Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 21 Desember 2012

22 des


"Jiwaku memuliakan Tuhan"

(1Sam 1:24-28; Luk 1:46-56)


"Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya" (Luk 1:46-56), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Kutipan Warta Gembira di atas merupakan bagian doa harian dalam Ibadat Harian para anggota Lembaga Hidup Bakti serta doa harian para anggota Legio Mariae, yang sering juga disebut doa "Magnificat". Doa tersebut sebenarnya pada zaman dahulu merupakan lagu atau pujian popular bagi orang-orang pilihan Allah, orang-orang yang sungguh mau membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Maka doa tersebut keluar dari hati SP Maria, sebagai pujian syukur setelah menerima pujian dari Elisabeth. SP Maria adalah teladan umat beriman, maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan segenap umat beriman untuk menghayati isi doa tersebut di atas. Isi doa tersebut terdiri dari dua bagian: pertama-tama mengimani atau menghayati karya atau penyelenggaraan Allah dalam diri manusia yang lemah dan rapuh, dan kemudian mengimani cara berpikir atau paradigma Allah. Perayaan Natal semakin mendekat, maka marilah kita siapkan diri kita dengan membuka diri sepenuhnya atas karya atau penyelenggaraan Allah dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini, dengan harapan kita juga siap sedia untuk menerima kedatangan Penyelamat Dunia. Hendaknya kita juga memiliki paradigma sebagaimana dikehendaki oleh Allah, antara lain tidak congkak hati atau sombong, melainkan rendah hati. Berulang kali kami mengingatkan agar kita senantiasa hidup dan bertindak dengan rendah hati, karena rendah hati merupakan keutamaan yang paling utama dan dasar. Kami berharap mereka yang berpengaruh dalam kehidupan bersama dapat menjadi teladan dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun.

·   "Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN." (1Sam 1:26-28). Kutipan ini merupakan doa seorang ibu yang belum dianugerahi anak dan mohon kepada Allah agar dianugerahi anak, dan jika dianugerahi anak maka anak tersebut akan dipersembahkan kembali kepada Allah. Kami berharap hal itu juga terjadi dalam diri para orangtua: kami ajak dan ingatkan kepada orangtua untuk senantiasa mempersembahkan anak-anaknya kepada Allah, artinya dididik dan dibina sesuai dengan kehendak Allah sehingga kelak kemudian hari tumbuh berkembang menjadi pribadi yang baik, bermoral dan berbudi luhur, dan syukur jika ada di antara anak-anak anda ada yang tergerak untuk menjadi imam, bruder atau suster alias tidak menikah atau tidak berkeluarga demi Kerajaan Allah. Panggilan hidup imam, bruder maupun suster pada masa kini mengalami kemerosotan baik dalam hal kuantitas maupun kualitas, jumlah maupun mutu. Hal yang kiranya juga terjadi dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dimana juga terjadi kemerosotan baik dalam hal jumlah maupun mutu kader-kader yang sungguh negarawan, pemimpin-pemimpin yang memfungsikan kepemimpinannya demi kesejahteraan umum/bersama. Kami berharap kepada para orangtua, guru maupun penyelenggara karya pendidikan atau sekolah untuk memperhatikan kaderisasi dalam proses pendidikan atau pembinaan. Seorang kader adalah senantiasa fungsional menyelamatkan lingkungan hidupnya, dimana ia hidup atau bekerja, maka fungsikan anak-anak sedini mungkin dalam lingkungan hidupnya sesuai dengan perkembangan dan kemampuannya.

