Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Sabtu, 19 Mei 2012

Minggu Paskah VII


Mg Paskah VII/Hari Komunikasi Sedunia: Kis 1:15-17.20a.20c-26; 1Yoh 4:11-16; Yoh 17:11b-19

"Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran"

Kesadaran untuk pendidikan anak-anak atau generasi muda semakin meningkat dan mendalam, dan kita semua kiranya menyadari bahwa menjadi orang yang cerdas secara spiritual, handal dan kompeten dalam menanggapi kebutuhan dan perkembangan zaman. Perubahan dan perkembang-an yang terjadi di dunia masa kini memang membutuhkan orang-orang yang sungguh cerdas secara spiritual, handal dan kompeten serta senantiasa siap sedia untuk segala kemungkinan dan kesempatan. Seminari Menengah St.Petrus Kanisius Mertoyudan- Magelang memiliki visi "Seminari adalah komunitas pendidikan calon imam tingkat menengah yang handal dan kompeten". Hari-hari dalam masa Novena Roh Kudus ini kiranya kita semua mendambakan dapat menerima anugerah Roh, tujuh karunia Roh Kudus, yaitu: "Roh Hikmat, Roh Pengertian, Roh Nasihat, Roh Keperkasaan, Roh Pengenalan akan Allah, Roh Kesalehan, Roh Takut Akan Allah" (lih PS no 93). Maka marilah kita renungkan sabda Yesus hari ini, dan saya dengan sederhana berusaha untuk merefleksikannya.

" Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran" (Yoh 17:17-19)

Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita diutus ke dalam dunia, berpartisipasi dalam seluk beluk dunia, hidup mendunia atau membumi. Tantangan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini sungguh besar dan berat. Harian Kompas tanggal 16 Mei 2012 yang lalu di halaman pertama mengetengahkan bahwa "Mental Korupsi sudah merata"; sikap mental dan tindakan korupsi merata dalam diri para pejabat dan petinggi pemerintahan dan masyarakat kita. Maka hemat kami semakin mendunia, berpartisipasi dalam seluk-beluk dunia harus semakin beriman, karena tanpa iman hidup mendunia pasti amburadul. Dengan demikian tepatlah sabda dan harapan Yesus : "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firmanMU adalah kebenaran…. Aku menguduskan diriKu bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran"

Aneka macam kebenaran atau ajaran harus diketahui dan dikuasai dengan baik dan benar, agar kita selamat dalam mendunia, berpartisipasi dalam seluk-beluk dunia. Peranan pendidikan atau sekolah hemat saya sungguh besar dalam usaha mengetahui dan menguasai kebenaran-kebenaran dan ajaran-ajaran. Maka kami berharap kita semua sungguh memiliki opsi pada aneka usaha dan gerakan pendidikan yang benar dan baik. Salah satu pembantu dalam usaha mengetahui dan menguasai kebenaran dan ajaran adalah para guru atau dosen di sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi, namun sungguh memprihatinkan bahwa perhatian untuk menjadi guru maupu terhadap guru di sekolah-sekolah tidak memadai sebagaimana diharapkan. Banyak orang mengeluh terhadap dan mengritik kwalitas pendidikan, tetapi tidak rela berkorban bagi pendidikan, entah itu dengan tenaganya maupun harta kekayaannya. Maka ada lagu bagi para guru yang berjudul "pahlawan tanpa jasa", pejuang dan pekerja keras yang menerima imbal jasa tidak memadai.

Seminari Menengah, termasuk Seminari Menengah St Petrus Kanisius Mertoyudan-Magelang, merupakan salah satu usaha atau pelayanan untuk mempersiapkan dan memupuk mereka yang terpanggil untuk menjadi imam agar menjadi 'kudus dalam kebenaran dan firman atau ajaran'.  Tuntutan dan kebutuhan sarana-prasarana untuk mempersiapkan dan memupuk panggilan para seminaris atau calon imam semakin meningkat, sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Gedung atau bangunan serta sarana-prasarana yang dibangun kurang lebih 50 (lima puluh) tahun lalu kurang memadai lagi bagi proses pembelajaran dan pendidikan seminaris masa kini, maka kami harus mengadakan rehabitasi maupun pengadaan sarana-prasarana serta bangunan/gedung, dan untuk itu membutuhkan uluran kebaikan dan bantuan anda. Dengan renda hati kami mengetok hati anda sekalian untuk membantu pengembangan dan perbaikan bangunan maupun sarana-prasarana penyelenggaraan Seminari Menengah St.Petrus Kanisius Mertoyudan- Magelang. Ulurkan dana, uang, harta, perhatian maupun doa anda bagi penyelenggaran pendidikan para calon imam ini. Jika hari kita kita diajak mengenangkan Hari Komunikasi Sedunia, ingat bahwa kata komunikasi berasal dari bahasa Latin "communicare", yang berarti antara lain saling berbagi dan saling memberi. Berbagilah dan pedulilah pada kami, Seminari Menengah St.Petrus Kanisius, Meertoyudan-Magelang. 

"Kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia" (1Yoh 4:14-16)

Sebagai orang beriman atau beragama kami harapkan "kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita", yang berarti kita senantiasa ada, hidup dan bergerak dalam kasih, saling mengasihi satu sama lain tanpa pandang bulu. Tidak hidup dan bertindak saling mengasihi berarti tidak beriman, tidak percaya kepada Allah alias atheis. Jika dicermati kiranya cukup banyak orang pada masa kini kurang atau tidak beriman, yang antara lain dapat dilihat dalam tindakan korupsi maupun amoral lainnya yang masih marak pada masa kini, bahkan mereka yang bernaung di bawah departemen yang harus membina manusia agar cerdas beriman sarat melakukan korupsi dan tindakan amoral, yaitu 'departemen pendidikan dan departemen agama'. Sekali lagi saya angkat sesuatu yang memprihatinkan, yaitu: ujian nasional tingkat SMP dan SMA yang berlalu bulan lalu dijaga atau diawasi oleh polisi berarti sekolah adalah pendidikan penjahat, yaitu korupsi karena kebiasaan menyontek.

Hidup dan bertindak dalam kasih Allah berarti hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Maka kami berharap kepada para orangtua untuk mendidik dan membina anak-anaknya sedini mungkin menjadi orang yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur dengan nasihat maupun teladan orangtua, dan selanjutnya hal ini diperdalam dan diperkembangkan di sekolah-sekolah, sebagai pembantu para orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Orangtua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya, sedangkan sekolah merupakan pembantu orangtua, maka hendaknya ada kerjasama antara orangtua dan sekolah/para guru.

 "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya." (Kis 1:24-25), demikian doa para rasul untuk mohon terang dan bantuan Allah dalam rangka memilih generasi pengganti atau penerus. Doa macam ini hendaknya juga dilakukan oleh para orangtua, guru atau pendidik dalam rangka mendidik anak-anak atau peserta didik. Marilah kita mohon terang Allah untuk memilih apa-apa saja yang baik untuk kita lakukan dan sampaikan atau ajarkan/dididikkan bagi anak-anak atau peserta didik. Di sekolah-sekolah hendaknya setiap awal sekolah diselenggarakan doa bersama di antara para guru/pendidik dan kemudian bersama-sama dengan peserta didik. Para orangtua kami harapkan setiap hari mendoakan anak-anaknya agar tumbuh berkembang menjadi pribadi yang cerdas beriman.

"Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!... tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita."

 (Mzm 103:1-2.11-12)

Ign 20 Mei 2012

Note: refleksi ini saya buat sekaligus sebagai persiapan kotbah dalam Misa Minggu di gereja paroki-Purbayan, Solo, dalam rangka usaha sumbangan untuk rehabilitasi bangunan Seminari Menengah St.Petrus Kanisius Mertoyudan. Jika anda tergerak untuk membantu silahkan hubungi kami via email. 


Kamis, 17 Mei 2012

19 Mei


"Kamu telah mengasihi Aku dan percaya bahwa Aku datang dari Allah"

(Kis 18:23-28; Yoh 16:23b-28)

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa." (Yoh 16:23b-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Allah telah mengasihi kita dengan total melalui Yesus Kristus yang telah mempersembahkan DiriNya sampai wafat di kayu salib dan kemudian dibangkitkan dari mati. Maka selayaknya jika kita harus mengasihi Yesus serta percaya bahwa Ia datang dari Allah ke dunia untuk menyelamatkan seluruh dunia seisinya. Sebagai bukti bahwa kita mengasihi Yesus adalah kita dipanggil untuk meneruskan karya penyelamatan dunia dengan berpartisipasi dalam seluk beluk dunia alias dengan sepenuh hati 'mendunia'. Memang hidup 'mendunia' pada masa kini kita harus menghadapi aneka macam tantangan, masalah dan hambatan, maka baiklah dengan penuh percaya kita mohon kepada Allah agar Ia senantiasa menyertai dan mendampingi kita dimana pun kita berada atau kemana pun kita pergi. "Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikanNya kepadamu dalam namaKu", demikian sabda Yesus. Memohon sesuatu kepada Allah atas nama Yesus kiranya berarti mohon karunia Roh Kudus, sebagaimana sedang kita hayati pada hari-hari ini dalam rangka Novena Roh Kudus. Mohon karunia Roh Kudus berarti mohon agar dianugerahi keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan, seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5:22-23), sehingga cara hidup dan cara bertindak kita dijiwai oleh keutamaan-keutamaan tersebut. Pada masa kini yang perlu kita hayati dan sebarkan antara lain adalah 'kesetiaan', mengingat dan memperhatikan cukup banyak orang tidak atau kurang setia pada iman, panggilan dan tugas pengutusannya, yang nampak dalam aneka bentuk pelanggaran tata tertib dan aturan setiap hari.

