalam-dalam kebenarannya itulah yang memperkenyang dan memuaskan jiwa" (St Ignatius Loyola, LR no 2)

"Tebarkan jalamu", inilah sabda Yesus yang selanjutnya kita laksanakan atau hayati. Bagi  para nelayan jala merupakan sarana atau alat utama dalam bekerja untuk mencari ikan. Bagi kita: apa saja yang menjadi sarana atau alat utama kita untuk hidup dan bekerja. Hendaknya aneka peralatan atau sarana-prasarana difungsikan sebagaimana mestinya seoptimal mungkin, jangan sampai ada sarana-prasana atau alat kerja yang menjadi hiasan belaka. Semakin banyak atau canggih sarana-prasarana atau alat yang digunakan hendaknya juga semakin banyak buah atau hasil, yang membahagiakan dan fungsional bagi keselamatan dan kebahagiaan manusia, terutama keselamatan dan kebahagiaan jiwa manusia, sesuai dengan sabda Yesus bahwa "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.".

Segala usaha dan sepak terjang kita hendaknya senantiasa mengedepankan dan mengutamakan keselamatan dan kebahagiaan jiwa manusia, bukan keberhasilan dalam perolehan harta benda atau uang. Dengan kata lain kita semua diharapkan tidak bersikap materialistis. Secara khusus dengan ini kami ingatkan rekan-rekan imam/pastor atau klerus, apa yang tertulis dalam Kitab Hukum Kanonik, untuk kita hayati: "1). hendaknya pertama-tama mereka menjalankan tugas-tugas pelayanan pastoral dengan setia dan tanpa kenal lelah, 2) hendaknya mereka memupuk hidup rohani dengan santapan ganda yakni Kitab Suci dan Ekaristi, oleh karena itu para imam dengan sangat dihimbau untuk mempersembahkan Kurban Ekaristi setiap hari, sedangkan para diakon untuk mengambil bagian itu setiap hari, 3) para imam dan para diakon calon imam terikat kewajiban untuk menunaikan ibadat harian setiap hari menurut buku-buku liturgi yang disahkan.., 4) demikian pula mereka wajib meluangkan waktu untuk latihan rohani, menurut hukum-hukum partikuler, 5) mereka dihimbau untuk melakukan doa harian secara teratur, sering menerima sakramen tobat, berbakti kepada Perawan Bunda Allah dengan penghormatan khusus, dan memanfaatkan sarana-sarana pengudusaan yang umum dan khusus lain" (KHK kan 276).

"Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu -- kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci" (1Kor 15:1-3)

Apa yang kami kutipkan di atas ini kiranya sangat berguna untuk mawas diri bagi siapapun yang beriman kepada Yesus Kristus. "Oleh Injil kamu diselamatkan", demikian peringatan yang kiranya baik kita renungkan atau refleksikan. Kita hidup sehat, bahagia dan damai sejahtera serta selamat, sebagaimana adanya pada saat ini tidak lain adalah karena kebaikan orang lain, orang-orang yang telah mengasihi dan memperhatikan kita melalui aneka cara dan bentuk. Injil adalah kabar baik atau kabar gembira, dan kiranya kepada kita semua telah disampaikan apa-apa yang baik dan menggembirakan dengan melimpah ruah. Maka karena keselamatan, kesehatan, kebahagiaan, damai sejahtera dst..yang kita miliki dan nikmati merupakan kebaikan atau anugerah Tuhan, yang kita terima melalui saudara-saudari kita, maka dari pihak kita diharapkan senantiasa hidup dengan penuh syukur dan terima kasih. Dengan kata lain kita semua diharapkan saling bersyukur dan berterima kasih satu sama lain dimana pun kita berada atau kemana pun kita pergi. 

Kami percaya bahwa kita semua telah berkali-kali mengucapkan 'terima kasih' kepada orang lain dalam berbagai kesempatan. Semoga ucapan tersebut tidak hanya basa-basi atau formalitas belaka, melainkan menjadi nyata dan dihayati, dengan kata lain masing-masing dari kita menghayati diri sebagai 'yang terkasih'. Karena kita semua adalah 'yang terkasih' maka perjumpaan dengan siapapun senantiasa akan saling mengasihi satu sama lain. Hidup dan bertindak saling mengasihi satu sama lain hemat saya juga merupakan penghayatan sabda Yesus "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu".

"Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam." (Yes 6:5). Kita memang saat ini berada ditengah-tengah bangsa atau masyarakat yang sedang mengalami kemerosotan moral dalam aneka bidang kehidupan. Namun demikian hemat saya di tengah-tengah bangsa dan masyarakat kita ada orang-orang baik dan berbudi pekerti luhur, yang mengajak dan memanggil kita untuk bergabung dengannya. Maka marilah kita cermati dan ikuti orang-orang baik dan berbudi luhur di lingkungan hidup dan kerja kita masing-masing.

"Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku. Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemuliaan TUHAN." (Mzm 138:1-5)

"GONG XI FA CAI"

Ign 10 Februari 2013


9Feb

"Tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka"

(Ibr 13:15-17.20-21; Mrk 6:30-34)

"Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka" (Mrk 6:30-34), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Pelayanan Yesus semakin menarik dan mempesona banyak orang, sehingga banyak orang tergerak untuk mendengarkan pengajaranNya serta mengikutiNya kemana pun Ia pergi. Untuk itu berarti Yesus bersama dengan para rasul harus bekerja keras, sehingga pada suatu saat Yesus mengajak para rasul untuk beristirahat:"Marilah ke tempat sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!". Namun demikian banyak orang tetap mencari dan mengikutiNya, sehingga Yesus pun tidak tega terhadap mereka, sebagaimana dikisahkan bahwa "Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala". Apa yang dihayati oleh Yesus ini kiranya baik menjadi permenungan dan refleksi khususnya bagi para gembala (imam atau pastor) maupun para orangtua dan pembina atau guru yang bertugas untuk mendampingi dan mendidik. Kami harapkan anda semua memiliki hati bagi umat atau peserta didik, yang berarti senantiasa memperhatikan mereka, terutama mereka yang kurang memperoleh perhatian. Dengan kata lain hendaknya anda rela memboroskan waktu dan tenaga bagi umat atau peserta didik, yang menjadi tanggungjawab anda. Pembinaan atau pendidikan pertama-tama dan terutama adalah masalah hati, dimana hati para peserta didik atau umat dibina sedemikian rupa sehingga akhirnya juga memiliki hati seperti hati Yesus, yang hatiNya tergerak oleh belas kasihan kepada mereka yang miskin dan berkekurangan. Keteladanan atau kesaksian para orangtua, pendidik/ guru atau pembina dalam penghayatan hati yang tergerak oleh belas kasihan merupakan cara yang baik dalam membina atau mendidik.

·   "Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu" (Ibr 13:15-17). Kutipan ini hendaknya sungguh kita renungkan dan hayati, terutama ajakan atau peringatan bahwa "janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan" dan "Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka". Kami percaya bahwa kita semua mendambakan apa yang baik, maka pertama-tama marilah kita senantiasa melakukan apa yang baik, entah bagi diri kita sendiri maupun saudara-saudari kita. Dengan kata lain hendaknya kita semua senantiasa saling berbuat baik dan membantu satu sama lain alias hidup dan bertindak dalam kegotong-royongan. Kita semua juga diingatkan untuk senantiasa mentaati pemimpin kita, yang bertugas mempersatukan dan melayani. Memang pertama-tama dan terutama kami mengingatkan dan mengajak siapa pun yang berfungsi sebagai pemimpin untuk senantiasa hidup dan bertindak melayani dengan rendah hati, agar dengan demikian disegani dan disukai oleh mereka yang anda pimpin, dan selanjutnya mereka pun akan mentaati perintah dan ajakan anda. Dengan kata lain para pemimpin atau atasan pertama-tama hendaknya berusaha untuk disukai oleh anggota atau bawahannya, untuk itu silahkan 'boroskan waktu dan tenaga' anda bagi anggota atau bawahan anda.

"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa." (Mzm 23)

Ign 9 Februari 2013


8Feb


"Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"

(Ibr 13:1-8; Mrk 6:14-29)

" Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia." Yang lain mengatakan: "Dia itu Elia!" Yang lain lagi mengatakan: "Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu." Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi." Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" (Mrk 6:14-18), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sebagai orang beriman atau beragama kita memiliki rahmat kenabian, yang diharapkan menghayati panggilan kenabian dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Kita diharapkan meneladan Yohanes Pembaptis, yang akhirnya dibunuh dengan dipenggal kepalanya, karena keberaniannya menegor raja Herodes :"Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!". Mengambil isteri saudaranya berarti merampas apa atau siapa yang paling dikasihi dari saudaranya. Mungkin bagi kita semua jarang melakukannya atau tidak ada satupun dari kita melakukan hal yang sama seperti itu, namun hemat saya mengambil milik orang lain kiranya pernah atau sering kita lakukan. Atau kita sendiri tidak pernah melakukan tindakan 'mengambil milik orang lain' alias mencuri atau korupsi, maka jika demikian adanya kami ajak anda untuk berani memberantas aneka bentuk pencurian atau korupsi di lingkungan hidup maupun lingkungan kerja masing-masing. Jika ada saudara, kenalan atau teman kita mencuri atau korupsi hendaknya segera ditegor dan dingatkan, jika anda tidak menegor atau mengingatkan berarti anda mendukung pencurian atau korupsi tersebut, atau bahkan terlibat dalam usaha pencurian atau korupsi tersebut. Dalam hal hidup jujur kami sangat terkesan akan pengalaman saya priabadi ketika saya masih menjadi frater di Jakarta, dimana pada suatu siang saya bercakap-cakap dengan seorang pemulung. Dari percakapan bersama muncul kata-kata dari pemulung tersebut yang sungguh mengesan dan membekas dalam diri saya, yaitu "Lebih baik menjadi pemulung daripada mencuri atau korupsi". Beranikah kita berpedoman hidup: "Lebih baik hidup sederhana dan miskin daripada mencuri atau korupsi".

·   "Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibr 13:4-5). Aneka kejahatan atau perilaku amoral memang dapat berawal di tempat tidur, dimana orang ketika sulit tidur berangan macam-macam, termasuk untuk berbuat jahat, mencuri atau korupsi. Tempat tidur juga menjadi cemar karena dipakai oleh orang-orang yang berhubungan seks bukan dengan suami atau isterinya sendiri, melainkan dengan pelacur atau PIL atau WIL. Kita semua dipanggil untuk menghormati perkawinan, tidak mengganggu hidup suami-isteri, sebagaimana sering terjadi di lingkungan orang-orang kantor di jam-jam istirahat siang. Kita semua diharapkan juga tidak menjadi  hamba uang alias 'mata duiten, kaki dan tangan duiten' alias bergairah dan bergerak cepat ketika melihat uang, sedangkan tanpa uang lesu adanya. Uang juga yang sering mencemarkan tempat tidur, karena dengan uang orang membeli orang untuk diajak tidur bersama dan hubungan seks bebas. Kepada kita semua kami ingatkan dan ajak bahwa uang adalah sarana untuk mendukung manusia dalam rangka memuji, memuliakan, mengabdi dan menghormati Tuhan, maka jika tidak mendukung alias mengganggu singkirkan saja. Aneka sarana-prasarana maupun harta benda dan uang tercipta demi manusia agar semakin manusiawi serta kemudian semakin membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah, Penyelenggaraan Ilahi. Semakin kaya akan sarana-prasarana, harta benda atau uang hendaknya semakin beriman, semakin suci, semakin hidup sosial.

"TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itu pun aku tetap percaya.Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu." (Mzm 27:1.3.5)

Ign 8 Februari 2013

 


Rabu, 06 Februari 2013

7Feb

"Ia berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka"

(Ibr 12:18-19.21-24; Mrk 6:7-13)

"Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka" (Mrk 6:7-13), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Para murid diutus oleh Yesus untuk mewartakan kabar baik, dan dalam rangka melaksanakan tugas pengutusannya, mereka diharapkan lebih mengandalkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi/Allah, bukan pada aneka sarana-prasarana duniawi. "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju", demikian pesan Yesus kepada para muridNya. Pesan ini bagi kita semua berarti bahwa hendaknya kita hidup dalam kesederhanaan, tidak berfoya-foya atau boros. Rasanya hidup sederhana pada masa kini sungguh merupakan perjuangan dan bentuk matiraga tersendiri, mengingat dan memperhatikan di dalam masyarakat terjadi perlombaan pamer kekayaan, asseosori maupun aneka macam sarana kerja atau hidup. Ada orang kaya setiap kali ada produk baru pasti membeli dan yang lama dijual, entah itu mobil, computer, HP, baju, sepatu dst…Secara khusus kami ingatkan rekan-rekan imam/pastor untuk hidup sederhana sebagaimana digariskan oleh Gereja bahwa "Para klerikus hendaknya hidup sederhana dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang memberi kesan kesia-siaan. Harta benda yang mereka terima pada kesempatan melaksanakan jabatan gerejawi, setelah dikurangi untuk penghidupan yang layak dan untuk memenuhi semua tugas jabatannya, sisanya hendaklah digunakan untuk kepentingan Gereja dan karya amal"(KHK kan 282). Marilah kita ingat dan sadari bahwa kebiasaan makan dan minum berfoya-foya di rumah makan telah menimbulkan penyakit, seperti kolesterol, gula, trikeserit dst.. yang membahayakan kehidupan orang yang bersangkutan. Para pewarta, entah pastor, bruder, suster atau katekis, kami harapkan dapat menjadi teladan atau saksi hidup sederhana baik dalam hidup maupun dalam pelayanan.