"Busur pada pahlawan telah patah, tetapi orang-orang yang terhuyung-huyung, pinggangnya berikatkan kekuatan. Siapa yang kenyang dahulu, sekarang menyewakan dirinya karena makanan, tetapi orang yang lapar dahulu, sekarang boleh beristirahat. Bahkan orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi orang yang banyak anaknya, menjadi layu.TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana.TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga." (1Sam 2:4-7)

Ign 22 Desember 2012

 

Note: Kepada para ibu kami ucapkan "Selamat Hari Ibu

Kamis, 20 Desember 2012

21 des


"Berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda."
(Kid 2:8-14; Luk 1:39-45)
"Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."(Luk 1:39-45), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Silaturahmi atau saling mengunjungi dan bercakap-cakap/bercuhat bersama kiranya merupakan salah satu cirikhas bangsa yang sungguh berbudaya dan bermoral. Dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan SP Maria yang sedang mengandung atau menerima Warta Gembira segera mengunjungi Elisabeth, saaudarinya, yang pada masa tuanya sedang mengandung anak pertamanya. Mereka berdua dalam keadaan penuh Roh Kudus, artinya kegembiraan yang terjadi di antara mereka sungguh  merupakan kasih karunia Roh Kudus. Mereka saling memberi salam dalam awal perjumpaan dan kiranya hal ini juga sering kita lakukan, maka marilah kita mawas diri: sejauh mana salam yang kita sampaikan kepada orang lain sungguh merupakan kasih karunia Roh Kudus/Allah? Bukan sekedar basa-basi belaka? Jika salam itu merupakan karunia Allah, maka baik yang memberi salam maupun yang menerima salam akan berbahagia sepenuhnya, yang menjadikan tubuh segar-bugar dan sehat wal'afiat. Kami percaya bahwa hari-hari ini anda sedang atau akan merencanakan perjalanan, entah dalam rangka merayakan Natal maupun merayakan Tahun Baru, ke suatu tempat dimana anda akan bertemu dan bercakap-cakap dengan handai-taulan, saudari-saudari. Semoga kebersamaan anda dengan handai-taulan, kerabat dekat dan sahabat, semakin memperdalam dan memperteguh persahabatan anda, sehingga kehadiran atau kedatangan anda dimana pun dan kapan pun akan menjadi berkat atau rahmat bagi sesama. Kita semua dipanggil untuk menjadi penyalur-penyalur rahmat atau berkat Allah. Dan yang tak kalah penting adalah bahwa kita semua hendaknya percaya akan Sabda Allah, artinya sabda  atau kehendaknya menjadi nyata atau terwujud dalam dan melalui cara hidup maupun cara bertindak kita.
·   "Dengarlah! Kekasihku! Lihatlah, ia datang, melompat-lompat di atas gunung-gunung, meloncat-loncat di atas bukit-bukit. Kekasihku serupa kijang, atau anak rusa. Lihatlah, ia berdiri di balik dinding kita, sambil menengok-nengok melalui tingkap-tingkap dan melihat dari kisi-kisi. Kekasihku mulai berbicara kepadaku: "Bangunlah manisku, jelitaku, marilah! Karena lihatlah, musim dingin telah lewat, hujan telah berhenti dan sudah lalu. Di ladang telah nampak bunga-bunga, tibalah musim memangkas; bunyi tekukur terdengar di tanah kita. Pohon ara mulai berbuah, dan bunga pohon anggur semerbak baunya. Bangunlah, manisku, jelitaku, marilah" (Kid 2:8-13). Kutipan dari Kidung Agung di atas ini kiranya dapat menjadi contoh atau model dalam saling menyapa dan memuji: gambaran pujian dan rayuan pasangan suami-isteri yang sedang berbulan madu, itulah isi kutipan di atas. Sekiranya anda sebagai suami-isteri dapat saling menyapa seperti hal di atas di hadapan anak-anak, maka anak-anak dapat belajar dari anda serta ada kemungkinan mempraktekkannya dengan kakak atau adik, sehingga kelak kemudian ketika mereka tumbuh berkembang sebagai orang dewasa juga terbiasa untuk saling menyapa dengan penuh kasih, saling memuji dan mengagungkan, dan dengan demikian terjadilah persaudaraan atau persahabatan sejati yang menarik, mempesona dan memikat. Kutipan di atas kiranya juga mengajak dan mengingatkan kita semua agar dalam pergaulan dengan siapapun dan dimana pun senantiasa berpikiran positif, dengan melihat dan mengakui kebaikan atau keunggulan yang ada. Cara hidup dan cara bertindak yang demikian itu hemat saya sungguh merupakan perisiapan yang baik dan benar dalam memperisiapkan Pesta Natal yang akan datang, dimana kita akan mengenangkan perdamaian yang dibawa oleh Emmanuel, Penyelamat Dunia, yang lahir di tengah-tengah kita, sebagai manusia seperti kita, kecuali dalam hal dosa.
"Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai.., tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun. Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri"(Mzm 33:2-3:11-12)
Ign 21 Desember 2012

