Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 24 Agustus 2012

Mg Biasa XXI


Mg Biasa XXI : Yes 24:1-2a.15-17.18b; Ef 5:21-32; Yoh 6:60-69
"Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."

Setiap agama memiliki sesuatu yang dianggap 'misteri', entah itu berupa ajaran atau informasi, sesuatu yang hanya dapat diimani dan dihayati, namun tak mungkin dikuasai atau dimengerti secara logis oleh otak kita yang serba terbatas. Ketika orang saling mengasihi dan kasih mereka semakin mendalam, misalnya antar suami dan isteri, pada umumnya semakin mengenal dan dekat serentak juga semakin banyak hal yang menjadi misteri, yang tak mungkin difahami atau dimengerti oleh akal sehat kita. Memang semakin orang memberikan dirinya semakin menimbulkan pertanyaan atau ketidak-percayaan juga, apalagi bagi orang yang kurang beriman, kurang hidup dalam dan oleh kasih sejati. Kasih yang juga mungkin sulit difahami adalah kasih ibu bagi anak-anaknya, sebagaimana dikumandangkan dalam sebuah lagu "Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia" . Yesus semakin mewahyukan Jati Dirinya, antara lain melalui muzijat maupun sabdaNya, yang menimbulkan pertanyaan serta banyak pendengarNya mengundurkan diri. Sebagai orang beriman kiranya kita semua diajak meneladan Petrus, yang menghadapi ajaran baru dan sulit difahami, akhirnya berkata "Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." (Yoh 6:68-69)

"Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." (Yoh 6:68-69)
Sabda-sabda atau firman-firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci kiranya tak mungkin semuanya dapat difahami oleh akal sehat kita, antara lain perihal Yesus yang adalah "Yang Kudus dari Allah" alias Yesus adalah Allah yang menjadi Manusia sama seperti kita kecuali dalam hal dosa. Hanya yang beriman kepada Yesus Kristus dapat memahaminya dalam hati dan akhirnya menjadi nyata dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Maka ada pepatah 'dalamnya laut dapat diduga dalamnya hati siapa tahu', apa yang ada dalam hati pada umumnya sulit diketahui, namun dapat terwujud atau menjadi nyata dalam cara hidup dan cara bertindak.

Kerajaan Allah adalah 'kerajaan hati', maka sebagai orang yang beriman kepada Allah, marilah kita 'olah hati atau batin' kita agar kita mampu memahami apa yang disabdakan atau difirmankan oleh Allah. Apa yang diimani oleh Pertrus diatas erat kaitannya dengan Tubuh dan Darah Kristus, yang kita terima setiap kali berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi berupa 'roti dan anggur murni' yang telah dikonsekrir. Bukankah kita yang beriman kepada Yesus Kristus sungguh menghormati dan mengimani bahwa ketika kita menerima komuni kudus berarti menerima Allah sendiri yang menjiwai hidup kita, sehingga kita menghayati diri sebagai yang disatukan dengan Allah dan kemudian mau tak mau hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah? Maka baiklah saya mengingatkan kita semua, yang sering menerima komuni kudus, untuk hidup dan bertindak demi hidup kekal, hidup mulia dan bahagia selamanya di sorga setelah meninggal dunia atau dipanggil Tuhan.

Mendambakan hidup kekal atau bahagia selamanya di sorga setelah meninggal dunia berarti cara hidup dan cara bertindak selama di dunia ini dijiwai oleh keutamaan harapan. Tanda orang hidup dan bertindak dalam harapan antara lain senantiasa tetap bergairah, dinamis dan ceria dalam menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan kehidupan, yang lahir dari kesetiaan dan ketaatan kita pada kehendak Allah. Sebagai pelajar tetap bergairah dan dinamis dalam tugas belajar, sebagai pekerja tetap bergairah dan dinamis dalam bekerja dst.., dengan demikian sebagai pelajar maupun pekerja senantiasa menarik, memikat dan mempesona bagi orang lain dan banyak orang tergerak untuk mendekat dan bersahabat. Orang yang hidup dalam harapan tak akan pernah mengundurkan diri atau mangkir dari aneka macam masalah, tantangan dan hambatan kehidupan, melainkan tetap melangkah maju terus bersama Allah yang memanggil dan mengutus, karena percaya bahwa "Allah mengutus kita, membekali kita dan akan menyelesaikan tugas pengutusan yang dibebankan kepada kita"

"Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus….. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat" (Ef 5:21.32)
Paulus menggambarkan kasih Yesus Kristus kepada jemaat bagaikan relasi kasih antar suami-isteri yang sungguh saling mengasihi, sehidup semati, tanpa syarat sedikitpun. "Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela." (Ef 5:27). Para suami-isteri yang sungguh saling mengasihi secara total satu sama lain kiranya dapat memahami apa yang dikatakan oleh Paulus kepada umat di Efesus ini, maka kami berharap para suami-isteri dapat menjadi teladan atau inspirasi dalam meruskan atau mewartakan kasih Tuhan bagi orang lain. 

Kasih Tuhan kepada kita, umat manusia, memang sungguh luar biasa, sulit dijelaskan atau digambarkan dengan tepat, maka Paulus mengatakannya sebagai 'rahasia besar' atau yang benar adalah 'misteri'. Apa yang disebut misteri memang tak terfahami oleh otak kita yang serba terbatas, namun dapat dinikmati bagi orang yang mengimani. Maka cintakasih sejati memang juga tanpa batas alias bebas sama sekali, artinya jika kita saling mengasihi berarti kita saling membebaskan atau jika kita mengasihi orang lain berarti membantu orang lain untuk hidup bebas merdeka, tak memiliki kelekatan tak teratur terhadap ciptaan-ciptaan Tuhan didunia ini.

Sebagai orang beriman atau beragama kita semua dipanggil untuk hidup dan bertindak saling mengasihi satu sama lain, maka dengan ini kami berharap segenap umat beriman atau beragama sungguh mengusahakan hidup bersama yang penuh dengan persaudaraan atau persahabatan sejati. Hari ini kiranya merupakan hari terakhir bagi kebanyakan dari kita menikmati liburan Idul Fitri untuk menikmati hidup persaudaraan atau persahabatan sejati dengan keluarga, sanak-kerabat, handai-taulan dan kenalan-kenalan. Maka kami berharap semoga apa yang telah dinikmati tersebut tidak hilang, tanpa bekas, melainkan terus  diperdalam dan diperkembangkan di tempat kerja atau belajar, yang pada umumnya mulai besok pagi dimulai untuk bekerja atau belajar

"Dari ujung bumi kami dengar nyanyian pujian: "Hormat bagi Yang Mahaadil!" Tetapi aku berkata: "Kurus merana aku, kurus merana aku. Celakalah aku! Sebab para penggarong menggarong, ya, terus-menerus mereka melakukan penggarongannya!"Hai penduduk bumi, kamu akan dikejutkan, akan masuk pelubang dan jerat!" (Yes 24:16-17). Apa yang diserukan atau diingatkan oleh nabi Yesaya ini kiranya baik kita renungkan dan hayati. Kita diharapkan mendengarkan dengan rendah hati nyanyian pujian "Hormat bagi Yang Mahadil", serta kemudian kita dipanggil untuk senantiasa bertindak adil terhadap siapapun dan dimana pun. Keadilan yang paling mendasar hemat saya adalah hormat terhadap hak azasi manusia atau harkat martabat manusia. Maka hendaknya kita jangan saling melecehkan atau merendahkan, melainkan senantiasa saling menjunjung tinggi dan menghormati dalam situasi maupun kondisi apapun.

"Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya"
(Mzm 34:16-19)
Ign 26 Agustus 2012
 

25 Agt

"Barangsiapa terbesar di antara kamu hendaklah menjadi pelayanmu"
(Yeh 43:1-7a; Mat 23:1-12)

" Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Mat 23:1-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sabda hari ini mengingatkan kita semua, umat beriman atau beragama, agar dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari senantiasa rendah hati atau tidak menyombongkan diri. "Barangsiap terbesar di antara kamu, hendaknya ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan", demikian sabdaNya yang hendaknya kita renungkan dan hayati dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Salah satu cara untuk melatih diri hidup dan bertindak dengan rendah hati adalah tidak mudah mengeluh atau menggerutu ketika dalam hidup sehari-hari menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan selera pribadi atau berkenan di hati, entah itu berupa makanan atau minuman, situasi atau kondisi, tugas atau pekerjaan dst.. Dengan kata lain hendaknya jangan hanya mengikuti selera pribadi atau aturan sendiri, melainkan berlatihlah untuk senantiasa mentaati dan melaksanakan tata tertib atau aturan sekecil apapun dalam hidup dan kerja kita bersama. Hendaknya membiasakan diri untuk siap sedia diatur atau diperintah tanpa mengeluh atau menggerutu. Yang mungkin dapat kita latih bersama serta saling mengingatkan satu sama lain, hemat saya yang terkait dengan makanan dan minuman. Dalam hal makan dan minum hendaknya berpedoman pada apa yang sehat dan tidak sehat, bukan enak dan tidak enak, dan kemudian senantiasa mengkonsumsi apa sehat, meskipun tidak enak. Jika dalam hal makan dan minum kita tidak menghadapi masalah, maka kami percaya kita akan dengan mudah hidup dan bertindak dengan rendah hati.

