Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Sabtu, 26 Mei 2012

Hari Raya Pentekosta


 HR PENTAKOSTA: Kis 2:1-11; Gal 5:16-25; Yoh 15:26-27;16:12-15

"Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran"

"Bila kita merasa rikuh, makan saja nasi di tempat. Bila kita sombong dan angkuh, Roh Tuhan tiada tempat", demikian bunyi salah satu bait pantun karya Bp.Paulus Lion BA. Hari ini adalah Hari Raya Pentakosta. Pentakosta adalah "Hari raya Yahudi yang disebut demikian agak belakangan (abad II SM), karena dirayakan pada hari kelima puluh sesudah Paskah. Ia bertepatan waktunya dengan hari raya 'tuaian, sebuah hari syukuran pada hari itu, sehabis tujuh pekan (inilah kira-kira waktu penuaian) dipersembahkan 'hasil pertama bumi'; inilah 'pesta buah-buah pertama, hari raya ketujuh pekan. Hari itu menjadi kesempatan untuk 'berziarah ke Yeerusalem', yang menggemakan dan memahkotai ziarah Paskah. Para nabi akan memandangnya kemudian sebagai peringatan tahunan akan 'Perjanjian, akan hari pemberian Hukum di Sinai" ( Xavier-Dufour: Ensiklopedi Perjanjian Baru, Penerbit Kanisius  1990,  hal 251-252). Bagi kita saat ini Hari Raya Pentakosta adalah pemahkotaan masa Paskah dan novena Roh Kudus, yang kemudian kita akan memasuki masa Biasa dalam tahun Liturgi. Marilah kita renungkan sabda-sabda Tuhan di Hari Raya Pentakosta ini.

"Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma,baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." (Kis 2:7-11)

Sebagaimana kami kutipkan di atas bahwa tradisi perayaan Pentakosta telah dikenangkan cukup lama oleh bangsa Yahudi sebagai syukur dan terima kasih kepada Allah atas panenan atau hasil bumi yang melimpah. Mereka merayakannya di kota suci Yerusalem dan segala suku bangsa yang ada waktu itu datang ke Yerusalem,  berkumpul bersama sebagai saudara dan sahabat. Apa yang dicatat dalam Kisah Para Rasul di atas ini kiranya meneguhkan dan memperdalam syukur dan terima kasih: "Kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah", demikian tanggapan aneka suku bangsa atas kesaksian para rasul perihal kisah tentang Penyelamat Dunia, Yesus Kristus.

Selama lima puluh hari kita telah mengenangkan Yesus Kristus, yang telah wafat dan bangkit demi keselamatan dan kebahagiaan seluruh dunia. Kita mempersiapkan Pesta Pentekosta dengan novena Roh Kudus selama sembilan hari dengan dambaan dan harapan menerima anugerah Roh Kudus, sehingga kita hidup dan bertindak sesuai dengan bisikan atau dorongan Roh Kudus. Hidup dan bertindak sesuai dengan bisikan atau dorongan Roh Kudus berarti menghayati atau melaksanakan keutamaan-keutamaan seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." (Gal 5:22-23). Marilah keutamaan-keutamaan ini pertama-tama dan terutama kita hayati dengan dan melalui 'bahasa tubuh' sehingga suku atau bangsa apapun dengan mudah dapat saling memahami dan berkomunikasi dan dengan demikian terjadilah persaudaraan atau persahabatan sejati di antara semua suku dan bangsa di dunia ini.

Bagi anggota Gereja atau paguyuban orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Pentakosta hari ini juga dihayati sebagai awal berdirinya Gereja, yang satu, katolik dan apostolik. Katolik berarti umum, maka sebagai anggota Gereja Katolik kami harapkan menghayati diri fungsional demi kepentingan atau kesejahteraan umum/bersama, bukan diri sendiri atau kelompok atau golongan, suku dan bangsa sendiri. Dengan kata lain jika kita sungguh menghayati keutamaan sebagai anugerah Roh Kudus dengan dan melalui bahasa tubuh, maka cara hidup dan cara bertindak kita dimana pun dan kapan pun akan difahami dan dimengerti orang lain, dan dengan demikian cara hidup dan cara bertindak kita senantiasa membangun, memperdalam dan memperteguh persaudaraan atau persahabatan sejati.

"Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku." (Yoh 16:13-15)

Roh Kudus telah mendatangi kita, maka kita yang beriman kepadaNya diharapkan hidup dan bertindak dalam kebenaran, karena Ia adalah Roh Kebenaran. Hidup dan bertindak dalam kebenaran berarti senantiasa melaksanakan perintah dan sabda Tuhan, dan kita yang beriman kepada Yesus Kristus berarti melaksanakan semua sabdaNya sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci atau Injil. Marilah kita baca, renungkan, refleksikan dan hayati sabda-sabdaNya setiap hari, dan kiranya kita dapat berpedoman pada apa yang tertulis di dalam Kalendarium Liturgi sebagaimana saya usahakan setiap hari.

Aneka macam rahmat dan anugerah Allah telah kita terima setiap hari melalui aneka macam kebaikan dan perhatian saudara-saudari kita, maka marilah kita senantiasa hidup dengan penuh syukur. "Saat sukses kita bersyukur, saat gagal pun kita bersyukur. Sesungguhnya kekayaan dan kebahagiaan sejati ada di dalam rasa bersyukur", demikian salah satu motto Bapak Andrie Wongso, promotor Indonesia. Kami berharap rasa bersyukur ini senantiasa dibiasakan dan dididikkan pada anak-anak di dalam keluarga sedini mungkin dengan teladan konkret dari para orangtua, dan kemudian dilanjutkan dan diperdalam serta diperkembangkan di sekolah-sekolah oleh para guru/pendidik bagi para peserta didiknya. 

Sebagai orang beriman kita diharapkan tidak berkata-kata atau bertindak mengikuti keinginan atau kehendak sendiri/pribadi, melainkan sesuai dengan iman kita masing-masing, sehingga dalam semangat iman kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kami berharap para pemimpin masyarakat, bangsa dan Negara dapat menjadi teladan dalam penghayatan iman, dan di Indonesia masa kini antara lain dengan hidup dan bertindak disiplin serta jujur, tidak melakukan korupsi sedikitpun. Tindakan korupsi adalah tindakan pembusukan atau perusakan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berbau busuk sebagaimana adanya pada saat ini. Marilah kita berantas aneka macam bentuk korupsi tanpa takut dan gentar, karena dengan rahmat atau anugerah Roh Kudus kita pasti mampu mengalahkan para koruptor; kita dukung para pejuang dan pembela kebenaran-kebenaraan di negeri tercinta ini.

"Apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi. Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya!Biarlah renunganku manis kedengaran kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena TUHAN." (Mzm 104:9bc-31.34)

Ign 27 Mei 2012


Jumat, 25 Mei 2012

26 Mei

"Supaya kasih yang Engkau berikan kepadaKu ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."

(Flp 4:4-9; Yoh 17:20-26)

" Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka." (Yoh 17:20-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Filipus Neri, imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Terpanggil menjadi imam kiranya boleh dikatakan sebagai yang sungguh dikasihi oleh Tuhan dan juga ada kemungkinan dikasihi oleh umat yang digembalakan atau dilayaninya melalui berbagai cara dan bentuk. Maka sebagai imam kami harapkan dapat menjadi teladan bagi umatnya sebagai 'yang terkasih' sehingga senantiasa hidup penuh syukur dan terima kasih, serta kemudian menyalurkan kasih dan syukur itu kepada umat yang dilayani maupun warga masyarakat. Imam berasal dari umat/masyarakat dan akhirnya menjadi pelayan bagi umat/masyarakat. Rekan-rekan imam hendaknya menyadari dan mengingat bahwa selama dalam masa pendidikan atau pembinaan sebagai persiapan untuk menjadi imam senantiasa didukung dan didoakan oleh umat, dukungan itu antara lain melalui harta dan uang guna penyelenggaraan proses pendidikan calon imam.  Maka marilah kita, para imam, meneladan Yesus yang mendoakan para murid setelah Ia menyampaikan kehendak dan perintah Allah agar para murid setia melaksanakan kehendak dan perintah Allah. Kami percaya rekan-rekan imam setiap hari berdoa, entah dengan mempersembahkan Perayaan Ekaristi bagi umat maupun mendoakan Ibadat Harian, maka kami harapkan dalam doa-doa tersebut senantiasa mendoakan umat dan warga masyarakat, lebih-lebih mereka yang harus kita doakan, yaitu para pemimpin serta mereka yang miskin dan berkekurangan. Selain berdoa para imam hendaknya dengan besar hati dan semangat berkorban berani memboroskan waktu dan tenaga bagi umat yang harus dilayaninya.