Rabu, 19 Desember 2012

20 des


"Bagi Allah tidak ada yang mustahil."
(Yes 7:10-14; Luk 1:26-38)
"Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia" (Luk 1:26-38), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Pada hari ini ditampilkan tokoh SP Maria, teladan umat beriman, yang dengan penuh penyerahan diri menanggapi panggilan Tuhan untuk berpartisipasi dalam pemenuhan janjiNya: menyelamatkan dunia. Kesanggupan SP Maria, yang masih perawan dan akan mengandung anak tanpa hubungan seks/ suami-isteri, didasari oleh keyakinan iman bahwa "Bagi Allah tidak ada yang mustahil". Kita semua adalah orang beriman, yang percaya kepada Allah, maka marilah kita hayati iman kepercayaan itu dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari kapan pun dan dimana pun. Bersama dan bersatu dengan Allah segala sesuatu dapat kita hayati atau laksanakan, tentu saja apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan, terutama keselamatan dan kebahagiaan jiwa manusia, meskipun untuk itu harus menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan. Tantangan, masalah dan hambatan yang lahir atau muncul karena kesetiaan pada iman atau panggilan adalah jalan atau wahana keselamatan atau kebahagiaan sejati, maka hendaknya jangan dihindari, melainkan tanggapi dan selesaikan bersama dan bersatu dengan Allah, karena dengan demikian pasti akan terselesaikan dengan baik dan benar. Marilah kita meneladan SP Maria, yang senantiasa menghayati diri sebagai hamba Allah serta membiarkan perintah dan sabda Allah terwujud dalam dirinya. Dengan kata lain marilah kita hidup dan bertindak dengan rendah hati, senantiasa membuka diri terhadap segala kemungkinan dan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.
·   "Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel" (Yes 7:14). Kutipan ini mengajak dan mengingatkan kita semua untuk peka terhadap tanda-tanda zaman, karya Allah atau penyelenggaraanNya, yang menganugerahi pertumbuhan dan perkembangan kepada ciptaan-ciptaanNya. Kita akan peka  terhadap tanda-tanda zaman jika kita sendiri peka terhadap perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi di dalam diri kita masing-masing, yang sering muncul dalam bentuk gejala-gejala, misalnya pusing, hati tak enak dst… Rekan-rekan perempuan kami harapkan sungguh peka atas apa yang terjadi menjelang menstruasi, karena pada umumnya di masa itu lebih berperasaan alias mudah marah atau tersinggung. Masing-masing dari kita hendaknya juga peka terhadap tubuh kita untuk menjaga dan mengusahakan agar tubuh tetap sehat dan segar-bugar. Misalnya terkait dengan kolesterol atau gula, penyakit yang marak pada masa ini karena gaya makan dan minum yang tidak benar. Untuk membantu diri kita peka terhadap karya atau penyelenggaraan Tuhan dalam hidup sehari-hari, antara lain setia mengadakan refleksi atau mawas diri setiap hari alias pemeriksaan batin. Pemeriksaan batin merupakan bagian dari doa harian, yaitu doa malam, maka hendaknya jangan dilewatkan. Pemeriksaan batin tidak identik dengan pemeriksaan dosa dan kelemahan. Cermati kecenderungan hati anda, saya kira tidak hanya cenderung untuk melakukan dosa, melainkan lebih banyak kecenderungan untuk berbuat baik,. Wujudkan kecenderungan untuk berbuat baik dalam cara hidup dan cara bertindak, karena dengan demikian anda akan menjadi peka terhadap penyelenggaraan Tuhan atau Ilahi.
" TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai. "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
 (Mzm 24:1-3)
Ign 20 Desember 2012

