Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 28 September 2012

Minggu Biasa XXVI

Mg Biasa XXVI: Bil 11:25-29; Yak 5:1-8; Mrk 9:38-43.45.47-48
"Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku."
Ketika saya bertugas sebagai Ekonom Keuskupan Agung Semarang, saya sering bepergian cukup lama berhubungan dengan tugas tersebut, entah di dalam negeri atau ke luar negeri. Waktu itu saya bepergian ke luar negeri dan begitu pulang kembali ke tempat tinggal, wisma uskup, saya memperoleh informasi  bahwa salah seorang pegawai telah dipanggil Tuhan. Dalam hati saya bertanya-tanya: bagaimana urusan pemakaman dst.., tiba-tiba salah seorang pegawai yang bertugas dalam keuangan memberi laporan kepada saya bahwa telah mengeluarkan uang melebihi dari wewenang yang dimiliki guna urusan pemakaman pegawai yang dipanggil Tuhan tersebut. Yang bersangkutan minta maaf, namun sebaliknya saya sangat berterima kasih atau kebijakan dan tindakannya, karena ia telah melakukan tugas yang seharusnya menjadi tugas atau pekerjaan saya. Dalam hidup sehari-hari hal itu dapat terjadi dalam diri siapa saja, dimana tugas pekerjaan utamanya dikerjakan orang lain: ada yang marah-marah karena merasa dilecehkan atau dilangkahi, sebagaimana dikatakan para rasul kepada Yesus, yang melaporkan bahwa ada orang yang mengusir setan atau mengadakan mujizat dalam nama Yesus. Yesus tidak marah, melainkan mengingatkan para rasul, sebagaimana saya kutipkan di atas. Maka marilah kita renungkan atau refleksikan sabda Yesus di bawah ini.
"Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku." (Mrk 9:39)
Semua yang dimaksudkan dengan mujizat atau perbuatan baik, mulia, luhur dan bermoral berasal dari Tuhan atau tindakan sebagai perwujudan kehendak Tuhan. Dengan kata lain sungguh dilakukan oleh orang yang sungguh beriman handal dan mendalam. Tuhan menghendaki apa yang diciptakan dalam keadaan baik adanya, maka jika terjadi dalam diri ciptaanNya tidak baik serta ada orang yang berusaha dengan kerja keras memperbaikinya, berarti orang yang bersangkutan tidak mengumpat atau melawan kehendak Tuhan. Maka ketika ada orang yang berbuat demikian hendaknya disyukuri dan diterimakasihi, bukan dicegah atau dilarang.
Dalam sabda hari ini kita semua juga diingatkan agar senantiasa memfungsikan semua anggota tubuh kita untuk melakukan apa yang baik, luhur dan bermoral. Dengan keras dan tegas Yesus bersabda bahwa jika ada anggota tubuh kita yang melakukan perbuatan tidak baik, tidak luhur dan tidak bermoral, lebih baik dipotong saja. Apa yang disabdakan oleh Yesus ini kiranya pada masa sekarang juga masih dilakukan oleh aliran agama Islam tertentu, sebagaimana kita ketahui akan adanya hukuman mati dengan dipancung atau dirajam sampai mati atau pemotongan anggota tubuh yang melakukan kejahatan. Maka kami harapkan kita semua memfungsikan semua anggota tubuh kita untuk melakukan apa yang baik, mulia, luhur dan bermoral.
Pelanggaran pemfungsian anggota mulai dari pikiran atau otak, yang kemudian menjadi nyata dalam omongan/mulut atau bahkan langsung ke tindakan konkret dengan kaki atau tangan. Melalui mulut misalnya dengan omongan keras atau marah-marah, bicara jorok atau porno, sedangkan dengan tangan atau kaki pada umumnya melukai orang lain. Masuknya pikiran jahat pada umumnya melalui mata atau telinga; apa yang dilihat dan didengarkan memotivasi pikiran untuk memikirkan sesuatu, yang selanjutnya menjadi nyata dalam tindakan. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua agar memfungsikan mata dan telinga alias indera penglihatan dan pendengaran guna membina pikiran dan hati kita berpikir dan berperasaan jernih, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita akhirnya juga bersih dan jernih. Jika pikiran dan hati kita bersih dan jernih, maka kita juga tidak akan mudah marah ketika ada orang melakukan apa yang baik, sebagaimana kita lakukan alias tidak menjadi curiga atau bahkan melarangnya.