·   "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur" (Flp 4:4-6), demikian ajakan Paulus kepada umat di Filipi. Tuhan senantiasa menyertai dan mendampingi kita, maka tidak ada alasan sedikitpun untuk tidak bersukacita. Hidup sekali hendaknya untuk bersukacita dan bergembira terus menerus, dan tentu saja juga kemudian senantiasa berbuat baik kepada siapapun dan dimanapun, sehingga kebaikan hati kita diketahui semua orang, dengan kata lain kita dikenal sebagai orang yang baik hati. Memang ada orang yang tidak senantiasa bersukacita atau bergembira atau sebenarnya mayoritas dari kita demikian adanya karena adanya kekhawatiran atau ketakutan tertentu. Misalnya: mereka yang sedang belajar khawatir tidak naik klas atau lulus ujian, yang sedang bekerja khawatir dikeluarkan, yang sedang menjadi penumpang dalam kendaraan khawatir kecelakaan dst.. Orang yang khawatir atau takut memang rentan terhadap aneka penyakit alias dengan mudah jatuh sakit. Marilah kita senantiasa bersukacita dan bergembira, sehingga menarik, memikat dan mempesona siapapun, sehingga ketika kita dalam kesulitan akan didekati oleh orang lain yang siap membantu kita. Sebaliknya jika kita sedih dan muram tentu orang lain akan enggan mendatangi kita atau bahkan menjauhi kita, sehingga kita senantiasa dalam kesedihan dan kemuraman terus menerus.

"Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita. Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu." (Mzm 34:2-6)

Ign 26 Mei 2012


Kamis, 24 Mei 2012

25 Mei


"Engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

(Kis 26:13b-21; Yoh 21:15-19)

" Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku." (Yoh 21:15-19), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Injil hari ini sering digunakan sebagai bacaan dalam rangka upacara tahbisan imam atau pelantikan uskup, dengan kata lain menjadi bahan permenungan maupun refleksi bagi para gembala umat. Maka baiklah saya mengajak segenap gembala umat maupun para pembantunya untuk merenungkan dengan baik serta kemudian menjadikannya acuan dan pegangan dalam penghayatan panggilan dan pelaksanaan tugas pengutusan. Dengan sederhana saya mau mencoba untuk mereflesikannya, dan mungkin berguna bagi anda sekalian. Sebagai gembala umat atau pembantu gembala umat kita harus dengan rendah hati mendengarkan suka-duka umat serta kemudian menanggapinya, dengan kata lain kita diharapkan menghayati panggilan dan tugas pengutusan dengan semangat pelayanan. Sebagaimana seorang pelayan yang baik senantiasa mengikuti dan melaksanakan perintah dan kehendak tuannya, demikian halnya hendaknya para gembala sungguh mendengarkan dan menanggapi suka-duka umat Allah. Tujuan utama pelayanan yang demikian itu tidak lain adalah demi kebahagiaan dan kesejahteraan umat Allah. Sabda hari ini kiranya juga berguna bagi para pemimpin atau atasan dalam kehidupan dan kerja dalam bentuk apapun dan dimana pun. Tanda atau bukti bahwa seorang pemimpin atau atasan sungguh menghayati fungsi kepemimpinannya dengan baik dan benar adalah mereka yang dipimpin bahagia dan selamat, baik lahir maupun batin, jasmani maupun rohani, fisik maupun spiritual. Jika yang dipimpin tidak bahagia dan sejahtera berarti sang pemimpin hanya cari enak sendiri dan tidak memperhatikan dan melayani mereka yang harus dilayani. Marilah kita dengarkan bisikan Roh Kudus yang menggejala dalam aneka kehendak baik saudara-saudari kita dan kemudian kita tanggapi dengan rendah hati.

