Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 20 April 2012

Minggu Paskah III

Minggu Paskah III

Kis 3:13-15.17-19; 1Yoh 2:1-5a: Luk 24:35-48

"Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?"

Anggota keluarga atau anak-anak yang baru saja ditinggal mati oleh orangtuanya, sehingga tidak punya orangtua lagi, pada umumnya pada hari-hari setelah kematian tersebut bercakap-cakap untuk membicarakan masalah warisan orangtua, entah itu yang bersifat phisik maupun spiritual. Secara phisik mungkin bercakap-cakap bagaimana membagi warisan kekayaan harta benda atau uang, sedangkan secara spiritual adalah saling mensharingkan pengalaman pribadinya perihal aneka nasehat, teladan, pengalaman dst..dari orangtua, yang begitu mengesan dalam hati serta mempengaruhi cara hidup dan cara bertindaknya. Dalam percakapan macam itu pasti ada pribadi-pribadi tertentu yang was-was, ragu-ragu atau dalam kekhawatiran. Namun jika suatu saat ingat akan nasehat atau petuah yang baik dari orangtuanya kiranya yang bersangkutan menjadi tenang, tidak ragu-ragu lagi. Begitulah kiranya yang terjadi di lingkungan para murid, yang sedang bercakap-cakap perihal segala sesuatu yang mereka dengar perihal penampakan Yesus yang telah bangkit dari mati, tiba-tiba Ia menampakkan Diri kepada mereka. Untuk mengobati keraguan mereka, maka Yesus pun minta makanan untuk dimakan, sehingga  mereka tahu dan mengimani apa yang dikisahkan dalam Kitab Suci, "Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci".

"Sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" (Luk 24:36).

Jika kita sedang mengalami frustrasi atau ragu-ragu hendaknya kita bercakap-cakap atau bercurhat tentang segala sesuatu yang telah terjadi atau secara pribadi mengadakan refleksi. Awali percakapan atau refleksi anda dengan doa, agar dalam terang RohNya anda menerima pencerahan, penerangan atau penyingkapan hal baik yang membuat anda tidak ragu-ragu lagi, melainkan diteguhkan dan dikuatkan dalam menghadapi aneka masalah kehidupan, serta dalam memahami atau mengerti isi Kitab Suci. Kami percaya bahwa dalam hidup bersama maupun pribadi terdapat apa yang baik lebih banyak dari pada apa yang buruk atau jahat, maka pertama-tama dalam percakapan atau refleksi hendaknya dicari atau ditemukan apa-apa yang baik.

Di dalam percakapan bersama carilah pertama-tama kekuatan dan kesempatan atau peluang, baru kemudian kelemahan dan ancaman, demikian juga dalam refleksi atau mawas diri secara pribadi. Ada baiknya juga dalam percakapan bersama juga ada makan bersama apa adanya, tidak perlu mewah dan enak, namun sehat meskipun sederhana. Ia yang telah bangkit hadir dan berkarya dalam diri mereka yang berkehendak baik berupa kekuatan serta keberanian untuk mengaplikasikan kekuatannya menerobos aneka kesempatan atau peluang untuk berbuat baik, melakukan apa yang baik, benar dan menyelamatkan. Jika anda mampu melihat dan mengimani cukup banyak kekuatan dan peluang yang ada, maka 'damai sejahtera' akan menyertai anda, sehingga hati, jiwa, akal budi dan tubuh anda dalam keadaan segar, ceria dan gembira.

Kesegaran, keceriaan dan kegembiraan hati, jiwa, akal budi dan tubuh merupakan modal atau kekuatan luar biasa untuk mengerti dan memahami isi Kitab Suci maupun aneka dokumen penting dalam kehidupan bersama. Yesus yang telah wafat dan bangkit dari mati memang senantiasa menampakkan Diri kepada mereka yang percaya kepadaNya untuk menyampaikan damai sejahtera. Damai sejahtera merupakan dambaan dan kerinduan semua orang, dan kiranya damai  sejahtera hanya dapat diusahakan dengan sukses dalam kesegaran, keceriaan dan kegembiraan, sebagai penghayatan bahwa Yesus yang telah bangkit dari mati hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Beriman kepadaNya pasti senantiasa segar, ceria dan gembira kapan pun dan dimana pun. Kami berharap kepada para orangtua dapat menjadi teladan dalam kesegaran, keceriaan dan kegembiraan bagi anak-anaknya, karena Allah sungguh hidup dan berkarya dalam diri anda sebagai suami-isteri. Senantiasa ceria dan gembira juga tahan terhadap aneka serangan virus penyakit, sehingga tidak mudah jatuh sakit.

