Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 29 Juli 2011

Minggu Biasa XVIII - Yes 55:1-3; Rm 8:35.37-39; Mat 14:13-21


"Tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit."

Mg Biasa XVIII: Yes 55:1-3; Rm 8:35.37-39; Mat 14:13-21

Dalam perjalanan ke luar negeri sendirian, dari Jakarta ke Eropa, secara kebetulan dengan pesawat KLM. Di dalam pesawat saya memperoleh tempat duduk dekat gang sedangkan di samping saya adalah seorang anak kecil bersama dengan ibunya di dekat jendela. Kami sempat omong-omong sebentar, saling memberi salam dan ceritera kesana-kemari dengan sang ibu (kebetulan berkewarnegaraan Prancis dan dapat berbahasa Inggris). Di tengah perjalanan sang anak minta diambilkan tas yang berada di bagasi kabin, dan setelah tas  dibuka ia  mengeluarkan bungkunan potongan-potongan kue. Begitu bungkusan terbuka sang anak, yang kurang lebih usia 10 th tersebut, berkata kepada saya "Sir, please take one". Saya sungguh tersentuh dan terharu menyaksikan anak ini dan dalam hati saya bertanya "anak ini pasti menerima pendidikan yang baik dari ibunya perihal kepekaan terhadap orang lain, kepedulian terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan". Saya teringat akan pengalaman tersebut setelah merenungkan warta gembira hari ini dimana "Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.". Maka baiklah kita yang beriman kepada Yesus Kristus meneladan semangat atau sikap mentalNya.

 

"Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit." (Mat 14:14)

Pertama-tama marilah kita renungkan kata 'mendarat': mendarat antara lain berarti menyentuh tanah, menapakkan kakinya di atas tanah. Mendarat dapat berasal dari laut atau udara, yang berarti berasal dari suatu tempat yang monoton dan kurang variasi sebagaimana di daratan. Berjalan di atas air dengan perahu atau udara dengan pesawat terbang yang dilihat ya hanya itu-itu saja, sedangkan berjalan di daratan akan melihat aneka macam benda, orang, peristiwa dst.. Di dalam perahu atau pesawat terbang pada umumnya tidak akan ada orang yang menderita kelaparan atau kehausan, sementara itu di daratan dapat kita lihat dan temukan orang-orang yang menderita kelaparan, sakit atau miskin.

Marilah kita meneladan Yesus, yang mendarat dan berkeliling dari desa ke desa alias 'turba', turun ke bawah. Saya percaya jika kita sungguh turun ke bawah alias melihat ke bawah pasti akan melihat orang yang banyak jumlahnya, yang mengharapkan belas kasihan karena menderita, miskin atau kelaparan. Saya percaya jika kita sungguh beriman, maka hati kita akan tergerak untuk membantu mereka yang menderita, miskin, kelaparan atau berkekurangan. Marilah kita menjadi 'man or woman with/for others' serta buka hati kita terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan dalam berbagai hal di lingkungan hidup kita masing-masing atau di mana kita berada atau ke mana kita bepergian.  

"Allah menghendaki, supaya  bumi beserta segala isinya digunakan oleh semua orang dan sekalian bangsa, sehingga harta benda yang tercipta dengan cara yang wajar harus mencapai semua orang, berpedoman pada keadilan, diiringi dengan cintakasih" (Vatikan II: GS no 69). Aneka jenis harta benda pada dasarnya bersifat sosial, maka semakin kaya akan aneka harta benda seharusnya semakin sosial.  Dengan rendah hati kami mengajak dan mengingatkan siapa saja yang kaya akan harta benda atau uang untuk hidup dan bertindak sosial. Tentu saja tidak hanya mereka yang berkelebihan atau  kaya yang harus sosial, tetapi kita semua umat beriman diharapkan  hidup dan bertindak sosial. Marilah kita bersikap mental memberi; memberi dari kekurangan atau keterbatasan kita. Ingat memberi dari kelebihan atau kelimpahan berarti membuang sampah, dengan kata lain menjadikan mereka yang menerima pemberian kita sebagai kotak sampah. Pemberian atau sumbangan sejati memang disertai oleh pengorbanan. Kami percaya jika kita semua hidup dan bertindak sosial, maka tidak akan ada lagi orang yang menderita, sakit, miskin dan berkekurangan. Selanjutnya marilah kita renungkan kesaksian iman Paulus di bawah ini.

"Aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita" (Rm 8:38-39)

Beriman kepada Yesus Kristus berarti mempersembahkan diri kepadaNya, sehingga mau tak mau cara hidup dan cara bertindak kita akan dijiwai atau dipengaruhiNya alias kita hidup dan bertindak dengan menghayati sabda-sabdaNya serta meneladan cara hidup dan cara bertindakNya. Itulah kiranya arti dari " segala sesuatu tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita".  Kasih senantiasa berarti saling mengasihi, maka kasih Allah kepada kita berarti relasi kita dengan Allah saling mengasihi, dan karena Allah Maha Kasih, maka mau tak mau kasih Allah akan menguasai dan menjiwai kita, sehingga tak ada bentuk kasih, sapaan, sentuhan atau perlakuan makhluk lain yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah.

Kasih hendaknya tidak berhenti dalam wacana atau omongan, melainkan menjadi nyata dalam perilaku atau tindakan. Bukti atau tanda bahwa kasih Allah menguasai kita berarti kita akan senantiasa hidup saling mengasihi. Karena kasih itu bebas dan tak terbatas, maka dalam hidup saling mengasihi kita juga tak mungkin dibatasi oleh SARA, usia, jabatan, kedudukan, fungsi dst.. Kasih akan sungguh menjadi nyata ketika kasih itu kita berikan kepada mereka yang miskin dan berkekurangan, apalagi dalam bentuk harta benda atau uang, karena mereka tak akan mungkin mengembalikan apa yang telah mereka terima tersebut. Sementara itu memberi kepada mereka yang kaya atau berlebihan sering diperlakukan secara bisnis, karena ada kemungkinan mereka yang menerima pemberian akan mengembalikan lagi dalam suatu kesempatan dalam jumlah yang lebih besar.  Memberi dengan rela, iklas dan penuh kasih tanpa mengharapkan kembali itulah kasih sejati, sebagaimana sering kita dengar dalam lagu "Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia".

Tanda bermaksud merendahkan rekan-rekan laki-laki, kiranya rekan-rekan perempuan lebih mampu menghayati kasih daripada laki-laki, sebagaimana tercermin dalam lagu di atas. Rekan perempuan, khususnya para ibu memang telah memiliki pengalaman mendalam akan kasih yang penuh pengorbanan ketika mengandung, melahirkan dan mendampingi anaknya. Hal ini kiranya sesuai dengan jati diri perempuan yang memiliki rahim, dimana di dalam rahim tumbuh berkembang kehidupan, yang terkasih, dalam dan oleh kasih atau kerahiman. Karena memiliki rahim maka hemat kami rekan-rekan perempuan lebih mudah tergerak hatinya untuk mengasihi atau melakukan kerahiman alias belas kasih. Rekan-rekan perempuan lebih peka terhadap hal-hal kecil dan sederhana, apa-apa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Para ibu kiranya juga dengan mudah melelehkan air mata ketika harus berpisah dengan anak, yang pernah dikandung dan dilahirkannya; seolah-olah kasih itu tak mungkin dipisahkan. Kami berharap rekan-rekan perempuan dapat menjadi teladan kasih, kerahiman, belas kasih atau kepekaan terhadap yang lain, terutama mereka yang miskin dan berkekurangan.

"Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup.TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan" (Mzm 145: 15-18)

Ign 31 Juli 2011


30 Juli


"Tidak halal engkau mengambil Herodias!"

(Im 25:1.8-17; Mat 14:1-12)

" Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya: "Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya." Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: "Tidak halal engkau mengambil Herodias!" Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam." Lalu sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara dan kepala Yohanes itu pun dibawa orang di sebuah talam, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus." (Mat 14:1-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·    Dalam Warta Gembira hari ini ditampilkan tokoh Herodes dan Yohanes Pembaptis: Herodes dikenal sebagai orang yang gila terhadap kuasa, harta, hormat dan perempuan, sedangkan Yohanes Pembaptis dikenal sebagai seorang nabi yang berani berkorban demi kebenaran, maka ia berani menegor raja Herodes "Tidak halal engkau mengambil Herodias". Herodias adalah isteri Filipus, saudara Herodes. Memang orang yang kaya akan harta benda, terhormat dan berkuasa mudah tergoda untuk kawin-cerai, termasuk merebut isteri otang lain atau suadaranya atau berselingkuh seenaknya. Sebagai orang beriman kita memiliki tugas kenabian, maka marilah kita hayati kenabian kita dengan meneladan Yohanes Pembaptis. Hendaknya tidak takut dan tidak gentar memberantas aneka bentuk kejahatan, korupsi serta perselingkuhan. Maka secara khusus kami mengajak para penegak dan pejuang kebenaran untuk dengan tegas memberantas kejahatan, korupsi dan perselingkuhan. Kami harapkan para penegak hukum seperti hakim, jaksa, polisi dst..tidak 'tebang pilih' dalam memberantas kejahatan dan korupsi. Para pejabat dan petinggi hidup bermasyarakat, bernegara dan berbangsa hendaknya menjadi teladan hidup jujur, tidak korupsi dan tidak berbuat jahat. Demikian juga para wakil rakyat yang duduk di DPR maupun DPRD; ingatlah anda adalah wakil rakyat yang harus memperjuangkan kepentingan rakyat, bukan kepentingan pribadi atau golongan/organisasi. Ketua anda adalah rakyat, maka sebagai wakil rakyat jika tidak melaksanakan kehendak rakyat, tahu akibatnya: anda akan dipecat oleh rakyat dengan cara rakyat. Marilah kita hayati iman dan ajaran agama kita di dalam hidup sehari-hari dengan hidup baik, berbudi pekerti luhur atau bermoral; hendaknya jangan mengambil milik orang lain tanpa izin pemilik yang bersangkutan.

·   "Janganlah kamu merugikan satu sama lain, tetapi engkau harus takut akan Allahmu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu" (Im 25;17), demikian kutipan Firman Allah kepada Musa berkenaan dengan tahun Yobel. Marilah firman ini kita renungkan dan hayati, sebagai bukti bahwa kita sungguh beriman, memepersembahkan diri seutuhnya kepada Allah. "Janganlah kamu merugikan satu sama lain, sebaliknya hendaknya kamu saling menguntungkan satu sama lain". "Win-win solution" itulah pedoman atau acuan ketika harus menyelesaikan aneka masalah atau pertentangan. Secara khusus kami berharap kepada para pengusaha atau memperkerjakan orang, hendaknya memberi imbal jasa atau gaji yang memadai, sehingga mereka yang membantu usaha anda sungguh dapat hidup sejahtera. Para pengusaha hendaknya ingat bahwa para buruh atau pegawai yang membantu keberhasilan usahanya. Jika anda tidak mensejahterakan buruh atau pegawai anda, maka ada kemungkinan mereka akan bekerja seenaknya serta melakukan korupsi. Jika pengusaha pelit dalam mensejaherakan buruh atau pegawainya, maka para buruh atau pegawai juga akan pelit menyumbangkan tenaga dan waktunya dalam bekerja. Tahun Yobel juga merupakan tahun pengampunan, maka baiklah kami mengajak anda yang memberi hutang kepada orang lain untuk memberi pengampunan, entah membebaskan semua hutangnya atau sebagian dari hutangnya. Kepada mereka yang bermusuhan kami harapkan untuk berdamai dan saling mengampuni.

" Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya,  supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi." (Mzm 67:2-3.5)

Ign 30 Juli 2011


Rabu, 27 Juli 2011

28 Juli - Kel 40:16-21.34-38; Mat 13:47-53

"Mengertikah kamu semuanya itu?"

