Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 21 Mei 2010

20 Mei - Kis 22:30; 23:6-11; Yoh 17:20-26

"Kasih yang Engkau berikan kepadaKu ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."

(Kis 22:30; 23:6-11; Yoh 17:20-26)


"Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka, supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka." (Yoh 17:20-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Sebagai orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita diharapkan senantiasa berada di dalam kasihNya alias menjadi sahabat-sahabat Yesus. Sebagai sahabat Yesus tentu saja juga sungguh mengenal Yesus, bergaul akrab dan mesra denganNya, dan karena Ia adalah Tuhan maka mau tak mau kita pasti akan dikuasai atau dirajaiNya, harus selalu berada dalam Tuhan alias hidup baik atau berbudi pekerti luhur. Maka marilah kita mawas diri: sejauh mana kita selalu berusaha untuk berbudi pekerti luhur, memperdalam dan memperteguh iman kita kepada Tuhan. Kebetulan hari ini, tgl 20 Mei adalah Hari Kebangkitan Nasional, kenangan akan kebangkitan generasi muda bangsa kita perihal jati diri bangsa. Tgl 20 Mei 1908 sekelompok generasi muda yang cerdas mendirikan organisasi Budi Utomo dengan tujuan pembebasan bangsa dari penjajahan, dan dalam perjalanan berikutnya tgl 20 Mei dinyatakan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Maka baiklah seiring dengan kenangan akan kebangkitan nasional, usaha pembebasan dari penjajahan, marilah kita sebagai orang beriman bangkit dan bekerja keras untuk membebaskan diri dari penjajahan setan atau kejahatan. Kita tunjukkan melalui cara hidup dan cara bertindak kita bahwa kita adalah orang-orang yang sungguh cerdas beriman, kenal dan bersahabat dengan Tuhan. Sebagaimana organisasi Budi Utomo boleh dikatakan sebagai embriyo wawasan kebangsaan atau persaudaraan sejati sebagai bangsa Indonesia, marilah sebagai orang yang beriman kepada Yesus kita bangun dan perdalam persaudaraan atau persahabatan sejati dengan siapapun dan dimanapun.
• "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma." (Kis 23:11), demikian sabda atau pesan Tuhan kepada Paulus. Kesaksian iman Paulus di Yerusalem, dihadapan Mahkamah Agama, menyingkapkan jati diri para anggota Mahkamah Agama, Farisi dan Saduki, yang percaya kepada kebangkitan orang mati dan yang tidak percaya. Pesan atau sabda Tuhan kepada Paulus tersebut di atas kiranya juga menjadi pesan atau sabda Tuhan kepada kita orang-orang beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus. Marilah kita tanpa takut dan gentar menjadi saksi-saksi iman di dalam hidup kita sehari-hari, entah di dalam keluarga, masyarakat maupun tempat kerja dimanapun dan kapanpun. Yerusalem atau Roma pada waktu itu merupakan kota besar, maka rasanya bagi rekan-rekan yang tinggal dan bekerja di kota-kota besar atau metropolitan sungguh dipanggil untuk menjadi saksi iman. Kesaksian iman di kota-kota besar atau metropolitan rasanya mendesak dan up to date, mengingat dan memperhatikan ada kecenderungan pada warganya kurang beriman dan lebih mengarah ke materialistis alias berbakti kepada berhala-berhala modern atau aneka macam kenikmatan duniawi seperti mabuk-mabukan, ganja/narkoba, seks, makanan/minuman, uang, harta benda, dst.. Maka menjadi saksi iman di tengah kota memang akan menghadapi aneka tantangan dan hambatan, namun demikian `Kuatkan hatimu' untuk terus bersaksi, memperjuangkan kebenaran, kejujuran, ketertiban, dst… Entah pak Susno juga bersalah atau tidak bersalah, menurut saya keberaniannya membuka korupsi atau makelar kasus membuahkan hasil antara lain penyingkapan para koruptor yang selama ini disembunyikan. Semoga semakin banyak orang berani, tanpa takut mengungkapkan atau menyingkapkan aneka kejahatan dalam hidup dan kerja bersama.



"Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan."
(Mzm 16:7-10)

 

Jakarta, 20 Mei 2010.

Selasa, 18 Mei 2010

19 Mei - Kis 20:28-38; Yoh 17:11b-19

"Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia"

(Kis 20:28-38; Yoh 17:11b-19)

"Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran" (Yoh 17:11b-19), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Yesus mohon kepada Bapa di sorga agar Bapa memelihara dan mendampingi perjalanan hidup kita di dunia sampai mati. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus kita dipanggil untuk meneladan Dia yang telah diutus ke dalam dunia, maka kita pun juga diutus untuk mendunia artinya berpartisipasi dalam seluk-beluk atau urusan duniawi. Marilah kita imani dan hayati bahwa Roh Allah atau Roh Kudus hadir dan berkarya dimana-mana dan kapan saja, tanpa terikat oleh ruang dan waktu, melalui ciptaan-ciptaan Allah di dunia ini. Setiap hari begitu bangun pagi sampai dengan menjelang istirahat malam kita semua kiranya sibuk dengan urusan-urusan atau hal ikhwal duniawi, maka baiklah kita hayati pendampingan Allah pada kita semua melalui RohNya yang hidup dan berkarya di dalam semua ciptaanNya di dunia ini. Dengan mendunia, berpartisipasi dalam seluk beluk duniawi kita semua diharapkan menjadi suci atau semakin suci dengan senantiasa melakukan apa-apa yang benar dan baik. Yang benar dan baik ada dimana-mana, dan hemat saya apa yang  benar dan baik lebih banyak daripada apa yang tidak benar dan jelek atau jahat. Sebagaimana Yesus telah menguduskan DiriNya bagi kita, mempersembahkan diri seutuhnya demi kebahagiaan dan keselamatan kita, maka kita pun dipanggil untuk saling mempersembahkan atau menguduskan, dan bersama-sama kita menguduskan atau mempersembahkan dunia seisinya, flora dan fauna maupun pekerjaan dan tugas-tugas kita kepada Tuhan, yang berarti hidup dan bekerja demi keselamatan sesama, memfungsikan aneka ciptaan lain di dunia ini untuk menolong kita dalam mengusahakan kesucian atau semakin suci.

·   "Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga. Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku" (Kis 20:33-34), demikian kesaksian iman Paulus, Rasul Agung, Pewarta Kabar Gembira kepada segala bangsa. Sebagai rasul Paulus tidak rela dirinya menjadi beban bagi orang lain dalam hal kebutuhan hidup sehari-hari; sambil mengajar perihal Yesus, ia bekerja untuk memenuhi hidupnya sendiri maupun kawan-kawan seperjalanan. Konon Paulus menjadi tukang tenda alias membuat tenda dan dijual kepada mereka yang membutuhkan, maka Paulus selain sebagai pewarta juga wiraswasta. Kami berharap apa yang dilakukan oleh Paulus ini menjadi teladan bagi para imam, bruder atau suster maupun katekis: sedapat mungkin dapat mandiri atau wiraswasta dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tetapi sekiranya tidak mungkin hendaknya hidup sederhana, tidak berfoya-foya, agar tidak menjadi beban umat yang harus kita layani. Secara khusus perkenankan saya disini mengingatkan rekan-rekan klerus atau imam untuk memperhatikan dan menghayati apa yang tertulis dalam Kitab Hukum Kanonik ini, yaitu "Para klerikus hendaknya hidup sederhana dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang berbau kesia-siaan.  Harta benda, yang mereka terima pada kesempatan melaksanakan tugas gerejawi, setelah dikurangi untuk penghidupan yang layak serta untuk memenuhi semua tugas-tugas jabatannya, sisanya  hendaklah digunakan untuk kepentingan Gereja dan karya amal" (KHK kan 282).

 

"Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi Tuhan;  bagi Dia yang berkendaraan melintasi langit purbakala. Perhatikanlah, Ia memperdengarkan suara-Nya, suara-Nya yang dahsyat! Akuilah kekuasaan Allah; kemegahan-Nya ada di atas Israel, kekuasaan-Nya di dalam awan-awan. Allah adalah dahsyat dari dalam tempat kudus-Nya" (Mzm 68:33-36a)

Jakarta, 19 Mei 2010   .

