Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Sabtu, 27 April 2013

Minggu Paska V

Minggu Paska V : Kis 14:21b-27; Why 21:1-5a; Yoh 13:31-33a.34-35

" Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Seorang tokoh atau pemimpin yang sangat berpengaruh dalam kehidupan bersama ketika akan mengundurkan diri, pada umumnya pesan atau kata-katanya sungguh didengarkan dan diusahakan untuk dihayati dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari oleh mereka yang ditinggalkannya. Setelah bangkit dari mati Yesus sering menampakkan Diri kepada para muridNya dan tidak lama lagi Ia akan naik ke sorga, kembali ke Allah Bapa yang mengutusNya. Dalam Warta Gembira hari ini Yesus menyampaikan pesan dan ajaran-ajaran khusus kepada para muridNya, Ia mengingatkan apa yang telah Ia ajarkan kepada mereka. Pesan ini kiranya juga terarah kepada kita semua yang beriman kepadaNya, maka marilah kita renungkan dan hayati dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yoh 13:34-35)

Ajaran saling mengasihi kiranya disampaikan oleh semua orang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur, dan saya percaya bahwa para orangtua senantiasa mengajarkan kepada anak-anaknya untuk senantiasa hidup saling mengasihi satu sama lain. Jika kita semua sungguh hidup saling mengasihi maka hidup bersama dimana pun dan kapan pun akan enak dan nikmat adanya, menarik, mempesona dan mengundang banyak orang untuk mendekat dan bersahabat. Memang saya percaya bahwa semua orang berusaha untuk hidup saling mengasihi, namun sering ada keterbatasan atau ketidak-tahuan akan apa itu saling mengasihi; pedoman atau acuan kasih hanya berdasarkan selera atau keinginan pribadi.

"Sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi", demikian pesan atau ajaran yang disampaikan oleh Yesus kepada para murid, kepada kita semua yang beriman kepadaNya. Kita dipanggil untuk saling mengasihi dengan acuan atau pedoman Allah telah mengasihi kita. Kasih Allah kepada kita antara lain telah menyerahkan Yang Terkasih atau Yang terbaik kepada kita semua, maka jika kita hendak saling mengasihi diharapkan saling memberikan apa yang terbaik di antara kita, tanpa syarat, atau apa yang paling berharga atau bernilai yang kita miliki. Dalam relasi antara suami-isteri hal itu antara lain menjadi nyata dengan saling memberikan yang paling bernilai atau berharga yaitu keperawanan dan keperjakaan dalam saling berhubungan seksual sebagai wujud saling mengasihi baik dalam untung dan malang, sehat maupun sakit sampai mati. Dengan kata lain para orangtua memiliki pengalaman handal perihal saling mengasihi, maka dengan ini kami harapkan pengalaman tersebut diwariskan kepada anak-anak yang dianugerahkan oleh Allah kepada anda berdua. Kami percaya bahwa kita tidak hidup sendirian, melainkan senantiasa bersama dengan orang lain baik dalam tugas belajar maupun bekerja. Pertama-tama kami ingatkan kepada anda semua yang sedang bertugas belajar alias kepada para murid, pelajar dan mahasiswa-mahasiswi.

Boroskan waktu dan tenaga anda untuk belajar, sebagai perwujudan kasih anda, dengan kata lain hendaknya tidak hanya belajar menjelang ulangan atau ujian saja, sebagaimana dilakukan kebanyakan murid, pelajar atau mahasiswa masa kini. Demi keadilan hendaknya diusahakan setiap hari belajar selama kurang lebih 8 (delapan) jam secara efektif, efisien dan afektif. Konkretnya jika di sekolah pada umumnya telah 6(enam) jam belajar, maka di rumah hendaknya selama 2 (dua) jam belajar, jika di sekolah hanya 4 (empat) jam, maka di rumah juga 4 (empat) jam dst.. Demikian juga para pekerja kami harapkan bekerja selama 8 (delapan) jam secara efektif, efisien dan afektif. Tanda bahwa anda dalam dan oleh kasih dalam belajar atau bekerja adalah anda menjadi terampil dalam belajar atau bekerja.