Kepada kita semua juga diingatkan bahwa lebih baik anggota tubuh kita tidak sempurna tetapi bersih dan suci daripada anggota tubuh lengkap dan sempurna  tetapi senantiasa digunakan untuk melakukan kejahatan. Dalam aneka pemberitaan, entah melalui TV atau youtube, kita sering melihat orang-orang cacat fisik namun sungguh unggul dalam suatu permainan olah raga atau sukses hidup berkeluarga. Semoga kita semua yang memiliki anggota tubuh utuh dan sehat suskses dalam aneka tugas dan kewajiban maupun penghayatan panggilan.
"Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu! Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir." (Yak 5:1-3).
Apa yang dikatakan oleh Yakobus di atas ini  kiranya merupakan peringatan jelas dan tegas bagi siapapun yang bersikap mental materialistis atau duniawi selama hidup di dunia ini. Maka kami berharap kepada segenap umat beriman atau beragama untuk tidak bersikap mental materialistis, namun sungguh hidup sederhana dan tentu saja juga tidak materialistis, maklum ada orang yang terpaksa hidup sederhana karena kemiskinannya tetapi bersikap mental materialistis. Aneka bentuk harta benda dan uang ketika kita mati atau dipanggil Tuhan tiada gunanya lagi, atau bahkan ketika anda kaya raya akan harta benda dan uang tetapi kurang memperhatikan pendidikan anak-anak anda, maka harta benda dan uang yang anda tinggalkan pasti akan menjadi rebutan dan menimbulkan kericuhan dalam diri anak-anak yang anda tinggalkan.
Peringatan Yakobus di atas hendaknya sungguh menjadi bahan refleksi atau permenungan bagi mereka yang kaya akan harta benda atau uang. Memang tidak salah anda menjadi kaya akan harta benda atau uang, namun hendaknya fungsikan harta benda atau uang anda sebagai bantuan atau pertolongan bagi anda untuk mengejar tujuan manusia diciptakan, yaitu untuk memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi Tuhan demi keselamatan jiwa. Semakin anda memiliki banyak harta benda dan uang kami harapkan anda juga semakin suci, semakin membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, sehingga juga semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia
"Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi." (Bil 11:25). Kutipan ini kiranya dapat menjadi pertolongan bagi kita dalam mawas diri, terutama dalam rangka mengenali peringatan Tuhan melalui gejala-gejala alam yang terjadi dalam lingkungan hidup kita. Dalam hal ini kiranya para petani sungguh mahir, artinya mereka sungguh peka akan peringatan Tuhan melalui peristiwa alam. Secara konkret kami ingatkan perihal bencana banjir maupun kekeringan yang sering terjadi. Bukankah banjir maupun kekeringan terjadi karena keserakahan manusia dalam menggunakan hasil bumi,  seperti pembabatan hutan maupun pertambangan yang tak peduli terhadap lingkungan hidup. Maka dengan ini kami berharap kepada mereka yang serakah menggunakan 'hasil bumi' untuk mengendalikan diri, dan ingatlah akan anak-cucu-cicit atau keturunan anda di masa depan.
"Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar. Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari. Lindungilah hamba-Mu, juga terhadap orang yang kurang ajar; janganlah mereka menguasai aku! Maka aku menjadi tak bercela dan bebas dari pelanggaran besar" (Mzm 19:10.12-14)
Ign 30 September 2012

