Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 04 Januari 2013

HR PENAMPAKAN TUHAN: Yes 60:1-6; Ef 3:2-3a.5-6; Mat 2:1-12


HR PENAMPAKAN TUHAN: Yes 60:1-6; Ef 3:2-3a.5-6; Mat 2:1-12
"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
Kelahiran calon mahkota atau penerus tahta kerajaan senantiasa membuat daya tarik bagi banyak orang, sebagaimana terjadi di Kerajaan Inggris dll, atau di Indonesia di wilayah kesultanan, misalnya Daerah Istimewa Yogyakarta. Begitulah yang terjadi dengan kelahiran Yesus, Penyelamat Dunia: raja Herodes merasa akan tersaingi dan akhirnya membunuh semua anak-anak dibawah usia 2 (dua) tahun di kota Betlekem, sementara itu dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan 'orang-orang majus atau bijak' dari Timur Jauh tergerak untuk bersembah sujud kepada Bayi, Penyelamat Dunia yang baru saja dilahirkan. Dengan kata lain kelahiran Penyelamat Dunia begitu cepat tersiarkan, yang berarti si Bayi mungil telah memiliki cirikhas missioner. Hari ini oleh Gereja juga dijadikan "Hari Anak Misioner Sedunia", dengan harapan agar kita sedini mungkin membina anak-anak dalam hal penghayatan semangat missioner, diutus atau dalam bahasa lain disebut "to man or woman with/for others". Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk senantiasa memberi perhatian yang memadai pada anak-anak kita, terutama anak-anak balita.
"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." (Mat 2:2)
Kutipan di atas ini, pertanyaan dari orang-orang majus dari Timur kepada raja Herodes, hendaknya juga menjadi pertanyaan kita semua. Bagi kita hal itu berarti kita diajak untuk 'bersembah-sujud' kepada anak-anak. Marilah kita sadari dan hayati bahwa anak-anak lebih suci dari orangtuanya maupun orang-orang dewasa, dan dalam hidup beriman hemat saya mereka yang lebih suci selayaknya kepada mereka kita bersembah-sujud. Di beberapa gereja atau kapel sering secara khusus imam memberkati anak-anak sesudah penerimaan komuni kudus. Bukankah hal itu merupakan salah satu bentuk perhatian kepada anak-anak? Yesus sendiri juga mengasihi anak-anak, memangku dan menciumi, sementara orang-orang dewasa sering merasa terganggu dengan kehadiran anak-anak.
Marilah kita sadari bahwa anak-anak adalah masa depan kita; mereka lah yang akan meneruskan apa yang kita usahakan dan lakukan pada masa kini, maka tidak memperhatikan anak-anak hemat saya kita 'bunuh diri' pelan-pelan. Kami berharap kepada rekan-rekan imam, bruder dan suster sungguh memperhatikan anak-anak dalam karya pelayanan, selain memberi perhatian kepada mereka sekaligus promosi panggilan, siapa tahu dari anak-anak akhirnya tergerak untuk menjadi imam, bruder atau suster. Tentu saja pertama-tama dan terutama kami berharap kepada para orangtua yang memiliki anak-anak balita untuk sungguh memperhatikan mereka, berani 'memboroskan waktu dan tenaga bagi anak-anak balita', dan jangan dengan mudah menitipkan anak-anak balita kepada pengasuh anak-anak maupun neneknya, sebagaimana sering dilakukan keluarga muda berada atau kaya. Kepada para ibu kami harapkan memberi ASI secara memadai kepada anak-anaknya, tidak cukup menyusui hanya selama tiga bulan saja; kata seorang dokter anak-anak dan ibu, hendaknya menyusui bayi atau anak sampai kurang lebih selama satu tahun.
"Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali, bagi sang surya menyinari dunia", demikian bunyi syair lagu yang menggambarkan kasih ibu kepada anak-anaknya. Semoga kasih ibu kepada anak-anaknya tidak hanya memberi aneka macam sarana permainan, melainkan 'boroskan waktu dan tenaga' bagi anak-anak anda. Kasih yang dihayati oleh anak-anak kelak kemudian hari akan menjadi bekal dan modal yang mendorong anak yang bersangkutan berjiwa missioner. Jika anak-anak merasa kurang dikasihi oleh orangtuanya, maka anak-anak yang bersangkutan akan tumbuh-berkembang sebagai pribadi egois, yang hanya mengutamakan kepentingan pribadi, cari enaknya sendiri, yang pada giliranya akan membuat orangtua resah dan menderita di masa tuanya.