·   "Dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias." (Kis 18:28), demikian berita perihal Apolos yang berpartisipasi dalam pewartaan Kabar Baik, bahwa Yesus adalah Mesias, Penyelamat Dunia yang dinantikan semua orang. Kitab Suci memang merupakan refleksi atas iman kepada Yesus Kristus, Mesias, Penyelamat Dunia. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita dipanggil untuk menyebarluaskan iman kita dimana pun dan kapan pun, dan untuk itu ada kemungkinan kita harus menghadapi aneka bantahan atau sanggahan perihal iman kita. Ketika berusaha menanggapi bantahan atau sanggahan hendaknya berpedoman pada apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, maka untuk itu kami berharap kepada kita semua untuk dengan tekun dan rajin membaca apa yang tertulis di dalam Kitab Suci serta merenungkannya. Bacalah Kitab Suci setiap hari agar memperoleh kekuatan dan inspirasi untuk penghayatan iman maupun memperjuangkan aneka kebenaran. Ingatlah dan sadari bahwa para santo-santa atau tokoh-tokoh di dalam Gereja Katolik sungguh hidup dan bertindak berdasarkan sabda Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci, sehingga mereka sungguh setia dalam penghayatan iman maupun panggilan dan tugas pengutusan. Baiklah dalam rangka Novena Roh Kudus dimana juga dibacakan Kitab Suci kita dengarkan dan renungkan dengan baik, sehingga kita dapat memahami apa yang tertulis di dalam Kitab Suci serta kemudian menjadikannya pedoman atau inspirasi dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun, sehingga kita senantiasa siap sedia menghadapi aneka bantahan atau sanggahan iman kita.

"Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran! Allah memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus. Para pemuka bangsa-bangsa berkumpul sebagai umat Allah Abraham. Sebab Allah yang empunya perisai-perisai bumi; Ia sangat dimuliakan" (Mzm 47:8-10)

Ign 19 Mei 2012


18 Mei

"Seorang perempuan berduka pada saat ia melahirkan"

(Kis 18:9-18; Yoh 16:20-23a)

" Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu. Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku." (Yoh 16:20-23a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Secara harafiah rekan-rekan perempuan yang pernah mengandung dan melahirkan anak kiranya dapat menyetujui dan memahami sabda Yesus bahwa "Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia". Kami mengajak anda sekalian untuk memahami sabda Yesus ini secara rohani atau spiritual, dan untuk itu saya akan mencoba mereflesikan secara sederhana bagi anda sekalian. Sabda Yesus ini kiranya juga mengindikasikan bahwa "penderitaan dan salib tak terpisahkan dari kebangkitan" yang berarti keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan sejati lahir dari penderitaan dan kesengsaraan akibat dari kesetiaan dan ketaatan pada panggilan dan tugas pengutusan. "Jer basuki mowo beyo"= hidup mulia dan sejahtera terjadi karena perjuangan dan pengorbanan, demikian kata pepatah Jawa. Sabar lahir ketika harus antri atau menunggu, rendah hati dan lemah lembut lahir ketika orang diejek, dihina dan direndahkan karena setia pada panggilan dan tugas pengutusan harus bekerja keras dan tidak mengeluh atau menggerutu, dst.. Kami berharap para ibu atau rekan perempuan yang telah mengandung dan melahirkan anak dapat membagikan pengalamannya kepada suaminya maupun anak-anaknya; sedangkan suami yang baik kiranya juga dapat menghayati pengalaman isterinya yang melahirkan. Marilah kita bekerja keras dan setia pada panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, meskipun untuk itu kita harus menderita dan sengsara. Tumbuh berkembang menjadi pribadi yang cerdas beriman tak akan terlepas dari penderitaan, tantangan dan perjuangan.

·   "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini." (Kis 18:9-10), demikian firman Tuhan kepada Paulus, rasul agung. Jika kita dengan benar dan cermat melihat dan memperhatikan lingkungan hidup kita maupun tempat yang akan kita datangi atau kunjungi kiranya orang-orang baik dan berbudi pekerti luhur lebih banyak daripada orang-orang yang jahat dan tak bermoral; memang mereka yang jahat hanya sedikit sekali, namun sering bersuara keras dan menakutkan. Marilah dalam Roh dan kerendahan hati kita temukan kebaikan dan keutamaan yang hidup dan dihayati oleh saudara-saudari kita, dengan kata lain kita lihat dan imani kehendak baik saudara-saudari kita. Hemat saya semua orang pasti berkehendak baik, tetapi karena keterbatasannya sering perilaku atau tindakannya tidak sesuai dengan kehendaknya. "Jangan takut" senantiasa disabdakan kepada orang-orang terpilih. Baiklah kita sadari dan hayati bahwa masing-masing dari kita adalah 'yang terpilih' (ingat dan sadari bahwa ada jutaan sperma dan hanya satu sperma yang terpilih untuk bersatu dengan sel telor, dan kemudian tumbuh berkembang menjadi manusia, yaitu kita semua). Hendaknya kita tidak takut untuk berbuat baik, melakukan apa yang baik, dan ada kemungkinan dalam melakukan apa yang baik terpaksa melanggar tata tertib atau aturan. Tata tertib atau aturan sifat terbatas untuk wilayah atau daerah tertentu, sedangkan apa yang baik senantiasa berlaku secara universal, kapan saja dan dimana saja. Kebaikan ada pada tingkat moral atau spiritual rational yang mengatasi tata tertib atau aturan.

"Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi. Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, suku-suku bangsa ke bawah kaki kita, Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita, kebanggaan Yakub yang dikasihi-Nya" (Mzm 47:2-5)

Ign 18 Mei 2012


Rabu, 16 Mei 2012

Hari Raya Kenaikan Tuhan


HR KENAIKAN TUHAN: Kis 1:1-11; Ef 4:1-13; Mrk 16:15-20

" Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum"

Kata-kata atau pesan terakhir dari seseorang yang akan meninggalkan kita untuk selama-lamanya, misalnya meninggal dunia, atau mungkin untuk bepergian cukup lama, pada umumnya mengesan dalam hati kita serta mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak kita. Pesan atau kata-kata terakhir dari orangtua yang akan meninggal dunia, yang berarti orang yang telah mengasihi secara khusus kepada kita, tentu saja akan lebih mengesan. Hari ini, dalam rangka mengenangkan Kenaikan Tuhan, kepada kita diwartakan bahwa setelah memberi pesan kepada para rasul Yesus langsung terangkat ke sorga, maka pesan Yesus tersebut sungguh meresap dan mengesan dalam hati para rasul maupun mereka yang menerima pewartaan para rasul, sehingga mereka semakin percaya kepada Tuhan, semakin beriman. Marilah kita refleksikan sabda Yesus sebelum terangkat ke sorga.

"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."(Mrk 16:16-18)

Sebagai orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus, entah secara formal maupun informal, dipanggil untuk 'memberitakan Injil kepada segala makhluk'. Yang dimaksudkan dengan Injil adalah Warta Gembira alias apa-apa yang menggembirakan dan menyelamatkan, terutama keselamatan dan kegembiraan jiwa. Jika kita sungguh percaya kepada Tuhan, maka kita akan mampu "mengusir setan, berbicara dalam bahasa Roh, tahan terhadap aneka racun, menyembukan orang sakit". Mengusir setan antara lain dapat kita hayati dengan memberantas aneka bentuk kejahatan, misalnya yang masih marak di negeri kita ini adalah korupi, maka marilah kita berantas korupsi sampai ke akar-akarnya (di sekolah-sekolah hendaknya diberlakukan 'dilarang menyontek dalam ujian atau ulangan'). Berbicara dalam bahasa Roh berarti cara hidup dan cara bertindaknya dijiwai oleh keutamaan-keutaman seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5:22-23). Sedangkan menyembuhkan orang sakit kiranya dapat kita wujudkan dengan berbelas kasih kepada yang sakit hati atau mengunjungi mereka yang sakit fisik, yang sedang terbaring di rumah sakit maupun di rumah.

Kepada mereka yang kurang beriman atau tidak percaya kepada Tuhan, kami harapkan untuk bertobat, jika tidak mau terhukum. Sebenarnya orang yang kurang beriman atau tidak percaya kepada Tuhan alias suka berbuat jahat pada dirinya sendiri telah terhuku, karena mereka pasti berusaha untuk hidup menyendiri secara sembunyi-sembunyi dan dengan demikian menjauhkan diri dari sesamanya. Mereka yang kurang atau tidak percaya kepada Tuhan pada umumnya juga kurang atau tidak percaya kepada sesamanya dan senantiasa curiga terhadap sesamanya maupun merasa terancam terus-menerus. Maka marilah kita ingatkan dengan rendah hati saudara-saudari kita yang kurang atau tidak percaya kepada Tuhan

Setiap hari kita bepergian, maka dimana pun berada atau kemana pun pergi kami harapkan tetap bergembira dan ceria, agar dapat menjadi pewarta-pewarta kabar gembira. Marilah kita tiru kegembiraan orang sinthing atau gila, bukan berarti gila atau sakit jiwa, melainkan bergembira dan ceria karena Tuhan senantiasa menyertai dan mendanpingi, sebagai orang yang beriman atau percaya kepadaNya. Orang yang senantiasa bergembira dan ceria pasti akan menarik, memikat dan mempesona bagi siapapun, sehingga mereka tergerak untuk mendekat dan bersahabat dengan kita orang beriman dan kemudian juga bersahabat dan bersatu dengan Tuhan alias senantiasa hidup baik dan berbudi pekerti luhur.

"Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus" (Ef 4:10-14)

Mereka yang terpanggil menjadi 'nabi, pemberita Injil, gembala, pengajar' kami harapkan menghayati fungsi atau melaksanakan tugas pengutusannya dengan semangat pelayanan, melayani bukan dilayani, meneladan Yesus yang datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani. Fungsi nabi, pemberita Injil, gembala beserta para pembantunya maupun pengajar adalah untuk membangun dan memperkembangkan tubuh Kristus alias Gereja, paguyuban umat beriman, maka cara hidup dan cara bertindaknya diharapkan baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur, sehingga dapat membangun dan bukan merusak.

Apa yang disebut membangun pada umumnya membuat lebih baik atau lebih besar, sesuai dengan tuntutan atau perkembangan zaman. Sungguh menyayangkan dan memprihatinkan adanya aneka pelanggaran atau ketidak-setiaan para pembangun, misalnya berselingkuh atau bermusuhan. Perselingkuhan pada masa kini masih marak, entah dilakukan oleh para suami-isteri maupun mereka yang terpanggil menjadi imam, bruder atau suster. Memang ketika para tokoh atau pemuka berselingkuh akan lebih mudah ketahuan dan menjadi buah bibir bagi banyak orang; secara khusus jika mereka yang berselingkuh berkarya di pendidikan yang berasrama pasti menjadi batu sandungan bagi segenap penghuni asrama. (catatan: ada pastor yang berselingkuh sering merasa enak saja).