Yesus juga berpesan kepada kita semua yang beriman kepadaNya bahwa tanda kita beriman kepadaNya adalah hidup saling mengasihi. Kasih hendaknya tidak hanya manis di mulut, hanya dalam wacana atau omongan saja, melainkan pertama-tama dan terutama dalam dan melalui tindakan atau perilaku. Kasih tanpa perilaku bagaikan tong kosong berbunyi nyaring alias kebohongan atau sandiwara. Pembohong yang tidak bertobat akan semakin besar kebohongannya, permainan sandiwara hanya tahan sesaat saja. Maka marilah kita jauhkan aneka kebohongan dan sandiwara kehidupan dalam cara hidup dan cara bertindak kita.  "Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan.Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman." (Kis 14:26-27)

"Menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka", inilah yang kiranya baik kita renungkan atau refleksikan. Marilah dengan rendah hati kita saling membagikan pengalaman akan Allah yang hidup dan berkarya dalam dan melalui kita yang lemah dan rapuh ini. Karya Allah atau Penyelenggaraan Ilahi dalam dan melalui diri kita tidak lain atau aneka perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi di dalam diri kita. Kami percaya bahwa setiap hari mengalami perkembangan dan pertumbuhan, dan secara khusus mengalami apa yang baik, mulia, bermoral atau berbudi pekerti luhur. Apa yang baik, mulia, bermoral dan berbudi pekerti luhur yang ada dalam diri kita inilah yang kita ceriterakan kepada orang lain. Dalam menceriterakan hendaknya rendah hati dan jujur agar tidak memberi kesan sombong atau angkuh.

Dengan saling membagikan apa yang baik, mulia, bermoral atau berbudi pekerti luhur maka kehidupan bersama kita dapat menjadi pintu yang terbuka lebar bagi orang lain yang berkehendak untuk bertobat, semakin beriman atau semakin hidup baik dan berbudi pekerti luhur. "Ia (Allah) telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman", inilah yang hendaknya kita imani. Hal merupakan ajakan bagi kita semua umat beriman untuk saling terbuka satu sama lain dengan jujur dan rendah hati alias suatu ajakan atau panggilan untuk membangun, memperdalam dan mengembangkan persaudaraan atau persahabatan sejati.

"Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." (Why 21;3-4). Kutipan ini kiranya sungguh menjadi peneguh atau penguat kita dalam membangun, memperdalam dan memperkembangkan persaudaraan atau persahabatan sejati kapan pun dan dimana pun.  "Allah ada di tengah-tengah manusia"  untuk menganugerahkan pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian semua manusia dapat semakin besar, semakin bijak, semakin dikasihi oleh Allah dan sesamanya.

Marilah kita imani atau hayati bahwa aneka kecerdasan, kepandaian, kecantikan dan ketampanan, kesehatan dan aneka bentuk harta benda yang kita miliki dan kuasai pada saat ini sungguh merupakan anugerah dan karya Allah. Dengan kata lain sebagai umat beriman hendaknya kita semua senantiasa hidup bersyukur dan berterima kasih. Hidup dengan penuh syukur dan terima kasih akan sungguh membahagiakan dan menggembirakan.

"TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya. Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu" (Mzm 145:8-11)
Ign 28 April 2013

Jumat, 26 April 2013

26 april

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup"
(Kis 13:26-33; Yoh 14:1-6)