Kepada semuanya kami harapkan untuk memperhatikan pembinaan kader dalam diri anak-anak. Kader sejati adalah orang yang fungsional menyelamatkan lingkungan hidupnya, maka hendaknya anak-anak sedini mungkin dididik dan dibina untuk fungsional dalam lingkungan keluarganya. Dengan kata lain jangan pernah memanjakan anak-anak, ajak dan didiklah anak-anak sedikit demi sedikit berfungsi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari di dalam keluarga, misalnya mematikan lampu yang tak terpakai, mematikan kran air, menyapu dst..
"Memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu,yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu" (Ef 3:2-3a)
Anak-anak adalah kasih karunia Allah, dan kiranya dalam diri anak-anak terkandung aneka harapan, dambaan dan cita-cita, sebagaimana menjadi nyata dalam pemberian nama pada anak-anak yang dianugerahkan oleh Allah, yang dilakukan oleh orangtuanya. Rahasia yang terkandung dalam diri anak-anak pelan-pelan akan terkuak alias dapat kita ketahui jika anak-anak diberi kemungkinan dan kesempatan untuk tumbuh berkembang dalam semangat 'cintakasih dan kebebasan Injili'. Maka dengan ini kami berharap kepada para orangtua untuk senantiasa memberi aneka kesempatan dan kemungkinan pada anak-anaknya seluas mungkin, agar anak-anak dapat mengembangkan bakat, keterampilan serta anugerah Allah yang telah diterimanya. Kami berharap kepada para orangtua untuk tidak memproyeksikan dirinya kepada anak-anaknya.
"Semangat cintakasih dan kebebasan Injili" hendaknya juga menjiwai para pengelola dan pelasakna karya pelayanan pastoral pendidikan di sekolah-sekolah. Memang untuk itu di sekolah-sekolah perlu disediakan aneka kemungkinan dan kesempatan bagi para peserta didik untuk mengembangkan dan memperdalam bakat, keterampilan dan anugerah Allah, maka hendaknya anggaran belanja untuk pendidikan atau sekolah sungguh memadai. Kepada mereka yang kaya akan harta benda atau uang kami ajak untuk dengan besar hati memberi sumbangan kepada sekolah-sekolah yang sungguh membutuhkan. Ingat, sadari dan hayati bahwa anda dapat tumbuh berkembang sebagai orang kaya kiranya antara lain karena jasa pelayanan sekolah dimana anda pernah belajar, terutama pendidikan dasar, Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Pertama.
Kepada para penyelenggara dan pelaksana pemerintahan alias para petinggi Negara dan penentu kebijakan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kami harapkan mengalokasikan dana anggaran untuk pendidikan yang memadai dan tentu saja juga tidak dikorupsi sebagaimana masih berlangsung sampai saat ini. Saya sungguh prihatian dan sedih jika mendengar dan melihat tindakan korupsi di jajaran Departemen Pendidikan di negeri tercinta ini. Semangat atau sikap mental 'proyek' kiranya masih menjiwai para pejabat dan petinggi di Negara kita ini: sudah menerima imbal jasa atau gaji cukup besar masih melakukan korupsi dengan topeng 'proyek'. Jika departemen yang membina manusia saja sarat dengan korupsi apa yang dapat diharapkan di negeri kita ini?
Di semua jenjang dan jalur pendidikan atau sekolah hendaknya dibiasakan penghayatan keutamaan jujur dan disiplin. "Jujur adalah sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat  curang, berkata-kata benar apa adanya dan berani mengakui kesalahan, serta rela berkoban untuk kebenaran", sedangkan "berdisiplin adalah kesadaran akan sikap dan perilaku yang sudah tertanam dalam diri sesuai dengan tata tertib yang berlaku dalam suatu keteraturan secara berkesinambungan yang diarahkan pada suatu tujuan atau sasaran yang telah ditentukan" (lih: Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 10 dan 17).
"Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi! kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti! Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya"
 (Mzm 72:7-8.10-11)
Ign 6 Januari 2013