Sebagai orang yang terpilih dalam pembangunan umat Allah atau umat beriman diharapkan hidup baik, suci dan berbudi pekerti luhur. Hidup baik, suci dan berbudi pekerti luhur di Indonesia masa kini rasanya sungguh sulit dan berat, mengingat dan memperhatikan para tokoh bangsa, politk dan pemerintahan korupsi tak kunjung henti. Yang sangat memprihatikan adalah bahwa ujian nasional tingkat sekolah menengah dijaga atau diawasi dengan ketat oleh polisi (bukankah hal ini dapat menjadi cermin bahwa di sekolah-sekolah yang diharapkan membina manusia menjadi baik, suci dan berbudi pekerti luhur telah berubah menjadi kaderisasi kejahatan seperti korupsi karena kebiasaan menyontek dibiarkan jalan terus). Memang membenahi hal ini kiranya perlu dimulai dari dasarnya yaitu keluarga. Kami berharap para orangtua sungguh memberi perhatian yang memadai dalam pendidikan anak-anaknya sehingga tumbuh berkembang menjadi pribadi yang cerdas beriman.

" Allah telah naik dengan diiringi sorak-sorai, ya TUHAN itu, dengan diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi Raja kita, bermazmurlah! Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran! Allah memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus "

(Mzm 47:6-9)

Ign 17 Mei 2012

   


Selasa, 15 Mei 2012

16 Mei


"Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimaNya dari padaKu"

(Kis 17:15.22-18:1; Yoh 16:12-15)

" Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku." (Yoh 16:12-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Banyak ajaran, nasihat atau petuah yang telah kita terima melalui orangtua, guru, teman atau saudara-saudari kita, sebagai kepanjangan perintah atau sabda Tuhan, namun dengan mudah kita melupakannya sehingga juga tidak melakukannya. Besok kita merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan dan sesudahnya selama sembilan hari sampai dengan Hari Raya Pentakosta kita diajak berpartisipasi dalam Novena Roh Kudus. Maka kami mengajak anda sekalian untuk berpartisipasi dalam Novena Roh Kudus, serta mohon kepada Tuhan agar mengutus RohNya kepada kita guna mengingatkan kita akan segala sesuatu yang telah kita terima dari Tuhan melalui saudara-saudari kita, yang telah mengasihi dan memperhatikan kita. Tentu saja selain berdoa kita juga dengan rendah hati dapat bertanya kepada mereka yang telah mengasihi dan memperhatikan kita perihal harapan dan dambaan mereka kepada kita. Pertama-tama marilah kita ingat dan kenangkan aneka macam saran, nasihat, ajaran dan petuah dari orangtua atau bapak ibu kita masing-masing, dan untuk itu hendaknya kita sungguh siap sedia membuka diri sepenuhnya seraya mendengarkan kembali apa-apa yang pernah atau telah kita lupakan. Sebagai umat beragama baiklah saya mengajak anda sekalian untuk membaca dan merenungkan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, setiap hari; kiranya sekali lagi apa yang saya sampaikan juga dapat menjadi bantuan bagi anda: kutipan-kutipan dari Kitab Suci. Kami berharap juga gerakan pendalaman iman atau kitab suci ditingkatkan dan diperdalam, entah di dalam keluarga maupun lingkungan. Marilah kita saling curhat atau tukar pengalaman iman, bercakap-cakap bersama perihal pengalaman hidup beriman.

·   "Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat" (Kis 17:29-30). Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita sebagai umat beriman, yang membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah, "karena kita berasal dari keturunan Allah". Sebagai umat beriman kita memang senantiasa diharapkan memikirkan atau membayangkan keadaan ilahi kita setelah meninggal dunia atau dipanggil Allah. Hidup ilahi, mulia selamanya bersama Allah di sorga tidak sama seperti hidup dunia, atau orang yang sungguh beriman diharapkan tidak bersikap mental materialistis atau duniawi. Untuk itu kami berharap para pemimpin agama di tingkat apapun untuk tidak bersikap materialistis. Secara khusus kami ingatkan para (calon) imam atau klerus tentang apa yang tertulis dalam KHK, yaitu "Para klerikus hendaknya hidup sederhana dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang memberi kesan kesia-siaan. Harta benda yang mereka terima pada kesempataan melaksanakan jabatan gerejawi, setelah dikurangi untuk penghidupan yang layak dan untuk memenuhi tugas jabatannya, sisanya hendaklah digunakan untuk kepentingan Gereja dan karya amal " (KHK kan 282). Marilah meneladan Yesus, yang kaya namun memiskinkan dirinya untuk memperkaya orang lain. Kepada segenap umat Allah kami berharap untuk mendukung hidup sederhana para imam, pastor atau gembalanya serta tidak memanjakan dengan aneka kenikmatan harta duniawi. Sekiranya umat karena tergerak untuk menyumbangkan sebagian harta kekayaannya hendaknya tidak diberikan secara pribadi kepada pastor yang bersangkutan, melainkan secara organisatoris, terutama untuk mendukung pelayanan pastoral yang membutuhkan.

