Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 27 Mei 2011

Mg Paskah VI - Kis 8:5-8.14-17; 1Ptr 3:15-18; Yoh 15:14-21

"Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya."

Mg Paskah VI: Kis 8:5-8.14-17; 1Ptr 3:15-18; Yoh 15:14-21


Pesuruh atau hamba yang baik senantiasa mengerjakan apapun yang diminta atau diperintahkan oleh tuannya, dan memang tugas utama seorang hamba adalah partisipasi dalam tugas dan tanggungjawab tuannya. Pada umumnya seorang hamba juga hanya mampu atau terbatas mengerjakan tugas-tugas tertentu sesuai dengan keterampilan dan fungsinya, dan diharapkan ia berfungsi secara prima sehingga membahagiakan tuannya. Sebagai umat beriman atau beragama kita adalah hamba-hamba Tuhan, maka diharapkan kita hidup dan bertindak sesuai dengan perintah atau kehendak Tuhan, serta tidak mengikuti keinginan atau selera pribadi melainkan berani meninggalkan nafsu dan keinginan pribadi. Maka marilah kita mawas diri perihal panggilan kita sebagai hamba-hamba Tuhan.

"Kamu adalah sahabatKu, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut lagi kamu hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, sebab Aku telah memberitahukan kepadamu segala seuatu yang telah kudengar dari BapaKu" (Yoh 15:14-15)  

Sebagai hamba-hamba Tuhan kita juga menjadi sahabat-sahabat Yesus, Hamba Tuhan sejati, yang datang untuk melayani bukan dilayani. Ia telah mendengarkan dan melaksanakan semua perintah Yang mengutusNya serta memberitahukan segala sesuatu yang didengarkanNya dari Yang mengutusNya.  Maka sebagai sahabat-sahabat Yesus, yang ambil bagian dalam ke Hamba-anNya, kita diharapkan sungguh mengenalNya serta kemudian meneladan cara hidup dan cara bertindakNya. Untuk itu marilah kita terus menerus berusaha dengan keras dan rendah hati mengenal Yesus, antara lain dengan membaca dan merenungkan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci.

Apa yang tertulis di dalam Kitab Suci dapat kita sikapi sebagai sejarah yang sungguh bermakna, maka baiklah sungguh kita baca dan dengarkan. Ingat dan hayati bahwa apa yang tertulis di dalam Kitab Suci ditulis dalam ilham Allah, dan  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang berguna untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2Tim 3:16). Kita dididik dan dibina oleh Sabda Tuhan agar semakin beriman dan mempersmbahkan diri seutuhnya kepada Tuhan,  dan dengan demikian layak disebut sebagai 'sahabat-sahabat Yesus'. Jika kita sungguh menjadi sahabat Yesus maka kita juga akan hidup dan bertindak dengan rendah hati meneladan kerendahan hatiNya.

Rendah hati adalah sikap dan tindakan yang tidak pernah menonjolknn diri meskipun dirinya terbaik dan senantiasa mentaati atau melaksanakan sepenuhnya aneka janji dan tata tertib yang terkait dengan hidup,  panggilan dan tugas pengutusannya. Maka marilah kita taati dan laksanakan sepenuhnya aneka tata tertib sekecil dan sesederhana apapun, karena jika kita mampu dan terbiasa mentaati atau melaksanakan tata tertib yang kecil dan sederhana akan lebih mudah mentaati dan melaksanakan aneka tata tertib yang sulit dan berbelit-belit. Dalam kehidupan dan tugas pekerjaan kita sehari-hari kiranya kita menghadapi aneka tata tertib sederhana, seperti aturan lalu lintas, aturan pakai aneka kemasan obat atau makanan atau sarana-prasarana, dst.. Secara khusus kami mengingatkan pentingnya mentaati tata tertib lalu lintas dan aturan pakai aneka sarana-prasana. Cara kita berlalu lintas atau hidup di jalanan hemat saya  merupakan cermin  kualitas hidup masyarakat atau bangsa, maka hendaknya tertib berlalu lintas sungguh menjadi kebiasaan cara hidup dan cara bertindak kita. Tak kalah penting adalah mentaati aneka aturan pakai sarana-prasarana yang kita gunakan dalam hidup dan tugas pekerjaan kita sehari-hari.

