Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 04 Mei 2012

5 Mei


"Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu Aku akan melakukannya"

(Kis 13:44-52; Yoh 14:7-14)

" Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." (Yoh 14:7-14), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sebagai orang beriman atau beragama kiranya kita sering berdoa dan dalam doa-doa kita pasti kita mengajukan permohonan-permohonan kepada Tuhan. Sabda hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua agar jika mengajukan permohonan-permohonan kepada Tuhan, hendaknya dalam nama Tuhan. Permohonan dalam nama Tuhan berarti apa-apa yang berguna bagi keselamatan atau kebahagiaan jiwa manusia, entah jiwa kita sendiri maupun jiwa saudara-saudari kita. Di dalam doa umat pada Perayaan Ekaristi hari Minggu dapat kita lihat bahwa ada 4(empat) permohonan, dimana 3 (tiga) permohonan pertama untuk orang lain dan baru permohonan keempat atau terakhir untuk diri sendiri. Pertama-tama kita mohon agar para pemimpin, entah pemimpin masyarakat maupun Gereja, senantiasa memperhati-kan mereka yang dipimpin, antara lain dengan menghayati fungsi kepemimpinan dalam semangat melayani. Kemudian kita mohon bagi mereka yang tersingkir, miskin dan berkekurangan dengan harapan memperoleh perhatian atau uluran kasih dari saudara-saudarinya dan baru kemudian mohon untuk diri sendiri agar kita hidup dan bertindak sesuai dengan sabda Tuhan, sebagaimana diwartakan pada hari yang bersangkutan. Maka mengajukan permohonan dalam nama Tuhan untuk diri sendiri berarti kita mohon agar dapat hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Percayalah bahwa jika kita mohon hal ini pasti dikabulkan dan tentu saja pengabulan tersebut butuh kerjasama kita, dengan kata lain kita senantiasa berusaha untuk hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur.

·   "Inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi."(Kis 13:47). Perintah kepada Petrus ini kiranya juga bagi kita semua umat beriman. Sebagai umat beriman kita telah ditentukan "menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah serta membawa keselamatan sampai ke ujung bumi". Untuk itu tentu saja kita sendiri senantiasa berada di dalam 'terang', artinya kita sungguh menjadi orang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Pada masa kini kiranya cukup banyak orang berada di dalam kegelapan alias kurang baik, kurang bermoral atau kurang berbudi pekerti luhur, entah karena mereka masih suka melakukan korupsi atau dosa dalam aneka bentuk, seperti bohong, menipu, malas, suka menyakiti orang lain dan balas dendam, dst… Marilah mereka yang berada di dalam kegelapan ini kita dekati dengan rendah hati untuk meninggalkan kegelapan menuju ke terang, meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah dan kemudian hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah. Kami percaya kita semua setiap hari bepergian, entah dekat atau jauh, dalam rangka melaksanakan tugas pengutusan atau pekerjaan kita masing-masing, maka kami berharap kemana pun anda pergi atau dimana pun anda berada kami harapkan anda dapat menjadi 'terang' bagi saudara-saudari anda atau sesama anda. Percayalah jika kita sungguh dalam terang alias hidup dan bertindak senantiasa bersama dan bersatu dengan Tuhan, maka kita pasti akan mampu mengajak mereka yang berada didalam kegelapan untuk menuju ke terang, bertobat dengan meninggalkan aneka perbuatan jahat dan kemudian senantiasa berbuat baik.

"Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa. Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah! " (Mzm 98:1-4)

Ign 5 Mei 2012


4 Mei

"Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu"

(Kis 13:26-33; Yoh 14:1-6)

 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh 14:1-6), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Warta Gembira hari ini kiranya baik untuk menjadi permenungan bagi kita semua dalam rangka mengenangkan saudara-saudari, ibu-bapak, nenek-kakek kita yang telah dipanggil Tuhan, mendahului perjalanan kita untuk kembali ke sorga, hidup mulia dan bahagia selama-lamanya bersama Tuhan. Atau mungkin juga baik kita renungkan atau kenangkan riwayat santo atau santa pelindung kita masing-masing, yang kita imani telah hidup mulia selamanya di sorga. "Baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan" (Rom 14:8b), demikian keyakinan iman Paulus, yang selayaknya juga menjadi keyakinan iman kita semua. Jika hidup dan mati adalah milik Tuhan alias anugerah Tuhan, maka hidup mulia selamanya di sorga setelah meninggal dunia juga anugerah Tuhan. Tentu saja orang akan menerima anugerah ini jika menghayati hidup serta segala sesuatu yang kita miliki, kuasai dan nikmati saat ini adalah anugerah Tuhan, sehingga menghayati hidup maupun memfungsikan segala sesuatu sesuai dengan kehendak dan perintah Tuhan. Marilah kita imani juga bahwa mereka yang telah dipanggil Tuhan karena kemurahan hati serta belaskasihNya telah hidup mulia selamanya disorga serta kemudian mendoakan kita semua yang masih hidup dan berjuang di dunia ini untuk menyusul mereka pada waktunya. Dengan kata lain kita tidak terpisahkan dari mereka yang telah meninggal dunia jika kita hidup dalam Tuhan alias hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Percayalah bahwa mereka yang telah dipanggil Tuhan senantiasa mendoakan kita, maka marilah kita meneladan cara hidup dan cara bertindak mereka selama di dunia ini yang sesuai dengan kehendak Tuhan, yang baik dan berbudi pekerti luhur.

·   "Hai saudara-saudaraku, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita" (Kis 13:26), demikian kutipan kotbah Petrus. Kita semua orang beriman adalah keturunan Abraham, dan diharapkan takut akan Allah. Cukup menarik dan mengesan jika kita mencermati apa yang terjadi dalam kebanyakan umat beriman masa kini, yaitu lebih takut kepada manusia atau ciptaan Allah lainnya daripada takut kepada Allah.

Mereka ketika berada sendirian di kamar atau di suatu tempat hidup dan bertindak seenaknya karena tidak dilihat orang, sementara itu Allah melihatnya. Takut akan Allah berarti ketika sendirian dimana pun dan kapan pun orang tetap setia kepada kehendak dan perintah Allah, dengan kata lain orang akan lebih bersyukur dan berterima kasih karena dapat bermesraan bersama dengan Allah tanpa gangguan. Bukankah hal yang demikian ini dilakukan oleh mereka yang sungguh sedang melakukan latihan rohani, bertapa, bermeditasi atau berkontemplasi? Maka dengan ini kami angkat salah satu semangat atau  spiritualitas Ignatian, yaitu 'menemukan Allah dalam segala sesuatu atau menghayati segala sesuatu dalam Allah' (contemplativus in actione).  Allah hadir dan berkarya dimana-mana dan kapan saja, tak terikat oleh ruang dan waktu.

Mayoritas waktu dan tenaga kita hemat saya untuk bekerja, sibuk mengerjakan sesuatu guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga, maka baiklah saya mengingatkan dan mengajak anda sekalian:

hendaknya selama bekerja atau sibuk melakukan atau mengerjakan sesuatu senantiasa di dalam Allah, artinya bekerja sebaik mungkin, tidak melakukan kejahatan atau korupsi sedikitpun. Hidup jujur dan disiplin hemat saya pada masa kini sungguh mendesak dan up to date untuk dihayati dan disebarluaskan, maka marilah kita bersama-sama berusaha hidup dan bertindak jujur serta disiplin. Hendaknya anak-anak sedini mungkin dididik dan dbiasakan hidup dan bertindak jujur serta disiplin.