(Kel 40:16-21.34-38; Mat 13:47-53)

 "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu pun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Mengertikah kamu semuanya itu?" Mereka menjawab: "Ya, kami mengerti." Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya." Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Ia pun pergi dari situ" (Mat 13:47-53), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah, yang antara lain berarti Allah yang merajai, memang sulit difahami bagi orang yang kurang atau tidak beriman. Dengan aneka perumpamaan Yesus menyampaikan ajaran-ajaranNya dan menggunakan apa yang hidup dan ada sehari-hari dalam kehidupan kita serta sederhana, seperti garam, tepung, petani, dst.. Mereka yang cara hidup dan cara bertindaknya 'tidak mendarat' alias hanya duduk di kursi di kantotnya saja dan tidak berkeliling untuk mengunjungi semua yang menjadi tanggungjawabnya sampai di bawah, pasti tidak mampu memahami aneka perumpamnan yang disampaikan oleh Yesus. Maka dengan ini kami mengharapkan anda semua untuk 'mendarat' atau 'turun ke bawah', melepaskan aneka kebesaran atau atribut untuk menjadi sama dengan mereka yang paling rendah, seperti para buruh, tukang kebersihan, dst.. Orang-orang kota besar hendaknya sering pergi ke pelosok-pelosok desa atau pegunungan agar tidak asing terhadap realitas lingkungan hidup. Allah meraja melalui semua ciptaanNya: tanaman, binatang dan manusia, maka marilah kita kenali aneka jenis bianatang dan tanaman serta kepribadian manusia yang berbeda satu sama lain. Semakin mengenal dan memahami aneka macam ciptaan Allah akan semakin memahami karya Allah dalam semua ciptaanNya, dan dengan demikian hemat saya juga akan semakin beriman,  karena ia akan menayadari dan menghayati dirinya sebagai yang kecil dan sederhana dibandingkan dengan seluruh ciptaan yang begitu banyaknya. "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya", demikian sabda Yesus.  Harta yang baru adalah aneka macam penemuan, sedangkan harta yang lama adalah aneka tradisi yang baik; dikeluarkan bersama-sama berarti diintegrasikan. Integrasi antara tradisi dan penemuan baru akan merupakan kebijakan yang fungsional menyelamatkan jiwa manusia.

·   "Musa mendirikan Kemah Suci itu, dipasangnyalah alas-alasnya, ditaruhnya papan-papannya, dipasangnya kayu-kayu lintangnya dan didirikannya tiang-tiangnya. Dikembangkannyalah atap kemah yang menudungi Kemah Suci dan diletakkannyalah tudung kemah di atasnya -- seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. Diambilnyalah loh hukum Allah dan ditaruhnya ke dalam tabut, dikenakannyalah kayu pengusung pada tabut itu dan diletakkannya tutup pendamaian di atas tabut itu. Dibawanyalah tabut itu ke dalam Kemah Suci, digantungkannyalah tabir penudung dan dipasangnya sebagai penudung di depan tabut hukum Allah -- seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa" (Kel 40:18-21). Loh hukum Allah , yang berisi perintah-perintah Allah, ditempatkan di tempat suci, agar dihormati dan dijunjung tinggi oleh umat Allah, itulah yang dikerjakan Musa sesuai dengan perintah Allah. Saya percaya kita semua juga memiliki kata-kata mutiara, yang kita sadari dan imani sebagai perintah Allah, entah diambil dari Kitab Suci atau kata-kata orang bijak. Baiklah kata-kata mutiara tersebut sungguh kita hormati dan junjung tinggi, artinya sungguh kita fahami dan hayati dalam cara hidup dan cara bertndak kita setiap hari. Pasang saja kata-kata mutiara tersebut di tempat-tempat dimana saya dapat melihat setiap saat, misalnya di meja kerja, di pintu kamar tidur/kamar mandi/WC, di atas kemudi mobil dst.. Setiap kali melihat dan membaca kata-kata mutiara tersebut langsung resapkan dan cecap dalam-dalam agar merasuk ke dalam hati sanubari dan menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Di jalan-jalan sering juga lihat lihat kata-kata mutiara yang dipasang, dengan harapan untuk dibaca dan diresapkan, maka baiklah tidak kita sia-siakan kata-kata mutiara tersebut.

"Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup. Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku! Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau.  Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau" (Mzm 84:3-6a)

Ign 28 Juli 2011


Selasa, 26 Juli 2011

27 Juli


"Pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu."

(Kel 34:29-35; Mat 13:44-46)

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu" (Mat 13:44-46), demikian kutipan Warta  Gembira hari ini..