"Haleluya! Pujilah TUHAN di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!" (Mzm 148:1-2)

Ign 16 Mei 2012


15Mei


"Adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi"

(Kis 16:22-34; Yoh 16:5-11)

"Sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah menguaatus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum" (Yoh 16:5-11), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Setelah saya ditahbiskan menjadi imam SJ, kemudian saya memperoleh tugas pengutusan sebagai Direktur Perkumpulan Strada-Jakarta untuk mengurus dan mengelola sekolah-sekolah TK s/d SLTA yang bernaung dibawah Perkumpulan Strada. Baru bertugas kurang lebih 4 (empat) bulan saya ditawari oleh Pater Provinsial SJ untuk berpartisipasi dalam Lokakarya Pendidikan SJ di Manila selama sebulan. Menghadapi tawaran itu saya merasa bingung: bagaimana jika sekolah-sekolah harus saya tinggalkan selama sebulan, padahal saya baru beberapa bulan bertugas. Saya kemudian minta saran kepada rekan SJ senior yang kebetulan menjadi Ketua Perkumpulan Strada, dan ia memberi nasihat: "Sekoloh-sekolah Perkumpulan Strada kamu tinggalkan sebulan tidak akan ambruk, paling hanya rusak sedikit dan dengan mudah dapat diperbaharui". Berbekal nasihat ini akhirnya saya memutuskan untuk pergi sebulan guna berpartisipasi dalam Lokakarya Pendidikan yang ditawarkan kepada saya. Suatu rahmat luar biasa saya terima ketika baru satu minggu mengikuti Lokakarya saya menerima surat dari rekan-rekan staf kantor Strada, yang isinya antara lain karena saya bepergian maka mereka terpaksa harus bertanggungjawab bersama mengambil alih tugas saya; dan memang setelah saya kembali saya saksikan bahwa kepergian saya sungguh mendewasakan mereka dan tentu saja saya pribadi. Saya kemudian menjadi rendah hati, menyadari dan menghayati diri sebagai bagian kecil dari karya yang begitu besar. 'Pergi' alias meninggalkan karya demi karya yang bersangkutan sungguh bermanfaat, maka dengan ini kami berharap kepada anda sekalian untuk rela dengan jiwa besar dan hati rela berkorban 'pergi' guna penyegaran diri, entah mengikuti lokakarya atau rekreasi. Marilah kita imani juga bahwa Roh Kudus dianugerahkan kepada saudara-saudari kita, berkarya dalam diri mereka.

·   "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!" (Kis 16:28), demikian kata Paulus kepada para penjaga penjara, ketika mereka melihat pintu penjara terbuka. Sungguh merupakan sesuatu yang luar biasa kesaksian Paulus, dimana dalam kenyataan sebenarnya ia dapat melarikan diri untuk keluar dari penjara, namun ia tidak melakukannya, padahal sebenarnya dengan mudah sekali ia dapat melakukannya. Paulus kiranya memikirkan petugas penjara yang tidak bersalah dan ada kemungkinan untuk disalahkan dan dipecat dari pekerjaannya jika Paulus melarikan diri dari penjara. Pintu penjara terbuka karena doa Paulus yang dikabulkan oleh Tuhan, bukan karena perbuatan manusia. Orang benar memang senantiasa menang dalam aneka macam perkara, meskipun untuk itu ia untuk sementara harus menderita, sampai dipenjara, dituduh bersalah. Maka dengan ini kami berharap kepada para pejuang kebenaran untuk tetap setia dan teguh memperjuangkan kebenaran, dan sekiranya menerima ancaman atau tuduhan palsu atau bahkan secara fisik disakiti, hendaknya tidak marah-marah atau balas dendam, melainkan berdoalah, persembahkan semuanya kepada Tuhan. Biarlah Tuhan yang maha tahu  dan maha adil membuat mujizat, sehingga terbukalah semuanya dengan baik, benar dan jujur. Orang benar dan jujur mungkin akan hancur, tetapi untuk sementara, namun akan selamanya mujur. Marilah kita juga memperhatikan keselamatan dan kebahagiaan para petugas keamanan, seperti SATPAM atau penjaga malam, yang harus bertugas dan berjaga sementara kita istirahat. Tugas mereka sungguh berat, namun pada umumnya jaminan sosialnya tak memadai untuk hidup sejahtera atau layak. Ingatlah dan sadari bahwa para petugas keamanan sungguh mulia dan berat tugasnya.

"Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu.Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku"

(Mzm 138:1-3).