·   "Oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa, yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain." (Kis 26:22-23), demikian kesaksian iman Paulus yang selayaknya menjadi pembelajaran kita semua. "Memberi kesaksian kepada orang-oarng kecil dan orang-orang besar", itulah yang hendaknya kita renungkan dan hayati, lebih-lebih  atau terutama bagi para pemimpin. Kami percaya bahwa sebagai pemimpin senantiasa harus menghadapi dan melayani aneka macam orang: besar-kecil, tua-muda, pandai-bodoh, kaya-miskin dst.. , dengan kata lain seorang pemimpin harus menyeluruh pandangan atau orientasinya artinya memberi perhatian semua pribadi yang harus dipimpin atau dilayani tanpa pandang bulu. Tentu pertama-tama dan terutama kami berharap kepada anda sekalian untuk lebih memperhatikan mereka yang kecil, muda, bodoh dan miskin, meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus, yang senantiasa berpihak kepada mereka yang miskin dan berkekurangan. "Preferential option for/with the poor" = keberpihakan bagi yang miskin dan berkekurangan, hendaknya menjadi acuan atau pedoman kita semua, umat beriman, entah iman atau agamanya apapun.

"Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!" (Mzm 103:1-2)

Ign 25 Mei 2012.


Rabu, 23 Mei 2012

24 Mei


"Aku telah memberitahukan namaMu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya"

(Kis 22:30; 23:6-11; Yoh 17:20-26)

" Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka." (Yoh 17:20-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini serta mengenangkan pesta SP Maria della Strada saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus kiranya sedikit banyak kita telah mengetahui dan memahami cara hidup dan cara bertindaknya maupun sabda-sabdaNya. Selama bulan Maria maupun masa Novena Roh Kudus kita diajak untuk mengembangkan dan memperdalam devosi kepada Bunda Maria serta menghayati rahmat Roh Kudus. Bunda Maria adalah teladan umat beriman dan selama bulan Maria kiranya kita sering berdoa Rosario yang tidak lain adalah mengenangkan 'peristiwa Yesus' (perhatikan dua puluh peristiwa Rosario) dengan harapan semakin mengenal Yesus secara lebih mendalam dan handal. "Per Mariam ad Iesum" = Melalui Maria menuju Yesus, demikan kata sebuah kata mutiara dalam bahasa Latin, dan itulah maka "Maria della Strada" yang secara harafiah berarti Maria adalah Jalan. Di dalam berpartisipasi dalam Novena Roh Kudus semoga kita juga memperoleh rahmat terang dan kekuatan dalam menelusuri jalan menuju ke Tuhan, dalam pengenalan yang akrab dan mendalam dengan Yesus Kristus. Semakin kenal dan bersahabat dengan Yesus Kristus mau tak mau kita pasti akan hidup dan bertindak sesuai dengan sabda-sabdaNya atau meneladan cara hidup dan cara bertindakNya dimana pun dan kapan pun. Karena kasih Allah senantiasa menyertai kita maka marilah kita teruskan kasih Allah tersebut kepada saudara-saudari kita, agar kita semua hidup saling mengasihi satu sama lain alias senantiasa dalam dan bersatu dengan Allah, dan dengan demikian siapapun yang menyaksikan cara hidup dan cara bertindak kita, entah secara pribadi atau bersama-sama tergerak juga untuk menyatukan dirinya dengan Allah.