Semakin sempurna atau tuntas mentaati dan melaksanakan aneka janji dan tata tertib kiranya juga berarti semakin suci dan benar, semakin beriman alias menjadi sahabat-sahabat Tuhan, dan siapapun yang melihat atau bersama dengan kita juga semakin tergerak untuk menjadi sahabat-sahabat Tuhan. Marilah kita hayati semangat hamba atau pelayan yang baik, antara lain senantiasa ceria, gembira, dinamis, tidak pernah marah, bekerja keras, cekatan, tanggap terhadap aneka perintah dan permintaan, sederhana, pasrah, dst.. Untuk itu kiranya kita dapat bercermin pada para hamba atau pelayan rumah tangga atau kantor/tempat kerja yang baik. Ingat dan sadari juga bahwa orang utama dalam paguyuban umat Allah seperti Paus dan para Uskup senantiasa berusaha untuk menjadi 'hamba-hamba yang baik dengan melayani umat Allah dalam kesederhanaan dan kerendahan hati', maka selayknya kita sebagai umat Allah saling mendukung dan membantu dalam penghayatan kehambaan atau pelayanan. Maka selanjutnya marilah kita renungkan nasihat atau peringatan Petrus di bawah ini.

"Lebih baik menderita karena berbuat baik, jika itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat" (1Ptr 3:17)

Tumbuh berkembang menjadi lebih baik memang tak akan terpisahkan dari aneka tantangan, hambatan serta masalah, maka hayatilah aneka  tantangan, hambatan serta masalah tersebut sebagai wahana atau jalan untuk tumbuh berkembang lebih baik. Lihat dan cermati perlakuan para petani terhadap biji yang sedang tumbuh atau kecambah: biji yang sedang tumbuh atau kecambah ditutupi dengan sampah atau jerami agar batang kecambah semakin cepat tinggi atau panjang, itulah jati diri hidup sejati, yaitu semakin dihambat semakin bergairah untuk melihat dan menikmati Hidup Sejati, yaitu Allah yang menganugerahi hidup. Tantangan, hambatan serta masalah membangkitkan kreativitas, gairah  dan tenaga untuk bertemu dengan Hidup Sejati, Allah sumber kehidupan, keselamatan dan kebahagiaan sejati.

Marilah kita hayati salah satu motto Bp Andrie Wongso, promotor Indonesia, yaitu "Besi batangan kalau digosok terus menerus pasti akan menjadi sebatang jarum tajam, maka milikilah keteguhan hati dalam menghadapi aneka tantangan dan hambatan kehidupan". Anda kiranya dapat membayang berapa waktu lamanya menggosok besi batangan sehingga menjadi sebatang jarum yang tajam, tentu membutuhkan waktu dan tenaga luar biasa, waktu panjang dan kerja keras terus menerus. Dengan kata lain melalui proses panjang yang harus diikuti dengan tekun, cermat dan tepat. 

Terlibat atau berpartisipasi dalam suatu proses kehidupan memang butuh kesabaran, kerendahan hati serta matiraga. Untuk itu kiranya rekan-rekan ibu yang sedang atau pernah mengandung anaknya dapat mensharingkan pengalaman hidupnya selama mengandung. Bukankah selama mengandung seorang perempuan tak mungkin hidup seenaknya atau mengikuti selera pribadi dengan harapan atau dambaan agar anak yang sedang dikandungnya pada suatu saat lahir dengan selamat serta sehat?  Marilah kita hayati panggilan dan tugas pekerjaan kita masing-masing bagaikan seorang ibu yang sedang mengandung anaknya, sehingga kita menghasilkan buah panggilan yang baik atau hasil kerja yang membahagiakan dan menyelamatkan, tentu saja terutama keselamatan atau kebahagiaan jiwa manusia.