·   "Roh itu mengangkat aku dan membawa aku ke pelataran dalam, sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan TUHAN. Lalu aku mendengar Dia berfirman kepadaku dari dalam Bait Suci itu -- orang yang mengukur Bait Suci itu berdiri di sampingku -- dan Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku" (Yeh 43:5-7a). Kutipan ini kiranya mengingatkan kita semua pentingnya bagi kita untuk tidak melupakan hidup doa atau beribadat di  tempat-tempat suci atau tempat ibadat. Atau sebagai orang beriman atau beragama hendaknya hati, jiwa dan pikiran kita senantiasa terarah kepada Yang Ilahi, perkara-perkara rohani atau spiritual, meskipun yang kita kerjakan atau lakukan bersifat duniawi. Dengan kata lain kita diajak untuk mengusahakan hidup suci, baik dan berbudi pekerti luhur dengan berpartisipasi pada seluk-beluk duniawi alias hidup mendunia atau membumi. Ingatlah dan sadari bahwa bumi dengan seluruh isinya adalah 'takhta Allah', Allah hidup dan berkarya baik dalam diri manusia, binatang maupun tanaman, yang berpengaruh dalam perkembangan dan pertumbuhan apa yang ada di muka bumi ini. Hendaknya kita memiliki keterbukaan hati, jiwa, akal budi dan tenaga terhadap aneka bentuk pertumbuhan dan perkembangan ciptaan-ciptaan Allah di bumi ini. Maka salah satu bentuk atau usaha yang hendaknya kita usahakan bersama-sama pada masa kini adalah menjaga lingkungan hidup tetap enak untuk didiami; hendaknya jangan merusak atau menghancurkan lingkungan hidup seenaknya, karena dengan demikian anda berarti bunuh diri pelan-pelan serta mencelakakan anak-cucu di masa depan. Marilah kita sadari dan hayati juga bahwa masing-masing dari kita adalah 'bait suci Allah', karena Allah hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.

"Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan diam di negeri kita.Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit.Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan" (Mzm 85:10-14)
Ign 25 Agustus 2012

Kamis, 23 Agustus 2012

24 Agt

"Mari dan lihatlah!"
(Why 21:9b-14: Yoh 1:45-51)

"Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia." (Yoh 1:45-51), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Bartolomeus. rasul, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Dalam kutipan Warta Gembira di atas cukup banyak digunakan kata 'melihat', dan memang penginjil Yohanes memaksudkan arti mendalam dari kata dan tindakan 'melihat'. Apa yang kita lihat pada umumnya akan mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak kita, apalagi melihat segala sesuatu dengan cara Tuhan atau bersama dan bersatu dengan Tuhan. Apa yang disabdakan oleh Yesus "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia" akan menjadi kenyataan. Yang dimaksudkan dengan Anak Manusia di sini adalah Yesus sendiri, namun demikian semua umat yang sungguh beriman pada hemat kami juga layak disebut 'alter Christi'. Maka sabda Yesus tersebut hemat saya merupakan ajakan bagi kita semua untuk melihat malaikat-malaikat Allah yang turun naik kepada segenap umat beriman. Itulah tugas kerasulan atau perutusan kita semua, umat beriman, untuk saling melihat karya Allah dalam diri kita yang lemah daa rapuh ini. "Rasul" berarti yang diutus, dan setiap umat beriman memiliki dimensi rasuli, artinya memiliki tugas pengutusan untuk melihat dan menyebarluaskan karya Allah dalam tiap umat beriman. Kita juga dapat meneladan Filipus atau Natanael/Barolomeus: meneladan Filipus berarti mengajak orang lain untuk bertemu dengan Tuhanb, sedangkan meneladan Natanael atau Bartolomeus berarti senantiasa siap sedia untuk diajak orang lain menghadap Tuhan, semakin beriman, semakin tumbuh berkembang sebagai pribadi yang  cerdas beriman.