·    "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma." (Kis 23:11), demikian sabda Tuhan kepada Paulus, rasul agung. Sabda ini kiranya juga terarah kepada kita semua, segenap umat beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus. Bagi kita "Yerusalem" adalah tempat idaman kita masing-masing, dimana setiap hari kita memboroskan waktu dan tenaga kita, yaitu tempat tugas atau kerja dan tempat tinggal atau rumah. Kami percaya bahwa anda semua telah setia pada iman anda, tanpa takut dan gentar dalam menghadapi aneka tantangan, hambatan dan masalah: menjadi saksi iman di lingkungan tempat tugas/kerja maupun tempat tinggal/rumah. "Roma" bagi kita mungkin boleh dikatakan sebagai tempat-tempat peziarahan atau pusat-pusat keagamaan; di tempat-tempat itu kita juga diutus untuk menjadi saksi-saksi iman. Maka kami berharap semoga tempat-tempat peziarahan maupun pusat-pusat keagamaan sungguh dapat menjadi tempat dimana orang dapat saling bercurhat atau bertukar pengalaman akan iman, sehingga orang semakin diteguhkan dan diperdalam imannya. Secara khusus kami berharap kepada mereka yang sedang berziarah di tempat-tempat peziarahan Bunda Maria dimana pun untuk sungguh mengenangkan dan meneladan semangat Bunda Maria, yang kita imani sebagai teladan umat beriman, dimana ia senantiasa setia dan taat pada kehendak dan panggilan Tuhan, meskipun untuk itu harus menderita. Biarlah kita menjadi 'putera-puteri Bunda Maria', yang berarti juga menjadi sahabat-sahabat Yesus.

"Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa" (Mzm 16:7-11)

Ign.24 Mei 2012


Selasa, 22 Mei 2012

23 Mei


"Supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran."

(Kis 20:28-38; Yoh 17:11b-19)

" Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran." (Yoh 17:11b-19), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sebagai orang beriman atau beragama kita semua diharapkan senantiasa kudus/suci, baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur alias tidak pernah melakukan kejahatan atau berdosa sedikitpun. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa kita semua berasal dari sorga atau Allah, dan ketika dilahirkan atau diciptakan oleh Allah kita dalam keadaan baik, suci adanya. Memang dalam perjalanan waktu, semakin tambah pengalaman dan tambah usia pada umumnya kita juga bertambah dosa-dosanya, maka baiklah bahwa kita masih dianugerahi hidup sampai saat ini, yang tidak lain karena belas kasih dan kemurahan hati Allah. Karena belas kasih dan kemurahan hatiNya yang melimpah ruah, marilah kita senantiasa hidup dan bertindak dalam syukur dan terima kasih. Syukur dan terima kasih tersebut kita wujudkan dalam hidup sehari-hari dengan berusaha hidup baik, melakukan apa yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Untuk itu kami harapkan kita juga tidak membenci siapapun, meskipun yang bersangkutan telah melukai atau menyalahi diri kita, melainkan hendaknya dengan rendah hati kita mengampuni mereka, sebagaimana sering kita doakan setiap hari dalam Doa Bapa Kami "ampunilah kami seperti kami pun senantiasa mengampuni yang bersalah kepada kami". Marilah kita hidup saling mengasihi dan mengampuni kapan pun dan dimana pun tanpa pandang bulu, sehingga kehidupan bersama kita sungguh baik dan dengan demikian kondusif bagi kita semua yang mengusahakan kesucian hidup. Hidup suci berarti senantiasa membaktikan diri seutuhnya kepada Yang Ilahi, kepada Allah yang telah menciptakan dan mengasihi kita tanpa batas.

·   "Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga. Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima" (Kis 20:33-35), demikian kata Paulus, rasul agung kepada para pendengarnya. Pengalaman Paulus ini kiranya baik untuk menjadi permenungan atau refleksi kita, sebagai umat beriman atau beragama. Cara hidup dan cara bertindak kita diharapkan tidak mengganggu atau menjadi beban bagi orang lain alias bagaikan benalu, yang senantiasa mengganggu yang lain. Marilah kita hidup sesuai dengan kemampuan kita masing-masing, bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup kita sehari-hari. Kepada yang berlebihan kami harapkan bersikap sosial dengan menghayati kata-kata Paulus "adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima". Berlebihan di sini tidak hanya secara materiel, kaya akan harta benda atau uang, tetapi juga dalam hal waktu dan tenaga. Pemberian waktu dan tenaga bagi orang lain merupakan wujud cintakasih yang tak tergantikan dengan cara lain apapun, karena hemat saja wujud cintakasih yang utama dan pertama-tama adalah pemborosan waktu dan tenaga bagi yang terkasih. Kami harapkan para orangtua dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam hal memberi daripada menerima, sebagaimana anda sebagai suami-isteri telah saling memberikan diri sepenuhnya satu sama lain sebagai wujud saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit, selama-lamanya, sampai mati. Kebahagiaan sejati memang lebih terletak dalam memberi bukan menerima.