19 des


"Jangan takut hai Zakharia sebab doamu telah dikabulkan"
(Hak 13:2-7.24-25a; Luk 1:5-25)
" Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya." Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya." Jawab malaikat itu kepadanya: "Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya." Sementara itu orang banyak menanti-nantikan Zakharia. Mereka menjadi heran, bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci. Ketika ia keluar, ia tidak dapat berkata-kata kepada mereka dan mengertilah mereka, bahwa ia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci. Lalu ia memberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu.Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah. Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya: "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang."(Luk 1:11-25), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Hari ini ditampilkan tokoh Zakharia, orang yang setia dalam beribadah kepada Tuhan, yang beristerikan Elisabeth. Sebagai suami-isteri kiranya mereka berdua mendambakan anugerah Tuhan berupa anak, namun sampai usia lanjut/lansia mereka tidak dianugerahi anak. Pada suatu hari terjadilah mujizat, yaitu doanya dikabulkan dan Elisabeth dalam usia tuanya mengandung dan akan melahirkan seorang anak. Begitu luar biasa anugerah Tuhan sehingga membuat Zakharia kurang percaya dan menerima 'hukuman' menjadi bisu sampai anak yang dikandung oleh Elisabeth lahir dari kandungannya. Berdoa memang tidak mudah, kebanyakan orang berdoa hanya menghafalkan teks doa atau formalistis belaka. Jika kita sungguh berdoa, maka apa yang kita mohon kepada Tuhan melalui doa pasti dikabulkan, dan jangan heran ketika pengabulan doa diluar bayangan atau dugaan kita. Pengabulan doa kita atau anugerah Tuhan pada umumnya menuntut kita untuk berubah, dan tentu saja berubah ke arah yang (lebih) baik, dan untuk itu menuntut perjuangan dan pengorbanan kita. Pada umumnya orang-orang masa kini enggan atau pelit dalam hal perjuangan dan pengorbanan serta lebih cenderung cari enaknya sendiri. Tidak siap sedia untuk berubah pasti akan ketinggalan atau terlindas oleh perkembangan zaman, maka hendaknya kita semua senantiasa siap sedia untuk berubah. Ingat dan sadari bahwa yang abadi di dunia ini adalah perubahan, segala sesuatu berubah begitu cepat.
·   "Malaikat TUHAN menampakkan diri kepada perempuan itu dan berfirman kepadanya, demikian: "Memang engkau mandul, tidak beranak, tetapi engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram" (Hak 13:3-4) . Kutipan ini kiranya baik untuk menjadi permenungan atau refleksi bagi para ibu yang sedang mengandung. Mereka yang sedang mengandung renungkan dan hayati pesan ini :"Peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram". Dengan kata lain para ibu yang sedang mengandung kami harapkan dalam hal makan dan minum mengkonsumsi yang sungguh bergizi, agar tubuh dalam keadaan sehat, segar-bugar, dan yang perlu diperhatikan adalah agar anda mempunyai air susu yang sehat, yang akan menjadi makanan dan minuman utama bagi bayi atau anak yang tidak lama kemudian akan segera lahir dari kandungan anda. Kami sungguh berharap kepada rekan-rekan perempuan, entah yang sedang mengandung atau mereka yang akan hidup berkeluarga, untuk memperhatikan gizi makanan dan minuman yang ada konsumsi. Jika anda tidak sehat dan segar-bugar, maka ketika mengandung akan mengalami masalah dan membahayakan janin yang ada dalam kandungan anda. Kami juga berharap agar anak-anak atau bayi dapat menikmati air susu ibu yang sehat dan memadai waktunya, jauhkan pemberian air susu instant atau susu sapi bagi anak-anaknya anda pada usia balita.
"Jadilah bagiku gunung batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku; sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku.Ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik"
 (Mzm 71:3-4a)
Ign 19 Desember 2012