 

"Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!" Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku:

"Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukangperiuk." (Mzm 2:6-9)


Ign 4 Mei 2012

3Mei

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup"

(1Kor 15:1-8; Yoh 14:6-14)

" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." (Yoh 14:6-14), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St Filipus dan St.Yakobus, rasul, pada hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Hidup terpanggil sebagai seorang rasul berarti hidup dan bertindak mengikuti Yesus, yang tidak lain adalah 'jalan, kebenaran dan hidup'. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, entah secara formal maupun informal, berarti memiliki tugas perutusan untuk merasul, menghayati dimensi kerasulan dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun: "berjalan melalui jalan yang telah ditempuh oleh Yesus, hidup dan bertinda sesuai dengan kebenaran-kebenaran yang disampaikan atau diajarkan oleh Yesus, dst..". Berjalan melalui jalan yang telah ditempuh  oleh Yesus berarti menelusuri 'via dolorosa'/jalan penderitaan atau kesengsaraan untuk menuju ke kemuliaan, kebahagiaan dan keselamatan sejati selama-lamanya. Sekali lagi saya angkat bahwa kesengsaraan atau penderitaan yang lahir dari kesetiaan dan ketaatan pada panggilan dan tugas pengutusan adalah jalan keselamatan dan kebahagiaan sejati, maka ketika harus menderita atau sengsara karena kesetiaan dan ketaatan tersebut hendaknya tetap ceria, tegar dan tabah, karena dengan demikian kita pasti mampu mengatasi atau melewatinya. Kebenaran-kebenaran yang disampaikan atau diajarkan oleh Yesus telah direfleksikan dan dibukukan ke dalam Kitab Suci yang kita miliki saat ini, maka hendaknya jika anda memiliki Kitab Suci sungguh dibaca dan direnungkan. Demikian pula kami ingatkan untuk membaca dan memahami aneka tulisan perihal iman, antara lain Katekismus, dokumen-dokumen Vatikan II, Hukum Gereja dst.., karena di dalamnya diuraikan aneka kebenaran yang berguna bagi keselamatan dan kebahagiaan hidup kita masa kini maupun kelak ketika kita dipanggil Tuhan.

·   "Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu -- kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya." (1Kor 15:1-2). Injil telah ditulis dan disebarluaskan sejak dua ribu tahun lalu dan sampai kini masih up to date, terus menerus dibaca, direnungkan, diuraikan serta dengan rendah hati dihayati dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Sejarah telah membuktikan bahwa mereka, yang sungguh percaya pada Injil, hidup bahagia, damai sejahtera dan selamat selama-lamanya, bahkan nama-nama mereka dikenang oleh orang di kemudian hari, misalnya dipakai sebagai nama baptis, dijadikan pelindung karya atau organisasi, dst.. Maka marilah kita hidup dan bertindak dengan pedoman atau pegangan Injil. Hidup dan berindak berpegang atau berpedoman pada Injil ketika kita harus menghadapi gelombang kehidupan yang dahsyat, kita tetap teguh berdiri, tak tegoyahkan oleh aneka godaan atau rayuan setan yang menggebu-gebu. Kita dapat belajar dari atau meneladan Yesus yang tetap tegar, tabah, sabar dan tenang dalam menghadapi aneka cemoohan, ejekan serta aneka perlakuan kasar dan keras yang menyakitkan. "Jer basuki mowo beyo" = untuk memperoleh hidup mulia dan bahagia harus sedia berjuang dan berkorban, demikian kata sebuah pepatah, yang selayaknya juga dapat menjadi acuan atau pedoman cara  hidup dan cara bertindak kita dimana pun dan kapan pun.