"Kerahkanlah kekuatan-Mu, ya Allah, tunjukkanlah kekuatan-Mu, ya Allah, Engkau yang telah bertindak bagi kami. Demi bait-Mu di Yerusalem, raja-raja menyampaikan persembahan kepada-Mu"

(Mzm 68:29-30)

Ign 23 Mei 2012

 


Senin, 21 Mei 2012

22 Mei


"Aku berdoa untuk mereka"

(Kis 20:17-27; Yoh 17:1-11a)

"Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu  dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu" (Yoh 17:1-11a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sebagai orang beriman kita diharapkan mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan serta menghayati diri bahwa Tuhan senantiasa menyertai dan mendampingi kita. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa Tuhan berkarya terus menerus tanpa kenal waktu dan tempat untuk mendampingi dan menyertai kita atau mendoakan kita agar kita tetap setia dalam penghayatan iman. Maka meskipun sendirian dimana pun dan kapan pun kami harapkan tetap setia pada iman kita masing-masing. Secara khusus kami ingatkan rekan-rekan Kristen maupun Katolik, yang sering merasa sendirian di tempat kerja atau di masyarakat, untuk tetap tabah, tegar dan berani menghayati ajaran Yesus maupun meneladan cara hidup dan cara bertindakNya. "Mereka telah menuruti FirmanMu", demikian kutipan doa Yesus. Kita dipercaya oleh Yesus bahwa kita telah mentaati dan melaksanakan firman atau sabda Tuhan, maka hendaknya kepercayaan ini tidak disia-siakan; jadilah orang atau pribadi yang dapat dipercaya. Orang yang dapat dipercaya akan sungguh digunakan atau difungsikan untuk melakukan pekerjaan atau tugas yang berat dan mulia, dan meskipun dalam mengerjakan hanya sendirian saja pasti tetap dipercaya. Dari pengalaman dan pengamatan saya pribadi, saya dapat menyaksikan bahwa rekan-rekan Kristen atau Katolik sering dipercaya dalam pengelolaan atau pengurusan keuangan dan harta benda organisasi atau pemerintahan, karena memang dapat dipercaya dan tidak melakukan korupsi alias jujur dan disiplin. Kesaksian anda dalam kerja dan masyarakat sungguh merupakan bentuk penghayatan missioner yang utama dan tak tergantikan oleh cara lain apapun.

·   "Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri. Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu." (Kis 20:28-29), demikian kata Paulus kepada para pengikutnya. Kata-kata ini mungkin baik menjadi permenungan atau refleksi bagi para gembala umat beserta para pembantunya: para uskup, imam, pengurus dewan paroki/stasi/wilayah atau lingkungan dst.. Godaan dan rayuan setan melalui aneka cara dan bentuk pada masa kini mengancam kehidupan iman umat Allah, maka hendaknya para gembala beserta para pembantunya sungguh menggembalakan dengan baik, dengan meneladan Gembala Utama, Yesus Kristus. Fungsi gembala antara menjadi 'teladan, pemberdaya dan pemberi motivasi' bagi umat Allah dalam rangka penghayatan iman dalam hidup sehari-hari. Pada masa kini hemat saya yang mendesak dan up to date untuk dihayati dan disebarluaskan adalah keteladanan atau menjadi inspirator bagi umat Allah. Kehadiran dan sepak terjang para gembala beserta para pembantunya dimana pun dan kapan pun hendaknya menjadi inspirasi bagi umat Allah dalam hidup beriman, bermasyarakat,  berbangsa dan bernegara. Para moderator gerakan atau organisasi gerejawi hendaknya sungguh dapat menjadi inspirator bagi mereka yang harus didampingi.

"Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita. Allah bagi kita adalah Allah yang menyelamatkan, ALLAH, Tuhanku, memberi keluputan dari maut."

