Mg Biasa XXIII/Kitab Suci Nasional: Yeh 33:7-9; Rm 13:8-10; Mat 18:15-20
"Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada
di tengah-tengah mereka."
Jika ada dua atau tiga orang berkumpul pada umumnya mereka kemudian
cenderung untuk ngrumpi alias ngrasani daripada curhat, sharing
pengalaman. Memang ngrumpi atau ngrasani akan terasa enak dan nikmat,
sedangkan sharing pengalaman pribadi akan terasa berat. Demikian juga
pegawai di kantor ketika tidak diawasi oleh atasannya juga sering
terjebak untuk berkelompok sambil ngrumpi atau ngrasani, tak
ketinggalan juga para ibu yang menunggu anaknya sedang belajar di
Taman Kanak-Kanak. Dalam hal ngrumpi atau ngrasani pada umumnya wanita
lebih tekun, meskipun dengan suara lembut dan berbisik-bisik dari
mulut ke mulut, sedangkan pria lebih keras dalam omongan, meskipun
jarang ngrasani atau ngrumpi; dengan kata lain baik wanita maupun pria
sama saja. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk
'berkumpul dalam nama Tuhan', maka baiklah seraya merayakan Minggu
Kitab Suci Nasional, saya mengajak kita semua untuk mawas diri sejauh
maka kita 'berkumpul dalam nama Tuhan'.
"Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada
di tengah-tengah mereka."(Mat 18:20)
Memang ada kecenderungan hati dan pikiran kita untuk lebih melihat
kekurangan dan kelemahan orang lain daripada kebaikan dan kekuatannya.
Baiklah jika memang demikian keberadaan kita, hendaknya kita hayati
sabda Yesus "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah
empat mata" (Mat 18:15). Kita diharapkan untuk melokalisir kesalahan
dan kekurangan orang lain, memperkecil bukan memperbesar; hendaknya
jangan menceriterakan kesalahan orang lain tanpa izin dari yang
bersangkutan, dan pertama-tama tunjukkan dengan rendah hati kesalahan
orang tersebut secara langsung di hadapannya, tanpa ada orang ketiga
alias 'empat mata'.
Sebagai orang beriman kita semua dipanggil untuk hidup dan bertindak
'dalam nama Tuhan' dimanapun dan kapanpun; dalam nama Tuhan berarti
dikuasai oleh Tuhan, sehingga mau tak mau harus melaksanakan kehendak
atau perintah Tuhan. Kehendak atau perintah Tuhan antara lain tertulis
di dalam Kitab Suci, maka hendaknya rajin membaca dan merenungkan apa
yang tertulis di dalam Kitab Suci. Setiap hari dengan rendah hati saya
kutipkan perikop dari Kitab Suci sesuai dengan Kalendarium Liturgi
serta refleksi sederhana dan singkat, dengan harapan dapat membantu
anda dalam membaca dan merenungkan sabda Tuhan sebagaimana tertulis di
dalam Kitab Suci. Maka dengan senang hati saya tidak berkeberatan jika
apa yang saya kutipkan dan refleksikan dibacakan dan direnungkan
kembali, entah secara pribadi atau bersama-sama, misalnya di dalam
keluarga, lingkungan atau stasi.
'Berkumpul dalam nama Tuhan' juga dapat berarti bersama-sama saling
tukar pengalaman atau sharing pengalaman iman, pengalaman hidup dan
bersatu dengan Tuhan dalam hidup sehari-hari alias menceriterakan
apa-apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan, terutama
keselamatan dan kebahagiaan jiwa. Kami percaya masing-masing dari kita
lebih memiliki pengalaman yang baik daripada pengalaman yang buruk,
yang menggairahkan daripada yang membuat loyo atau frustrasi.