5jan


"Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"
(1Yoh 3:11-21; Yoh 1:43-51)
" Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."(Yoh 1:43-51), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Kiranya banyak orang dengan mudah curiga terhadap orang-orang yang baru saja dikenal, apalagi jika orang yang bersangkutan dikenal berasal dari daerah-daerah yang kurang dikenal oleh umum. Memang itulah suatu rahasia atau misteri yang sering terjadi dalam kehidupan kita. Jika dicermati mereka yang saat ini menjadi tokoh penting dalam hidup bersama yang sungguh mengabdi atau melayani, entah itu dalam hidup menggereja, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, berasal dari desa atau pelosok yang kurang dikenal. Sebagai contoh mereka yang tergerak menjadi imam melalui Seminari Menengah Mertoyudan, yang kemudian sukses sampai tahbisan imam maupun dalam penghayatan imamat  pada umumnya berasal dari desa-desa, pegunungan, yang miskin dan sederhana. "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?", demikian keraguan dan kekurang-percayaan Natanael ketika menerima info dari Filipus bahwa ia telah bertemu dengan Penyelamat Dunia, Mesias, dan berasal dari Nazaret. Natanael kiranya bukan orang jelek atau jahat, melainkan orang baik, dan mungkin ia terlalu berpikir logis dan jujur. Warta Gembira hari ini kiranya mengajak dan mengingatkan kita semua untuk tidak meremehkan orang-orang desa atau pelosok. Bukankah tenaga-tenaga terampil dalam rumah tangga atau pembangunan gedung di kota-kota besar mayoritas adalah berasal dari desa atau pelosok? Dengan kata lain kami mengajak anda sekalian untuk 'melihat' lebih dahulu sebelum memberi komentar atau kritik.
·   "Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya." (1Yoh 3:15). Membenci dalam menjadi konkret dalam aneka bentuk, misalnya menceriterakan kelemahan dan kekurangannya dengan ngrumpi atau ngrasani, memarahi, 'mendiamkan' dst… Apakah anda membenci seseorang, jika ya kami ajak untuk segera berdamai. Membenci memang dalam hatinya mengharapkan agar yang dibenci tidak ada alias musnah atau mati. Orang yang dengan mudah membenci makanan atau minuman yang tidak enak padahal sehat pada umumnya dengan mudah membenci saudara-saudarinya. Maka pelatihan untuk tidak membenci hemat saya antara lain dengan mencintai alias menikmati makanan atau minuman yang sehat meskipun tidak enak atau tidak nikmat. Mencintai situasi atau kondisi yang ada dalam lingkungan hidup juga merupakan pelatihan untuk tidak membenci saudara-saudarinya, misalnya cuaca panas atau dingin. Jika anda mendambakan hidup damai sejahtera dan bahagia selama di dunia ini dan juga di akhirat nanti, silahkan anda menikmati apapun yang mendatangi anda, termasuk orang yang mengritik, mencemooh maupun melecehkan. Marilah kita meneladan keluarga kudus dari Nazaret, yang pernah 'dibenci oleh saudara-saudari mereka di Betlekem', tetap setia pada kehendak Allah, tidak membenci orang-orang Betlekem, melainkan mendoakannya. Maka jika anda tidak berani bertatap muka dalam mengasihi orang lain, yang membenci dan melecehkan anda, silahkan didoakan. Kita dapat mendoakannya kapan saja dan dimana saja. Kami percaya semua agama mengajarkan agar kita hidup dan bertindak untuk saling mengasihi, maka marilah kita senantiasa saling mengasihi kapan pun dan dimana pun serta dengan siapapun.
"Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun." (Mzm 100)
Ign 5 Januari  2013