"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari"

(Mzm 19:2-5)

Ign 3 Mei 2012


Selasa, 01 Mei 2012

2 Mei

"Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya"

(1Yoh 5:1-5; Mat 10:22-25a)

" Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya." (Mat 10:22-25a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Seorang murid memang tidak akan lebih tinggi dalam berbagai hal dari gurunya selama yang bersangkutan masih menjadi murid, namun ketika sang murid terus menerus belajar, maka ada kemungkinan ia akan melebihi gurunya dalam berbagai hal. Sebagai orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita adalah murid-murid Yesus Kristus. Seorang murid yang baik senantiasa mendengarkan semua ajaran sang guru serta kemudian melaksanakan aneka ajaran yang telah diterima di dalam cara hidup dan cara bertindaknya setiap hari kapan pun dan dimana pun. Maka marilah kita sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus mawas diri perihal penghayatan sikap mental atau samangat 'kemuridan'. Murid adalah seorang yang sedang berguru atau melaksanakan tugas pengutusan untuk belajar. Maka dengan ini kami mengharapkan siapapun yang sedang memiliki tugas untuk belajar, hendaknya sungguh belajar dengan tekun, rajin dan giat sehingga terampil belajar. Namun demikian kami juga berharap kepada kita semua untuk hidup dan bertindak dalam dan dengan semangat belajar terus menerus. Untuk itu hendaknya sungguh mencintai dengan segenap hati, jiwa, akan budi dan tenaga tugas atau pekerjaan apapun yang sedang dikerjakan. Bukan besarnya pekerjaan yang penting, melainkan pekerjaan sekecil apapun hendaknya dikerjakan dengan cinta yang besar. Orang-orang sukses di dunia ini sungguh mengerjakan tugas dan kewajibannya dengan cinta yang besar, tanpa kenal lelah serta tanpa memikirkan atau membayangkan hasil atau buahnya, yang penting dikerjakan dengan cinta yang besar.

·   "Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya." (1Yoh 5:2). "Mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintahNya", itulah panggilan kita sebagai umat beriman. Allah telah mengasihi kita secara melimpah ruah melalui saudara-saudari atau orang-orang yang telah memperhatikan kita sejak kita dilahirkan di dunia ini, lahir dari rahim ibu kita masing-masing. Maka mengasihi Allah berarti hidup dan bertindak yang dijiwai terima kasih dan syukur. Maka hendaknya menyikapi aneka sapaan, sentuhan, perlakuan orang lain pada kita sebagai wujud kasih mereka kepada kita yang lemah dan rapuh ini, entah itu yang mengenakkan atau yang tidak mengenakkan diri kita. Sedangkan perintah-perintah Allah antara lain dapat kita temukan di dalam Kitab Suci, maka hendaknya rajin dan tekun membaca apa yang tertulis di dalam Kitab Suci serta kemudian menghayati apa yang disabdakan oleh Allah, sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci tersebut. Dengan kata lain kita diharapkan memiliki keutamaan ketataan dan kerendahan hati yang mendalam, senantiasa siap sedia untuk dikasihi, dibina, dibimbing dan dibentuk, sehingga tumbuh-berkembang menjadi pribadi yang sungguh mengasihi Allah alias orang yang senantiasa hidup dan bertindak dengan jiwa terima kasih dan syukur. Saya percaya pada anda semua bahwa anda sering dengan mudah berkata 'terima kasih', maka semoga tidak hanya manis di mulut kata 'terima kasih' tersebut, melainkan menjadi nyata atau terwujud dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun. Kami berharap anak-anak sedini mungkin dibina dan dididik dalam hal hidup penuh syukur dan terima kasih, antara lain dengan teladan konkret dari orangtua, yang telah saling mengasihi dan berterima kasih satu sama lain.

"Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang." (Mzm 37:3-60

Ign 2 Mei 2012

"Selamat merayakan Hari Pendidikan Nasional. Semoga kebiasaan menyontek di sekolah-sekolah diberantas sampai tuntas alias dilarang keras menyontek baik dalam ulangan maupun ujian, karena menyontek sama dengan pendidikan korupsi"


Senin, 30 April 2012

1Mei


"Aku dan Bapa adalah satu"

(Kis 11:19-26; Yoh 10:22-30)

" Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami." Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu." (Yoh 10:22-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Orang-orang Yahudi tidak percaya kepada Yesus, bahwa Ia adalah Penyelamat Dunia, maka semakin Yesus menyingkapkan jatidiriNya mereka semakin bimbang, semakin tidak percaya. Bagaimana kita yang beriman kepadaNya, apakah mengalami kebimbangan dalam penghayatan iman? Beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dan dengan demikian senantiasa bersatu denganNya dalam situasi atau kondisi apapun, kapan pun dan dimana pun. Maka marilah kita meneladan Yesus, yang senantiasa setia melakukan pekerjaan yang diserahkan oleh Bapa yang mengutusNya serta bersabda bahwa "Aku dan Bapa adalah satu". Jika kita senantiasa bersatu dan bersama dengan Tuhan, maka meskipun harus menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan berat, kita tak akan pernah takut dan bimbang. Tak seorang pun dapat memisahkan kita dari Tuhan jika kita sungguh percaya dan menyerahkan diri kepadaNya, karena Tuhan maha kuat dan maha kuasa, sehingga siapapun yang senantiasa bersatu denganNya akan mampu menguasai dan mengalahkan aneka tantangan, hambatan maupun masalah. Kebetulan hari ini kita memasuki bulan Mei, yaitu bulan Maria, maka marilah kita tingkatkan juga devosi kita kepada Bunda Maria, antara lain dengan berdoa rosario. Ingatlah dan sadari bahwa berdoa rosario berarti kita mengulang-ulang doa-doa pokok atau utama, yang tidak lain berisi iman kepercayaan kita kepada Tuhan. Maka rajin berdoa rosario , iman kita pasti diteguhkan dan dikuatkan serta diperdalam, semakin handal dan tangguh dalam menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan.

·   "Tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan" (Kis 11:21), demikian berita perihal apa yang dialami oleh para rasul dalam rangka mewartakan Injil atau Kabar Gembira, Kabar Baik. Menjadi pewarta kabar baik atau kabar gembira berarti senantiasa berada dalam keadaan baik dan gembira, kerena Tuhan senantiasa menyertainya. Bagi orang yang sungguh beriman tidak ada alasan untuk tidak baik dan tidak gembira. Orang yang senantiasa kelihatan gembira di dunia ini adalah orang gila, yang senyum dan tertawa terus dimana-mana, karena mereka telah melintasi stress-nya, sehingga semua orang, besar-kecil, tua-muda atau anak-anak tertarik kepadanya. Tentu kami tidak mengharapkan anda menjadi gila atau sakit jiwa, melainkan marilah meneladan kegembiraan dan keceriaan orang gila, yang menarik dan memikat. Jika kita senantiasa dalam keadaan gembira maka kita juga tak akan mudah jatuh sakit, kita akan berada dalam keadaan segar bugar, baik jiwa, hati, akal budi maupun tubuh kita, tentu saja kegembiraan kita sungguh asli bukan sandiwara, sebagai wujud atau penghayatan kesatuan dengan Tuhan. Biarlah melakukan kesaksian kegembiraan kita kemudian semakin banyak orang 'berbalik kepada Tuhan' alias bertobat, meninggalkan cara hidup dan cara bertindak yang berlawanan dengan kehendak Tuhan serta kemudiaan dengan setia melaksanakan kehendak Tuhan. Setia melaksanakan kehendak Tuhan berarti setia menghayati panggilan dan tugas pengutusan, entah terpanggil sebagai imam, bruder, suster maupun bapak-ibu atau suami-isteri. Kami percaya ketika kita ditahbiskan menjadi imam, mengucapkan kaul kekal hidup membiara, atau saling berjanji sebagai suami-isteri berada dalam kegembiraan luar biasa, maka marilah kegembiraan tersebut terus menerus kita hayati sampai mati atau dipanggil Tuhan.

"Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya:TUHAN lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub.Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.  Aku menyebut Rahab dan Babel di antara orang-orang yang mengenal Aku, bahkan Filistea, Tirus dan Etiopia: "Ini dilahirkan di sana." Tetapi tentang Sion dikatakan: "Seorang demi seorang dilahirkan di dalamnya," dan Dia, Yang Mahatinggi, menegakkannya." (Mzm 87:1-5)

Ign 1 Mei 2012


30 April

"Ia memanggil domba-dombanya menurut namanya dan menuntunnya ke luar"

(Kis 11:1-18; Yoh 10:1-10)

 "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika "semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yoh 10:1-10), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Warta Gembira hari ini sedikit banyak meneruskan atau memperdalam warta gembira kemarin. Perumpamaan periha gembala sebagaimana dikisahkan dalam kutipan di atas hemat saya bagus sekali untuk direnungkan dan dicecap dalam-dalam oleh siapapun yang berprofesi sebagai pemimpin, guru atau pendidik, pendamping dst.. dalam kehidupan bersama apapun. "Cura personalis" (= pemeliharaan atau perawatan secara pribadi), demikian salah satu semangat Ignatian yang kiranya sangat bagus untuk mewujudkan panggilan sebagai gembala baik yang "memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar". Para orangtua kiranya mengenal cukup baik anak-anak yang dianugerahkan oleh Tuhan bagi mereka, maka kami harapkan dalam semangat cintakasih dan kebebasan Injili mendidik dan mendampingi anak-anak demi kebahagiaan dan kesejahteraan anak-anak di masa depan. Dalam dan dengan semangat cintakasih pula kami dambakan kepada para guru atau pendidik dalam mendidik dan mendampingi para peserta didik, selain itu hendaknya guru atau pendidik juga mengenal dengan baik semua peserta didik yang dipercayakan oleh orangtuanya untuk dididik dan dibina lebih lanjut. Hendaknya juga dihayati motto bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara, yaitu "ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani".  Kepada para pemimpin atau atasan dalam hidup dan kerja bersama dalam bentuk apapun kami harapkan sungguh mengenal para pembantu atau anak buahnya. "Tak kenal tak sayang", demikian kata sebuah pepatah, yang berarti semakin mengenal akan semakin menyayangi. Marilah kita 'tuntun' anak-anak, peserta didik, bawahan atau anggota, menuju ke tempat yang menyuburkan dan menyehatkan kehidupan phisik maupun spiritual.

·   "Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup." (Kis 11:18). Warta Gembira atau karya penyelamatan yang menuntut pertobatan memang tidak terbatas pada suku dan bangsa tertentu, melainkan bagi seluruh umat manusia di bumi ini, tanpa pandang bulu. Maka kepada segenap umat katolik kami harapkan di dalam hidup bermasyarakat dapat menjadi saksi keselamatan atau warta gembira bagi segenap warga masyarakat. Demikian juga kepada para pegawai atau pekerja katolik di perusahaan atau kantor kami harapkan juga dapat  menjadi saksi keselamatan dan warta gembira. Tentu saja kita sendiri senantiasa bertobat terus-menerus, artinya siap sedia untuk terus-menerus diperbaharui sesuai dengan perkembangan tuntutan zaman. Kiranya kita semua dapat belajar atau bercermin pada para misionaris yang dengan penuh pengorbanan serta pelayanan telah meninggalkan tanah tumpah darahnya guna mewartakan kabar baik atau karya penyelamatan ke tempat yang jauh. Memang mewartakan karya penyelamatan butuh pengorbanan dan pelayanan, sebagaimana juga telah dilakukan Sang Penyelamat yang telah melepaskan kebesaranNya (ke –Allah-anNya) mendatangi umat manusia di bumi ini. Kami berharap semangat berkorban dan melayani sedini mungkin dididikkan atau dibiasakan pada anak-anak di dalam keluarga dengan teladan konkret dari para orangtua. Saling melayani dan berkorban hendaknya terjadi dalam hidup berkeluarga, dihayati oleh seluruh anggota keluarga.

"Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?"

(Mzm 42:2-3)

Ign 30 April 2012