 

"Inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah" (1Yoh 2:3-5a)

Kita semua berasal dari Allah dan diharapkan kembali kepada Allah ketika dipanggil Tuhan atau meninggal dunia. Kita akan kembali kepada Allah, hidup mulia dan bahagia selamanya di sorga jika dalam perjalanan hidup dan tugas kita di dunia ini kita sungguh mengenal Allah, yang berarti senantiasa menuruti dan melaksanakan semua firman Allah dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun. Orang yang senantiasa menghayati firman Allah berarti 'sungguh sudah sempurna kasih Allah' dalam dirinya.

Mungkin bagi kita semua sulit untuk menjadi sempurna dalam kasih Allah, namun demikian hendaknya kita terus berusaha dengan keras, tekun dan rajin terus menerus. Pelatihan untuk tumbuh berkembang dalam kasih Allah antara lain dapat kita usahakan dengan saling mengenal antar kita dalam keluarga, tempat kerja, komunitas dst.., sehingga juga saling mengasihi. Maka pertama-tama marilah kita usahakan agar kita yang setiap hari hidup dan bekerja bersama sungguh saling mengenal satu sama lain. Ingat pepatah Jawa  "witing tresno, jalaran kulino" (= pohon atau awal kasih adalah kebiasaan bertemu), maka usahakan selalu hadir dalam pertemuan bersama di dalam keluarga, komunitas atau tempat kerja dst…

"Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan" (Kis 3:17-19), demikian kata/kotbah Petrus kepada para pendengarnya. Jika kita jarang atau tidak pernah bertemu dan bercakap-cakap dengan saudara-saudari kita, maka piciklah pengetahuan kita, dan kita tidak tumbuh berkembang sebagaimana kita rindukan atau dambakan. Peringatan Petrus "sadarlah dan bertobatlah", merupakan ajakan bagi kita semua untuk senantiasa membuka diri terhadap aneka informasi, perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi di masyarakat maupun di dunia ini, sehingga kita diperbaharui terus menerus.

Jika dalam pertemuan atau percakapan kita bicarakan atau sharingkan apa-apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, maka kita akan diperkarya dengan pengetahuan atau pemahaman isi Kitab Suci dan ada kemungkinan untuk bertobat atau diperbaharui terus menerus. Mereka yang dulu tidak percaya kepada Yesus Kristus menjadi percaya dan kemudian minta dibaptis sebagai bukti pertobatan mereka, atau yang semua berbuat jahat kemudian bertobat dengan senantiasa berbuat baik, melakukan apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan, khususnya keselamatan atau kebahagiaan jiwa. Semakin kaya akan pengetahuan ada kemungkinan semakin bijak dalam cara hidup dan bertindak serta dengan demikian senantiasa hidup dalam damai sejahtera dalam situasi dan kondisi apapun.

"Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku! Ketahuilah, bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihi-Nya; TUHAN mendengarkan, apabila aku berseru kepada-Nya. Banyak orang berkata: "Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita?" Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN! Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman." (Mzm 4:2.4.7.9)

Ign 22 April 2012

 


21 April

"Aku ini jangan takut"

(Kis 6:1-7; Yoh 6:16-21)

"Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!" Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui" (Yoh 6:16-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Hidup adalah sebuah perjalanan, sejak kita dilahirkan sampai mati atau dipanggil Tuhan. Memang di dalam perjalanan kita tidak tanpa beban, tugas atau pekerjaan, entah berat atau ringan. Kita berjalan terus agar tumbuh bekembang menjadi pribadi sebagaimana kita harapkan atau dambaan. Kiranya dalam perjalanan ini kita sering merasa takut atau khawatir, karena harus menghadapi 'gelombang kehidupan' berupa tantangan, masalah atau hambatan. Jika kita mengandalkan kekuatan atau kemampuan pribadi selayaknya kita takut atau khawatir, tetapi jika kita berjalan bersama dengan Tuhan tiada ketakutan atau kekhawatiran sedikitpun. "Aku ini, jangan takut", demikian sabda Yesus kepada para murid yang ketakutan karena dalam perjalanan di danau diombang-ambingkan oleh gelora gelombang karena angin kencang. Marilah kita sadari dan hayati bahwa Yesus yang telah bangkit dari mati senantiasa menyertai dan mendampingi perjalanan hidup kita melalui RohNya. Hadapilah aneka tantangan, masalah dan hambatan dalam dan oleh Roh, dengan kata lain hadapi dengan keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan ini, yaitu "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5:22-23). Hidup dan bertindak dijiwai oleh keutamaan-keutamaan ini kita pasti akan sukses dalam mengerjakan atau melaksanakan aneka tugas, pekerjaan dan kewajiban kita; kita dapat mengatasi aneka masalah, tantangan dan hambatan dengan baik. Hendaknya kita tidak menjadi penakut, melainkan pemberani, bukan dengan mengandalkan kekuatan atau kemampun diri pribadi, melainkan rahmat atau anugerah Ilahi, pendampingan dan penyertaan Roh yang terus-menerus berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.