Kebiasaan untuk saling berbagi pengalaman iman, apa yang baik,
menyelamatkan dan membahagiakan ini hendaknya sedini mungkin
dididikkan pada anak-anak di dalam keluarga dengan teladan konkret
dari orangtua. Maka baiklah jika di dalam keluarga diusahakan
seoptimal mungkin dapat berkumpul bersaman setiap hari bagi seluruh
anggota keluarga, misalnya pada sore hari seraya makan bersama. Selama
makan bersama ini kiranya dapat saling curhat perihal pengalaman baik
sepanjang hari. Selesai makan bersama baiklah diadakan doa/ibadat
bersama singkat antara lain dibacakan dan didengarkan bersama sabda
Tuhan pada hari yang bersangkutan, sesuai dengan petunjuk dari
Kalendarium Liturgi. Dalam doa/ibadat bersama ini hendaknya juga
diadakan doa-doa spontan: permohonan, syukur dan terima kasih kepada
Tuhan. Ingat dan hayati sabdaNya "Aku berkata kepadamu: Jika dua orang
dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan
mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana
dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di
tengah-tengah mereka." (Mat 18:19-20)
"Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi
hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya
manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman: jangan
berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan
firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat
jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum
Taurat" (Rm 13:8-10)
Kita semua dipanggil untuk hidup dan bertindak saling mengasihi serta
'jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri'. Ngrumpi atau
ngrasani hemat saya merupakan tindakan lembut atau halus dari
membunuh, karena berarti menghendaki apa yang saya ceriterakan tidak
ada; tindakan membunuh yang paling lembut ialah mengeluh atau
menggerutu. Bukankah mengeluh atau menggerutu juga berarti merusak
hidup saling mengasihi alias berlawanan dengan perintah saling
mengasihi? Seluruh apa yang tertulis di dalam Kitab Suci hemat saya
ditulis dalam dan oleh cintakasih dengan harapan siapapun yang membaca
dan merenungkannya akan hidup saling mengasihi; seluruh isi Kitab Suci
hemat saya juga dapat dipadatkan dalam perintah untuk saling
mengasihi. "Kasih adalah kegenapan hukum Taurat", demikian kata
Paulus, maka kasih juga kegenapan aneka macam tata tertib atau aturan.
Berzinah, membunuh dan mencuri merupakan pelanggaran tata tertib, dan
dengan demikian juga melawan kasih sejati. Berzinah, entah dengan diri
sendiri atau dengan orang lain, merupakan pelecehan terhadap harkat
martabat manusia, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra
Allah, demikian juga membunuh maupun mencuri. Pencurian pada umumnya
dilakukan secara diam-diam, demikian juga perzinahan; korupsi juga
merupakan salah satu bentuk pencurian yang sungguh merugikan. Ingat
korupsi yang telah dilakukan oleh Nazarudin telah menyita waktu dan
tenaga para elite politik maupun pemerintahan untuk saling membenarkan
diri alias mencari keuntungan diri sendiri dan kurang memperhatikan
kepentingan atau kebutuhan rakyat. Berbulan-bulan waktu dan tenaga
tercurahkan pada kasus korupsi Nazarudin, sehingga orang lupa akan
hidup saling mengasihi.
"Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri", demikian perintah kasih
dari Tuhan yang diangkat kembali oleh Paulus. Saya yakin tak ada
seorangpun di antara kita yang suka disakiti atau dilecehkan,
sebaliknya dambaannya adalah dihormati, dipuji dan dijunjung tinggi,
maka baiklah agar kita dihormati, dipuji dan dijunjung tinggi, marilah
kita juga menghormati, memuji dan menunjung tinggi orang lain. Dengan
kata lain marilah kita saling menghormati, memuji dan menunjung
tinggi, sebagai ciptaan terluhur dan termulia di bumi ini. Hendaknya
kita tidak saling menyakiti, melecehkan atau mengecewakan. Marilah
kita renungkan peringatan Yeheskiel di bawah ini.
"Jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia bertobat dari
hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati dalam
kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu" (Yeh 33:9).
Mengingatkan orang berdosa agar bertobat, itulah panggilan dan tugas
pengutusan kita semua sebagai orang beriman. Maka baiklah jika ada
saudara-saudari kita yang melakukan apa yang tidak baik atau tak
bermoral, hendaknya sesegera mungkin diperingatkan, dan jangan
ditunda-tunda. Dengan kata lain jika kita melihat apa yang tidak baik,
hendaknya segera diperbaiki, apa yang tak teratur segera kita atur ,
dst..
"Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN
yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat
gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini,
sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu seperti
di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada waktu nenek
moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat
perbuatan-Ku." (Mzm 95:6-9)
Ign 4 September 2011
"Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada
di tengah-tengah mereka."
Jika ada dua atau tiga orang berkumpul pada umumnya mereka kemudian
cenderung untuk ngrumpi alias ngrasani daripada curhat, sharing
pengalaman. Memang ngrumpi atau ngrasani akan terasa enak dan nikmat,
sedangkan sharing pengalaman pribadi akan terasa berat. Demikian juga
pegawai di kantor ketika tidak diawasi oleh atasannya juga sering
terjebak untuk berkelompok sambil ngrumpi atau ngrasani, tak
ketinggalan juga para ibu yang menunggu anaknya sedang belajar di
Taman Kanak-Kanak. Dalam hal ngrumpi atau ngrasani pada umumnya wanita
lebih tekun, meskipun dengan suara lembut dan berbisik-bisik dari
mulut ke mulut, sedangkan pria lebih keras dalam omongan, meskipun
jarang ngrasani atau ngrumpi; dengan kata lain baik wanita maupun pria
sama saja. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk
'berkumpul dalam nama Tuhan', maka baiklah seraya merayakan Minggu
Kitab Suci Nasional, saya mengajak kita semua untuk mawas diri sejauh
maka kita 'berkumpul dalam nama Tuhan'.
"Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada
di tengah-tengah mereka."(Mat 18:20)
Memang ada kecenderungan hati dan pikiran kita untuk lebih melihat
kekurangan dan kelemahan orang lain daripada kebaikan dan kekuatannya.
Baiklah jika memang demikian keberadaan kita, hendaknya kita hayati
sabda Yesus "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah
empat mata" (Mat 18:15). Kita diharapkan untuk melokalisir kesalahan
dan kekurangan orang lain, memperkecil bukan memperbesar; hendaknya
jangan menceriterakan kesalahan orang lain tanpa izin dari yang
bersangkutan, dan pertama-tama tunjukkan dengan rendah hati kesalahan
orang tersebut secara langsung di hadapannya, tanpa ada orang ketiga
alias 'empat mata'.
Sebagai orang beriman kita semua dipanggil untuk hidup dan bertindak
'dalam nama Tuhan' dimanapun dan kapanpun; dalam nama Tuhan berarti
dikuasai oleh Tuhan, sehingga mau tak mau harus melaksanakan kehendak
atau perintah Tuhan. Kehendak atau perintah Tuhan antara lain tertulis
di dalam Kitab Suci, maka hendaknya rajin membaca dan merenungkan apa
yang tertulis di dalam Kitab Suci. Setiap hari dengan rendah hati saya
kutipkan perikop dari Kitab Suci sesuai dengan Kalendarium Liturgi
serta refleksi sederhana dan singkat, dengan harapan dapat membantu
anda dalam membaca dan merenungkan sabda Tuhan sebagaimana tertulis di
dalam Kitab Suci. Maka dengan senang hati saya tidak berkeberatan jika
apa yang saya kutipkan dan refleksikan dibacakan dan direnungkan
kembali, entah secara pribadi atau bersama-sama, misalnya di dalam
keluarga, lingkungan atau stasi.
'Berkumpul dalam nama Tuhan' juga dapat berarti bersama-sama saling
tukar pengalaman atau sharing pengalaman iman, pengalaman hidup dan
bersatu dengan Tuhan dalam hidup sehari-hari alias menceriterakan
apa-apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan, terutama
keselamatan dan kebahagiaan jiwa. Kami percaya masing-masing dari kita
lebih memiliki pengalaman yang baik daripada pengalaman yang buruk,
yang menggairahkan daripada yang membuat loyo atau frustrasi.