 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh 14:1-6), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
•       Pada masa kini kiranya cukup banyak orang gelisah, misalnya sulit untuk tidur di waktu malam karena masih memikirkan sesuatu atau khawatir akan sesuatu. Orang yang demikian hemat saya hidup dan bertindak hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri, dan kurang atau tidak menjadikan Allah sebagai "jalan, kebenaran dan hidup". Jika kita senantiasa hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri dan kurang atau tidak percaya kepada Allah maupun orang lain atau saudara-saudari kita, maka dengan mudah kita akan gelisah. Beriman berarti menjadikan cara berpikir Allah 'jalan, kebenaran dan hidup' kita, dan dengan demikian kita senantiasa berpikir sebagaimana dipikirkan oleh Allah. Allah senantiasa hanya memikirkan keselamatan dan kebahagiaan umat manusia dan untuk itu Ia hidup dan berkarya dalam diri orang yang beriman kepadaNya. Bukankah kita semua beriman kepadaNya, meskipun ada yang beriman dangkal atau mendalam. Berpikir sesuai dengan pikiran Allah berarti kita senantiasa berpikir bahwa Allah hidup dan berkarya dalam diri saudara-saudari kita dan lingkungan hidup kita. Maka dalam dalam keadaan dan kondisi apapun, kapan pun dan dimana pun kita tak akan merasa sendirian, sehingga tak akan mudah gelisah meskpun kita memiliki masalah atau beban tugas/ pekerjaan berat. Kami berharap kepada kita semua umat beriman untuk senantiasa berpikir sebagaimana dipikirkan oleh Allah, dan hendaknya ingat serta sadar bahwa apa yang sedang kita pikirkan itulah yang akan kita lakukan. Percaya kepada Allah berarti percaya kepada saudara-saudari kita, maka ketika kita pergi atau tidur hendaknya tidak gelisah akan apa yang kita tinggalkan, karena semuanya akan dikerjakan oleh saudara-saudari kita yang sungguh beriman. Nikmatilah apa yang sedang anda lakukan pada saat ini.

•       "Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita,telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini" (Kis 13:32-33). Apa yang dikatakan oleh rasul Yesus atau utusan Allah ini kiranya dapat menjadi teladan atau inspirasi bagi kita semua umat beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus. Marilah kita senantiasa 'memberitakan kabar kesukaan' kepada saudara-saudari kita, tanpa pandang bulu. Apa yang kita lakukan dan katakan diharapkan senantiasa membuat orang lain suka kepada kita, dan tentu saja juga suka kepada kehendak dan perintah Allah, artinya akhirnya suka berbuat baik kepada orang lain dimana pun dan kapan pun. Semua orang mendambakan hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur, maka marilah kita bekerjasama dan saling membantu dalam usaha menjadi orang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Masing-masing dari kita kami harapkan tumbuh-berkembang menjadi pribadi yang semakin disukai oleh Allah dan semua orang, sebagaimana terjadi dalam diri Yesus,  ketika kanak-kanak tumbuh berkembang semakin bijaksana, semakin disukai oleh Allah dan  sesama manusia. Semoga kita disukai orang bukan karena penampilan fisik atau diluar yang kelihatan cantik, ganteng/tampan, pandai/cerdas, tetapi terutama karena baik hati dan berperilaku baik juga. Marilah kita sadari dan hayati bahwa kita semua telah menerima kebaikan luar biasa dari Allah melalui sekian banyak saudara-saudari kita yang telah berbuat baik kepada kita, maka selayaknya kita senantiasa bersyukur dan berterima kasih, serta mewujudkan syukur dan terima kasih itu dengan senantiasa berbuat baik kepada orang lain, tanpa pandang bulu.

"Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!"Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk." (Mzm 2:6-9)
Ign 26 April 2013

25 april

"Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya"

(1Ptr 5:5b-14; Mrk 16:15-20)

"Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya" (Mrk 16:15-20), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Markus, Pengarang Injil, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Injil adalah warta gembira atau kabar baik, maka memberitakan Injil berarti senantiasa memberitakan apa yang baik dan menggembirakan. Kami berharap kepada segenap umat beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus untuk senantiasa memberitakan apa yang baik dan menggembirakan dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari kapan pun dan dimana pun. Memang sekali lagi diri kita pertama-tama harus senantiasa baik dan gembira adanya, karena Allah senantiasa menyertai dan hidup serta bekerja dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Karena Allah hidup dan bekerja dalam diri kita maka dalam situasi dan kondisi apapun kita senantiasa ceria, gembira, dinamis, bergairah, tak pernah menggerutu atau mengeluh sedikitpun. Dengan cara hidup dan cara bertindak demikian kita sudah dapat menjadi pemberita apa yang baik dan menggembirakan. Apa yang kita lakukan dan katakan akan diwartakan atau diberitakan orang lain kepada teman-temannya. Tantangan, masalah dan hambatan untuk memberitakan apa yang baik dan menggembirakan rasanya pada masa kini sungguh banyak dan berat, mengingat dan memperhatikan gaya hidup kebanyakan orang masa kini begitu egois dan  kurang social alias kurang memperhatikan kepentingan orang lain, dan dengan demikian acuh dan tak acuh terhadap apa yang baik dan menggembirakan yang kita wartakan. Orang kurang mendengarkan apa yang terjadi di lingkungan hidupnya, dan cara hidup serta cara bertindaknya lebih dipengaruhi oleh apa yang dapat dilihat dengan mata atau indera fisik ini. Orang lebih melihat dan mengedepankan apa yang ada di luar atau yang nampak, dan kurang mampu melihat dan memperhatikan apa yang ada dalam hati dan pikiran orang lain. Sikap mental materialistis memang berlawanan dengan semangat Injil.