Kepada para penjahat, yang kiranya senantiasa  berada di dalam penderitaan, kami ajak untuk bertobat atau memperbaharui diri. Marilah kita hayati bahwa kita juga sering berbuat jahat. Tanda penderitaan sebagai buah kejahatan adalah kita semakin menderita, stress dan terancam terus menerus, sedangkan penderitaan yang lahir karena berbuat baik membuat kita semakin bergembira dan bergairah, semakin damai, tenteram dan sejahtera lahir dan batin, jasmani maupun rohani.

"Bernyanyilah bagi Allah, masmurkanlah NamaNya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan. NamaNya ialah Tuhan, beria-rialah dihadapanNya! Bapa bagi para piatu dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah kediamanNya yang kudus" (Mzm 68:4-5)

Ign 29 Mei 2011

 

 

 


28 Mei - Kis 16:1-10; Yoh 15:18-21

"Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya."
(Kis 16:1-10; Yoh 15:18-21)

"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.

Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku" (Yoh  15:18-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
•    Setia sebagai orang beriman khususnya beriman kepada Yesus Kristus pasti tak akan terlepas dari aneka macam tantangan, hambatan serta masalah, mengingat dan memperhatikan masih maraknya kemerosotan moral hampir di semua bidang kehidupan bersama pada masa kini. Maka benarlah sabda Yesus "Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu". Hendaknya ketika menghadapi tantangan, hambatan atau masalah tidak takut dan tidak gentar serta kemudian mundur atau menyingkir, melaikan hadapi dengan rendah hati dan bantuan rahmat Tuhan, karena tantangan, hambatan atau masalah tersebut merupakan jalan bagi kita untuk mendewasakan iman dan kepribadian kita. Orang-orang yang bersikap mental materialistis atau duniawi pada umumnya pasti akan membenci orang beriman, orang baik dan berbudi pekerti luhur. Sebagai orang Kristen atau Katolik, murid-murid Yesus Kristus, di Indonesia ini kita sering menghadapi kesulitan dan tantangan untuk mendirikan rumah ibadat maupun beribadat, entah karena alasan apa mereka melarang atau mempersulit pendirian rumah ibadat maupun beribadat. Sementara itu mendirikan ruko atau losmen/hotel begitu mudah alias tak ada yang mempersulit atau menghambat, padahal jika diperhatikan cukup banyak ruko atau tempat penginapan seperti losmen dan hotel akhirnya menjadi tempat pelacuran atau maksiat yang berkedok dengan nama panti pijat atau pijat kebugaran, dst.. Memang menjadi murid atau pengikut Yesus Kristus harus siap sedia untuk menderita secara phisik dan social. Baiklah ketika kita sulit atau dilarang untuk mendirikan rumah ibadat maupun beribadat, kita jadikan kesempatan tersebut untuk berdoa secara pribadi di rumah kita masing-masing. Tidak ada batasan atau ketentuan khusus perihal tempat dan waktu bagi kita untuk beribadat, kapanpun dan dimanapun kita dapat dan boleh beribadat.

•    "Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana." (Kis 16:10). Dalam peta dapat dilihat bahwa Makedonia berada di benua Eropa, sedangkan Troas berada di benua Asia, dengan kata lain ke Makedonia berarti harus menyeberang laut dan memasuki benua baru alias menjalankan tugas pioneer sebagai rasul atau yang diutus. Kami berharap kepada kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus untuk membuka mata dan telinga hati guna melihat dan mendengarkan `penglihatan Allah' yang memanggil kita untuk melakukan pembaharuan atau melaksanakan tugas missioner. Dengan kata lain marilah keluar dari diri sendiri untuk membantu orang lain yang membutuhkan bantuan penyelamatan jiwa mereka; marilah kita wartakan kabar baik atau karya penyelamatan kepada mereka yang belum mengenalnya. Marilah kita belajar pada dan meneladan para misionaris yang dengan jiwa besar dan hati rela berkorban meninggal tanah kelahirannya untuk mewartakan kabar baik. Marilah kita perdalam dan kembangkan sikap social atau kepedulian kita kepada orang lain, terutama kepada mereka yang miskin dan berkekurangan dalam berbagai hal kebutuhan hidup layak sebagai ciptaan Allah. Kita kembangkan dan perdalam sikap berkorban bagi orang lain tanpa pandang bulu/SARA. Marilah kita sadari dan hayati bahwa masing-masing dari kita dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana adanya saat ini karena uluran kemurahan dan kasih Allah melalui sekian banyak orang yang telah mengasihi dan memperhatikan kita, dan kemudian kita wujudkan syukur dan terima kasih kita dengan berkorban bagi orang lain atau saudara-saudari kita. Marilah dengan jiwa besar dan hati rela berkorban kita siap sedia untuk `disalibkan' demi keselamatan dan kebahagian seluruh umat manusia.

"Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.  Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun."
(Mzm 100:1-2.3.5)


Ign 28 Mei 2011

27 Mei - Kis 15:22-31; Yoh 15:12-17

"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."

(Kis 15:22-31; Yoh 15:12-17)

" Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." (Yoh 15:12-17), demikianpan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Allah telah mengasihi kita luar biasa, yaitu menganugerahkan Yesus Kristus kepada kita demi keselamatan atau kebahagiaan kita semua umat manusia. Dia sendiri juga mengasihi kita dengan mempersembahkan diri secara total dengan wafat di kayu salib. Kita yang beriman kepadaNya dipanggil untuk hidup saling mengasihi dengan meneladan kasihNya dengan 'memberikan nyawa untuk sahabat-sahabat atau saudara-saudari kita'. Nyawa adalah semangat, cita-cita, harapan, dambaan, gairah hidup kita dst.., maka memberikan nyawa berarti mempersembahkan semuanya itu kepada saudara-saudari kita. Berbicara perihal kasih secara total kiranya juga tak dapat dilupakan kasih antar suami-isteri yang telah saling mengasihi secara total dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh/kekuatan, yang antara lain memuncak dalam hubungan seksual yang membuahkan kehidupan baru, seorang anak manusia yang membahagiakan. Maka kami berharap sekali lagi kepada para suami-isteri atau bapak-ibu/orangtua untuk dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam menghayati sabda Yesus agar kita saling mengasihi. Kami percaya ketika anak-anak di dalam keluarga menikmati kasih yang besar dari orangtua maka ketika mereka tumbuh berkembang menjadi dewasa mereka akan hidup saling mengasihi dimanapun dan kapanpun, Untuk itu kami berharap kepada para orangtua atau bapak-ibu tidak mensia-siakan masa balita anak-anak untuk menikmati kasih dari bapak-ibunya. Hendaknya orangtua sungguh boros waktu dan tenaga bagi anak-anak pada usia balita. Kita semua dipanggil kemanapun pergi dan dimanapun berada untuk senantiasa hidup saling mengasihi sehingga kebersamaan hidup kita menghasilkan buah-buah kasih yang menyelamatkan dan membahagiakan, terutama kebahagiaan atau keselamatan jiwa.

·   " Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik"(Kis 15:28-29), demikian kutipan hasil sidang para penatua atau pemuka Umat Allah. Kutipan di atas ini kiranya baik untuk jadi bahan permenungan atau refleksi bagi para pemimpin jemaat pada masa kini, misalnya para pastor paroki beserta para pembantuanya seperti anggota dewan paroki, ketua wilayah/lingkungan dst.. Kami berharap kepada segenap pemuka Umat Allah yang berpengaruh dalam kehidupan bersama untuk tidak menanggungkan beban yang tidak perlu kepada segenap Umat Allah. Dengan kata lain para pemuka Umat Allah hendaknya sungguh dapat menjadi fasilitator dalam kehidupan bersama Umat Allah, tidak menjadi batu sandungan dalam penghayatan hidup beriman. Ada bentuk konkret yang hendaknya dihayati dalam hal makanan dan minuman, yaitu tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat merusakkan tubuh, yang pada giliran berikutnya juga merusak jiwa dan akal budi serta hati, misalnya minuman keras, narkoba, dst.. Memang pada masa kini ada bentuk berhala baru berupa makanan dan minuman, dimana orang merasa tak dapat hidup tanpa makanan atau minuman kesukaannya yang menghancurkan tubuh seperti minuman keras dan narkoba. Komsumsilah makanan dan minuman yang menyehatkan dan menyegarkan tubuh, yang pada gilirannya juga menyehatkan dan menyegarkan hati, jiwa dan akal budi. Secara khusus kami berharap kepada para ibu dan rekan-rekan perempuan, yang pada suatu saat harus mengandung anaknya, hendaknya menjauhkan aneka makanan dan minuman yang tidak sehat tersebut.

"Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar! Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa; sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan.Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi" (Mzm 57:8-12)

Ign 27 Mei 2011


Rabu, 25 Mei 2011

26 Mei - Kis 15:7-21; Yoh 15:9-11

"Jikalau kamu menuruti perintahKu kamu akan tinggal di dalam kasihKu"

(Kis 15:7-21; Yoh 15:9-11)

"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh" (Yoh 15:9-11), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan St Filipus Neri, imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus  kita dipanggil senantiasa 'tinggal di dalam kasihNya'. Tinggal di dalam kasihNya berarti meneladan Dia yang senantiasa menuruti perintah Bapa yang mengutusNya, dengan kata lain marilah kita mawas diri perihal keutamaan ketaatan. Pasangan ketaatan adalah kerendahan hati, yang bagaikan mata uang bermuka dua yang dapat dibedakan namun tak dapat dipisahkan. Berrefleksi perihal ketaatan dan kerendahan hati kita dapat mengamati anggota-anggota tubuh kita yang rendah hati dan taat satu sama lain serta masing-masing anggota berfungsi secara optimal dalam fungsi atau tempat masing-masing. Kami berharap kepada rekan-rekan imam dapat menjadi teladan dalam hal ketaatan dan kerendahan hati, meneladan St Filipus Neri, yang kita kenangkan hari ini. Anggota tubuh kita yang kelihatan dan yang paling taat dan rendah hati hemat saya adalah 'leher', yang siap sedia menjadi penyalur jujur dan rendah hati serta tak pernah menyakiti anggota tubuh yang lain. Sukacita atau kebahagiaan sejati leher adalah ketika ia fungsional sebagai penyalur (makanan, minuman dan udara), maka kita semua diharapkan hidup dan bertindak bagaikan 'leher' dalam kehidupan bersama. Keutamaan ketaatan hemat saya sungguh mendesak dan up to date untuk dihayati dan disebarluaskan mengingat dan memperhatikan cukup banyak orang hidup dan bertindak lebih mengikuti selera dan keinginan pribadi dan kurang taat pada aneka tata tertib yang terkait dengan hidup dan tugas pengutusan atau panggilannya. Salah satu bentuk  dari ketaatan adalah tidak melakukan korupsi sedikitpun, sebagaimana masih dilakukan oleh banyak orang, khususnya para pejabat pada masa kini di negeri tercinta ini.