·   "Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." (Why 21:9). Yang dimaksudkan dengan mempelai Anak Domba orang yang sungguh dikasihi oleh Tuhan maupun sesamanya, orang suci, orang yang sungguh membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui cara hidup dan cara bertindaknya setiap hari, orang yang tidak pernah menyakiti sesamanya sedikitpun atau tidak pernah menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk melakukan dosa atau perilaku jahat. Kutipan di atas ini kiranya juga dapat kita hayati, antara lain dengan mengajak saudara-saudari kita ke tempat-tempat suci, entah itu tempat ibadat atau tempa ziarah, guna mengajak mereka berdoa atau berdevosi, misalnya di tempat-tempat ziarah gua Maria untuk berdevosi kepada Bunda Maria, teladan umat beriman. Marilah kita perdalam dan tingkatpan devosi kita kepada Bunda Maria, entah dengan berdoa atau meneladan ketaatan dan kesetiaan Bunda Maria kepada kehendak Tuhan. Taat dan setia pada kehendak Tuhan pada masa ini hemat saya sungguh mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan, mengingat dan memperhatikan cukup banyak orang kurang setia dan taat kepada kehendak Tuhan dan hidup serta bertindak hanya mengikuti selera atau keinginan pribadi. Secara khusus kami berharap kepada rekan-rekan perempuan untuk dapat menjadi  "perempuan pengantin, mempelai Anak Domba", alias menjaga kesucian hidupnya serta memperdalam dan memperkembang-kannya dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun.

"Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu.Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya" (Mzm 145:10-13)
Ign 24 Agustus 2012

Rabu, 22 Agustus 2012

23 Agt

"Banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih."
(Yeh 36:23-28; Mat 22:1-14)

"Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih." (Mat 22:1-14), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Seleksi senantiasa diadakan dalam aneka pendaftaran anggota-anggota baru dalam kehidupan, panggilan atau kerja atau belajar. Usaha seleksi tersebut diadakan dalam rangka memilih pribadi-pribadi yang dianggap layak dan mampu, misalnya untuk menjadi imam, bruder atau suster. Apa yang terjadi di dalam perjalanan karya Seminari Menengah Mertoyudan, misalnya, kiranya apa yang disabdakan oleh Yesus di atas sungguh menjadi kenyataan: rata-rata mereka yang sampai ditabiskan menjadi imam, terhitung sejak masuk Seminari Menengah Mertoyudan pada umumnya tidak lebih dari 20%. Hal yang senada kiranya juga dapat terjadi dalam pemilihan jodoh, khususnya bagi rekan-rekan perempuan yang cantik: banyak pemuda berusaha mendekatinya, namun akhirnya hanya satu yang terpilih. Yang lebih jelas lagi adalah dalam hal pembuahan, dimana ada jutaan sperma ingin bersatu dengan sel telor dan hanya satu yang berhasil. Sabda hari ini kiranya mengajak kita semua untuk lebih menekankan kwalitas daripada kwantitas, mutu daripada jumlah. Pertama-tama dan terutama kami berharap di karya pendidikan atau sekolah masalah kwantitas lebih diutamakan daripada  kwantitas, khususnya dalam hal kurikulum. Ingat bahwa jika kurikulum 'terlalu gemuk' maka akan sulit berjalan atau bergerak, sedangkan ketika langsing akan lebih mudah berjalan dan bergerak.

