"Pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah Injil kepada segala makhluk".
(Kis 22:3-16; Mrk 16:15-18)
"Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." (Mrk 16:15-18), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan Pesta Bertobatnya St.Paulus, rasul, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Sebelum bertobat Paulus dengan gencar kemana-mana mengejar dan menyiksa para pengikut Yesus Kristus, namun setelah bertobat dengan gencar, tanpa kenal lelah dan siap menderita 'pergi ke seluruh dunia, memberitakan Injil kepada segala makhluk'. Pertobatan sebagai anugerah Tuhan telah mengubah seluruh cara hidup dan cara bertindak Paulus, maka baiklah dalam rangka mengenangkan pertobatannya kami mengajak kita semua untuk mawas diri perihal pertobatan atau pembaharuan hidup yang harus kita laksanakan. Bertobat antara lain berarti kita meninggalkan cara hidup dan cara bertindak yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, dan kemudian hidup sesuai dengan kehendakNya, dikuasaiNya, sehingga mau tidak mau kita akan digerakkan untuk meneladan Paulus: 'pergi ke seluruh dunia, memberitakan Injil kepada segala makhluk'. Karena bersama dan bersatu dengan Tuhan, maka kita mampu mengusir setan, melawan aneka rayuan atau godaan untuk berbuat dosa, dan kita tak pernah takut menghadapi aneka tantangan dan hambatan maupun masalah dalam kehidupan sehari-hari. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita juga mampu menyembuhkan mereka yang sakit, lebih-lebih yang sakit hati. Sakit hati sungguh merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, banyak orang sakit hati kemudian tidak mau bergaul dan menyapa mereka yang dirasa telah menyakiti hatinya. Bahkan ada rumor "sakit hati dibawa sampai mati", artinya tak tersembuhkan. Kepada mereka yang sakit hati hendaknya didekati dengan rendah hati dan baik hati sambil mendengarkan yang bersangkutan apa yang ia rasakan sebagai yang menyakiti hatinya. Selanjutnya yang bersangkutan kita ingatkan bahwa ia sebenarnya telah menerima kasih pengampunan melimpah ruah dari sesamanya, antara lain dari orangtua dan mereka yang dekat dengannya, dan kemudian kita ajak untuk mengampuni mereka yang telah menyakiti hatinya.
· "Sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan" (Kis 22:16), demikian akhir kata Paulus kepada mereka yang meragukan dirinya telah bertobat. Paulus mensharingkan pengalaman imannya, kisah pertobatannya dengan terbuka, tanpa ditutupi sedikitnya. Cara Paulus yang membuka diri ini kiranya layak kita ikuti atau tiru dalam kehidupan kita sehari-hari: menyadari dan menghayati diri sebagai orang berdosa yang dipanggil Tuhan untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatanNya. Keberanian membuka diri dan membagikan pengalaman sebagai orang berdosa yang dikasihi Tuhan merupakan rahmat atau anugerah Tuhan, bukan hasil usaha atau jerih payah kita. Cara hidup dan cara bertindak yang demikian ini hemat saya sudah merupakan warta gembira atau kabar baik. Maka dengan ini kami mengajak kita semua, tidak ada kata terlambat jika belum dilakukan, marilah kita sadari dan hayati kebenaran iman bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang dipanggil Tuhan untuk berpartisipasi dalam karya penyelamatanNya. Tanda atau gejala penghayatan iman macam ini antara lain nampak dalam penghayatan keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai sebagai buah Roh, seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5:22-23). Keutamaan atau nilai mana yang memadai atau sesuai dengan tuntutan lingkungan hidup, kiranya masing-masing dari kita dapat memilih sendiri. Dimana tidak ada kesabaran kita bawa kesabaran, dimana tidak ada kelemah-lembutan kita bawa kelemah-lembutan, dst.. Hari ini kebetulan juga hari Penutupan Pekan Dosa Sedunia untuk persatuan umat Kristen, maka baiklah kita mawas diri apakah kita telah bersatu sebagai umat Kristen, murid-murid atau pengikut Yesus. Persatuan umat Kristen merupakan salah satu bentuk pewartaan kabar baik atau kabar gembira yang mendesak dan up to date pada masa kini.
"Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!" (Mzm 117)
Jakarta, 25 Januari 2010