·    "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama" (1Ptr 5:5b-9). Iblis atau setan memang berkeliling, berkeliaran kemana-mana untuk merayu orang melakukan kejahatan. Gejala suara atau rayuan setan dapat sangat lembut dan sangat kasar atau keras. Rayuan lembut itu misalnya dalam aneka tawaran bentuk kenikmatan duniawi (makan, minum, seks dst..), yang mendatangi kita melalui teman-teman atau saudara-saudari kita yang setiap hari bertemu atau bekerja bersama kita. Rayuan kasar dan keras misalnya berupa gertakan atau teriakan keras yang memekakkan telinga dan menakutkan. Orang yang lemah atau rapuh imannya pada umumnya akan menjadi korban empuk rayuan setan. Kita diingatkan untuk menghadapi rayuan setan dengan iman yang teguh, yang berarti senantiasa mengandalkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi, rahmat Allah. Bersama dan bersatu dengan Allah kita akan mampu mengalahkan rayuan setan yang lembut maupun kasar. Salah satu bentuk penghayatan iman dalam menghadapi rayuan setan antara lain berdoa, maka ketika menghadapi rayuan setan berdoalah dengan menatap atau mengenangkan Yesus yang tergantung di kayu salib, atau dengan membuat tanda salib seraya berkata "Demi nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus". Percayalah dengan penuh khidmat membuat tanda salib anda akan menerima rahmat atau kekuatan luar biasa dari Allah, maka anda akan mampu mengalahkan rayuan-rayuan setan.

"Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit" (Mzm 89:2-3)

Ign 25 April 2013


24 April

"Aku datang bukan untuk menghakimi dunia melainkan untuk menyelamatkannya."

(Kis 12:24-13:5a; Yoh 12:44-50)

"Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku." (Yoh 12:44-50), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Yesus adalah Penyelamat Dunia, maka Ia datang ke dunia untuk menyelamatkan dunia seisinya, seluruh  ciptaan yang ada di permukaan bumi atau di alam raya ini. Maka kita semua yang beriman kepadaNya memiliki panggilan yang sama, yaitu untuk hidup mendunia atau membumi guna menyelamatkan apa yang ada di permukaan bumi ini yang tidak selamat. Memang untuk itu pertama-tama dan terutama diri kita sendiri harus dalam keadaan selamat, agar dapat menyelamatkan yang lain.  Maka marilah jika ada sesuatu yang tidak selamat di lingkungan hidup kita segera kita selamatkan: tempat yang kotor kita bersihkan, yang tidak teratur segera kita atur, yang tidak disipilin kita disiplinkan, dst.. Namun kiranya yang perlu kita utamakan adalah manusia, misalnya yang bodoh kita ajar dengan tekun dan rendah hati agar pandai atau cerdas, yang malas kita ingatkan untuk rajin, yang korup kita tegor dan ingatkan untuk jujur dst.. Yang mendesak pada masa kini hemat saya adalah para koruptor, dan untuk itu perlu ditertibkan para peserta didik agar tidak menyontek baik dalam ulangan atau ujian, karena menyontek hemat saya merupakan pelatihan untuk korupsi. Membiarkan tindakan para peserta didik untuk menyontek berarti mendidik calon koruptor. Tindakan korupsi merupakan tindakan pembusukan hidup bersama, sehingga hidup bersama tidak enak dan tidak nikmat lagi. Marilah kita berantas tindakan korupsi  di bidang kehidupan atau pelayanan apapun. Kami sungguh prihatin bahwa dua departemen, yaitu departemen agama dan pendidikan, yang harus mendidik warganegara agar hidup baik, justru di dalamnya sarat dengan tindakan-tindakan korupsi.