Kebiasaan untuk saling berbagi pengalaman iman, apa yang baik,
menyelamatkan dan membahagiakan ini hendaknya sedini mungkin
dididikkan pada anak-anak di dalam keluarga dengan teladan konkret
dari orangtua. Maka baiklah jika di dalam keluarga diusahakan
seoptimal mungkin dapat berkumpul bersaman setiap hari bagi seluruh
anggota keluarga, misalnya pada sore hari seraya makan bersama. Selama
makan bersama ini kiranya dapat saling curhat perihal pengalaman baik
sepanjang hari. Selesai makan bersama baiklah diadakan doa/ibadat
bersama singkat antara lain dibacakan dan didengarkan bersama sabda
Tuhan pada hari yang bersangkutan, sesuai dengan petunjuk dari
Kalendarium Liturgi. Dalam doa/ibadat bersama ini hendaknya juga
diadakan doa-doa spontan: permohonan, syukur dan terima kasih kepada
Tuhan. Ingat dan hayati sabdaNya "Aku berkata kepadamu: Jika dua orang
dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan
mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana
dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di
tengah-tengah mereka." (Mat 18:19-20)
"Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi
hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya
manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman: jangan
berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan
firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat
jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum
Taurat" (Rm 13:8-10)
Kita semua dipanggil untuk hidup dan bertindak saling mengasihi serta
'jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri'. Ngrumpi atau
ngrasani hemat saya merupakan tindakan lembut atau halus dari
membunuh, karena berarti menghendaki apa yang saya ceriterakan tidak
ada; tindakan membunuh yang paling lembut ialah mengeluh atau
menggerutu. Bukankah mengeluh atau menggerutu juga berarti merusak
hidup saling mengasihi alias berlawanan dengan perintah saling
mengasihi? Seluruh apa yang tertulis di dalam Kitab Suci hemat saya
ditulis dalam dan oleh cintakasih dengan harapan siapapun yang membaca
dan merenungkannya akan hidup saling mengasihi; seluruh isi Kitab Suci
hemat saya juga dapat dipadatkan dalam perintah untuk saling
mengasihi. "Kasih adalah kegenapan hukum Taurat", demikian kata
Paulus, maka kasih juga kegenapan aneka macam tata tertib atau aturan.
Berzinah, membunuh dan mencuri merupakan pelanggaran tata tertib, dan
dengan demikian juga melawan kasih sejati. Berzinah, entah dengan diri
sendiri atau dengan orang lain, merupakan pelecehan terhadap harkat
martabat manusia, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra
Allah, demikian juga membunuh maupun mencuri. Pencurian pada umumnya
dilakukan secara diam-diam, demikian juga perzinahan; korupsi juga
merupakan salah satu bentuk pencurian yang sungguh merugikan. Ingat
korupsi yang telah dilakukan oleh Nazarudin telah menyita waktu dan
tenaga para elite politik maupun pemerintahan untuk saling membenarkan
diri alias mencari keuntungan diri sendiri dan kurang memperhatikan
kepentingan atau kebutuhan rakyat. Berbulan-bulan waktu dan tenaga
tercurahkan pada kasus korupsi Nazarudin, sehingga orang lupa akan
hidup saling mengasihi.
"Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri", demikian perintah kasih
dari Tuhan yang diangkat kembali oleh Paulus. Saya yakin tak ada
seorangpun di antara kita yang suka disakiti atau dilecehkan,
sebaliknya dambaannya adalah dihormati, dipuji dan dijunjung tinggi,
maka baiklah agar kita dihormati, dipuji dan dijunjung tinggi, marilah
kita juga menghormati, memuji dan menunjung tinggi orang lain. Dengan
kata lain marilah kita saling menghormati, memuji dan menunjung
tinggi, sebagai ciptaan terluhur dan termulia di bumi ini. Hendaknya
kita tidak saling menyakiti, melecehkan atau mengecewakan. Marilah
kita renungkan peringatan Yeheskiel di bawah ini.
"Jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia bertobat dari
hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati dalam
kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu" (Yeh 33:9).
Mengingatkan orang berdosa agar bertobat, itulah panggilan dan tugas
pengutusan kita semua sebagai orang beriman. Maka baiklah jika ada
saudara-saudari kita yang melakukan apa yang tidak baik atau tak
bermoral, hendaknya sesegera mungkin diperingatkan, dan jangan
ditunda-tunda. Dengan kata lain jika kita melihat apa yang tidak baik,
hendaknya segera diperbaiki, apa yang tak teratur segera kita atur ,
dst..
"Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN
yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat
gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini,
sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu seperti
di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada waktu nenek
moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat
perbuatan-Ku." (Mzm 95:6-9)
Ign 4 September 2011