·   "Kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel" (Ibr 12:22-24). Kutipan ini kiranya mengingatkan kita semua umat beriman. Beriman berarti membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah, Penyelenggaraan Ilahi, "datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah". Maka selanjutnya diharapkan kita semua hidup dan bertindak dengan mengikuti petunjuk atau bisikan malaikat yang melindungi dan mendampingi hidup dan perjalanan tugas pekerjaan kita, dengan kata lain hendaknya kita dimana pun berada dan kemana pun pergi senantiasa melakukan apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan, terutama keselamatan atau kebahagiaan jiwa manusia. Kiranya kita semua setelah meninggal dunia segera masuk ke "Yerusalem sorgawi", hidup mulia dan bahagia selamanya di sorga bersama Allah dan santo-santa yang telah mendahului perjalanan kita ke 'Yerusalem sorgawi'. Yerusalem adalah kota suci atau idaman, maka bagi kita menuju Yerusalem sorgawi juga dapat diartikan bahwa kita menuju ke pemenuhan cita-cita, dambaan dan kerinduan kita. Kami percaya kita semua mendambakan dan merindukan hidup bahagia, damai sejahtera baik selama hidup di dunia ini maupun di akhirat nanti, maka marilah kita bekerjasama dalam mengusahakannya, agar kita semua menikmati hidup bahagia, damai sejahtera.

"Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita!Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai benteng" (Mzm 48:2-4)

Ign 7 Februari 2013


Senin, 04 Februari 2013

6Feb


"Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

(Gal 2:19-20; Mat 28:16-20)

"Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat 28:16-20), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan St.Paulus Miki dan teman-teman, martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Martir adalah orang yang rela mengorbankan nyawanya demi kesaksian imannya, tidak takut mati demi menghayati iman dalam cara hidup dan bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun. Menghayati rahmat kemartiran masa kini antara lain dapat kita wujudkan dengan mengintegrasikan dambaan, kerinduan, cita-cita dan harapan kita pada kehendak dan perintah Tuhan, sehingga mau tak mau dalam kondisi dan situasi macam apapun orang senantiasa melaksanakan kehendak Tuhan, meskipun ada resiko kematian pada dirinya. Pada masa kini juga dapat kita wujudkan dengan senantiasa bertindak benar maupun memperjuangkan kebenaran-kebenaran. Memang dengan memperhatikan dan mengingat kebohongan masih marak disana-sini, maka menjadi pejuang kebenaran pasti akan menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan. Ada kemungkinan pejuang kebenaran akan tersingkirkan dari pekerjaan di tempat kerja dimana korupsi, manipulasi dan kebohongan masih merajalela. Semangat kemartiran hemat saya sejak dini dapat dididikkan atau dibiasakan pada anak-anak di dalam keluarga serta kemudian dilanjutkan, diperdalam dan diperkembangkan di sekolah-sekolah, dengan mengajak anak-anak hidup jujur: jujur terhadap diri sendiri, terhadap sesamanya maupun lingkungan hidupnya. Sekali lagi kami serukan dan angkat: hendaknya di sekolah-sekolah diberlakukan peraturan 'dilarang menyontek baik dalam ulangan maupun ujian'. Sasaran atau tujuan utama pendidikan adalah agar peserta didik atau anak-anak tumbuh berkembang menjadi pribadi yang baik, jujur, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Kepada mereka yang bertugas untuk menegakkan dan memperjuangkan kebenaran dan kejujuran, para hakim maupun polisi, kami harapkan dapat menjadi saksi dalam hidup benar dan jujur serta tidak takut memperjuangkan kebenaran dan kejujuran. Ingatlah dan hayati bahwa Allah senantiasa menyertai siapapun yang memperjuangkan kebenaran dan kejujuran alias menjadi saksi iman yang handal.