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Kita sering mendengar berita ada orang yang mencari 'harta karun' yang sangat berharga, yang diperkirakan berada di dasar laut/samodra, dalam sebuah kapal yang tenggelam bertahun-tahun lamanya. Untuk itu orang harus mengumpulkan dana dan tenaga besar, meskipun belum tahu persis apakah harta karun tersebut sepadan dengan dana dan tenaga yang akan dikeluarkan. Namun begitulah yang sering terjadi: demi harta karun orang siap berjuang dan berkorban. Sabda hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua untuk mawas diri: harta macam apa yang paling berharga bagi kita pada masa kini, entah sudah ada  kita miliki atau belum kita miliki. Yang paling berharga di antara kita semua kiranya adalah cita-cita atau dambaan, entah yang telah tertulis atau dikatakan atau mungkin masih tersimpan di dalam hati. Dalam organisasi hal itu berarti visi, spiritualitas atau charisma. Namun baiklah saya mengajak anda sekalian untuk mawas diri perihal cita-cita atau dambaan pribadi, entah yang dapat dicapai jarak jauh atau jarak dekat. Cita-cita jarak dekat sebagai pelajar atau mahasiswa tidak lain adalah lulus dalam ujian akhir; maka kepada para pelajar atau mahasiswa kami harapkan dengan sepenuh hati, jiwa, akal budi dan kekuatan berusaha agar berhasil dalam ujian akhir; maka hendaknya belajar setiap hari dan tidak hanya belajar menjelang ulangan umum atau ujian saja. Cita-cita para suami-isteri kiranya saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit sampai mati, maka hendaknya kasih anda berdua antar suami-isteri tidak luntur atau mengalami erosi. Sebagai imam harta yang paling berharga adalah anugerah panggilan imam itu sendiri, maka kepada rekan-rekan imam kami ajak untuk menghayati panggilan imamat dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan serentak mengandalkan rahmat Tuhan yang telah memanggil. Sebagai biarawan-biarawati harta yang paling berharga adalah charisma pendiri, maka kami harapkan untuk setia pada charisma pendiri dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari, kapanpun dan dimanapun.

·   "Disampaikannyalah kepada mereka segala perintah yang diucapkan TUHAN kepadanya di atas gunung Sinai." (Kel 34:32). Di puncak gunung Sinai Musa menerima perintah Tuhan yang harus disampaikan kepada seluruh bangsanya. Perintah Tuhan yang diterima oleh Musa tidak lain adalah 'sepuluh perintah Tuhan' yang kita kenal pada saat ini; dari sepuluh perintah tersebut hemat saya dapat dipadatkan menjadi 'kasihilah Tuhan dan sesamamu manusia'. Dari puncak gunung ada pesan untuk saling mengasihi dan mengasihi Tuhan. Maaf jika sedikit porno: gunung nona alias payudara atau buah dada sering juga menjadi symbol kasih, tidak hanya bagi pasangan suami-isteri yang bersangkutan, tetapi dari buah dada keluarlah ASI bagi anak yang dilahirkan. Memberi ASI langsung dari buah dada berarti menyalurkan kasih Tuhan (maka kami berharap kepada para ibu yang sedang menyusui anaknya untuk secara langsung menyusui, bukan dikeluarkan dari buah dada sendiri kemudian disimpan dalam kemasan khusus, dan selanjutnya diberikan kepada anaknya, sebagaimana mulai marak pada masa kini di kota-kota besar). Perintah untuk saling mengasihi hendaknya kita hayati seoptimal mungkin serta kita sebarluaskan kepada semua orang yang kita jumpai. Semua perintah dan tata tertib hemat saya dibuat dan diberlakukan dalam dan demi kasih, maka hendaknya menyikapi aneka perintah dan tata tertib dalam dan dengan kasih. Kasih adalah keutamaan yang terbesar, harta yang paling berharga bagi kita semua; tanpa kasih kita tidak dapat tumbuh berkembang sebagaimana adanya pada saat ini. Maka marilah kita perdalam dan perkembangkan kasih dalam hidup kita sehari-hari, dalam lingkungan hidup dan kerja kita masing-masing, sehingga lingkungan hidup dan kerja dimana kita berada semakin menarik, memikat dan mempesona; semua yang ada di dalamnya selamat dan bahagia, damai sejahtera.

"Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduslah Ia! Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab mereka.Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya dan ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka." (Mzm 99:5-7)

Ign 27 Juli 2011


Senin, 25 Juli 2011

26Juli - Sir 44:1.10-15; Mat 13:16-17


"Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar"

(Sir 44:1.10-15; Mat 13:16-17)

"Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya" (Mat 13:16-17), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Yoakim dan St.Anna, orangtua SP Maria, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Indera penglihatan dan pendengaran, mata dan telinga, memang penting dan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan pribadi seorang anak. SP Maria kita kenal sebagai yang suci sejak dalam kandungan, kiranya selama dalam asuhan Yoakim dan Anna, SP Maria sungguh didampingi dan dididik sesuai dengan kehendak Allah; dan Yoakim maupun Anna sebagai orangtua juga dapat menjadi teladan kesucian. Maka dalam rangka mengenangkan pesta St.Yoakim dan St.Anna ini secara khusus kami mengajak dan mengingatkan para orangtua atau bapak-ibu sungguh dapat menjadi teladan kesucian bagi anak-anak yang dianugerahkan oleh Allah. Suci berarti hati, jiwa, akal budi dan tubuh bersih, sehingga sungguh membaktikan diri seutuhnya kepada Allah dalam hidup sehari-hari. Para orangtua atau bapak ibu hendaknya mengingat dan menghayati bahwa yang mengikat anda atau menjadikan anda sebagai orangtua atau bapak-ibu adalah kasih, dan kasih berasal dari Allah, demikian juga anak yang dianugerahkan Allah adalah kasih juga. Hayatilah ajaran kasih sebagaimana dikatakan oleh Paulus kepada umat di Korintus ini, yaitu " Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." (1Kor 13:4-7). Selain cara hidup dan cara bertindak anda sungguh dalam dan oleh kasih, maka hendaknya diperhatikan juga, yaitu aneka hiasan atau sarana-prasarana yang ada di dalam rumah atau kamar-kamar hendaknya apa yang mendorong atau memotivasi anda berdua maupun anak-anak untuk semakin suci, semakin membaktikan diri seutuhnya kepada Allah.

·   "Yang berikut ini adalah orang kesayangan, yang kebajikannya tidak sampai terlupa; semuanya tetap tinggal pada keturunannya sebagai warisan baik yang berasal dari mereka. Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian, dan anak-anak merekapun demikian pula keadaannya. Keturunan mereka akan tetap tinggal untuk selama-lamanya, dan kemuliaannya tidak akan dihapus. Dengan tenteram jenazah mereka ditanamkan, dan nama mereka hidup terus turun-temurun. Bangsa-bangsa bercerita tentang kebijaksanaannya, dan pujian mereka diwartakan jemaah" (Sir 44:10-15). Kutipan dari Kitab Sirach ini hendaknya kita renungkan dan hayati dalam cara hidup dan cara bertindak kita sebagai orang beriman. Kita semua orang beriman dipanggil untuk mengusahakan cara hidup dan cara bertindak yang bijaksana atau bijak. Apa yang bijak atau bijaksana senantiasa menyelamatkan dan membahagiakan, terutama keselamatan dan kebahagiaan jiwa manusia. Salah satu bentuk keutamaan yang bijaksana adalah kasih pengampunan, sebagaimana telah dihayati dan diajarkan oleh Yesus, Guru dan Tuhan kita. Di dalam puncak penderitaanNya di kayu salib, Ia tidak balas dendam kepada mereka yang menyalibkan, melainkan mengampuni mereka dengan berdoa "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Luk 23:34). Ia konskwen dengan apa yang Ia ajarkan "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu " (Mat 5:44). Orang bijak atau bijaksana antara satu dalam kata dan tindakan, apa yang ia katakan juga ia lakukan. Pada masa kini cukup banyak pemimpin berkata-kata bagus dan baik, mengajarkan apa yang baik, namun mereka sendiri tidak melakukannya. Maka kami berharap kepada para pemimpin di tingkat kehidupan macam apapun untuk dapat menjadi teladan dalam satu kata dan tindakan; hendaknya apa yang anda katakan juga diusahakan dengan rendah hati untuk dihayati atau dilaksankan.  Jika demikian adanya maka "bangsa-bangsa berceritera tentang kebijaksanaannya, dan pujian mereka diwariskan jemaah". Semoga demikian juga terjadi dalam diri para orangtua, yaitu senantiasa dikenang oleh keturunannya, anak-cucu-cicit mereka, karena bijaksana.