·   "Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi." (Kis 13:4-5a). Apa yang dilakukan oleh Barnabas dan Saulus kiranya dapat menjadi teladan atau inspirasi bagi kita semua, yaitu hidup dan bertindak sesuai dengan dorongan Roh Kudus guna mewartakan atau memberitakan firman Allah. Kami berharap kita tidak hidup dan bertindak hanya mengikuti selera atau keinginan pribadi, melainkan senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan dorongan/suruhan Roh Kudus, yang berarti senantiasa hidup baik dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Maka dalam Tahun Iman ini kami harapkan kita semua giat memperbaharui dan memperdalam iman kita dengan bantuan firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Hendaknya pembacaan dan permenungan firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci digiatkan dan didukung di lingkungan-lingkungan umat maupun dalam keluarga-keluarga. Tentu saja para pengkotbah di rumah-rumah atau tempat-tempat ibadat kami harapkan menyampaikan kotbah bersumber dari Kitab Suci, maka hendaknya apa yang tertulis didalam Kitab Suci direfleksikan secara mendalam, agar isi kotbah mengena dan sesuai dengan kebutuhan umat Allah. Dengan kata lain kebiasaan refleksi atas Kitab Suci kami harapkan menjadi kebiasaan para pengkotbah maupun pewarta Kabar Baik atau para katekis di lingkungan Gereja Katolik atau guru agama di masing-masing agamanya. Tanpa  refleksi mendalam apa yang tertulis di dalam Kitab Suci akan kurang mengena bagi umat Allah.

"Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya,  supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi. " (Mzm 67:2-3.5)

Ign 24 April 2013


23 April

"Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan?"

(Kis 11:19-26; Yoh 10:22-30)

"Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami." Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu." (Yoh 10:22-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Semakin diragukan dan dipertanyakan oleh orang-orang Yahudi yang kurang percaya kepadaNya, Yesus semakin menyatakan Jati DiriNya, yang berarti bagi mereka yang tidak percaya akan semakin bimbang dan ragu-ragu, sedangkan yang percaya semakin mendalam dan handal kepercayaan mereka kepada Yesus, dan dengan demikian semakin bersatu dengan Yesus, semakin dikasihi oleh Allah dan sesama manusia. "Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka megikuti Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya", demikian penyataan atau pewahyuan Diri Yesus. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan anda semua yang beriman kepada Yesus Kristus untuk senantiasa mengusahakan kesatuan denganNya dan secara konkret menghayati kesatuan atau persaudaraan sejati dengan rekan-rekan seiman. Hidup dalam persaudaraan sejati pada masa kini hemat saya sungguh mendesak dan up to date untuk dihayati dan disebarluaskan, mengingat dan memperhatikan aneka macam bentuk permusuhan masih marak di sana-sini. Marilah kita hilangkan aneka kebimbangan dan keraguan terhadap rekan-rekan seiman, karena bimbang dan ragu dengan rekan-rekan seiman hemat saya berarti juga bimbang dan ragu terhadap Tuhan Allah. Kami berharap persaudaraan sejati pertama-tama dan terutama dihayati dalam keluarga kita masing-masing, yang dibangun dan diperkembangkan dalam dan dengan cintakasih. Kita dekati dengan rendah hati rekan-rekan kita yang mau menjauhkan atau memisahkan diri, untuk diajak bersaudara dan bersahabat lagi.