·   "Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Gal 2:19-20). Kutipan di atas ini mengajak dan mengingatkan kita semua agar tidak hidup dan bertindak hanya mengikuti selera atau keinginan pribadi alias seenaknya sendiri. Hal ini antara lain sedini mungkin dapat dididikkan atau dibiasakan pada anak-anak , yaitu dengan mengajak dan membimbing anak-anak agar dalam hal makan dan minum tidak mengikuti selera pribadi, melainkan berpedoman pada aturan kesehatan. Jika dalam hal makan dan minum orang tidak hanya mengikuti selera atau keinginan pribadi, maka yang bersangkutan dalam hidup bersama pada umumnya juga setia dalam melaksanakan aneka aturan dan tata tertib, yang kemudian yang bersangkutan memiliki kemudahan dan jalan untuk hidup sesuai dengan perintah dan kehendak Tuhan. Sebaliknya jika dalam hal makan dan minum orang mengalami kesulitan dalam mengkuti pedoman kesehatan, maka yang bersangkutan akan mengalami kesulitan lebih besar dalam menghadapi aneka tata tertib dan aturan,  dan akhirnya yang bersangkutan senantiasa melawan kehendak Tuhan serta kemudian mengikuti kehendak dan bisikan setan.  Semoga segenap umat beriman sungguh menghayati hidup sebagai anugerah Tuhan, dan dengan demikian hanya akan hidup dan bertindak sesuai kehendak yang menganugerahi, Tuhan. Tuhan hadir dan berkarya dimana saja dan kapan saja, maka marilah kita dengarkan kehendak dan bisikanNya serta dengan penuh pengorbanan kita hayati.

"Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita." (Mzm 126:1-3)

Ign 6 Februari 2013


5feb


"Setiap orang yang mau mengikut Aku ia harus menyangkal dirinya"

(1Kor 1:26-31; Luk 9:23-26)

"Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus" (Luk 9:23-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Agata, perawan dan martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Menjadi orang beriman berarti membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan sehingga cara hidup dan cara bertindaknya senantiasa mengikuti kehendak dan perintah Tuhan. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua agar dalam cara hidup dan cara bertindak kita dimana pun dan kapan pun senantiasa mengutamakan atau mengedepankan keselamatan jiwa manusia, bukan untuk memperoleh harta benda atau uang sebanyak-banyaknya, sebagaimana dilakukan oleh orang-orang yang bersikap mental materialistis saat ini yang menghalalkan semua cara dan jalan untuk memperkaya diri sendiri antara lain melakukan korupsi. Juga ada orang-orang yang hanya mengejar dan mengusahakan kenikmatan hubungan seksual saja, sehingga masih sama-sama bujang atau perawan serta kuliah sudah berhubungan seks bebas. St.Agata yang kita kenangkan hari ini adalah orang yang mengucapkan kaul kemurnian atau keperawanan serta mengabdikan pada iman, secara khusus memperhatikan mereka yang sakit dan miskin. Ia tetap hidup sebagai perawan dan bekerja keras membantu mereka yang sakit dan miskin.  Perkenankan secara khusus saya mengingatkan dan mengajak rekan-rekan perempuan yang masih gadis atau remaja alias belum berkeluarga atau belum menikah untuk mempertahankan keperawanannya dan kelak hanya mempersembahkan keperawanan kepada yang terkasih, entah itu berarti laki-laki yang menjadi suaminya atau syukur kepada Tuhan dengan menjadi suster atau biarawati. Semoga di antara anda ada yang tergerak untuk menggabungkan diri pada Tarekat atau Lembaga Hidup Bakti dengan menjadi suster, dan akhirnya secara khusus juga melayani mereka yang sakit maupun miskin.

·   "Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah." (1Kor 1:26-29). Yang dipanggil untuk menjadi rasul-rasul pertama adalah orang-orang bodoh, para nelayan, demikian juga yang menerima warta gembira kelahiran Penyelamat Dunia pertama-tama adalah orang bodoh juga yaitu para gembala domba. Demikian juga mereka yang terpanggil untuk menjadi imam, bruder atau suster pada umumnya adalah mereka yang berasal dari keluarga miskin atau bodoh. Baik kaya atau miskin, pandai atau bodoh kita semua sebagai orang beriman diharapkan senantiasa hidup dan bertindak dengan rendah hati. Kami juga berharap kepada orang-orang kaya atau berduit untuk dengan besar hati dan rela berkorban membantu pendidikan imam, bruder atau suster, entah secara langsung kepada seminari atau novisiat yang bersangkutan atau melalui atasan seminari atau novisiat. Dengan rendah hati kami juga mengharapkan bantuan anda untuk Seminari Menengah Mertoyudan, karena sampai kini kurang lebih 50% beaya penyelenggaraan Seminari Mertoyudan tergantung dari para donator. Dari beberapa keuskupan, di luar KAS, kami dengar rekan-rekan pastor mendorong mereka yang tergerak menjadi imam agar belajar di Seminari Mertoyudan, semoga pastor yang bersangkutan juga tergerak untuk mengumpulkan sumbangan dari umat bagi Seminari Mertoyudan.

"Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku! Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku" (Mzm 31:3c-4)

Ign 5 Februari 2013


4Feb


"Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!"

(Ibr 11:32-40; Luk 5:1-20)

" Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak." Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya." (Luk 5:1-13), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Bagi rekan-rekan umat Islam pada umumnya 'babi' merupakan makanan najis alias tidak boleh dikonsumsi. Hal ini kiranya bersumber dari tradisi di Timur Tengah zaman dahulu, sebagaimana juga dicacat sebagai ceritera oleh Penginjil Lukas dalam Warta Gembira hari ini. Setan atau roh jahat minta kepada Yesus agar dipindahkan ke kawanan babi, dengan  kata lain babi merupakan tempat bercokolnya setan. Dan mungkin untuk beberapa orang hal ini secara fisik memang benar, mengingat dan memperhatikan lemak pada daging babi mengandung kolesterol tinggi, maka untuk beberapa orang memang ada bahaya besar untuk mengkonsumsi babi, karena kolesterol terlalu tinggi pada tubuh ada bahaya penyumbatan saluran oksigen ke jantung, yang pada gilirannya kematian orang yang bersangkutan. Lepas dari itu semua, hemat saya yang dimaksudkan dengan kisah di atas adalah bahwa Yesus, Tuhan mampu mengalahkan setan, maka jika kita senantiasa hidup bersama dan bersatu dengan Tuhan akan mampu mengalahkan setan, godaan atau rayuan setan untuk melakukan kejahatan. Maka marilah kita senantiasa bersama dan bersatu dengan Tuhan dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun agar kita terbebaskan dari aneka macam godaan setan. Biarlah dengan demikian diri kita tersiarkan ke mana-mana dan yang disiarkan atau disebarluaskan dari diri kita adalah apa-apa yang baik, mulia dan luhur serta memotivasi orang lain untuk memuji, memuliakan dan menghormati Tuhan dalam hidup sehari-hari.

·   "Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan." (Ibr 11:40). Teks ini memberi kesan perihal kita yang beriman kepada Tuhan adalah orang sombong, namun hemat saya yang dimaksudkan tidak lain adalah agar kita sebagai umat beriman tidak tinggal diam ketika ada sesuatu yang tidak baik di hadapan kita. Kita diharapkan segera bertindak untuk memperbaiki apa yang tidak baik, mengatur apa yang amburadul atau tidak teratur, membangun kembali yang hancur atau rusak dst.. Pesan di atas ini kiranya baik untuk direnungkan dan dihayati oleh para orangtua, guru/pendidik atau pembina, yang memiliki tugas dan panggilan utama untuk membina atau mendidik anak-anak atau generasi muda. Pengalaman dan pengamatan menunjukkan bahwa kita menjadi pribadi sebagaimana adanya pada saat ini tidak lain karena binaan atau didikan orangtua, guru/pendidik dan pembina, yang dengan segala pengorbanan dan cintakasih telah mendidik dan membina kita. Kami berharap kepada para orangtua, guru/pendidik maupun pembina untuk menghayati panggilan dan melaksanakan tugas pengutusan seoptimal  mungkin sesuai dengan kemungkinan dan kesempatan yang ada. Kepada semuanya kami harapkan memberi perhatian yang memadai kepada para guru/pendidik, yang telah membantu para orangtua dalam mendidik dan mendampingi anak-anak mereka. Perhatian anda dapat diwujudkan dengan sering mendoakan atau memberi bantuan yang dibutuhkan dalam proses pendidikan atau pembinaan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah.

"Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu, di hadapan manusia! Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang; Engkau melindungi mereka dalam pondok terhadap perbantahan lidah. Terpujilah TUHAN, sebab kasih setia-Nya ditunjukkan-Nya kepadaku dengan ajaib pada waktu kesesakan" (Mzm 31:20-22)

Ign 4 Februari 2013