Senin, 17 Desember 2012

18 des

"Seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum"
(Yer 23:5-8; Mat 1:18-24)
" Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya" (Mat 1:18-24), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Hari ini dikisahkan seorang tokoh bernama Yusuf, keturunan Daud secara fisik. Ia menerima panggilan dari Allah untuk mengambil Maria sebagai isterinya (Maria bukan keturunan Daud secara fisik), yang sedang hamil karena Roh Kudus. Yusuf tidak takut untuk melaksanakan perintah atau panggilan Allah tersebut, ia "berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya". Terjadi perkawinan atau integrasi antara fisik dan spiritual itulah yang ada dalam diri Yusuf, maka ia juga dikenal sebagai pribadi yang tidak mencemarkan nama baik orang di muka umum. Hemat saya kita semua, sebagai orang beriman atau beragama, juga dipanggil untuk tidak mencemarkan nama baik orang lain di muka umum, dengan kata lain tidak menceriterakan kekurangan atau kelemahan orang lain tanpa perlu di muka umum. Kita semua diharapkan memiliki hati yang tulus alias suci, sehingga dalam situasi dan kondisi apapun dan dimana pun kita senantiasa diharapkan mengusahakan apa yang suci, menyelamatkan dan membahagiakan, terutama keselamatan atau kebahagiaan jiwa manusia. Secara khusus dengan ini kami mengingatkan, entah para suami-isteri maupun rekan-rekan imam, bruder dan suster:  hendaknya jangan menceriterakan kekurangan atau kelemahan pasangan hidupnya atau rekan sekomunitas kepada orang lain tanpa perlu, karena jika kita menceriterakan kekurangan atau kelemahan pasangan hidup atau rekan sekomunitas berarti menghancurkan atau merusak hidup bersama. Jika kita tidak mampu mengasihi mereka yang setiap hari hidup dan bekerja bersama kita, maka sikap kita terhadap orang lain pasti menindas atau mencelakakannya, sebaliknya jika kita mampu mengasihi mereka yang setiap hari hidup dan bekerja dengan kita, maka sikap terhadap orang lain berarti melayani.
·   " Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri" (Yer 23:5). Kita semua kiranya mendambakan bahwa keturunan kita atau  generasi mendatang menjadi orang-orang "yang bijaksana dan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri". Hal itu akan terwujud atau menjadi kenyataan jika kita sendiri pada masa kini juga menjadi orang-orang yang bijaksana, melakukan keadilan dan kebenaran kapan pun dan dimana pun. Hidup dan bertindak dengan bijaksana, adil dan benar pada masa kini sungguh mendesak dan up to date untuk dihayati. Agar kita hidup dan bertindak dengan bijaksana, adil dan benar, hemat saya kita harus senantiasa mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan alias kapan pun dan dimana pun senantiasa melaksanakan kehendak dan perintah Tuhan tanpa cacat. Maka baiklah setiap hari kita membaca dan merenungkan sabda Tuhan, antara lain sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Para anggota Lembaga Hidup Bakti, biarawan dan biarawati, yang setia setiap hari mendoakan Ibadat Harian, hendaknya juga setia melaksanakan dan menghayati apa yang tertulis dalam buku Ibadat Harian, entah itu bacaan singkat maupun mazmur-mazmurnya. Bacaan-bacaan singkat yang ada dalam Ibadat Harian merupakan teks Kitab Suci terpilih, maka hayatilah agar anda dapat tumbuh berkembang sebagai orang yang bijaksana, benar dan adil. Demikian juga kita semua, umat beragama yang setia berdoa setiap hari, hendaknya juga menghayati isi doanya, tidak hanya dikatakan atau manis dalam mulut saja, tetapi indah dan mempesona dalam tindakan atau perilaku.
"Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum! Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong;ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin" (Mzm 72:2.12-13)
Ign 18 Desember 2012