4jan


"Marilah dan kamu akan melihatnya."
(1Yoh 3:7-10; Yoh 1:35-42)
"Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)."Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)." (Yoh 1:35-42), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Simon dan Andreas, para pengikut Yohanes Pembaptis, tertarik dan terpesona kepada Yesus, dan mereka pun bertanya kepadaNya dimana Ia tinggal. Mendengar pertanyaan tersebut Yesus menjawab: "Marilah dan kamu akan melihatnya". Setelah melihat tempat tinggalNya mereka pun percaya bahwa Ia adalah Mesias, dan kemudian menceriterakan apa yang dilihatnya kepada saudara-saudaranya. Kepada Simon sendiri Yesus bersabda: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau dinamakan Kefas (artinya Petrus). Perjumpaan secara pribadi dengan Yesus memang akan merubah pribadi seseorang, tentu berubah lebih baik, dan perjumpaan denganNya akan mendorong untuk kemudian menceriterakan apa yang dilihat dan dialaminya kepada saudara-saudarinya. Pertama-tama kami mengajak anda sekalian mawas diri: sejauh mana anda bertemu dengan Yesus atau Tuhan secara pribadi dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Marilah kita sadari dan hayati bahwa apa yang baik, mulia dan luhur dalam diri kita merupakan buah perjumpaan pribadi dengan Tuhan, dan selanjutnya marilah kita ceriterakan apa yang baik, mulia dan  luhur kepada saudara-saudari kita, tentu pertama-tama kepada segenap anggota keluarga atau komunitas alias kepada mereka yang setiap hari tinggal dan hidup bersama dengan kita, dan kemudian kepada rekan bekerja atau belajar, di tempat kerja atau tempat belajar. Selanjutnya kepada kita semua kami ajak dan ingatkan untuk senantiasa menceriterakan apa yang baik, mulia dan luhur, sehingga kehidupan bersama kita dimana pun senantiasa dalam keadaan baik, damai sejahtera dan bahagia.
·   "Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah" (1Yoh 3:7-9). Kita semua kiranya telah 'lahir dari Allah', maka baiklah kita tidak melakukan dosa lagi sekecil atau sedikitpun, dan ketika menghadapi godaan Iblis melalui aneka media atau cara hendaknya dihadapi bersama dengan Allah, karena Allah mampu mengatasi atau mengalahkan Iblis. Dengan kata lain bersama dan bersatu dengan Allah jangan takut sedikitpun untuk bertindak jujur serta memberantas ketidak-jujuran, kebohongan atau korupsi yang masih marak di negeri kita tercinta ini. Sebagaimana saya ingatkan dan angkat bahwa tahun 2013 adalah 'Tahun ular', maka hadapi dan sikapi godaan Iblis dengan sabar dan tekun, karena ada pepatah bahwa 'orang sabar disayangi oleh Allah'. Hidup dan bertindak dengan sabar dan tekun pada masa kini hemat saya sungguh mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan, mengingat masih banyak orang kurang sabar dan kurang tekun dalam melaksanakan tugas pekerjaannya ataupun panggilannya. Budaya 'instant' yang begitu menjiwai banyak orang ini telah membuat banyak orang kurang atau tidak sabar dan tidak tekun: apa-apa serba ingin cepat. Ingatlah dan sadari bahwa apa-apa yang dengan cepat-cepat diperoleh pada umumnya dengan cepat juga hilang atau musnah. Marilah kita hidup dan bertindak mengikuti proses kehidupan sebagaimana dikehendaki oleh Allah; jangan mengintervensi dengan cara apapun proses kehidupan manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan atau tanaman.
"Biarlah gemuruh laut serta isinya, dunia serta yang diam di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama di hadapan TUHAN, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kebenaran." (Mzm 98:7-9)
Ign 4 Januari 2013