 (Mzm 68:20-21)

Ign 22 Mei 2012


21 Mei



"Dalam dunia kamu menderita penganiayaan"

(Kis 19:1-8; Yoh 16:29-33)

" Kata murid-murid-Nya: "Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah."Jawab Yesus kepada mereka: "Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yoh 16:29-33), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Hidup mendunia atau berpartisipasi dalam seluk beluk dunia secara disiplin dan jujur pada masa kini memang akan menghadapi aneka tantangan, hambatan atau masalah atau penderitaan, mengingat dan memperhatikan tindakan korupsi masih merebak disana-sini, entah di pemerintahan maupun di dalam aneka usaha swasta. Namun demikian kami berharap kepada segenap umat beriman atau agama atau anda sekalian untuk tetap disiplin dan jujur dalam cara hidup dan cara bertindak dimana pun dan kapan pun, karena Allah senantiasa menyertai dan mendampingi kita. Bersama dan bersatu dengan Allah kita pasti mampu mengatasi aneka masalah, hambatan dan penderitaan. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa penderitaan yang lahir dari kesetiaan dan ketaatan pada iman, panggilan dan tugas pengutusan adalah wahana atau jalan menuju ke kebahagiaan atau kesejahteraan sejati. Hidup dan bertindak disiplin serta jujur memang akan hancur untuk sementara tetapi akan bahagia dan mulia selamanya. "Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkan hatimu, Aku telah mengalahkan dunia", demikian sabda Yesus, yang kiranya dapat menjadi pegangan cara hidup dan cara bertindak kita dalam mendunia. Dengan menderita dan wafat di kayu salib Yesus telah mengalahkan dunia, maka ketika anda harus menderita hendaknya menatap atau mengenangkan Yang tersalib, karena dengan demikian akan memperoleh rahmat kekuatan dalam menghadapi penderitaan serta mampu mengatasi penderitaan. Sekali lagi saya angkat bahwa rekan-rekan perempuan yang pernah mengandung dan melahirkan anak kiranya memiliki pengalaman ini, yaitu ketika sedang dan akan melahirkan anaknya.

·   "Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah" (Kis 19:8),demikian berita yang menggembirakan perihal Paulus. Keberanian Paulus ini kiranya dapat menjadi teladan atau inspirasi bagi kita semua dalam rangka hidup disiplin dan jujur di dalam hidup dan pekerjaan kita setiap hari. Dalam hal keberanian ini kiranya kita juga dapat meneladan para pahlawan bangsa kita, yang dengan berani memikul resiko dalam rangka melaksanakan panggilan atau tugas pengutusan. "Berani memikul resiko adalah sikap dan perilaku yang sampai batas-batas tertentu tidak takut menghadapi akibat apa pun untuk mempertahankan ketetapan yang telah dipilihnya. Ini diwujudkan dalam perilaku yang mau menanggung akibat apapun. Perilaku ini diwujudkan dalam hubungannya dengan diri sendiri" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka- Jakarta 1997, hal 10). Kami percaya bahwa anda semua telah atau sedang harus melakukan aneka ketetapan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan anda masing-masing, maka kami harapkan tidak mundur meskipun harus menghadapi aneka tantangan dan penderitaan, hadapi dengan berani dan bergairah, penuh semangat. Dalam kegairahan dan semangat kinerja syaraf dan metabolisme darah kita akan berfungsi secara prima sehingga kita memiliki kekuatan prima dalam menghadapi aneka tantangan dan penderitaan. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk mewartakan Kerajaan Allah atau Allah yang meraja dimana pun dan kapan pun, artinya mengajak dan mendorong siapapun untuk dengan rendah hati dirajai atau dikuasai oleh Allah sehingga cara hidup dan cara bertindak sesuai dengan kehendak dan perintah Allah alias baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Marilah dengan berani kita tegor dan ingatkan saudara-saudari kita yang melakukan korupsi atau berselingkuh agar bertobat.

"Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya. Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah. Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita.Bernyanyilah bagi Allah, mazmurkanlah nama-Nya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan! " (Mzm 68:2-5a)

Ign 21 Mei 2012