Ign 15 Mei 2012


Minggu, 13 Mei 2012

14 Mei


"Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap"

(Kis 1:15-17.20-26; Yoh 15:9-17)

 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." (Yoh 15:9-17), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Matias, rasul, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Terpanggil menjadi rasul berarti diutus untuk 'pergi' ke suatu tempat atau tujuan sesuai dengan yang mengutusnya. Sebagai umat beriman kita semua memiliki panggilan untuk diutus, yaitu diutus untuk mewartakan apa-apa yang baik dan menyelamatkan, terutama keselamatan jiwa manusia, atau cara hidup dan cara bertindaknya senantiasa menarik, memikat dan mempesona bagi orang untuk semakin membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan, semakin suci, semakin hidup baik dan berbudi pekerti luhur. "Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergia dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap", demikian sabda Yesus. Yang dimaksudkan dengan buah di sini adalah keselamatan atau kesejahteraan jiwa manusia. Kami percaya bahwa kita semua setiap hari bepergian, entah dalam jarak jauh atau jarak dekat untuk melaksanakan tugas pekerjaan atau menghayati panggilan, maka hendaknya dimana pun kita berada atau kemana pun kita pergi senantiasa menjadi pewarta apa-apa yang baik dan menyelamatkan atau menjadi saksi kesatuan dengan Tuhan. Sebagai yang diutus kita juga dipanggil "Kasihilah seorang akan yang lain", dengan kata lain dimana pun berada atau kemana pun kita pergi diharapkan hidup dan bertindak saling mengasihi satu sama lain tanpa pandang bulu. Kami berharap kepada mereka yang berpengaruh dalam kehidupan bersama dapat menjadi teladan dalam hidup dan bertindak saling mengasihi, dan tentu saja secara khusus kami berharap kepada para orangtua dapat menjadi teladan saling mengasihi bagi anak-anaknya, sehingga anak-anak kelak tumbuh berkembang sebagai pribadi yang saling mengasihi dengan sesamanya.

·   "Mereka semua berdoa dan berkata: "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya." (Kis 1:24-25), demikian berita perihal pemilihan Matias, yang terpilih untuk melengkapi dua belas rasul. Fungsi jabatan rasul macam ini pada masa kini diemban oleh para uskup, maka ketika di suatu keuskupan terjadi lowongan uskup atau tahta uskup kosong umat di wilayah keuskupan yang bersangkutan dimohon untuk berdoa bersama mohon siapa yang layak diangkat menjadi uskup. Pemilihan uskup jarang terjadi, namun kita senantiasa diminta untuk mendoakan para uskup. Bukankah ketika kita merayakan atau berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi senantiasa mendoakan para uskup, yaitu dalam Doa Syukur Agung? Memang umat tidak mendoakannya, melainkan imam yang mempersembahkan Ekaristi, namun demikian kami berharap umat juga di dalam hati berdoa bersama dengan imam yang sedang mendoakannya. Para uskup atau gembala kita butuh kita doakan, karena tugas dan panggilannya berat dan mulia: melayani umat Allah yang beraneka ragam serta menghadapi berbagai masalah pastoral, kemasyarakatan maupun kebangsaan. Selain mendoakan para uskup kiranya kita juga dapat berparitisipi mendukung pelayanan pastoral para uskup, antara lain dengan mempersembahkan sebagian harta benda atau kekayaan kita guna mendukung aneka karya pastoral di wilayah keuskupan, antara lain pendidikan calon imam di seminari, perhatian bagi mereka yang miskin dan berkekurangan, pembangunan sarana-prasarana ibadat maupun kerasulan dst..

"Haleluya! Pujilah, hai hamba-hamba TUHAN, pujilah nama TUHAN! Kiranya nama TUHAN dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya.Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama TUHAN. TUHAN tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit. Siapakah seperti TUHAN, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi,yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?" (Mzm 113:1-6)

Ign 14 Mei 2012


Minggu Paskah VI


Mg Paskah VI :

Kis 10:25-26.34-35.44-48; 1Yoh 4:7-10; Yoh 15:9-17

" Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu"

Hidup dalam persaudaraan atau persahabatan sejati pada masa kini sungguh mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan, mengingat dan memperhatikan aneka kerusuhan, kebencian dan permusuhan masih marak di sana-sini. Antar anggota keluarga pun dapat saling membenci dan bermusuhan, karena rebutan warisan, demikian juga antar umat seagama juga dapat bermusuhan dan saling membenci karena merasa kurang dihargai atau diejek. Antar suku juga sering terjadi permusuhan, dst.. Semuanya itu kiranya disebabkan oleh sikap mental egois, dimana orang hanya mencari keenakan atau kepentingan pribadi tanpa memperhatikan kepentingan orang lain atau kepentingan umum/bersama. Sikap mental egois pada umumnya juga masih marak dalam diri orang-orang kota besar/metropolitan, seperti Jakarta, dimana dalam kenyataan memang merasa dirinya terancam atau kurang aman dan kemudian mengamankan diri dengan melindungi diri atau menyendiri, menutup diri. Maka baiklah saya mengajak anda sekalian untuk merenungkan dan menghayati sabda Yesus hari ini.

"Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu" (Yoh 15:12-14)

Ajaran untuk hidup dan bertindak saling mengasihi hemat saya disampaikan oleh semua agama, tidak ada agama yang mengajarkan kebencian atau mengobarkan permusuhan. Jika ada permusuhan atau kebencian antar umat beragama hemat saya hal itu terjadi karena keterbatasan pemahaman orang yang bersangkutan dalam memahami ajaran agamanya. Bahkan ada aliran agama atau sekolompok orang yang ekstrim serta mengaku beragama yang mengobarkan permusuhan atau pengrusakan. Mereka yang bertindak demikian ini kiranya tidak mampu menyadari dan menghayati diri sebagai 'yang terkasih', orang yang diciptakan, dilahirkan dan dibesarkan dalam dan oleh kasih; mereka tidak menyadari dan menghayati diri sebagai orang yang telah menerima kasih melimpah ruah dari Tuhan melalui sesamanya, terutama melalui orangtuanya.