·   "Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya." (Kis 6:7), demikian berita gembira perihal buah karya pelayanan para rasul. Kesuksesan pelayanan para rasul ini terjadi karena Tuhan senantiasa menyertai atau mendampingi mereka dan mereka mengimani sepenuhnya penyertaan atau pendampinganNya. Hal ini kiranya menjadi pelajaran yang baik bagi kita semua umat beriman dalam rangka melaksanakan aneka tugas, pekerjaan dan kewajiban. Hendaknya dalam semangat iman kita bekerja, hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Para pendiri bangsa atau bapak bangsa kita, yang terdiri dari aneka suku pada waktu itu hemat dalam dan dengan semangat iman mereka memaklumkan kemerdekaan Negara serta mengisi kemerdekaan dengan membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan melalui pemberian diri bagi bangsanya, sehingga Negara kita berdiri teguh dan berkembang sebagaimana adanya pada saat ini. Kami juga berharap kepada segenap umat beriman atau beragama: jika anda mendambakan iman atau agama anda tumbuh berkembang, semakin banyak orang menggabungkan diri ke dalam iman atau agama anda, hendaknya senantiasa menghayati iman dalam hidup sehari-hari. Aneka pengetahuan agama, kitab suci atau iman hendaknya tidak berhenti dalam pengetahuan saja, melainkan menjadi nyata dalam penghayatan. Hemat saya semua agama mengajarkan cintakasih sebagai ajaran yang utama, maka marilah kita segenap umat beragama hidup dan bertindak dalam dan dengan cintakasih. Ingat dan sadari bahwa suami-isteri saling mengasihi sehingga bertambahlah keturunan atau anak-anak; maka hal yang sama juga akan terjadi yaitu jika kita hidup dan bertindak dimana pun dan kapan pun dengan saling mengasihi, percayalah buah melimpah yang menyelamatkan  dan membahagiakan akan terwujud.

"Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur. Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN." (Mzm 33:1-2.4-5)

Ign 21 April 2012

Note: kepada segenap rekan perempuan kami ucapkan selamat merayakan RA Kartini, semoga semangat RA Kartini menjiwai cara hidup dan cara bertindak anda sekalian.  


Rabu, 18 April 2012

20 April


"Di sini ada seorang anak yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan"

(Kis 5:34-42; Yoh 6:1-15)

"Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia." Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri." (Yoh 5:1-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Kisah sebagaimana diceriterakan dalam Warta Gembira hari ini divisualisasikan ke dalam sebuah ikon (kaca) yang terpasang di atas tabernakel di kapel Kolese Kanisius – Jakarta. Kisah ini juga mengingat-kan saya akan suatu pengalaman yang sangat mengesan, yaitu ketika saya bepergian/dalam penerbangan dengan pesawat KLM dari Jakarta ke Amsterdam. Kebetulan di dalam pesawat tersebut saya memperoleh tempat  duduk dekat gang dan disamping saya adalah anak kecil, laki-laki, kurang lebih berusia 13 tahun, bersama ibunya yang duduk di kursi dekat jendela. Di tengah perjalanan, di tengah malam, tiba-tiba sang anak minta diambilkan tas kecil di dalam bagasi, dan kemudian dibukanya tas itu serta diambil roti-roti yang terbungkus plastik. Tiba-tiba anak tersebut menegor saya seraya mengulurkan bungkusan roti yang telah terbuka :"Please, take one". Saya sunggu terharu pada anak kecil ini. Bukankah apa yang dilakukan anak ini sesuai dengan anak dalam kisah Warta Gembira hari ini, yang memiliki 'lima potong roti dan dua ikan', kemudian dipersembahkan kepada Tuhan Yesus, diberkati dan berlipat-gandalah roti dan ikan tersebut sehingga ribuan orang lapar dapat makan sampai kenyang? "Berbagi dan peduli", itulah tema APP yang baru saja kita renungkan dan refleksikan. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan anda sekalian untuk hidup dan bertindak social, peka terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan di lingkungan hidup kita. Jauhkan aneka bentuk keserakahan dalam hidup anda.