3Jan


"Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus."
(1Yoh 2:29-3:6; Yoh 1:29-34)
" Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel."Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya.Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah."(Yoh 1;29-34), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Yesus adalah Allah, maka Ia ada sebelum Yohanes; Ia adalah Allah yang menjelma menjadi Manusia, dan kesatuanNya dengan Roh Kudus tak dapat dipisahkan sama sekali, maka benarlah apa yang dikatakan oleh Yohanes tentang Dia, bahwa "Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus". Kita semua yang telah dibaptis juga menerima baptisan dengan Roh Kudus, maka marilah kita hayati rahmat pembaptisan itu dengan hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Roh Kudus. Hidup dan bertindak sesuai dengan Roh Kudus berarti tidak seenaknya sendiri atau mencari keuntungan  diri sendiri. Maka masih dalam suasana Natal marilah kita meneladan Penyelamat Dunia, yang mendatangi kita dengan kesederhanaan dan kerendahan hati, tidak berfoya-foya dan sombong. Cara untuk itu antara lain adalah dengan hidup 'membumi' atau 'turun kebawah', sebagaimana nasihat nenek moyang orang Jawa, yang mengatakan "Yen mlaku ndungkluk, ojo ndlangak" (=Jika berjalan hendaknya menunduk, jangan menengadah). Nasihat ini tidak lain adalah agar kita senantiasa memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan di lingkungan hidup kita masing-masing. Kami harapkan kita semua senantiasa berorientasi ke bawah, melihat dan mengarahkan diri kita kepada mereka yang lebih miskin, lebih bodoh, lebih terbatas dari kita serta kemudian kita perhatikan sesuai dengan kemampuan dan kesempatan kita, dan tentu saja harus disertai dengan pengorbanan. Salah satu cirikhas orang beriman atau senantiasa siap sedia berkorban demi kebahagiaan atau keselamatan orang lain.
·   "Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia." (1Yoh 3:1). Sebagai orang yang beriman kepada Allah kiranya dapat disebut sebagai anak-anak Allah, artinya orang yang senantiasa melaksanakan kehendak Allah dalam situasi dan kondisi macam apapun, kapan pun dan dimana pun, sehingga mereka yang melihat cara hidup dan cara bertindak kita akan tergerak atau termotivasi untuk (semakin) membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah. Marilah kita sadari dan hayati bahwa hidup kita serta segala sesuatu yang kita miliki dan kuasai sampai saat ini adalah anugerah Allah, dan kita sendiri akan hidup bahagia, damai-sejahtera dan selamat lahir dan batin jika kita sungguh melaksanakan kehendak dan perintah Allah dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Allah hidup dan berkarya dimana saja dan kapan saja, tiada terikat oleh ruang dan waktu, maka marilah kita temukan dan hayati kehadiran dan karya-karya dalam ciptaan-ciptaanNya, dan tentu saja pertama-tama dan terutama dalam diri manusia, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra Allah. Dengan kata lain marilah kita lebih memperhatikan dan mengedepankan apa-apa yang baik, mulia dan bermoral serta berbudi pekerti luhur, baik dalam diri kita sendiri maupun saudara-saudari kita, dengan kata lain hendaknya kita senantiasa saling bersikap positif satu sama lain. Kami percaya bahwa dalam diri kita masing-masing lebih banyak apa yang baik, luhur, bermoral daripada apa yang tidak baik dan tidak bermoral. Ketika apa yang baik, luhur dan bermoral lebih kita angkat dan kedepankan, maka dengan otomatis pelan-pelan apa yang tidak baik dan tidak bermoral akan terhapus atau musnah dengan sendirinya. Cara berpikir positif ini hendaknya juga dihayati oleh para guru atau pendidik di sekolah-sekolah atau tempat-tempat pembinaan dimana pun.
"Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah! Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang nyaring, dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni TUHAN"
(Mzm 98:4-6)
Ign 3 Januari 2013

Selasa, 01 Januari 2013

2 Jan


"Barangsiapa terbesar di antara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu"
(Ef 4:1-7.11-13; Mat 23:8-12)
"Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan" (Mat 23:8-12), demkian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Basilius Agung dan St.Gregorius dari Nazianze hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Siapapun orangnya pada umumnya memiliki dambaan, impian atau cita-cita agar dirinya terkenal, dipuja dan dipuji oleh banyak orang. Untuk mewujudkan dambaan, impian atau cita-cita tersebut ada berbagai kemungkinan cara untuk ditempuh atau dikerjakan. Pada umumnya orang memilih cara atau jalan untuk menjadi orang kaya raya, berkedudukan dan menjadi pemimpin hidup bersama. Saya merasa hal itu tidak salah asal semuanya dihayati dan difungsikan dengan semangat melayani dalam kerendahan hati, sebagaimana disabdakan oleh Yesus di atas. "Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan", demikian sabda Yesus. Sabda ini kiranya baik untuk direnungkan dan dihayati oleh siapapun yang menjadi pemimpin hidup bersama sekecil atau sebesar apapun, dalam bentuk kehidupan bersama apapun. Mengingat dan kebanyakan dari kita adalah hidup berkeluarga, maka perkenankan saya mengajak dan mengingatkan para kepala keluarga untuk sungguh melayani dengan rendah hati semua anggota keluarganya. Ketika anak-anak didalam keluarga memperoleh perlakuan pelayanan yang rendah hati, kita berharap ketika mereka tumbuh berkembang sebagai orang dewasa dalam bentuk hidup terpanggil apapun akan hidup dan bertindak melayani dengan rendah hati juga. Secara khusus kami ingatkan rekan-rekan gembala umat untuk meneladan Penyelamat Dunia, yang baru saja kita kenangkan kelahiranNya di hari Natal yang lalu: layanilah umat dengan rendah hati, dan hendaknya juga hidup sederhana dalam segala hal, tidak berfoya-foya dan memboroskan waktu, tenaga maupun harta benda dan uang tiada guna.
·   "Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus" (Ef 4:11-13). Kutipan ini mengingatkan siapapun yang berpartisipasi dalam kehidupan beragama atau menggereja dalam penggembalaan umat. Hendaknya segala usaha dan upaya kegiatan senantiasa terarah untuk pembangunan hidup bersama yang penuh damai sejahtera, aman dan tenteram baik lahir maupun batin, fisik maupun spiritual.  Semuanya hendaknya berusaha untuk bekerjasama "mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Allah". Allah telah menciptakan dunia seisinya ini baik adanya, dan jika ada yang tidak baik hemat saya karena kecerobohan, kelalaian atau dosa manusia. Masa kini ada tiga keprihatinan utama yang harus kita hadapi dan selesaikan bersama, yaitu 'rusaknya lingkungan hidup, hidup persaudaraan yang dirongrong oleh kelompok tertentu yang fanatik sempit serta kemiskinan'. Ketiganya kiranya telah merusakkan dan mengaburkan pembangunan hidup bersama, sehingga hidup bersama sampai kini masih diwarnai oleh aneka tawuran dan permusuhan yang membawa korban kematian manusia. Salah satu  usaha dan upaya untuk membangun dan memperteguh hidup bersama antara lain adalah berusaha menghayati apa yang sama di antara kita secara mendalam dan handal, misalnya sama-sama manusia, ciptaan Allah, sama-sama beriman, sama-sama warga dst.. Jika apa yang sama dapat kita hayati dengan mendalam dan handal, maka apa yang berbeda antar kita akan fungsional memperteguh dan memperdalam pembangunan hidup bersama. Maka hendaknya jangan mengangkat-angkat dan membesar-besarkan perbedaan yang ada di antara kita.
"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah." (Mzm 23:1-5)
Ign 2 Januari 2013