·   "Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan" (Kis 11:23-24). Pengalaman Barnabas ini kiranya dapat menjadi inspirasi atau teladan bagi kita semua umat beriman. Marilah kita saling melihat kasih karunia Allah yang dianugerahkan kepada saudara-saudari kita, dengan kata lain melihat kesetiaan saudara-saudari kita terhadap kehendak Allah. Kami percaya lebih banyak saudara-saudari kita yang setia kepada kehendak Allah daripada yang tidak atau kurang setia kepada kehendak Allah. Memang untuk itu kita senantiasa diharapkan berpikir positif terhadap orang lain alias lebih melihat dan mengakui kebaikan-kebaikan yang ada dalam diri saudara-saudari kita daripada kekurangan-kekurangan atau kejahatan-kejahatannya. Marilah kita saling membawa satu sama lain kepada Allah, Tuhan, agar kita semua semakin mendengarkan dan melaksanakan kehendak dan perintah Tuhan. Ingatlah dan sadari bahwa Yesus yang telah bangkit dari mati senantiasa berkarya dan hadir dalam diri saudara-saudari kita yang berkehendak baik. Lebih banyak saudara-saudari kita yang baik daripada yang jahat. Bukti kesetiaan orang kepada Tuhan antara lain menjadi nyata atau dapat kita saksikan dalam kesetiaannya pada panggilan dan tugas pengutusan. Sebagai contoh imam, bruder, suster atau suami-isteri yang lansia, bertahun-tahun lamanya menghayati panggilan dengan baik meskipun harus menghadapi aneka tantangan dan hambatan. Masing-masing dari kita kiranya dapat belajar dari orangtua kita masing-masing yang setia sebagai suami-isteri sampai mati. Kepada generasi tua kami harapkan dengan besar hati dan kerelaan tinggi bersedia membagikan pengalaman kesetiaannya kepada generasi muda, dan kepada generasi muda kami harapkan dengan rendah hati meneladan kesetiaan generasi tua.

"Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya:TUHAN lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub.Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah." (Mzm 87:1-3)

Ign 23 April 2013


Fwd: mpg

Minggu Paskah IV/Panggilan: Kis 13:14.43-52; Why 7:9.14b-17; Yoh 10:27-30

"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku"
Kehidupan terpanggil pada masa kini sungguh mengalami kemerosotan yang memprihatinkan. Panggilan hidup imamat, bruder atau suster mengalami kemerosotan baik dalam hal jumlah/ kwantitas maupun mutu/kwalitas, panggilan hidup berkeluarga mungkin dalam jumlah mengalami kenaikan namun dalam hal kwalitas atau mutu juga mengalami kemerosotan. Penghayatan atau pelaksanaan tugas, kewajiban atau pekerjaan pun juga mengalami kemerosotan. Hal itu semua kiranya disebabkan oleh kemerosotan hidup beriman yang marak dalam aneka bidang kehidupan masa kini. Perkembangan dan pertumbuhan sarana komunikasi seperti HP, IPad dan Internet telah menggerogoroti jati diri manusia sebagai makhluk social menjadi egois, yang seharusnya bersikap mental produktif menjadi konsumptif. Budaya instant tak terbendung begitu menguasai atau menjiwai banyak orang, sehingga ada kecenderungan banyak orang hidup dan bertindak lebih mengikuti instink biologis, meninggalkan akal sehat maupun budi pekerti atau moral. Keutamaan `mendengarkan' juga mengalami kemerosotan, dan orang lebih mengutamakan penglihatan, dan yang dilihat pun apa yang sesuai dengan keinginan atau selera pribadi. Maka pada Minggu Paskah IV atau Minggu Panggilan hari ini kami mengajak anda sekalian untuk mawas diri sejauh mana kita memiliki kepekaan mendengarkan Panggilan Tuhan.

"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku" (Yoh 10:27-28)

Tak kenal maka tidak sayang, demikian kata sebuah pepatah, dan orang yang saling mengenal serta menyayangi pada umumnya agar tergerak untuk saling memberikan diri. Namun pertama-tama dan terutama saya mengingatkan para gembala (uskup dan rekan-rekan imam/pastor) untuk sungguh-sungguh memberikan atau membaktikan diri sepenuhnya kepada umat Allah yang harus dilayani. Ketika para gembala sungguh membaktikan diri kepada umat, maka kiranya umat dengan senang hati akan mendengarkan aneka saran, ajakan, pengajaran dari para gembala. Tentu saja agar dapat membaktikan diri sepenuhnya kepada umat serta pembaktian mengena atau tepat, pertama-tama para gembala diharapkan sungguh mendengarkan suka-duka umat Allah, dengan kata lain para gembala diharapkan dapat menjadi teladan dalam hal mendengarkan.