"TUHAN telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan memungkirinya: "Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu; Sebab TUHAN telah memilih Sion, mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya: "Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya." (Mzm 132:11.13-14)

Ign 26 Juli 2011


Minggu, 24 Juli 2011

25 Juli - 2Kor 4:7-15; Mat 20:20-28


" Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu"

(2Kor 4:7-15; Mat 20:20-28)

" Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang"(Mat 20:20-28), demikian kutipan  Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan St.Yakobus, rasul, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Rasul adalah utusan Allah; para rasul dipilih oleh Yesus untuk mengikuti Dia dan akhirnya dipanggil untuk meneruskan tugas pengutusanNya. Jabatan rasul pada saat ini ada di dalam diri para uskup, yang bertugas untuk menggembalakan umat di wilayah keuskupannya. Uskup boleh dikatakan sebagai yang terbesar di keuskupannya, namun dalam menghayatinya fungsi gembala umat para uskup diharapkan dengan semangat melayani, maka para uskup dalam doa-doanya senantiasa menyatakan diri sebagai 'hamba yang hina dina' dalam rangka menghayati sabda Yesus " Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu" . Sabda Yesus ini kiranya tidak hanya bagi para uskup saja, tetapi juga bagi kita semua yang beriman kepadaNya. Kita semua yang beriman kepada Yesus dipanggil untuk hidup dan bertindak saling melayani. Seorang pelayan yang baik antara lain memiliki sifat atau cirikhas rendah hati, cekatan, ceria, dinamis, kerja keras, siap sedia, sederhana dst.. dalam rangka membahagiakan mereka yang harus dilayani. Pelayan yang baik senantiasa membaktikan diri sepenuhnya tanpa syarat kepada yang dilayani. Marilah kita saling membahagiakan dan melayani dengan rendah hari, cekatan, ceria, dinamis, kerja keras, sederhana dan siap sedia untuk diutus apapun asal baik dan menyelamatkan jiwa manusia. Kami berharap kepada mereka yang menjadi pemimpin dalam kehidupan bersama di tingkat apapun untuk menghayati kepempimpinannya dengan semangat melayani alias menghayati kepemimpinan partisipatif: mendengarkan suka-duka yang dipimpin dengan rendah hati serta kemudian menanggapinya demi kebahagiaan yang dipimpin. 

·   "Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami." (2Kor 4:7), demikian kesaksian iman Paulus, rasul agung, dalam melaksanakan tugas pengutusannya sebagai rasul. Seorang rasul sejati memang lebih mengandalkan diri pada kekuatan Allah daripada dirinya yang lemah dan rapuh bagaikan tanah liat. Kiranya sebagai umat beriman kita juga harus menghayati demikian juga, artinya hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah dan tidak mengikuti keinginan atau kehendak pribadi alias hidup dan bertindak seenaknya sendiri. Ingatlah dan hayati bahwa kita berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah ketika dipanggil Tuhan atau meninggal dunia. Secara praktis dan eksperiensial kiranya masing-masing dari kita juga mudah dipengaruhi oleh orang lain, situasi atau kondisi dimana kita hidup. Jika kita mudah dipengaruhi orang atau manusia, yang tidak lain adalah ciptaan Allah, selayaknya kita akan lebih mudah dipengaruhi oleh Allah karena Allah mahasegalanya. Memang hal ini mengandaikan bahwa kita sungguh beriman, percaya kepada Allah. Ingatlah dan hayati bahwa kekuatan Allah lebih kuasa dan kuat daripada kekuatan manusia sehebat apapun. Maka ketika anda harus menghadapi orang yang keras dan nampak seram menakutkan, hadapi dengan iman alias dengan rendah hati dan semangat melayani. Percayalah sekeras-kerasnya orang dalam hatinya pasti ada kasih, maka dekati dalam dan dengan kasih serta kerendahan hati: yang keras akan menjadi lunak, yang kejam akan menjadi lemah lembut, yang menakutkan akan menjadi menarik, memikat dan mempesona.

"Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!"TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita" (Mzm 126:1-3)

Ign 25 Juli 2011