Senin, 31 Desember 2012

HR SP Maria Bunda Allah


HR SP Maria Bunda Allah: Bil 6:22-27; Gal 4:4-7; Luk 2:16-21

"Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya"
Setiap hal baru senantiasa diberi nama atau identitas baru, dan kita hari ini memasuki Tahun Baru, yang disebut sebagai Tahun Ular Air. Ciri-ciri ular antara lain cerdas, sabar, bijak dan cermat, yang dapat dilihat ketika ular akan menangkap mangsanya. Hari ini bagi kami warga Serikat Yesus juga mengenangkan pesta nama Ordo; St.Ignatius Loyola menamakan kelompok atau ordo yang didirikannya dengan ditandai nama Yesus, dengan harapan para pengikutnya senantiasa berusaha untuk menjadi sahabat-sahabat Yesus, taat dan setia meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus maupun mentaati dan melaksanakan sabda-sabdaNya. Hari ini juga merupakan Hari Perdamaian Sedunia, dengan harapan dalam mengarungi tahun-tahun yang akan kita lewati hendaknya senantiasa mengusahakan dan memperdalam hidup damai, bersahabat atau bersaudara dengan siapapun tanpa pandang bulu. Warta Gembira hari ini juga mengkisahkan pemberian nama Penyelamat Dunia yang baru saja dilahirkan dan diberi nama Yesus, sebagaimana diwartakan oleh malaikat kepada SP Maria, maka hari ini juga menjadi Pesta SP Maria Bunda Allah, Bunda Penyelamat Dunia. Angka 13 (tiga belas) sering dikatakan sebagai angka sial, maka di dalam pesawat atau tempat-tempat tertentu tidak ada kursi nomor 13, angka tersebut dihindari. Mungkinkah tahun 2013 yang mulai kita tapaki hari ini juga banyak masalah, tantangan dan hambatan yang membuat sial hidup kita? Marilah kita hadapi tahun 2013 ini dengan semangat ular yang mau menangkap mangsanya. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk menelusuri tahun 2013 dengan semangat yang menandai nama kita masing-masing, mengingat dan memperhatikan bahwa nama yang kita kenakan atau diberikan kepada kita kiranya memiliki harapan atau dambaan tertentu pada kita.
"Ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya." (Luk 2:21)
"Sunat adalah tanda fisik 'perjanjian dengan Yahweh dan melambangkan integrasi dalam hidup keagamaan bangsa Yahudi. Maka kiasan berupa 'sunat hati' mengungkapkan kesetiaan terhadap Yahweh. Ungkapan 'tak bersunat' adalah sinonim orang kafir" (Xavier Leon-Dufour: Ensiklopedi Perjanjian Baru, Penerbit Kanisius – Yogyakarta 1990, hal 523). Menurut tradisi Yahudi anak laki-laki pada usia delapan hari harus disunat, dengan kata lain ada harapan agar anak yang bersangkutan senantiasa setia pada kehendak dan perintah Tuhan sampai mati. Secara medis sunat merupakan salah satu cara untuk menjaga kebersihan alat kelamin laki-laki atau penis. Maka dalam rangka mengenangkan pemberian nama Yesus kepada Penyelamat Dunia serta penyunatanNya hari kita, kita semua diingatkan dan diajak untuk senantiasa mengusahakan kebersihan atau kesucian diri kita masing-masing, dan antara lain dengan senantiasa setia pada perintah dan kehendak Allah dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimanapun dan kapan pun.
Kami percaya bahwa nama apapun yang diberikan kepada kita atau kita pilih sendiri untuk menandai diri kita pasti ada harapan agar kita senantiasa tumbuh berkembang sebagai orang yang cerdas beriman sampai mati, baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk senantiasa bekerjasama tumbuh berkembang sebagai pribadi yang cerdas spiritual, sehingga hidup bersama dimana pun dan kapan pun dalam keadaan damai sejahtera, aman tenteram. Sebagai orang yang beriman kepada Bunda Maria kita juga dapat meneladan Bunda Maria, Bunda Allah, sehingga kita semua juga layak disebut sebagai sahabat-sahabat Yesus. Tentu saja secara khusus kami mengingatkan dan mengajak rekan-rekan Yesuit untuk setia menjadi sahabat-sahabat Yesus, sehingga semakin lama kita semakin dikasihi oleh Allah dan sesama manusia, dan dengan demikian juga semakin banyak generasi muda untuk bergabung ke dalam Serikat Yesus.