·   "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya" (Yeh 36:26-27). Kutipan ini mengingatkan dan mengajak kita semua perihal 'hidup baru' yang telah kita tempuh dan geluti, misalnya pelajar/mahasiswa baru, suami-isteri baru, pekerja baru, imam, bruder atau suster baru. Diharapkan dalam menempuh hidup baru juga dengan cara baru, sesuai dengan ketetapan atau peraturan yang dianugerahkan Tuhan, antara lain berupa janji-janji yang diikrarkan ketika mengawali hidup baru. Semoga janji-janji tersebut merasuk ke dalam hati dan batin, sehingga mempengaruhi atau menjiwai cara hidup dan cara bertindak sebagai orang yang terpilih untuk menempuh hidup baru. Ingatlah dan sadari bahwa apa yang ada dalam hati dan batin kita mempengaruhi pikiran kita dan apa yang kita pikirkan pada umumnya menjadi nyata dalam apa yang akan kita kerjakan. Kita semua juga diharapkan tidak memiliki hati yang keras, membatu, yang berarti tak mungkin dimasuki apapun; milikilah hati yang empuk sehingga mudah ditusuk, sebagaimana sering menjadi symbol 'hati yang tertusuk panah' berarti saling mengasihi. Biarlah hati kita ditusuk atau disakiti sebagaimana Hati Yesus ditusuk oleh tombak dan mengalirkan darah dan air segar, lambang anugerah-anugerah atau sakramen-sakramen yang menyelamatkan. Semoga dari hati kita senantiasa keluar apa yang menghidupkan dan menggairahkan.

"Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu" (Mzm 51:12-15)
Ign 23 Agustus 2012

Selasa, 21 Agustus 2012

22 Agt


"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan"
(Yes 9:1-3.5-6; Luk 1:26-38)

"Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia." (Luk 1:26-38), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta SP Maria, Ratu, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Seorang ratu atau permaisuri raja pada umumnya menjadi idola dan pujaan banyak orang, sebagaimana Ratu Elisabeth di Inggris dll. . Hari ini kita kenangkan SP Maria sebagai Ratu, dan kiranya yang dimaksudkan adalah Ratu bagi umat beriman, maka SP Maria juga menjadi idola atau pujaan dan teladan bagi umat beriman. Sebagai umat beriman kita dapat meneladan ketaatannya kepada panggilan dan kehendak Tuhan, yang diungkapkan dalam kata-kata "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu". Hamba yang baik memang senantiasa taat dan setia pada tuannya, maka jika kita  dipanggil untuk menjadi hamba Tuhan, sebagai orang beriman, kita diharapkan senantiasa setia dan taat pada kehendak Tuhan, yang menjadi nyata dalam cara hidup dan cara bertindak yang senantiasa berusaha untuk membahagiakan dan menyelamatkan orang lain, sebagaimana seorang hamba senantiasa berusaha membahagiakan dan menyelamatkan tuannya. Berusaha membahagiakan dan menyelamatkan orang lain kiranya tak akan terlepas dari aneka tantangan, masalah dan hambatan, namun demikian marilah kita hadapi dan sikapi semua tantangan, masalah dan hambatan dalam Tuhan alias dalam tuntunan Roh Kudus, karena dengan demikian kita pasti akan mampu mengatasi atau menyelesaikannya. SP Maria menjadi pelindung dan teladan bagi orang yang terpanggil, maka marilah kita berbakti atau berdevosi kepada SP Maria, misalnya dengan berdoa Rosario atau berziarah ke tempat-tempat peziarahan SP Maria untuk berdoa mohon perlindungan dan doa-doanya dalam menghayati panggilan.
·   "Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan." (Yes 9:1-2). Di hadapan Tuhan atau bersama dan bersatu dengan Tuhan kita dapat bersorak-sorak dan bersukacita alias tak akan pernah merasa sedih atau frustrasi dalam situasi dan kondisi apapun. Dalam dan bersama dengan Tuhan kita akan mampu mengatasi aneka bentuk kegelapan, entah itu berupa kekacauan, kesemrawutan, kebingungan atau ketidak-jelasan. Dengan kata lain hendaknya dalam menghadapi semuanya itu diawali dengan doa lebih dahulu, paling tidak sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus membuat tanda salib. Percayalah, sebagaimana Bunda Maria sejak menanggapi panggilan Tuhan senantiasa harus menderita dan dari penderitaannya ia senantiasa mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, jika kita juga mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan maka kita akan mampu mengatur kekacauan, menata kesemrawutan, memperjelas kebingungan dst.. Hadapi dan sikapi segala sesuatu dalam kegembiraan dan keceriaan, karena dengan demikian anda akan mampu menemukan jalan atau cara yang baik dan tepat dalam menghadapi segala sesuatu. Jangan pernah mengeluh atau menggerutu ketika karena taat dan setia pada kehendak Tuhan harus menderita atau bekerja keras.
"Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya. Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil." (Mzm 112:1-4)
Ign 22 Agustus 2012