·   "Aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah" (Kis 15:19), demikian kata Yakobus, salah satu penatua di Yerusalem, dalam pertemuan bersama. Pertemuan ini boleh dikatakan sebagai konsili pertama kali  dalam paguyuban Umat Allah yang beriman kepada Yesus Kristus. Suatu pendapat atau usul bagus sekali untuk diterima dan dilaksanakan, dan memang akhirnya usul atau pendapat tersebut diterima dan dilaksanakan.  "Tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah", inilah hendaknya yang harus kita renungkan dan hayati. Memang hal ini hemat saya lebih terarah kepada para pemuka Umat Allah, seperti para pengurus stasi, paroki maupun para pastor paroki beserta para pembantunya yang pada umumnya langsung berhadapan dengan umat Allah dan warga masyarakat. Fungsi anda adalah sebagai fasilitator, yang berarti mempermudah dan memperlancar, maka hendaknya jangan menimbulkan kesulitan bagi umat atau warga masyarakat yang berkehendak baik untuk berpartisipasi dalam tugas pengutusan maupun bertobat. Aneka tata tertib yang dibuat dan diberlakukan hendaknya lebih bersifat mempermudah dan memperlancar bukan mempersulit dan menghambat. Dengan kata lain kami berharap para tokoh yang berpengaruh dalam paguyuban umat Allah untuk berjiwa pastoral sebagai gembala baik, sehingga bijak dalam mengambil keputusan maupun memberi arahan. Cinta bijaksana itulah yang hendaknya menjiwai cara hidup dan cara bertindak mereka yang berpengaruh dalam kehidupan bersama Umat Allah. Semoga mereka yang berpengaruh dalam kehidupan bersama Umat Allah tidak menimbulkan kesulitan bagi mereka yang akan bertobat atau berbalik kepada Allah.

"Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa."(Mzm 96:1-3)

Ign 26 Mei 2011


25 Mei - Kis 15:1-6; Yoh 15:1-8

"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya"

(Kis 15:1-6; Yoh 15:1-8)

 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."(Yoh 15:1-8), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Ranting terpisah dari pokok batang pohon pasti layu dan segera mati tak berdaya lagi, itulah kenyataan yang ada. Yesus bersabda "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya", suatu ajaran atau ajakan bagi kita yang beriman kepadaNya agar kita tak pernah terpisahkan dari Dia jika kita mendambakan hidup baik, bahagia dan damai sejahtera serta cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah-buah yang menyelamatkan dan membahagiakan terutama keselamatan atau kebahagiaan jiwa. Maka baiklah sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk senantiasa hidup dan bekerja bersama denganNya, menghayati sabda-sabdaNya serta meneladan cara hidup dan cara bertindakNya. Sebagai tanda bahwa kita senantiasa bersama dan bersatu denganNya antara lain kita senantiasa hidup segar, bergairah, ceria, dinamis, menarik dan memikat bagaikan ranting segar bugar yang tak terpisah dari pokok batangnya. Kegairahan dan keceriaan kita bukan karena kaya akan harta benda, uang atau jabatan, melainkan karena Tuhan sungguh hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini melalui RohNya, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah-buah Roh seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5:22-23). Siapapun yang hidup dan bertindak dijiwai oleh keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh tersebut kiranya tak akan pernah tersingkirkan dalam percaturan hidup dan kerja bersama di masyarakat, melainkan selalu hadir dan fungsional menyelamakan dalam hidup dan kerja bersama dimanapun dan kapanpun. Maka marilah kita saling membantu dalam penghayatan keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh tersebut di atas.

·   "Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka." (Kis 15:4), demikian berita perihal dua rasul yang datang di  Yerusalem dari perjalanan missionernya. Barnabas

·dan Paulus menceriterakan keberhasilan tugas pelayanan atau pewartaannya kepada para rasul dan penatua di Yerusalem. Selain kabar kesuksesan yang menggembirakan tersebut mereka juga membawa pesan dari umat non Yahudi perihal sunat dan tidak sunat. Ada pandangan bahwa menjadi pengikut atau murid Yesus harus bersunat mengikuti tradisi Yahudi, sebagaimana Yesus juga melakukannya. Sunat merupakan tanda atau symbol pengakuan iman untuk bangsa Yahudi. Setiap suku atau bangsa memiliki kebiasaan atau budaya sendiri-sendiri yang berbeda satu sama lain namun hemat saya tujuannya sama. Memang perbedaan budaya atau kebiasaan dapat menimbulkan masalah, maka baiklah ketika kita menghadapi masalah budaya atau kebiasaan tersebut hendaknya meneladan jemaat perdana, yaitu menyelenggarakan pertemuan bersama untuk membicarakannya.  Dengan kata lain marilah kita sering bertemu untuk bercakap-cakap bersama agar aneka perbedaan yang sering menimbulkan masalah atau  ketegangan hidup bersama segera teratasi. Hendaknya jangan pelit atau malas untuk saling bertemu atau bercakap-cakap, karena kami percaya dalam setiap pertemuan atau percakapan bersama pasti akan penemuan atau pembaharuan yang menyelamatkan dan membahagiakan.  Kami percaya jika hati, budi, jiwa kita baik maka pertemuan antar kita sungguh membahagiakan dan menyelamatkan karena terjadi pembaharuan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman.

"Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN, untuk bersyukur kepada nama TUHAN" (Mzm 122:1-4)

Ign 25 Mei 2011


Senin, 23 Mei 2011

24 Mei - Kis 14:19-28; Yoh 14:27-31a

"Apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu"

(Kis 14:19-28; Yoh 14:27-31a)


"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku. Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku" (Yoh 14:27-31a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Semua orang kiranya mendambakan hidup damai sejahtera di bumi ini maupun nanti setelah meninggal  dunia untuk hidup mulia selamanya. Namun dalam kenyataan ada aneka gambaran perihal damai sejahtera beserta cara mengusahakannya. Ada orang merasa bahagia dan damai sejahtera jika memiliki banyak harta benda atau uang alias kaya raya akan harta duniawi, ada orang merasa bahagia dan damai sejahtera jika memiliki berbagai gelar  dan jabatan, sehingga dihormati dimana-mana, dst.. Itulah gambaran damai sejahtera 'yang diberikan oleh dunia;, sedangkan damai sejahtera yang dianugerahkan Allah kebalikannya yaitu keselamatan jiwa manusia alias hidup baik dan suci selama di dunia ini. Hidup damai sejahtera sejati hemat saya meneladan Yesus sebagaimana Ia telah melakukan apa yang Ia sabdakan, yaitu "Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepadaKu". Saling mengasihi sebagaimana Allah telah mengasihi kita itulah yang hendaknya kita lakukan dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimanapun dan kapanpun. Sekali lagi ingatlah dan hayati bahwa masing-masing dari kita diciptakan dan dibesarkan dalam dan oleh kasih, sehingga kita adalah buah kasih atau yang terkasih. Maka panggilan untuk saling mengasihi hemat saya mudah sekali asal kita menghayati diri sebagai yang terkasih, karena dengan demikian bertemu dengan siapapun berarti yang terkasih bertemu dengan yang terkasih yang secara otomatis akan saling mengasihi. Hidup damai sejahtera akan terjaadi jika kita saling mengasihi tanpa pandang bulu/SARA.

·   "Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman" (Kis 14:27), demikian info perihal apa yang dilakukan oleh para rasul. Paulus dan Barnabas, di Antiokia.  Marilah kita meneladan apa yang dilakukan oleh para rasul ini, yaitu "menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan kita antara lain ajakan untuk membuka pintu bagi semua bangsa kepada iman'. Allah memanggil kita untuk menjadi utusan atau rasul guna mengajak semua orang yang kita jumpai agar membuka diri terhadap penyelenggaraan Ilahi, yang berarti menghayati karya Allah dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini, sehingga kita mengakui dan menghayati diri sebagai orang yang sungguh beriman, mempersembahkan diri seutuhnya kepada penyelenggaraan Ilahi. Hendaknya kita juga mengimani bahwa kabar gembira damai sejahtera diperuntukkan bagi semua orang/bangsa di dunia ini. Allah telah melakukan diri kita manusia ciptaanNya yang terluhur dan termulia di dunia ini sebagai gambar atau citraNya, dan karena Allah adalah kasih, maka sebagai gambar atau citraNya kita dipanggil untuk menghadirkan diri sebagai kasih bagi saudara-saudari kita, sehingga kita sebagai umat beriman hidup saling mengasihi satu sama lain. Damai sejahtera sejati memang akan terwujud atau menjadi nyata jika kita hidup saling mengasihi satu sama lain. Kami berharap para suami-isteri atau orangtua dapat menjadi saksi saling mengasihi bagi anak-anaknya, sehingga antar anak atau kakak-adik juga saling mengasihi. Kami percaya apa yang dialami di dalam keluarga akan menjadi bekal kekuatan dalam hidup bersama yang lebih luas di kemudian hari.

" Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu. Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya." (Mzm 145:10-13)

Ign 24 Mei 2011


23 Mei - Kis 14:5-18; Yoh 14:21-26

"Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu"

(Kis 14:5-18; Yoh 14:21-26)


"Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu" (Yoh 14:21-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Entah sudah berapa kali kita telah menerima aneka perintah, nasihat atau saran dari orang lain kiranya tak ada yang sempat atau mampu mengingat dan menghitungnya, demikian juga isinya pun kemungkinan sudah kita lupakan. Kita juga sering mendengarkan kotbah-kotbah dalam gereja serta bacaan dari Kitab Suci, namun dengan jujur harus kita akui bahwa semuanya terlupakan juga. Sabda hari ini mengingatkan kita semua bahwa jika kita mendambakan ingat kembali aneka perintah, nasihat dan saran, hendaknya membuka diri terhadap bisikan atau pendampingan Roh Kudus. Keterbukaan ini kiranya secara konkret dapat kita hayati dengan siap sedia untuk dikasihi, artinya ketika mendengarkan aneka nasihat, saran atau perintah hendaknya bersikap rendah hati, siap sedia untuk dibina, dibentuk, dst.. alias menghayati diri bagaikan 'tanah liat di tangan tukang periuk'. Marilah sebagai orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus, yang telah mengasihi kita dengan wafat di kayu salib dan kemudian bangkit dari mati, kita tanggapi kasihNya dengan menghayati sabda-sabdaNya atau meneladan cara hidup dan cara bertindakNya. Kiranya kita tak mungkin mengingat semua sabdaNya, maka baiklah meneladan para kudus marilah kita ingat dan hayati beberapa sabda atau satu/dua ayat dari sabdaNya, dan hendaknya sabdaNya kita tulis dan tempatkan di meja kerja kita sehingga setiap hari dapat dibaca. Kami yakin ketika setiap hari membacanya pasti akan meresap dalam hati dan menjiwai cara hidup serta cara bertindak kita.

·   "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya." (Kis 14:15), demikian kata-kata Paulus kepada sekerumunan orang yang mencurigai kedatangannya. Paulus mengingatkan mereka perihal "Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya", agar mereka bertobat meninggalkan perbuatan sia-sia alias jahat dan kemudian hidup penuh syukur dan terima kasih atas segala anugerah atau rahmat Allah. Kita kiranya dapat menempatkan diri seperti Paulus atau sebaliknya seperti orang-orang kebanyakan yang mendengarkan pewartaan Paulus. Jika meneladan Paulus hendaknya kita tanpa takut dan gentar 'memberitakan Injil atau kabar baik' dan mengajak semua saja yang kita jumpai untuk bertobat; tentu saja diri kita sendiri senantiasa dalam keadaan baik alias  selamat dan tidak jahat. Sebaliknya jika meneladan orang banyak marilah kita meninggalkan perbuatan yang sia-sia alias bermalas-malasbean dan berfoya-foya. Ingatlah dan hayati bahwa hidup kita dan segala sesuatu yang kita miliki serta kuasai dan nikmati sampai kini adalah anugerah Allah, maka seharusnya dihayati dan difungsikan sesuai dengan kehendak Allah, yaitu demi keselamatan jiwa kita dan jiwa saudara-saudari kita. Untuk itu hendaknya kita hidup sederhana, secukupnya, sebagaimana sering kita doakan dalam doa Bapa Kami 'berilah kami rezeki hari ini secukupnya', dan hendaknya kita hidup social dengan memperhatikan  saudara-saudari kita yang miskin dan berkekurangan. Hal ini hendaknya dibiasakan pada anak-anak kita sedini mungkin di dalam keluarga dengan teladan dari orangtua.

"Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu! Mengapa bangsa-bangsa akan berkata: "Di mana Allah mereka?" Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia" (Mzm 115:1-4)

Ign 23 Mei 2011