Kami mengajak segenap anggota Lembaga Hidup Bakti, para biarawan dan biarawati untuk setia pada semangat atau spiritualitas pendiri, yang singkatan namanya juga anda kenakan di belakang nama anda masing-masing. Kemerosotan moral hemat saya juga mengena pada para imam, bruder maupun suster, sehingga dalam berkarya mereka sering hanya mengikuti selera pribadi saja, tidak mengikuti tata tertib atau peraturan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Hukum Kanonik maupun Konstitusi Tarekat masing-masing. Dalam berkarya kiranya kita juga dapat meneladan Penyelamat Dunia, yang 'melepaskan ke Allah-an atau kebesaran-Nya' dengan menjadi sama seperti kita manusia kecuali dalam hal dosa, dengan kata lain hendaknya dalam berkarya dijiwai oleh misteri Inkarnasi.
"Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah" (Gal 4:5-7)
Hukum atau aneka peraturan dan tata tertib dibuat dan diberlakukan agar mereka yang berada di wilayah hukum tersebut hidup saling mengasihi, sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan. Jika diperhatikan bahwa banyak orang untuk mentaati hukum atau peraturan saja masih sulit, maka untuk hidup dan bertindak saling mengasihi kiranya masih jauh dari kenyataan dan masih dalam harapan atau impian. Dalam tataran nilai ada tiga macam tingkat, yaitu nilai sopan santun, nilai hukum dan nilai moral. Nilai sopan santun pada umumnya berlaku untuk kalangan atau kelompok terbatas pada suku-suku tertentu, dan ada perbedaan di antara suku-suku yang ada, nilai hukum berlaku di wilayah yang lebih luas, sedangkan nilai moral berlaku dimana saja dan kapan saja, tidak terikat oleh ruang dan waktu.
Sebagai orang beriman, yang percaya kepada Tuhan, kita diharapkan hidup dan bertindak berpedoman atau berpegang pada nilai-nilai moral. Nilai moral yang paling mendasar atau tertinggi adalah cintakasih, dan jika orang sungguh hidup dan bertindak saling mengasihi maka hidup bersama dalam keadaan damai sejahtera atau baik. Apa yang disebut baik senantiasa berlaku secara universal, kapan saja dan dimana saja. Tanda bahwa kita semua saling mengasihi atau baik adalah jiwa kita dalam keadaan selamat semuanya, maka keselamatan jiwa manusia hendaknya senantiasa menjadi barometer atau patokan keberhasilan hidup dan karya kita dimana pun dan apapun. 
"TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera" (Bil 6:24-26). Kutipan ini kiranya membesarkan dan meneguhkan harapan dan usaha kita bersama untuk mengusahakan hidup baik dan damai sejahtera. Maka jika dalam hidup sehari-hari harus menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan, arahkan hati, jiwa, akal budi dan tubuh anda kepada Tuhan, karena berkat atau rahmatNya akan membekali atau mempersenjatai kita. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita akan mampu mengatasi aneka hambatan, tantangan dan masalah. Maka ingatlah, sadari dan hayati bahwa kita semua adalah ciptaan Tuhan, yang diciptakan untuk memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi Tuhan demi keselamatan jiwa kita. Maka hendaknya aneka kekayaan, harta benda atau keterampilan dan kecakapan difungsikan untuk mengejar tujuan kita diciptakan, yaitu demi keselamatan jiwa manusia.
"Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.  Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu."
(Mzm 67:2-3.5-6)
"Selamat natal 2012 dan tahun baru 2013"
Ign 1 Januari 2013         