Saling mendengarkan antara para gembala dan domba, uskup/pastor dan umat Allah, hendaknya sungguh diperdalam dan diperkembangkan. Selanjutnya kami mengajak semuanya untuk memperdalam dan memperkembangkan dalam mendengarkan bisikan dan panggilan Allah, secara khusus kami mendambakan semoga generasi muda atau anak-anak sungguh mendengarkan bisikan dan panggilan Allah, siapa tahu di antara anda akhirnya tergerak untuk menjadi imam, bruder atau suster. Kepada para orangtua kami harapkan ketika ada salah satu anaknya tergerak menjadi imam, bruder atau suster mendukungnya bukan mempersulit atau melarangnya. Imam. bruder atau suster berasal dari keluarga dan akhirnya melayani keluarga-keluarga juga.
Dalam rangka berpartisipasi dalam Minggu Panggilan hari ini kami mengajak pentingnya perhatian terhadap keluarga-keluarga, dengan kata lain pelayanan pastoral bagi keluarga-keluarga hendaknya mendapat perhatian yang memadai. Rekan-rekan imam, bruder dan suster kami ajak untuk mawas diri bahwa masing-masing dari kita sungguh berasal dari keluarga yang baik, sehingga orangtua dan saudara-saudari kita mendukung panggilan kita. Maka selanjutnya dalam pelayanan karya pastoral apapun kami mengajak rekan-rekan imam, bruder dan suster untuk memperhatikan keluarga-keluarga, yang berpartisipasi dalam pelayanan pastoral anda, maupun mereka yang mempercayakan anak-anaknya kepada kita, misalnya di sekolah-sekolah katolik. Pelayanan pastoral di sekolah-sekolah hendaknya tidak terbatas pada para peserta didik saja, tetapi juga orangtua atau keluarga para peserta didik. Ingatlah dan sadari bahwa orangtua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya, maka pengelola dan penyelenggara maupun pelaksana karya pendidikan atau sekolah kami harapkan bekerjasama dengan para orangtua peserta didik.

"Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi." (Kis 13;46-47)

Kutipan di atas ini adalah kata-kata Paulus dan Barnabas, rasul agung. Setelah bertobat dari Saulus menjadi Paulus, Paulus memang giat dan bekerja keras mewartakan firman Allah, pewartaannya lebih terarah kepada `bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah'. Maka dengan ini kami mengajak segenap umat yang percaya kepada Yesus Kristus pada umumnya dan secara khusus bagi mereka yang memiliki tugas sebagai pewarta, misalnya para pastor dan katekis/guru agama, untuk setia mewartakan firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci serta promosi panggilan untuk menjadi imam/pastor maupun katekis. Cara atau metode promosi yang utama dan pertama-tama adalah kesaksian sebagai yang terpanggil. Untuk itu hendaknya bangga menjadi pastor/imam atau katekis.

Kepada segenap umat Allah yang percaya kepada Yesus Kristus kami ajak juga untuk mewartakan firman Allah kepada rekan hidup di masyarakat maupun di tempat kerja. Dan cara atau metode yang utama dan pertama-tama tidak lain juga kesaksian hidup. Maka jika anda sebagai pelajar atau mahasiswa kami harapkan bangsa sebagai pelajar atau mahasiswa dan dengan demikian belajar dengan giat dan sukses. Kepada mereka yang bekerja di bidang pekerjaan apapun kami harapkan menjadi pekerja yang baik dan sukses. Tanda kesuksesan sebagai pelajar berarti semakin terampil belajar dan sebagai pekerja berarti terampil sebagai pekerja. Kami juga mengingatkan panggilan anda masing-masing, entah sebagai suami-isteri, bruder atau suster, hendaknya dapat menjadi saksi atau teladan sebagai suami-isteri, bruder atau suster, sehingga generasi muda tak takut menanggapi panggilan berkeluarga maupun hidup membiara.
Kepada semuanya kami berharap untuk mendukung panggilan para imam/pastor, entah itu berupa dukungan hidup terpanggil para imam/pastor atau senantiasa mewartakan apa yang baik perihal hidup imam/pastor. Jika ada imam atau pastor yang kelihatan menyeleweng hendaknya ditegor dengan rendah hati atau didoakan. Seluruh umat Allah kami harapkan sering mendoakan para imam/pastor agar setia pada panggilannya. Kerasulan doa pada masa kini sungguh mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan. Marilah kita saling mendoakan satu sama lain agar kita semua setia pada panggilan kita masing-masing.

"Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun." (Mzm 100:2.3.5)
Ign 21 April 2013


Fwd: 20april

"PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal"

(Kis 9:31-42; Yoh 6:60-69)

"Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." (Yoh 6:60-69), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Para rasul pun ikut bingung dan gusar juga hatinya ketika Yesus mengajarkan bahwa 'roti yang Ia berikan adalah dagingNya'. Mereka bersungut-sungut, maju kena mundur kena, artinya tidak percaya dan kemudian meninggalkan Yesus kembali ke pekerjaan sebagai nelayan malu, sebaliknya maju terus mempercayai perkataanNya yang sulit difahami dan berat juga tidak mudah. Maka ketika Yesus bertanya kepada mereka perihal kebingungan mereka, Petrus akhirnya atas nama para rasul menjawab :"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkatan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah". Dengan kata lain para rasul 'menyerah' alias mengimaninya dengan mantap. Beriman memang berarti mempercayai pada sesuatu yang tidak jelas, yang tak mungkin difahami atau dimengerti secara tuntas dengan akal sehat. Kita semua mengaku diri sebagai orang beriman, sejauh mana kita setia pada pengakuan ini. Dalam keragu-raguan atau kebingungan hendaknya kita mengarahkan diri pada Tuhan, pada Penyelenggaraan Ilahi. Ingatlah dan sadari bahwa dalam diri kita sendiri juga ada sesuatu yang tak dapat kita lihat dengan indera tubuh kita ini namun kita mempercayainya, demikian juga kita sering percaya begitu saja kepada orang lain, yaitu ketika disuguhi makanan tidak mempertanyakan melainkan langsung disantap. Dengan kata lain kita memiliki pengalaman mendalam perihal beriman, maka hendaknya pengalaman itu terus diperkembangkan dan diperdalam dalam hal-hal lain dalam kehidupan kita sehari-hari. Ingat dan sadari kita juga begitu percaya akan apa yang dikatakan oleh para guru kita di sekolah-sekolah, maka jika kepada orang saja kita mudah percaya, hendaknya kita juga percaya kepada Penyelenggaraan Ilahi dalam kehidupan ini.

·   "Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup" (Kis 9:40-41). Para murid yang telah mendengarkan perkataan atau pengajaran para rasul percaya bahwa para rasul, utusan Allah, dapat melakukan sesuatu yang luar biasa atau mujizat. Dalam kisah ini diceriterakan bahwa Petrus membangkitkan orang yang telah mati. Percaya kepada utusan Allah itulah yang membangkitkan. Mungkin kita belum mati secara fisik, melainkan mengalami kelesuan hati, jiwa atau pikiran, dan dengan demikian tidak atau kurang bergairah dalam hidup dan bekerja. Jika kita mengalami demikian marilah dengan rendah hati kita minta bantuan pada utusan-utusan Allah, dan sebagai orang Katolik dalam hal ini pada umumnya umat minta bantuan kepada para imam atau pastor. Kehadiran imam atau pastor di tengah-tengah umat pada umumnya menggairahkan dan membangkitkan hidup umat.  Maka dengan ini kami mengharapkan rekan-rekan imam atau pastor untuk dengan murah hati dan jiwa besar suka mendatangi atau mengunjungi umat. Misalnya setelah mempersembahkan Perayaan Ekaristi, entah didalam gereja/kapel atau lingkungan/stasi segera menyapa dan memberi salam kasih/sentuhan kasih kepada umat, sebagaimana juga sering dilakukan dengan memberi berkat pada anak-anak setelah penerimaan komuni kudus. Kepada anda sekalian kami ingatkan untuk saling memberi sentuhan dan sapaan kasih, agar kita semua hidup dengan bergairah, gembira dan dinamis.

"Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN, akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya. Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya."

 (Mzm 116:12-15)

Ign 20 April 2013