Minggu, 19 Agustus 2012

20 Agt

"Kasih yang Engkau berikan kepadaKu ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka"
(Sir 15:1-6; Yoh 17:20-26)

"Bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka." (Yoh 17:20-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Abas adalah seseorang yang memiliki panggilan dan tugas pekerjaan untuk memimpin sebuah komunitas hidup bakti kontemplatif, seperti Biara Trapis Rowoseneng- Jawa Tengah. Salah satu tugas utama dan pertama-tama bagi seorang pemimpin adalah sebagai pemersatu anggota-anggotanya, dan tugas itu antara lain dilakasanakan dengan sering wawancara bersama anggota-anggotanya atau mendoakan anggota-anggotanya. Maka dengan ini kami berharap kepada siapapun yang bertugas atau berfungi sebagai pemimpin untuk senantiasa mengusahakan persatuan dan persahabatan sejati antar anggota-anggotanya maupun mendoakannya agar mereka/anggota-anggotanya juga berusaha sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing mengusakan persatuan atau persahabatan sejati. Salah satu sarana pemersatu antar anggota antara lain adalah visi atau spiriritualitas hidup  dan panggilan bersama, sebagaimana telah dihayati dan dicanangkan oleh pendiri hidup bersama atau lembaga hidup bakti yang bersangkutan. Baiklah jika semua anggota sungguh berusaha memahami visi atau spiritualitasnya serta kemudian dengan kerja keras dan bantuan rahmat Tuhan berusaha menghayatinya dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun. Tentu saja para pemimpin diharapkan dapat menjadi teladan dan unggul dalam penghayatan visi atau spiritualitas. Kepada segenap umat beriman kami harapkan hidup dan bertindak dijiwai oleh iman, sebagai suami-isteri hendaknya setia pada janji perkawinan, sebagai orang yang telah dibaptis hendaknya setia menghayati janji baptis dst.. Persatuan atau persaudaraan sejati antar kita semua pada masa kini hemat saya sungguh mendesak untuk dihayati dan disebarluaskan.

·   "Begitulah perbuatan orang yang takut akan Tuhan, dan siapa yang melekat pada Taurat memperoleh kebijaksanaan. Seperti ibu kebijaksanaan menjemput dia, dan bagaikan isteri yang masih perawan menyambutnya. Kebijaksanaan memberi dia makanan pengertian, dan memberi minum air kebijaksanaan.Bersandar kepadanya orang tidaklah goncang, yang percaya padanya tidak dikecewakan." (Sir 15:1-4). Kutipan ini mengajak dan mengingatkan kita semua agar dalam cara hidup dan cara bertindak kita senantiasa berusaha untuk bijak, dan mungkin tak mungkin sampai bijaksana. Bijaksana ada dalam Diri Tuhan sendiri, dan pada diri kita manusia paling tinggi hanya dapat bijak. Memang untuk itu kita harus mendalami kebijaksanaan, yang antara lain dapat kita temukan dalam sabda Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Maka marilah kita rajin membaca dan merenungkan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, maaf kalau saya terkesan sombong, sebagaimana saya usahakan dan sebarluaskan setiap hari. Dengan kata lain jika kita mendambakan jadi orang bijak, marilah kita hidup dan bertindak sesuai dengan sabda Tuhan, sebagaimana para gembala kita, para uskup, juga mengambil motto dari sabda Tuhan dalam rangka menghayati panggilan dan melaksanakan tugas pengutusannya. Bukan banyaknya teks kitab suci yang kita baca dan kuasai, melainkan kedalaman penghayatan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, dan mungkin hanya satu atau dua kalimat singkat dari Kitab Suci. Kebijakan sejati memang terletak pada satunya omongan dan tindakan, wacana dan perilaku. Marilah kita berusaha melaksanakan apa yang kita katakana atau nasihatkan kepada orang lain.

'Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada para bangsawan.Segala bangsa mengelilingi aku -- demi nama TUHAN, sesungguhnya aku pukul mereka mundur. Mereka mengelilingi aku, ya mengelilingi aku -- demi nama TUHAN, sesungguhnya aku pukul mereka mundur. Mereka mengelilingi aku seperti lebah, mereka menyala-nyala seperti api duri, -- demi nama TUHAN, sesungguhnya aku pukul mereka mundur."
 (Mzm 118:9-12)
Ign 20 Agustus 2012