31 des


"Orang kepunyaanNya tidak menerimanNya"
(1Yoh 2:18-21; Yoh 1:1-18)
"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya." (Yoh 1:1-18), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Melihat dan percaya merupakan cirikhas Injil Yohanes, murid terkasih Yesus Kristus. Melihat merupakan salah satu indra dari pancaindra kita yang penting, dan banyak orang melihat sesuatu pada umumnya tergerak untuk melakukan sesuatu juga, misalnya melihat makanan enak langsung percaya bahwa makanan itu enak dan kemudian dilahapnya sampai habis. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk memfungsikan mata atau indra penglihatan sebaik mungkin seraya membuka hati sepenuhnya untuk melihat karya penyelenggaraan Ilahi/Allah dalam ciptaan-ciptaanNya di bumi ini. Allah hadir dan berkarya kapan saja dan dimana saja melalui ciptaan-ciptaanNya, yang antara lain menganugerahi pertumbuhan serta perkembangan kepada ciptaan-ciptaanNya untuk tumbuh berkembang sesuai dengan kehendakNya. Warta Gembira hari ini secara implicit menceriterakan perihal Sabda yang telah hadir sebagai Manusia, Allah yang menjadi Manusia hina seperti kita kecuali dalam hal dosa. Ia telah 'melepaskan kebesaran atau ke Allah-anNya' dan menjadi sama seperti kita kecuali dalam hal dosa, maka hanya orang-orang yang juga bertindak demikian akan mampu menangkap dan mengimani kehadiranNya. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan anda sekalian untuk senantiasa hidup dan bertindak dengan rendah hati. Kita kiranya dapat bercermin pada para gembala domba yang menjadi saksi pertama kelahiran atau kehadiranNya di dunia ini.
·   "Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir." (1Yoh 2:18). Hari ini adalah hari terakhir tahun 2012 dan besok kita memasuki hari pertama Tahun Baru 2013. Kutipan di atas ini mengatakan bahwa 'antikristus akan datang", yang dimaksudkan kiranya bahwa pada tahun 2013 yang akan datang kita akan menghadapi banyak masalah, tantangan dan hambatan. Masalah kemiskinan, persaudaraan sejati dan lingkungan hidup yang menjadi keprihatinan kita dan telah dicoba dibicarakan dan diperjuangkan untuk diatasi, kiranya malah semakin marak saja. Tawuran antar kelompok atau desa semakin marak, pembabatan hutan semakin tak terkendali dan kemiskinan juga semakin memprihatinkan. Tak ketinggalan juga aneka bencana alam terjadi silih berganti, bertubi-tubi , tiada henti. Semoga pengalaman selama tahun 2012 menjadi pembelajaran kita bersama untuk memasuki Tahun Baru 2013, dan semoga kita semua semakin cermat, cerdas, tertib, tekun dst.. dalam melaksanakan segala sesuatu, terutama dalam menghadapi semangat materialistis atau penyembahan berhala modern, antara lain berupa aneka macam sarana-prasarana canggih masa kini seperti Ipat, HP dll… Sadar dan tidak jika kita tak terkendali dalam menggunakan sarana-prasarana canggih masa kini, kehancuran hidup bersama akan segera tiba dan mungkin juga bagi sementara orang juga merupakan akhir hidupnya di dunia ini.
"Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah gemuruh laut serta isinya, biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, maka segala pohon di hutan bersorak-sorai di hadapan TUHAN, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya" (Mzm 96:11-13)
Ign 31 Desember 2012