 


Senin, 17 Mei 2010

18 Mei - Kis 20:17-27; Yoh 17:1-11a

"Aku berdoa untuk mereka"

(Kis 20:17-27; Yoh 17:1-11a)

"Ia menengadah ke langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu."(Yoh 17:1-11a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sambil menengadah ke langit Yesus berkomunikasi kepada Bapa yang mengutusNya serta mendoakan para murid yang harus meneruskan karyaNya. Ia yang telah hidup mulia kembali di sorga mendoakan sahabat-sahabatNya yang masih tinggal di dunia. Apa yang dilakukan oleh Yesus ini kiranya baik menjadi bahan permenungan atau refleksi kita. Kami percaya bahwa salah seorang saudara atau saudari kita, entah orangtua, kakek/nenek, kakak/adik dst.., telah dipanggil Tuhan alias meninggal dunia dan sekarang telah hidup mulia kembali di sorga bersama dengan Allah Pencipta untuk selamanya. Marilah dalam iman kita percayai bahwa mereka yang telah mendahului perjalanan kita kembali ke sorga alias dipanggil Tuhan lebih dahulu dari kita senantiasa berdoa bagi kita yang masih hidup di dunia ini. Dengan kata lain kita tak pernah terpisahkan dengan mereka yang telah meninggal dunia, melainkan masih dalam kebersamaan dalam iman atau Tuhan, maka kita yang masih hidup di dunia dipanggil untuk senantiasa melaksanakan kehendak Tuhan di dalam hidup sehari-hari. Kita memuliakan mereka yang telah dipanggil Tuhan dengan senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan, hidup baik atau berbudi pekerti luhur. Jika kita masing-masing dapat hidup baik dan berbudi pekerti luhur, dengan demikian kita pun juga saling memuliakan satu sama lain.

·   "Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku" (Kis 20:22-23),, demikian sharing atau kesaksian Paulus, Rasul Agung. Menjadi tawanan Roh Kudus memang tidak mungkin dapat hidup dan bertindak mengikuti keinginan atau kehendak diri sendiri, melainkan mau tak mau harus mengikuti kehendak Roh Kudus, Roh Yesus yang telah bangkit dari mati. Sebagai umat beriman yang setia pada iman atau pewarta-pewarta Kabar Baik pada masa kinipun kiranya kita juga akan menghadapi apa yang dihadapi Paulus, yaitu 'bahwa penjara dan sengsara menunggu aku'. Rasanya wajar dan baik jika karena kesetiaan pada iman harus menderita, karena kita adalah murid-murid atau pengikut Yesus yang telah menderita dan wafat di kayu salib; derita karena kesetiaan pada iman atau panggilan adalah jalan keselamatan atau kebahagiaan sejati. Maka dengan ini kami berharap kepada kita semua orang beriman: hendaknya jika karena kesetiaan iman kita harus menderita sengsara, hadapi dan nikmati saja derita atau sengsara tersebut. Jangan mengeluh, menggerutu atau marah-marah ketika menderita karena iman atau panggilan. Marilah kita dengarkan bisikan Roh Kudus, yang antara lain dapat kita dengarkan melalui saudara-saudari kita yang berkehendak baik, tanpa pandang bulu, usia, SARA, dst.. Ingat juga akan pepatah "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian".  Menjadi tawanan Roh Kudus berarti cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah-buah Roh seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5:22-23)   

 

"Hujan yang melimpah Engkau siramkan, ya Allah; Engkau memulihkan tanah milik-Mu yang gersang, sehingga kawanan hewan-Mu menetap di sana; dalam kebaikan-Mu Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas, ya Allah " (Mzm 68:10-11)

 

Jakarta, 18 Mei 2010


Minggu, 16 Mei 2010

17 Mei - Kis 19:1-8; Yoh 16:29-33

"Dalam dunia kamu menderita penganiayaan tetapi kuatkanlah hatimu "