29 sept


"Engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat Allah"
(Why 12:7-12a; Yoh 1:47-51)

" Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia." (Yoh 1:47-51), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Mikael, Gabriel dan Rafael, Malaikat Agung, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Malaikat adalah ciptaan Allah yang berada 'di atas' manusia, artinya lebih tinggi daripada manusia. "Para malaikat dan manusia, ciptaan yang berakal budi dan bebas, harus menyongsong tujuan terakhir dengan kehendak bebas dan mengutamakan tujuan itu karena cinta" (Kamus Gereja Katolik no 311). Malaikat sebagai ciptaan Allah antara lain memiliki tugas untuk meneruskan kehendak Allah kepada manusia atau mendampingi manusia dalam mengejar tujuan manusia diciptakan, yaitu keselamatan jiwanya. Hari ini kita kenangkan para Malaikat Agung, yang diimani menjadi komandan para malaikat dalam fungsi khususnya, yaitu Mikael memimpin para malaikat dalam memerangi kejahatan, Gabriel memimpin para malaikat dalam mewartakan apa-apa yang baik, sedangkan Rafael memimpin para malaikat dalam karya penyembuhan orang sakit. Sebagai umat beriman kita diharapkan peka terhadap bisikan dan sentuhan malaikat, yang antara lain dapat menggejala dalam aneka kehendak atau pikiran baik, ajakan-ajakan untuk berbuat baik, entah itu memerangi kejahatan, menyembuhkan mereka yang sedang menderita sakit atau mewartakan apa-apa yang baik. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk memperdalam dan memperkembangkan kepekaan untuk melihat dan mendengarkan, agar kita juga mampu melihat dan mendengarkan apa yang bergejolak dalam hati kita sendiri maupun hati saudara-saudari kita. Dengan kata lain marilah kita perdalam kejernihan suara hati kita, dan untuk itu antara lain senantiasa melakukan apa yang baik dan menyelamatkan, terutama keselamatan jiwa manusia.

·    "Sekarang telah tiba  keselamatan dan kuasa  dan pemerintahan Allah kita,  dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya,  karena telah dilemparkan ke bawah  pendakwa saudara-saudara kita,  yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba,  dan oleh perkataan kesaksian mereka.  Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut" (Why 12:10-11), demikian suara dari sorga, yang kiranya baik kita renungkan dan refleksikan. Para malaikat memang antara lain menjadi penyalur "keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah" bagi manusia, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra Allah. Situasi hidup bersama pada masa kini kiranya membutuhkan keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah, karena masih cukup orang-orang yang berpengaruh dalam hidup bersama hidup dan bertindak seenaknya sendiri, demi kepentingan sendiri atau kelompok/organisasinya. "Bonum commune" (= kepentingan umum), itulah yang dikehendaki oleh Allah melalui hidup dan kerja kita apapun dan dimana pun. Secara khusus kami mengajak dan mengingatkan siapapun yang ada dalam jajaran kuasa dan pemerintahan untuk senantiasa berfungsi sebagai utusan-utusan Allah sehingga dalam menjalankan kuasa atau pemerintahannya sesuai dengan kehendak Allah, demi kepentingan atau kesejahteraan umum. Maka selama masih ada warga masyarakat yang miskin dan menderita berarti mereka yang berada di jajaran kuasa dan pemerintahan hanya mementingkan kebutuhan pribadi atau kelompoknya. Ingatlah bahwa anda sebagai yang pegang kuasa dan pemerintahan harus menjadi 'abdi/pelayan rakyat', berarti yang menjadi tuan atau atasan anda adalah rakyat, maka bahagiakan dan sejahterakan rakyat. Perhatikan dan tiru para kepala daerah yang sungguh memperhatikan dan mensejahterakan rakyat kecil.

" Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku. Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemuliaan TUHAN"
(Mzm 138:1-5)
Ign 29 September 2012

Kamis, 27 September 2012

28 sept


"Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan"
(Pkh 3:1-11; Luk 9:19-22)
"Jawab mereka: "Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit." Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari Allah." Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapa pun. Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." (Luk 9:19-22), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Setia pada iman atau ajaran agama yang benar kiranya tak akan pernah terlepas dari aneka penderitaan, hambatan dan tantangan. Semua agama maupun ajaran perihal iman kiranya memuncak atau berpusat pada ajaran cintakasih, dan cintakasih sejati tak akan terlepas dari penderitaan sebagaimana dihayati oleh Yesus yang harus menderita dan wafat di kayu salib karena cintakasihNya kepada umat manusia di bumi ini. Saya percaya bahwa anda sebagai suami-isteri yang saling mengasihi juga tak pernah lepas dari penderitaan, demikian juga cintakasih orangtua terhadap anak-anaknya. Maka sabda hari ini hemat saya tidak terlalu asing bagi mereka yang hidup saling mengasihi satu sama lain di dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari, khususnya para suami-isteri yang baik, saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tenaga atau tubuh. Maka tak henti-hentinya kami mengajak dan mengingatkan para orangtua/bapak-ibu untuk mewariskan penderitaan dan pengorbanan sebagai konsekwensi hidup saling mengasihi kepada anak-anaknya. Maka jauhkan aneka bentuk pemanjaan pada anak-anak dalam mendidik dan mendampinginya. Anak-anak sedini mungkin secara bertahap sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan pribadinya hendaknya diperkenalkan akan kerja keras dan penderitaan sebagai konsekwensi dari kesetiaan hidup beriman. Marilah kita hayati motto "jer basuki mowo beyo" (untuk hidup mulia dan berbahagia harus berjuang dan menderita). Jika anda tidak mendidik dan membina anak-anak dalam hal kerja keras dan penderitaan sebagaimana saya maksudkan di atas, maka pada masa depan anda sendiri yang akan kecewa serta menderita di masa lansia anda.
·   "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai." (Pkh 3:1-8). Saya sengaja mengutipkan hampir lengkap karena hemat saya sungguh cukup jelas dan baik. Kita diingatkan akan hal waktu: hendaknya kita tidak cemas dalam hal waktu, karena masing-masing kegiatan pasti akan memiliki waktu. Tentu saja kita semua diharapkan memanfaatkan atau mengisi waktu untuk melakukan apa yang baik dan menyelamatkan, terutama keselamatan jiwa. Kita semua diharapkan untuk tertib dalam hal waktu, jika kita mendambakan hidup bahagia dan sejahtera baik lahir maupun batin, fisik maupun spiritual. Memperhatikan kutipan di atas marilah kita fungsikan waktu untuk menyembuhkan, membangun, mengumpulkan dan mengasihi, gerakan-gerakan, usaha-usaha atau tindakan yang positif, baik dan menyelamatkan. Pengrusakan, perceraian atau perpisahan dan kebencian masih marak di sana-sini, yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak atau kurang beriman, misalnya perusakan hutan,  perceraian suami-isteri atau permusuhan antar suku, ras dan agama. Negara kita senantiasa mencanangkan program pembangunan, semoga apa yang dicanangkan tidak berhenti dalam wacana atau tulisan, tetapi menjadi kenyataan, terutama pembangunan manusia seuttuh melalui pelayanan jajaran Departemen Pendidikan maupun Departemen Agama.
"Terpujilah TUHAN, gunung batuku, yang mengajar tanganku untuk bertempur, dan jari-jariku untuk berperang; yang menjadi tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku, perisaiku dan tempat aku berlindung, yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku! Ya TUHAN, apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya? Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat." (Mzm 144:1-4)
Ign 28 September 2012

