Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Rabu, 21 November 2012

22 nov

"Dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga."
(Im 19:1-2.17-18; Mat 7:21-27)

" Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."(Mat 7:21-27), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Sesilia, perawan dan martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   "Saya ingin hatiku bersih dan tubuhku tidak tercemar. Keperawananku telah saya janjikan bagi Tuhan", demikian kata Sesilia kepada calon suaminya yang bernama Valerianus. Dua insan yang sedang jatuh cinta ini akhirnya memang tidak jadi menikah, karena Valerianus menghormati Sesilia sepenuhnya. Pada masa ini memang setia menjadi murid Yesus atau orang Kristen pasti akan menghadapi tantangan berat, siap sedia untuk menjadi martir. Sesilia sendiri akhirnya harus menerima hukuman cukup berat dan menjelang kematiannya ia tersenyum gembira. Ia sungguh setia melakukan kehendak Allah dalam hidup sehari-hari yang sarat dengan tantangan dan hambatan. Sebagai orang beriman kita semua juga dipanggil untuk setia pada rahmat kemartiran, antara lain meneladan St.Sesilia: berusaha dengan rendah hati agar hati kita bersih dan tubuh kita tidak tercemar, alias suci hatinya dan tubuh sungguh menjadi 'bait Tuhan'. Hati bersih atau suci berarti tidak pernah melukai atau mengecewakan sedikit pun pada orang lain, melainkan senantiasa membahagiakan dan menyelamatkan yang lain. Jika hati sungguh bersih, maka kami percaya tubuhnya juga tak tercemar. Maka secara khusus kami mengajak dan berharap kepada rekan-rekan muda-mudi dan remaja untuk menjaga kebersihan hati dan tubuh tak tercemar. Memang pada masa ini cukup banyak godaan untuk mencemarkan tubuh, antara lain dengan tindakan yang bersifat seksual sampai hubungan seksual di kalangan muda-mudi dan remaja. Dengan kata lain rekan-rekan remaja putri atau mudi kami harapkan manjaga keperawanannya, demikian juga rekan-rekan remaja putra menjaga kejantanannya. Rekan perempuan  hendaknya juga tidak memancing nafsu jahat laki-laki, dan sebaliknya rekan laki-laki hendaknya mengendalikan nafsunya.

·   "Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN." (Im 19:17-18). Kutipan di atas ini sungguh bagus untuk kita renungkan dan hayati. Kerajaan Allah adalah kerajaan hati, hidup beriman adalah urusan hati, maka seruan "janganlah engkau membenci saudara di dalam hatimu" selayaknya kita hayati. Memang di permukaan orang kelihatan bersaudara, tetapi apa yang ada dalam hatinya bermusuhan, saling membenci. Kami berharap kita semua jujur terhadap diri sendiri, tidak menipu diri atau bersikap munafik seperti orang-orang Farisi. Sebagai pelatihan jujur terhadap diri sendiri antara lain dapat dilakukan ketika kita berada sendirian, entah di dalam rumah/ kamar atau di perjalanan: hendaknya kita tetap setia berbuat baik alias melakukan apa yang baik dan tidak mencemarkan hati maupun anggota tubuh kita. Jika kita terbiasa jujur terhadap diri sendiri, maka dengan mudah kita jujur terhadap orang lain, kita juga tidak akan balas dendam terhadap mereka yang menyakiti kita. "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" inilah yang hendaknya juga kita hayati dan sebarluaskan. Jika kita tidak mau disakiti hendaknya juga jangan menyakiti orang lain, terutama dalam hal hati. Memang menyakiti hati orang lain sering tak terasa, maka baiklah kepada mereka yang disakiti hatinya kami harapkan dengan jujur menyampaikannya kepada yang menyakiti, dan hendaknya juga mengampuninya.

"TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.Tidak sadarkah semua orang yang melakukan kejahatan, yang memakan habis umat-Ku seperti memakan roti, dan yang tidak berseru kepada TUHAN?Di sanalah mereka ditimpa kekejutan yang besar, sebab Allah menyertai angkatan yang benar." (Mzm 14:2-5)
Ign 22 November 2012
 

Selasa, 20 November 2012

21nov

"Siapa pun yang melakukan kehendak BapaKu di sorga"
(Za 2:10-13; Mat 12:46-50)

" Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka seorang berkata kepada-Nya: "Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau." Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: "Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?" Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." (Mat 12:46-50), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta SP Maria Dipersembahkan kepada Allah hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   SP Maria adalah teladan umat beriman, maka dalam rangka mengenangkan persembahannya kepada Tuhan marilah kita sebagai orang beriman mawas diri perihal kehidupan iman kita dengan cermin  SP Maria. Keunggulan hidup beriman ada pada penghayatan atau perilaku bukan wacana atau omongan, yaitu menjadi pelaksana atau pelaku kehendak dan perintah Tuhan dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun. Maka dalam Tahun Iman ini marilah kita tingkatkan, perdalam dan perteguh penghayatan iman kita. mayoritas waktu dan tenaga kita untuk hidup mendunia, berpartisipasi dalam seluk beluk duniawi, maka entah tugas pekerjaan kita apapun hendaknya dilakukan dalam iman, dengan semangat iman. Dengan kata lain melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari, diharapkan kita semakin membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan alias semakin suci, semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia. Semakin berpengalaman berarti semakin suci, semakin banyak kenalan berarti semakin memiliki banyak sahabat, demikian juga semakin kaya akan harta benda dan uang juga semakin suci, semakin tinggi jabatan dan kedudukan semakin dapat menjadi teladan dalam penghayatan iman. Semoga kita semua tumbuh berkembang dalam pengahayatan iman, semakin meninggalkan cara melihat, cara merasa, cara berpikir, cara bersikap dan cara bertindak yang tidak sesuai dengan kehendak dan perintah Tuhan, entah itu berupa tradisi atau kebiasan-kebiasaan sebagai warisan nenek moyang atau lingkungan hidup kita.

·   "Berdiam dirilah, hai segala makhluk, di hadapan TUHAN, sebab Ia telah bangkit dari tempat kediaman-Nya yang kudus" (Za 2:13). Segala makhluk berarti segala sesuatu yang hidup, tumbuh dan berkembang di atas muka bumi ini, yaitu manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan, dan tentu saja binatang dan tumbuh-tumbuhan tergantung dari manusia, sebagai ciptaan terluhur di bumi ini. Maka pertama-tama dan terutama kami mengajak rekan-rekan sekalian dalam kondisi dan situasi apapun, dimanapun dan kapanpun kami harapkan untuk senantiasa 'berdiri di hadapan Tuhan'. Jika kita sungguh-sungguh berada di hadirat Tuhan, maka mau tak mau kita harus melaksanakan kehendakNya, dan tidak mungkin hidup dan bertindak seenaknya sendiri, mengikuti kemauan atau keinginan pribadi. Selanjutnya, sebagaimana diperintahkan oleh Tuhan, kita semua dipanggil untuk memelihara dan mengurus aneka jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan sedemikian rupa sehingga dapat membantu kita dalam penghayatan iman atau tumbuh berkembang semakin suci, semakin membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Maka jika ada binatang atau tanaman piaraan yang mengganggu penghayatan iman hendaknya disingkirkan. Maklum ada orang yang lebih mengasihi, yang berarti memboroskan waktu dan tenaganya bagi binatang atau tanaman piaraannya dari pada sesamanya manusia, atau bahkan isteri/suami atau anak-anaknya. Ada juga ongkos pemeliharaan binatang atau tanaman piaraan lebih tinggi daripada ongkos hidup seluruh anggota keluarganya. Yang lebih memprihatinkan lagi adalah orang yang menghabisi binatang atau tanaman demi tujuan komersial, sehingga menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa semua makluk hidup di atas bumi ini adalah ciptaan Tuhan, maka hendaknya diusahakan agar semua makluk di permukaan bumi senantiasa tumbuh dan berkembang sesuai dengan kehendak Tuhan.

"Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya" (Luk 1:46-51)
Ign 21 November 2012

Senin, 19 November 2012

20 nov


"Tuhan setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin"
(Why 3:1-6.14-22; Luk 19:1-10)

" Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa." Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."(Luk 19:1-10), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Para pegawai atau petugas pajak jika jujur dan disiplin kiranya tidak akan kaya raya, namun karena pada umumnya tidak jujur serta senantiasa mencari 'sabetan', maka para petugas atau pegawai pajak kaya raya. Dengan kata lain sebenarnya kekayaan mereka diperoleh dengan tidak wajar atau tidak halal, entah itu diperoleh dengan korupsi atau masukan 'uang pelicin'. Kami percaya bahwa tidak semua pegawai atau petugas pajak bersikap mental macam itu, namun ada beberapa orang yang terjebak dalam struktur dan tak mungkin keluar. Zakheus kiranya termasuk orang yang macam itu, orang baik yang terjebak ke dalam struktur yang korup dan tidak adil. Maka ketika ia bertemu dengan Yesus secara pribadi, ia pun tergerak untuk mengembalikan kekayaan yang tidak wajar atau tidak halal tersebut kepada orang-orang miskin. Hemat saya jasa orang-orang miskin untuk pajak memang tidak sedikit, ambil contoh saja: yang menikmati mie instant maupun rokok pada umumnya adalah orang-orang miskin, dan untuk itu mereka harus membeli. Pengusaha mie dan rokok kiranya membayar pajak sangat besar, dan ada kemungkinan dalam membayar pajak masih 'kong kalingkong' dengan pegawai pajak. Harga mie dan rokok berapa pun pasti akan tetap dibayar oleh para konsumen, yang pada umumnya adalah orang-orang miskin. Maka dengan ini kami berseru kepada para pegawai atau petugas pajak yang menerima imbal jasa tidak wajar maupun para pengusaha mie dan rokok untuk memberi perhatian yang memadai kepada orang-orang miskin dan berkekurangan. Jika anda sungguh beriman atau 'keturunan Abraham', maka tirulah tindakan Zakheus: setengah dari kekayaan pribadi anda sumbangkan kepada mereka yang miskin dan berkekurangan.

·   "Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." (Why 3:5-6). Yang dimaksudkan dengan kemenangan di sini tidak lain adalah menang atas dosa-dosa atau kejahatan-kejahatan. Orang yang mengalami kemenangan yang demikian itu namanya akan terus tercatat dalam 'kitab kehidupan' artinya dikenang terus menerus sampai akhir zaman, sebagaimana dialami oleh para santo dan santa. Kami percaya bahwa kita semua mendambakan nama kita kelak dikenang terus menerus sampai akhir zaman, maka jika memang demikian dambaan kita, marilah kita perangi dosa dan kejahatan, baik yang ada dalam diri kita sendiri maupun dalam lingkungan hidup kita. Tentu saja diri kita pertama-tama yang harus bersih dari dosa dan kejahatan, tidak ada kata terlambat untuk bertobat, maka jika saat ini masih berdosa segeralah bertobat. Kita semua juga dipanggil untuk 'mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat", dengan kata lain saling mendengarkan satu sama lain dengan rendah hati. Suara Roh dalam jemaat-jemaat, yang berarti juga dalam diri kita masing-masing antara lain menggejala dalam kehendak baik, maka marilah kita saling bertukar kehendak baik dan kemudian bersama-sama mensinerjikannya ke dalam tindakan konkret, yang berarti senantiasa melakukan apa yang baik. Baik sejati senantiasa berlaku secara universal, dimana saja dan kapan saja. Maka hemat saya yang paling baik dan kiranya disetujui semua orang beriman adalah keselamatan jiwa. Kita usahakan  keselamatan jiwa dalam cara hidup dan cara bertindak kita.

"TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi;yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya."
(Mzm 15)
Ign 20 November 2012

Minggu, 18 November 2012

19 Nov


"Melihatlah engkau imanmu telah menyelamatkan engkau!"
(Why 1:1-4;2:1-5a; Luk 18:35-43)

"Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: "Apa itu?" Kata orang kepadanya: "Yesus orang Nazaret lewat." Lalu ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya:"Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang itu: "Tuhan, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!"Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah." (Luk 18;35-43), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefeksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Orang buta matanya pada umumnya memiliki kepekaan untuk mendengarkan dengan lebih baik daripada orang yang sehat matanya. Dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan seorang pengemis buta yang mohon penyembuhan dari Yesus dari kebutaannya. Saya percaya bahwa si pengemis buta ini mata hatinya juga dapat melihat, dan kiranya yang bersangkutan juga sungguh beriman. Maka dengan murah hati Yesus menanggapi permohonannya dengan berkata: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!". Kami percaya kebanyakan dari kita pasti memiliki kesehatan mata yang baik alias dapat melihat segala sesuatu, namun apakah mampu melihat "Tuhan yang hidup, berkarya dan lewat" di tengah-tengah kita kiranya boleh dipertanyakan. Sabda hari ini kiranya mengajak kita semua untuk mawas diri sejauh mana kita semakin mampu melihat Tuhan yang hidup dan berkarya dalam diri kita masing-masing maupun dalam lingkungan hidup kita, terutama dalam diri orang-orang beriman. Jika kita mampu melihat dan mengimani Tuhan yang hidup dan berkarya dalam diri kita maupun lingkungan hidup kita, maka kita pasti akan dalam keadaan selamat, damai sejahtera dan bahagia. Kami harapkan anda semua semakin peka dalam melihat, tidak hanya melihat secara serampangan, tetapi secara detil. Misalnya secara konkret marilah kita lihat apa yang kita miliki dan kuasai, apakah ada yang perlu diselamatkan atau diperbaiki, dan kemudian marilah kita lihat dalam diri kita masing-masing, apakah ada cara hidup dan cara bertindak yang harus diperbaiki. Marilah kita lihat karya Tuhan dalam lingkungan hidup kita, entah dalam diri manusia, binatang maupu tumbuh-tumbuhan.

·   "Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.  Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.  Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula." (Why 2:2-4). Dari kutipan di atas ini mungkin yang baik kita renungkan adalah 'tegoran': "Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula". Tegoran ini hemat saya pertama-tama baik untuk direnungkan oleh para suami-isteri: sejauh mana kasih anda berdua semakin mendalam, akurat dan handal atau semakin luntur dan memudar? Tanda bahwa kasih anda berdua semakin mendalam, akurat dan handal, antara lain anda berdua akan semakin kelihatan sebagai manusia kembar, yang kelihatan dalam ruman muka atau wajah. Sebaliknya jika kasih anda berdua semakin luntur dan memudar, maka wajah anda berdua semakin jauh berbeda dan bahkan kelihatan angker atau kejam. Kami berharap kepada suami-isteri bahwa setelah sekian tahun hidup bersama sebagai suami-isteri: makan bersama, tidur bersama, bepergian bersama dst.., anda berdua semakin mesra dalam saling mengasihi. Maka kenangkan kembali masa-masa pacaran atau tunangan, yang berarti berlakulah saat ini bagaikan orang yang sedang berpacaran juga. Salah satu  wujud kasih yang sulit dihayati dan penting pada masa kini adalah 'boros waktu dan tenaga bagi yang dikasihi', sebagaimana terjadi dalam diri orang yang sedang berpacaran. Maka silahkan anda sebagai suami-isteri saling memboroskan waktu dan tenaga bagi pasangannya,  curhat bersama, dst..

"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin."
(Mzm 1:1-4)
Ign 19 November 2012