 (Kis 19:1-8; Yoh 16:29-33)

 

"Kata murid-murid-Nya: "Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah." Jawab Yesus kepada mereka: "Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yoh 16:29-33), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Setia pada iman atau ajaran agama di tengah-tengah kehidupan bersama yang masih diwarnai oleh aneka macam bentuk kemerosotan moral hampir di semua bidang kehidupan masa kini, kiranya tak akan terlepas dari aneka penderitaan. Sebagai murid atau pengikut Yesus Kristus di beberapa tempat di Indonesia saat ini harus menghadapi aneka tekanan dan derita dari mereka yang tidak suka terhadap kita, yang beriman kepada Yesus Kristus. Setia pada iman atau ajaran agama pada masa kini antara lain dapat kita hayati dengan setia pada panggilan kita masing-masing dengan segala konsekwensi maupun tuntutannya, entah terpanggil sebagai suami-isteri, imam, bruder atau suster. Tanpa bermaksud mengesampingkan panggilan sebagai imam, bruder atau suster, kami mengajak dan mengingatkan pentingnya kesetiaan suami-isteri untuk saling mengasihi sampai mati baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit, sebagaimana pernah dijanjikan pada awal membangun keluarga, ketika saling menerimakan Sakramen Perkawinan. Mengapa kami mengangkat masalah hidup berkeluarga, karena apa yang dialami dan diperoleh dalam dan melalui keluarga akan menjadi modal dan bekal dalam hidup terpanggil menjadi imam, bruder atau suster maupun hidup berkeluarga bagi anak-anak. Maka dengan ini kami sungguh mendambakan agar suami-isteri setia satu sama lain dalam saling mengasihi sampai mati. Godaan-godaan duniawi yang berusaha menggerogoti kesetiaan hidup berkeluarga memang cukup banyak, tetapi marilah kita imani penyertaan atau pendampingan Yesus, yang telah bangkit dari mati, melalui RohNya, sebagaimana pesanNya: "Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia".

·   "Ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat" (Kis 19:6). Roh Kudus juga telah dianugerahkan kepada kita secara liturgis ketika menerima Sakramen Krisma. Dengan menerima Sakramen Krisma diharapkan telah menjadi dewasa dalam hal iman, sehingga dapat berkata-kata dalam roh dan bernubuat. Berkata-kata dalam roh tidak berarti tidak dimengerti atau dipahami orang lain, tetapi dapat dipahami atau dimengerti orang lain. Memang yang penting bukan kata-kata melainkan perbuatan atau tindakan, maka mereka yang dapat berkata-kata dalam roh berarti melalui cara hidup atau cara bertindaknya lahirlah keutamaan-keutamaan seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5:22-23), atau siapapun yang dapat berkata-kata dalam roh akan menghayati keutamaan-keutamaan sebagai buah roh di atas ini. Orang yang menghayati keutamaan-keutamaan di atas ini juga akan mampu bernubuat artinya meraba-raba atau melihat apa yang kiranya akan terjadi. Jika orang mampu meraba-raba atau melihat apa yang akan terjadi dengan baik dan tepat, maka ia akan berjalan selamat, menelusuri jalan hidup atau panggilan dengan damai, selamat dan sejahtera. Berbahasa dalam roh dan hidup baik atau berbudi pekerti luhur bagaikan mata uang bermuka dua, dapat dibedakan namun tak dapat dipisahkan. Marilah kita saling membantu dan mengingatkan untuk setia hidup baik dan berbudi pekerti luhur, saling menguatkan dan meneguhkan dalam menghadapi aneka macam godaan atau rayuan duniawi yang mencelakakan keselamatan jiwa. Hendaknya senantiasa diusahakan keselamatan jiwa, meskipun untuk itu kita harus menderita, kerja keras, berjuang dan berkorban.

 

"Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya. Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah. Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita.Bernyanyilah bagi Allah, mazmurkanlah nama-Nya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan! Nama-Nya ialah TUHAN; beria-rialah di hadapan-Nya!"

 (Mzm 68:2-5)

    

Jakarta, 17 Mei 2010