Minggu, 16 Desember 2012

17des

 "Inilah silsilah Yesus Kristus"
(Kej 49: 2.8-10; Mat 1:1-17)
"Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia, Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor, Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus." (Mat 1:1-17), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Mulai hari ini kita memasuki 'Hari Biasa Khusus Adven', dimana kita diajak untuk memasuki saat-saat menjelang pemenuhan janji Allah, Kelahiran Penyelamat Dunia. Warta Gembira hari ini mengenangkan 'silsilah Yesus Kristus', sejak dari Abraham, bapa umat beriman. Mengenal silsilah alias sejarah dengan baik dan benar hemat saya sungguh penting, namun jika dicermati hal ini kurang mendapat perhatian dalam bidang pendidikan di negeri kita. Jika orang tidak tahu silsilah atau sejarah pada umumnya yang bersangkutan juga tidak menghargai nilai-nilai atau warisan keutamaan para leluhur atau pendahulu, yang sungguh baik dan memadai untuk hidup masa kini. Sebagai orang beriman kiranya kita semua perlu mengenal bapa Abraham, yang sungguh beriman, demikian juga sebagai warga negara Indonesia kiranya perlu mengenal tokoh pejuang kemerdekaan NKRI. Sebagai orang beragama kita semua juga memiliki warisan nilai yang sangat berharga, sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci, yang sudah ada berabad-abad yang lalu, dan sampai kini masih up to date untuk menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita. Maka sabda hari ini hemat saya antara lain mengajak dan mengingatkan kita akan pentingnya mengenal dengan baik dan benar 'silsilah atau  sejarah'. Marilah kita kenangkan nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan hidup yang diwariskan oleh para pendahulu atau leluhur kita, sebaliknya marilah kita hidup dan bertindak sebaik mungkin, sungguh beriman, bermoral dan berbudi pekerti luhur, agar dengan demikian kita pun mewariskan nilai atau keutamaan hidup bagi generasi mendatang.
·   "Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa" (Kej 49:10). Jika dicermati kiranya kita tahu bahwa keturunan Yehuda pada masa kini sungguh menguasai dunia, misalnya petualang uang atau bankir yang sangat berpengaruh dalam kehidupan ekonomi dunia adalah keturunan Yehuda, demikian juga dalam hal ilmu-ilmu pengetahuan atau ilmiah lainnya. Saya menerima informasi bahwa sampai kini pun, yaitu bangsa Israel, yang tidak lain adalah keturunan Yehuda lebih mengutamakan 'menjual hasil pikiran' kepada dunia, Negara yang kecil ini berpengaruh dalam kehidupan dunia karena pemikir-pemikir yang handal. Maka dengan ini kami harapkan agar kita semua juga lebih mengutamakan kecerdasan dalam membina dan mendidik anak-anak kita, entah itu cerdas secara fisik, sosial, intelektual, emosional maupun spiritual. Orang yang memiliki kecerdasan-kecerdasan ini pasti akan sangat berpengaruh dalam kehidupan bersama: cerdas secara fisik berarti tubuh senantiasa dalam keadaan sehat dan prima sehingga tak mudah kena penyakit dalam situasi dan kondisi apapun, cerdas secara social berarti orang dapat bergaul dan hidup bersama dengan siapapun, cerdas secara intelektual berarti orang dengan mudah memahami apa yang terjadi, cerdas secara emosional berarti orang tak mudah marah alias dapat menguasai emosinya, sedangkan cerdas secara spiritual berarti yang bersangkutan sungguh fungsional menyelamatkan dimana pun dan kapan pun.
"Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja dan keadilan-Mu kepada putera raja! Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran! Kiranya ia memberi keadilan kepada orang-orang yang tertindas dari bangsa itu, menolong orang-orang miskin" (Mzm 72:1.3-4b)
Ign 17 Desember 2012