·   "Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus. Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias" (Kis 5:41-42). "Menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus", inilah yang kiranya baik kita renungkan dan hayati. Dalam melaksanakan tugas pengutusanNya Yesus telah menderita, wafat di kayu salib dan dibangkitkan dari mati, maka selayaknya jika kita setia sebagai murid, pengikut atau sahabat Yesus pada suatu saat harus menderita aneka penghinaan, pelecehan atau cemoohan, mengingat dan memperhatikan cukup banyak orang hidup dan bertindak tanpa iman. Penderitaan yang lahir atau muncul karena kesetiaan pada iman, panggilan dan tugas pengutusanm adalah jalan keselamatan atau kebahagiaan sejati, maka ketika harus menderita demikian itu hendaknya tatap bergembira dan bergairah. Keberanian anda dalam Nama Tuhan untuk menderita akan menghasilkan buah-buah keutamaan atau nilai-nilai kehidupan yang membahagiakan dan menyelamatkan. Sabar datangnya dari penderitaan harus menunggu atau antri, lemah lembut dan rendah hati datang ketika direndahkan atau dilecehkan, dst… Marilah kita setia untuk melakukan apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan, meskipun untuk itu kita harus menerima aneka penderitaan.

"Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN"

(Mzm 27:13-14)

Ign 20 April 2012

 


19 april

"Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya"

(Kis 5:27-33; Yoh 3:31-36)

" Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya. Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." (Yoh 3;31-36), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Yesus adalah Allah yang menjadi manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa, Ia telah datang dari sorga dan turun ke dunia untuk menyelamatkan dunia seisinya. Dalam cara hidup dan cara bertindakNya Ia senantiasa "memberi kesaksian tentang apa yang dilihatNya dan apa yang didengarNya" , yang tidak lain adalah kebenaran sejati. Maka siapapun yang percaya kepadaNya mengakui bahwa Allah adalah benar serta menerima anugerah Roh dengan tak terbatas, serta kemudian meneladan Yesus dengan memberi kesaksian tentang apa yang dilihat dan didengarnya. Karena menerima anugerah Roh dan dengan demikian hidup dan bertindak dalam dan oleh Roh, maka yang dilihat dan didengarkan tidak lain adalah apa-apa yang membahagiakan dan menyelamatkan, terutama kebahagiaan dan keselamatan jiwa. Kebahagiaan atau keselamatan jiwa merupakan dambaan, harapan, cita-cita yang utama dan pertama-tama serta mengatasi aneka dambaan, harapan dan cita-cita lainnya. Dengan kata lain cara hidup dan cara bertindak orang yang hidup dari dan oleh Roh bercirikhas spiritual, tidak hanya social atau phisik. Ia senantiasa hidup dan bertindak dalam dan oleh cintakasih dimana pun dan kapan pun, menyadari dan menghayati diri sebagai cintakasih atau angerah Allah, yang kemudian menyalurkan cintakasih atau anugerah Allah kepada siapapun dan dimanapun. Cara hidup dan cara bertindak orang yang hidup dari dan oleh Roh juga memotivasi orang lain untuk menyadari dan menghayati diri sebagai cintakasih atau anugerah Allah, serta kemudian senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak dan perintah Allah.