Rabu, 26 September 2012

27sept


"Mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala"
(1Kor 1:26-31; Mat 9:35-38)
"Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." (Mat 9:35-38), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Vinsensius a Paulo, imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   St.Vinsensius yang kita kenangkan pada hari ini dikenal sebagai pencinta kaum miskin dan penghibur para penderita. Jika kita cermati info atau data di Indonesia ini kiranya mereka yang tergolong miskin dan menderita masih cukup banyak, tidak hanya mereka yang berada di panti-panti asuhan saja, tetapi juga di desa-desa, pegunungan maupun di jalanan. Salah satu cirikhas hidup beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus, adalah memiliki motto "preferential for/with the poor" (=keberpihakan pada/bersama yang miskin dan menderita), maka marilah kita hayati motto ini dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Jika mungkin kami harapkan anda menyisihkan waktu dan tenaga untuk mendatangi atau mengunjungi mereka yang miskin dan menderita seraya menyapa dan juga membawa sumbangan bagi mereka, tetapi jika tidak mungkin kiranya anda dapat menyisihkan sebagai uang atau harta benda anda serta kemudian, entah secara pribadi atau organisatoris disumbangkan bagi mereka yang miskin dan menderita melalui yayasan-yayasan yang bergerak dalam pelayanan mereka yang miskin dan menderita. Memang jika dicermati mereka yang bekerja secara langsung dalam pelayanan bagi mereka yang miskin dan menderita ini tidak banyak, maka kami berharap, entah melalui keluarga maupun sekolah, anak-anak dididik dan dibina dalam hal kepekaan social sedini mungkin. Didiklah dan binalah anak-anak anda untuk tumbuh berkembang "to be man/woman for/with others". Marilah kita sadari dan hayati juga bahwa pada dasarnya harta benda dan uang itu memiliki cirikhas social, maka semakin memiliki harta benda atau uang hendaknya juga semakin social.
·   "Apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah"(1Kor 1:27-29). Apa yang dikatakan oleh Paulus ini kiranya sangat bagus bagi kita semua pada masa kini, dimana semangat atau sikap mental materialistis begitu menjiwai banyak orang. Segala usaha dan kesuksesan hanya diukur secara material, sebagaimana juga terjadi dalam sebagian kalau tak boleh dikatakan mayoritas dari orang-orang kota seperti Jakarta, dimana harga dirinya terletak pada 'dapat membeli'. Apapun produk baru segera menarik perhatian untuk berlomba membeli dan memilikinya, padahal belum tentu fungsional bagi dirinya sendiri, hidup maupun kerjanya. Paradigma atau cara berpikir Allah memang berbeda atau bahkan bertolak belakang dengan cara berpikir manusia. Sebagai umat beriman atau beragama kita semua dipanggil untuk memiliki cara berpikir Allah, apalagi karena kita diciptakan sesuai dengan gambar atau citra Allah. Salah satu cara berpikir Allah perihal ciptaan-ciptaan selain manusia adalah diciptakan untuk membantu manusia dalam rangka  memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi Allah demi keselamatan jiwanya, maka jika tidak membantu hendaknya disingkirkan atau dimusnahkan. Dalam rangka mengenangkan pesta St.Vinsensius hari ini kita juga diingatkan agar senantiasa hidup dan bertindak sederhana, tidak berfoya-foya dan  memboroskan waktu, tenaga dan uang tiada guna. Tentu saja kami berharap kepada mereka yang  berpengaruh dalam hidup bersama, para pemimpin masyarakat maupun agama, dapat menjadi teladan dalam hidup sederhana serta keperpihakan bagi mereka yang miskin dan menderita.
"Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. Besar perbuatan-perbuatan TUHAN, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya. Agung dan bersemarak pekerjaan-Nya, dan keadilan-Nya tetap untuk selamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; TUHAN itu pengasih dan penyayang." (Mzm 111:1-4)
Ign 27 September 2012

Selasa, 25 September 2012

26 Sept


"Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang"
(Ams 30:5-9; Luk 9:1-6)

"Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit.Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, kata-Nya kepada mereka: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka."Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat." (Luk 9:1-6), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sebagai umat beragama atau beriman kita memiliki tugas merasul atau pewartaan, yaitu mewartakan Kerajaan Allah atau Allah yang meraja. Tentu saja pertama-tama dan terutama kita sendiri senantiasa dirajai atau dikuasai oleh Allah, sehingga kita sungguh menjadi gambar atau citra Allah. Sesuai dengan sabda Yesus hari ini hendaknya dalam melaksanakan tugas merasul atau mewartakan Kerajaan Allah kita lebih mengandalkan pribadi kita, bukan aneka macam jenis sarana-prasarana atau peralatan maupun bekal berupa makanan atau uang. Dengan kata lain kehadiran, cara hidup dan cara bertindak kapan pun dan dimana pun hendaknya memikat, mempesona dan menarik orang lain untuk semakin beriman, semakin suci, semakin tergerak untuk melakukan apa yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Aneka bentuk penyakit social telah menguasai banyak orang masa kini, karena kemajuan dan perkembangan aneka jenis teknologi, antara lain sarana-prasarana komunikasi, seperti HP atau internet. Karena HP orang merasa tidak perlu lagi bertatap muka dalam berkomunikasi atau curhat. HP juga dapat disalahgunakan untuk penipuan atau melakukan kejahatan. Sabda Yesus hari ini mengingatkan kit semua pentingnya tatap muka, silaturahmi, antar kita, saudara, sesama umat beriman atau warga masyarakat. Tentu saja sekali lagi saya mengingatkan orangtua atau bapak-ibu: hendaknya tatap muka atau curhat secara langsung setiap hari tidak dilupakan, didiklah anak-anak anda untuk tidak menggantungkan diri atau dikuasai oleh HP atau internet dalam berkomunikasi. Hemat saya anda sebagai suami-isteri memiliki pengalaman yang mendalam perihal tatap muka dan curhat secara fisik atau langsung, maka teruskan pengalaman tersebut kepada anak-anak anda. Secara khusus juga kami mengingatkan para pewarta, pastor/kyai/pendeta dst.. untuk melupakaan sapaan langsung kepada umat yang harus dilayani,. Datangi dan sapa dengan rendah hati dan kasih umat anda.

·   "Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku" (Ams  30:8-9). Kutipan ini kiranya sangat bagus untuk kita renungkan dan refleksikan serta kemudian kita hayati. Sebagai umat beriman kita dipanggil untuk menjauhkan diri dari tindak curang atau bohong. Kecurangan dan  kebohongan pada masa ini masih marak dan memprihatinkan, lebih-lebih yang terjadi di lingkungan Departemen Pendidikan dan Departemen Agama. Di lingkungan dua departemen yang seharusnya membina warga agar semakin beriman dan berbudi pekerti luhur, ternyata terjadi sebaliknya. Aneka bentuk korupsi melalui aneka proyek masih berlangsung terus, entah itu berupa mark-up anggaran atau kebohongan dalam pelaporan. Sebagai contoh proyek BOS di lingkungan pendidikan dikorupsi seenaknya oleh para pegawai atau pelayan pendidikan. Kalau mereka yang bekerja di jajaran pendidikan korupsi dan berbohong, lalu bagaimana nasib para peserta didik. Sudah dapat diduga bahwa para peserta didik pun belajar korupsi antara lain dengan menyontek dalam ulangan atau ujian, dan hal ini dibiarkan oleh para pendidik/guru atau pengawas. Manipulasi dan kebohongan pembangunan rumah ibadat dan sarana-prasarana ibadat juga masih marak terjadi. Jika dalam hal urusan yang suci saja orang masih korupsi, apalagi dalam hal urusan duniawi. Marilah  sedini mungkin anak-anak di dalam keluarga dididik dan dibina untuk tidak melakukan kecurangan dan kebohongan, dan tentu saja orangtua dapat menjadi teladan dalam tindakan baik dan jujur.

"Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih dari pada ribuan keping emas dan perak Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga." (Mzm 119:72.89)
Ign 26 September 2012

Senin, 24 September 2012

25 sept

"IbuKu dan saudara-saudaraKu"
(Ams 21:1-6.10-13; Luk 8:19-21)

" Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau." Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya." (Luk 8:19-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   KKN = Kolusi, Korupsi dan Nepotisme, itu kata-kata yang kiranya pada masa kini jarang dikatakan, namun masih terus dilakukan atau dihayati. Hemat saya kolusi dan nepotisme tidak apa-apa, asal tidak korupsi. Yang paling memprihatinkan pada masa kini adalah korupsi. "IbuKu dan saudara-saudaraKU ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya", demikian sabda Yesus menanggapi seruan orang banyak perihal kedatangan Ibu dan saudara-saudara Yesus. Keutamaan atau keunggulan hidup beragama memang terletak pada 'mendengarkan dan melakukan firman Allah' dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari kapan pun dan dimana pun. Hari-hari ini kita masih berada di bulan Kitab Suci, semoga anda semua semakin terampil mendengarkan dan melakukan firman Allah, sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci anda masing-masing. Dan tentu saja pertama-tama kita semakin terampil menjadi pelaku-pelaku atau pelaksana-pelaksana firman Allah dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Hemat saya tidak perlu semua ayat dari Kitab Suci harus kita hafalkan dan usahakan untuk dilakukan, tetapi satu dua ayat cukuplah, sebagaimana dihayati oleh para kudus, santo-santa atau juga para gembala atau uskup yang memakai ayat Kitab Suci sebagai motto pelayanannya. Mungkin kita dapat belajar atau bercermin pada tentara, dimana ketika ada perintah, tanpa diskusi atau membantah, segera dilakukan: mereka sungguh taat dan setia para perintah atasan, semoga juga taat dan setia kepada kehendak dan perintah Allah. Melakukan firman atau perintah Allah hemat saya antara lain dapat dihayati dengan mentaati dan melaksanakan aneka tata tertib dan aturan yang terkait dengan hidup dan panggilan serta tugas pengutusan kita masing-masing. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk tertib berlalu-lintas, karena tertib di jalanan hemat saya merupakan cermin bangsa yang baik dan berbudi pekerti luhur.

·   "Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini. Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati. Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari pada korban." (Ams  21:1-3). Kita semua kiranya adalah 'raja' di tempat tugas atau pekerjaan kita masing-masing, kita adalah 'raja' atas pekerjaan dan tugas yang dibebankan kepada kita. Marilah kita lakukan semua pekerjaan atau tugas sesuai dengan yang diinginkan oleh Tuhan, antara lain kita senantiasa diharapkan bertindak benar dan adil. Bertindak adil antara lain dapat kita wujudkan dengan senantiasa menjunjung tinggi dan menghormati hak-hak azasi manusia, harkat martabat manusia, yang diciptakan sebagai gambar atau citra Tuhan. Segala macam bentuk pelecehan terhadap harkat martabat manusia atau anggota tubuh manusia hemat saya merupakan perbuatan tidak adil. Fungsikan dan perlakukan semua anggota tubuh anda sesuai dengan kehendak Tuhan, artinya segala tindakan atau gerak-gerik kita hendaknya semakin membuat diri kita semakin suci, semakin membaktikan diri seutuhnya kepada kita, dimana kita semakin dikasihi oleh Tuhan dan saudara-saudari kita. Apa yang disebut benar senantiasa berlaku secara universal, kapan saja dan dimana saja, dan kebenaran sejati ada pada Tuhan. Salah satu tindakan benar adalah senantiasa 'berjalan lurus', artinya hidup dan bertindak sesuai tata tertib, mengkuti jalan yang benar, sebagaimana kereta api senantiasa melangkah maju mengikuti rel, tidak seenaknya sendiri. Jika anda mendambakan hidup bahagia dan damai sejahtera, hendaknya anda senantiasa 'berjalan lurus' dan untuk itu memang butuh kejernihan dan ketulusan hati, maka marilah kita usahakan agar hati kita tetap jernih dan tulus. Untuk mengusahakan dan memperdalam kejernihan dan ketulusan hati, antara lain tidak pernah melupakan doa setiap hari, terutama pemeriksaan batin atau hati.

"Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya"
(Mzm 119:30.34-35)
Ign 25 September 2012

Minggu, 23 September 2012

24 Sept

 orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan"
(Ams 3:27-34; Luk 8:16-18)

 "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya." (Luk 8:16-18), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Ilmu pengetahuan, keterampilan, bakat, hobby dst.. semakin difungsikan dan disumbangkan kepada orang lain pasti akan semakin bertambah dan handal, sebaliknya jika tak difungsikan akan segera musnah atau hilang. Maka sesuai dengan sabda Yesus hari ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk bermurah hati menyalurkan atau memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan, bakat atau hobby kepada saudara-saudarinya. Memang pertama-tama dan terutama kita sendiri harus sungguh mencintai ilmu pengetahuan, keterampilan, bakat atau hobby yang kita miliki serta kemudian mewujudkan atau memfungsikannya, entah dibayar atau tidak dibayar, dipuji atau tidak dipuji. Marilah kita sadari dan cermati bahwa mereka yang sukses dalam kerja atau usaha adalah orang-orang yang pertama-tama sungguh mencintai kerja atau usahanya, tanpa kenal lelah mengerjakannya. Berbagai komisi pastoral di dalam lingkungan Gereja Katolik berawal dari seseorang yang begitu tekun dan kerja keras mengembangkan bakatnya. Demikian juga anda yang saat ini menjadi suami-isteri, bukankah pada masa pacaran sungguh tekun dan kerja keras memperkembangkan benih-benih cintakasih, sehingga kemudian terampil dalam saling mengasihi sebagai suami-isteri? Kami berharap kepada kita semua: sekecil atau sesederhana apapun ilmu pengetahuan, keterampilan, bakat atau hobby yang kita miliki, hendaknya difungsikan dan jika mungkin disumbangkan kepada orang lain. Jangan pelit untuk membagikan apa yang kita miliki kepada saudara-saudari kita.

·   "Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: "Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi," sedangkan yang diminta ada padamu" (Ams 3:27-28).  Kutipan ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk tidak menunda-nunda memberikan sesuatu kepada orang lain, yang berhak menerimanya. Secara khusus kami ingatkan pertama-tama kepada para pemberi kerja dalam memberikan imbal jasa, hendaknya diberikan pada waktunya. Yang tak ketinggalan perlu saya ingatkan adalah mereka yang harus menyalurkan sumbangan atau dana bagi para korban bencana alam: kami percaya aneka barang dan uang yang anda kumpulkan berasal dari orang-orang yang baik hati dan tulus hati memberikan sebagian miliknya bagi mereka yang sungguh membutuhkan, maka hendaknya ketika menerima sumbangan tersebut segera disalurkan. Memang hal ini hemat saya perlu dididikkan atau dibiasakan pada anak-anak di dalam keluarga dengan teladan konkret dari para orangtua, antara lain anak-anak dididik untuk segera mengerjakan atau menanggapi tugas atau kebutuhan. Mungkin secara konkret anak-anak perlu dididik dalam hal disiplin: disiplin diri pada saat bangun pagi, disiplin diri dalam tugas belajar dst… Tentu saja hal ini harus ada teladan konkret dalam relasi antar bapak dan ibu, suami dan isteri: hendaknya saling tanggap akan kebutuhan masing-masing. Hendaknya cermati dan perhatikan sungguh-sungguh bahasa tubuh saudara-saudari anda, dan tanggapi sebaik mungkin. Dalam hal bahasa tubuh hemat saya para suami-isteri lebih berpengalaman dan mahir, maka hendaknya disalurkan atau diteruskan kepada anak-anaknya. Marilah kita belajar dari  atau bercermin pada anggota-anggota tubuh kita, yang saling tanggap satu sama lain setiap kali harus melakukan sesuatu. Misalnya dalam hal makan: mata melihat, tangan mengambil dan kemudian memasukkannya ke mulut dan mulut mengunyah seperlunya untuk seterusnya disalurkan ke perut melalui leher dst…

"Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi; yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya"
 (Mzm 15:2-5)
Ign 24 September 2012