Hidup dan bertindak saling mengasihi hemat saya mudah dilakukan atau dihayati jika kita menyadari dan menghayati diri sebagai 'yang terkasih'. Marilah kita sadari dan hayati bahwa masing-masing dari kita adalah 'buah kasih', buah atau hasil tindakan cintakasih bapak-ibu kita masing-masing, dan selama kurang lebih selama sembilan bulan kita dengan penuh kasih dan kerahiman hidup dan tumbuh-berkembang dalam rahim ibu kita masing-masing. Ketika kita baru saja dilahirkan dan masih bayi sangat dikasihi orang orangtua kita masing-masing, terutama ibu kita, sehingga ada lagu "Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia".

Panggilan saling mengasihi pada masa kini hemat saya yang lebih sulit adalah dikasihi. Ingat dan sadari bahwa orangtua atau guru-guru kita dalam mengasihi kita antara lain memberi ajaran, tuntunan, tegoran, kritikan, nasihat, petuah dst.., yang mungkin bagi kita terasa sakit atau tidak enak. Kita juga sering dimarahi oleh orangtua atau guru-guru kita, bukan berarti mereka membenci kita tetapi karena mengasihi kita. Siap dikasihi berarti senantiasa menyikapi dan menerima aneka sapaan, sentuhan, nasihat, kritikan, ejekan dst.. dari orang lain sebagai kasih. Sadari dan hayati bahwa orang tidak akan menegor, mengritik atau memarahi kita jika mereka tidak mengasihi kita, namun karena mengasihi kita ketika kita tidak baik dalam cara hidup dan cara bertindak, maka mereka menegor atau memarahi kita.

Hidup dan bertindak dalam kasih juga berarti senantiasa mentaati dan melaksanakan aneka tata tertib yang berlalu di dalam hidup dan kerja kita masing-masing setiap hari. Ada tata tertib atau aturan yang tertulis, tetapi juga ada yang tak tertulis, tetapi tersirat. Yang tersirat misalnya: tempat tidur adalah untuk tidur, maka makan-makan atau rekreasi ditempat tidur berarti melanggar kasih, tempat ibadat adalah untuk berdoa, maka ramai-ramai atau bermain atau bersendau-gurau di tempat ibadat berarti melanggar kasih, dst.. Bacalah dan laksanakan juga aneka aturan yang tertulis dalam aneka kemasan makanan, minuman atau obat maupun buku petunjuk pemakaian kendaraan.

"Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" (1Yoh 4:7-10)

"Kasih itu berasal dari Allah", inilah yang kiranya baik untuk kita renungkan, refleksikan dan hayati bersama-sama melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Kata-kata ini kiranya juga sering dihayati oleh mereka yang saling mengasihi, terutama yang akan dan sedang saling berjanji untuk saling mengasihi sampai mati sebagai suami-isteri, dimana masing-masing menyadari dan menghayati pasangan hidupnya sebagai anugerah atau kado dari Allah. Dengan kata lain Allah-lah yang telah mempertemukan dan menyatukan mereka sebagai suami-isteri. Kami berharap para suami dan isteri menghayati pasangan hidupnya sebagai anugerah Allah, sehingga memperlakukan pasangan hidupnya sesuai dengan kehendak dan perintah Allah.

Jika kita hidup dan bertindak saling mengasihi hemat saya hal ini merupakan wujud syukur dan terima kasih kita kepada Allah yang telah lebih dahulu mengasihi kita secara melimpah ruah. Dengan kata lain kasih kita merupakan syukur dan terima kasih. Orang yang sedang bersyukur dan berterima kasih pada umumnya damai, bahagia, tenang, bangga dan bersahabat. Hidup dan bertindak dalam kasih berarti senantiasa berusaha mendamaikan mereka yang bermusuhan serta membangun dan memperdalam persaudaraan atau persahabatan.

"Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya"(Kis 10:34-35), demikian kata Petrus kepada para pendengarnya atau pengikutnya. Apa yang dikatakan oleh Petrus ini hemat saya merupakan kebenaran yang hakiki, yang selayaknya "Allah tidak membedakan orang", inilah yang kiranya baik kita renungkan atau hayati dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Penghayatan dari sabda ini tidak lain adalah agar kita bersaudara dan bersahabat dengan siapapun tanpa pandang bulu, kita dipanggil untuk membangun dan memperdalam persaudaraan atau persahabatan sejati. Maka baiklah untuk itu kita hayati secara mendalam apa yang sama di antara kita, antara lain sama-sama ciptaan Allah, sama-sama manusia, sama-sama beriman, sama-sama warganegara dst.. Jika apa yang sama di antara kita dihayati secara mendalam, maka apa yang berbeda antar kita akan fungsional memperdalam dan memperteguh persaudaraan atau persahabatan.

"Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!" (Mzm 98:1-4)

Ign 13 Mei 2012