·    "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia." (Kis 5:29-32), demikian jawaban Petrus dan para rasul kepada Imam Besar di dalam Mahkamah Agama. "Harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia", inilah yang hendaknya kita renungkan dan hayati. Kita semua berasal dari Allah dan pada waktunya diharapkan kembali kepada Allah, maka selayaknya jika kita lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. Di dalam hidup kita bersama kita memiliki aneka tata tertib atau aturan yang harus kita hayati atau laksanakan. Hemat saya semua tata tertib atau aturan dibuat dan diundangkan atau diberlakukan atas dasar dan demi cintakasih, maka hendaknya semua tata tertib atau aturan disikapi dalam dan oleh cintakasih. Jika kita menyikapi aneka tata tertib atau aturan dengan dan dalam cintakasih, maka jika ada hal yang tidak sesuai dengan kehendak Allah segera diluruskan atau dibetulkan, sedangkan yang sesuai dengan kehendak Allah segera dilaksanakan. Semua keputusan atau kebijakan yang tidak menyelamatkan jiwa manusia berarti berlawanan dengan kehendak Allah; taat kepada Allah berarti senantiasa membuat keputusan atau kebijakan yang menyelamatkan jiwa manusia, entah jiwa kita sendiri maupun jiwa orang lain yang kena dampak keputusan atau kebijakan kita. Dalam iman kita imani bahwa semua pemimpin adalah wakil Allah di dunia ini, maka siapapun yang menjadi pemimpin dalam kehidupan bersama dalam bentuk dan tingkat  apapun kami harapkan senantiasa membuat keputusan atau kebijakan yang sesuai dengan kehendak Allah, antara demi kesejahteraan umum/bersama, bukan demi keuntungan atau kenikmatan pribadi, sebagaimana telah dihayati para tokoh politik masa kini. Kebanyakan para tokoh politik masa kini hanya berusaha untuk memperkaya diri dengan melakukan aneka bentuk korupsi.

"Wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu" (Mzm 34:17-20)

Ign 19 April 2012

      


Selasa, 17 April 2012

18 April


"Ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia"

(Kis 5:17-26; Yoh 3:16-21)

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah" (Yoh 3:16-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Yesus adalah Penyelamat Dunia, yang diutus ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkan dunia. Ia datang ke dalam dunia sebagai 'terang' yang menerangi seluruh dunia seisinya, bukan untuk membuat gelap dunia. Maka mereka yang suka berbuat jahat pasti akan membenciNya, sebaliknya mereka yang suka berbuat baik akan mengasihiNya. Sebagai orang beriman kita semua dipanggil untuk "datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah". Dengan kata lain kita dipanggil untuk hidup dan bertindak dengan jujur dan terbuka, 'terang-terangan', tidak dengan sembunyi-sembunyi. Ingatlah juga jika anda suka melakukan apa yang jahat atau tak bermoral secara sembunyi-sembunyi pada suatu saat akan ketahuan juga, sebagaimana dikatakan oleh sebuah pepatah "Sepandai-pandai tupai meloncat akhirnya jatuh suka". Tidak ada rahasia yang tak mungkin tersingkap atau terbuka, semua rahasia pasti dapat disingkapkan atau dibuka. Hidup dan bertindak dalam 'terang' antara lain berarti ketika bepergian memberitahu kepada rekan-rekan atau anggota keluarga/komunitas ke mana pergi dan kapan akan kembali, dan hendaknya apa yang telah dikatakan atau diberitahukan juga dilaksanakan dengan setia. Alangkah indahnya juga jika kemudian menceriterakan kepada rekan-rekan atau anggota komunitas/ keluarga aneka pengalaman yang terjadi selama bepergian, sebaliknya mereka yang ditinggalkan hendaknya  juga terbuka atas apa yang terjadi. Anak-anak hendaknya sedini mungkin dididik dan dibiasakan dalam hal kejujuran dan keterus-terangan ini di dalam keluarga, serta diperdalam dan diperkembangkan di sekolah-sekolah, dengan teladan para orangtua maupun guru/pendidik.

·   "Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah dan mereka mengajar orang banyak." Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka" (Kis 5:25-26). Mujizat telah terjadi yaitu Petrus dan Yohanes yang berada di dalam penjara dibebaskan oleh malaikat Allah, tanpa diketahui oleh para penjaga penjara. Maka ketika mereka melihat Petrus dan Yohanes berdiri di Bait Allah sambil mewartakan Kabar Baik, mereka pun berusaha mengambil Petrus dan Yohanes untuk dikembalikan ke dalam penjara, namun tidak dengan kekerasan. Kiranya para tokoh Yahudi bersama dengan para pengikut mereka mulai percaya juga bahwa Allah hidup dan berkarya dalam diri para rasul. Mereka takut kepada orang banyak yang mulai percaya kepada pemberitaan Petrus dan Yohanes. Kisah ini kiranya dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua, yaitu bahwa kita tidak perlu takut dan gentar mewartakan Kabar Baik, senantiasa berbuat baik atau melakukan apa yang baik, meskipun untuk itu sering harus menghadapi para penguasa yang iri serta berusaha menyingkirkan atau menghabisi kita. Percayalah bahwa mereka yang berkehendak baik serta suka akan apa yang baik dan benar lebih banyak daripada mereka yang suka akan kejahatan, kebohongan dan kepalsuan. Sekejam-kejamnya atau sekeras-kerasnya orang dalam kata atau omongan, kiranya masih memiliki hati yang rindu akan kebaikan dan perdamaian, maka hadapilah mereka dengan rendah hati dan cintakasih, karena dengan demikian mereka pasti tidak akan berkata dan bertindak keras lagi. Malaikat Allah senantiasa mendampingi perjalanan penghayatan hidup dan panggilan kita, maka hendaknya tetap tegar dan tenang dalam menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan.

"Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita. Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku." (Mzm 34:2-5)

Ign 18 April 2012

  


Minggu, 15 April 2012

16 April


"Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

(Kis 4:23-31; Yoh 3:1-8)

"Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." (Yoh 3:1-8), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sungguh merupakan hal istimewa bahwa ada salah seorang Farisi, bernama Nikodemus, datang kepada Yesus, dan karena takut pada teman-temannya ia mendatangi Yesus pada waktu malam. Keberanian macam ini kiranya sungguh karena bisikan atau dorongan Roh Kudus, bukan hanya mengandalkan diri sendiri saja. Dalam Roh Kudus Nikodemus bercakap-cakap dengan Yesus dan kepadanya kemudian diajarkan bahwa untuk dapat 'melihat Kerajaan Allah" atau 'melihat Allah yang meraja dan bekerja dalam seluruh ciptaanNya' harus dilahirkan kembali dalam dan oleh Roh Kudus. Hal ini bagi kita berarti harus menerima Sakramen Inisiasi, antara lain Sakramen Baptis dan Sakramen Penguatan. Kami percaya sebagian besar dari anda yang menerima email saya pasti telah menerima Sakramen Baptis, Sakramen Penguatan dan Sakramen Ekaristi, maka kami harapkan hidup dan bertindak dalam dan oleh Roh Kudus. "Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh", demikian sabda Yesus. Sabda ini kiranya mengingatkan kita semua bahwa di dalam kehidupan bersama sebagai orang beriman atau beragama, dan secara khusus bagi umat Katolik dalam hidup menggereja, hendaknya lebih mengutamakan 'organisme' bukan 'organisasi', paguyuban bukan struktur. Memang organisasi dengan segala perangkatnya, seperti administrasi dst.. perlu, namun tidak mutlak. Yang penting dan utama adalah kehidupan bukan ketertiban berorganisasi. Marilah kita buka telinga hati, jiwa dan akal budi kita untuk mendengarkan suara Roh maupun ke mana kita harus pergi atau melangkah

·   "Sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus." Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani" (Kis 4:29-31), demikian berita gembira tentang apa yang terjadi dalam kebersamaan umat beriman. "Memberitakan firman Allah dengan berani", inilah yang hendaknya kita renungkan dan hayati. Untuk berani memberitakan firman Allah tentu saja dari pihak kita sendiri harus rajin, tekun dan setia membaca, merenungkan dan menghayati firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Maaf, jika saya setiap hari berusaha merefleksikan firman Allah , tidak lain karena motto tahbisan imamat saya, yang saya pilih sebagai inti pengalaman hidup beriman, yaitu  "Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya" (Ef 3:12). Bersama dan bersatu dengan Allah tiada ketakutan atau kekhawatiran sedikitpun, meskipun harus menghadapi aneka tantangan, hambatan dan masalah. Marilah dalam Roh Kudus kita senantiasa memberitakan firman Allah, agar siapapun yang kita jumpai atau temui siap sedia dan rela dengan sepenuh hati hidup dan bertindak sesuai dengan firman Allah. Mungkin secara konkret hidup dan bertindak sesuai dengan firman Allah berarti senantiasa mentaati dan melaksanakan aneka tata tertib atau aturan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing masa kini. Hendaknya konstitusi, pedoman hidup, katekismus, dokumen Vatikan II, Kitab Hukum Kanonik, dst…sering dibaca, direnungkan serta diusahakan terus menerus. Marilah kita songsong "Tahun Iman" yang akan datang dengan mulai membaca aneka dokumen yang terkait dengan panggilan, tugas pengutusan atau kewajiban kita masing-masing.

"Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya:"Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!"(Mzm 2:1-3)

Ign 16 April 2012