Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 31 Agustus 2012

Minggu Biasa XXII

Mg Biasa XXII/Mg Kitab Suci Nasional: Ul 4:1-2.6-8; Yak 1:17-18.21b-22.27;Mrk 7:1-8.14-15.21-23
"Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah".

Kitab Suci berisi tulisan-tulisan yang ditulis dalam ilham Allah, dan pertama-tama serta terutama untuk dibacakan, didengarkan dan dicamkan alias dicecap dalam-dalam, sehingga menjiwai cara hidup dan cara bertindak bagi orang yang mendengarkan dan mencecap dalam-dalam. Para pendahulu kita telah mencoba merenungkan dan mencecap dalam-dalam  apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, serta kemudian meneruskannya kepada orang lain  ke dalam aneka bentuk tulisan reflektif, yang sungguh bermakna. Untuk itu kiranya kita berterima kasih kepada para pendahulu, dan sebagai ucapan syukur secara konkret, marilah apa yang mereka sharingkan ke dalam bentuk tulisan atau buku kita baca, renungkan dan cecap dalam-dalam, karena sebagaimana disabdakan oleh Yesus "Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." (Mrk 7:15). Yang berasal dari luar diri kita ada aneka macam dan bentuk, entah itu berupa kata-kata, makanan maupun minuman dst.... Kita dengarkan dan cecap atau camkan dalam-dalam apa yang disabdakan oleh Yesus di atas.

"Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." (Mrk 7:14-15).

Kita semua dapat tumbuh-berkembang sebagaimana adanya pada saat ini hemat saya merupakan buah pengolahan dan pencecapan apa yang kita terima dari luar diri kita, entah itu berasal dari manusia, binatang, tanaman maupun situasi dan kondisi lingkungan hidup kita, yang dapat berbentuk tindakan maupun kata-kata. Dari lingkungan hidup yang segar, bersih dan sejuk kita dapat menghirup udara sehat dan segar yang sungguh membuat tubuh kita sehat dan segar, demikian pula aneka tanaman dan binatang yang tumbuh berkembang secara organis menjadi komsumsi kita sehari-hari juga, tentu saja setelah diolah secara memadai. Kami percaya kita sungguh telah menikmati dan mencecap dalam-dalam hal-hal tersebut di atas serta kemudian tergerak terus-menerus untuk mengulanginya.
Tentu saja tidak hanya hal-hal yang dapat membuat tubuh kita sehat dan segar secara fisik saja yang kita butuhkan, melainkan kita juga membutuhkan kesehatan dan kebugaran sosial, emosional, intelektual maupun spiritual. Maka hendaknya juga tidak melupakan atau mengesampingkan apa saja yang dapat membuat diri kita sungguh sehat dan bugar tidak hanya secara fisik saja. Mungkin yang baik kita perhatikan pada masa kini adalah yang terkait dengan masalah spiritual, mengingat dan memperhatikan kwalitas hidup bersama masa kini.  Maka untuk membina, memperkuat dan memperdalam kwalitas hidup spiritual kita, marilah pertama-tama kita baca, renungkan dan cecap dalam-dalam sabda Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci.

Mungkin kita lebih dahulu dengan rendah hati mengakui dosa dan kelemahan kita, karena apa yang telah kita 'keluarkan dari diri kita', yang pada umumnya tidak baik, sebagaimana disabdakan oleh Yesus: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (Mrk 7:21-23). Setelah mengakui dosa dan kelemahan, tentu saja kemudian melakukan apa yang sebaliknya, sehingga dari diri atau hati kita keluar apa-apa yang menyelamatkan dan membahagiakan, terutama kebahagiaan atau keselamatan jiwa manusia. Yang menyelamatkan dan membaha-giakan adalah segala pikiran baik, benar, mulia dan berbudipekerti luhur yang timbul dari hati yang suci, yang membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan. Sabda atau firman Tuhan hendaknya menjadi sanntapan hidup sehari-hari, dan semoga di Hari Minggu Kitab Suci Nasional hari ini kita semua semakin diingatkan, digerakkan dan digiatkan dalam pendalaman dan pembacaan Sabda Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Kami ingatkan bahwa sabda Tuhan pertama-tama dan terutama untuk dibacakan dan didengarkan, maka bagi mereka yang bertugas membacakan hendaknya sungguh membacakan dengan baik, sehingga dapat didengarkan, dan mereka yang mendengarkan sungguh mendengarkan dengan baik sampai hati merasa 'ditusuk', sebagaimana sering digambarkan 'hati yang tertusuk oleh panah' sebagaimana simbol cintakasih. Tentu saja hati kita tertusuk oleh sabda-sabda atau firman Tuhan, karena apa yang tetulis di dalam Kitab Suci ditulis dalam ilham Allah dan "segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2Tim 3:16).

"Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya." (Yak 1:17-18)

Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah memang baik adanya, dan jika ada yang tidak baik berarti datang dari manusia, yang suka bertindak hanya mengikuti kehendak dan kemauan sendiri. Aneka bencana alam maupun musibah (kebakaran, kecelakaan lalu lintas dst..) hemat saya merupakan buah keserakahan dan kejahatan manusia. Maka baiklah pertama-tama kita bersyukur dan berterima kasih atas segala sesuatu yang baik yang telah kita nikmati dan miliki, misalnya kecantikan atau ketampanan, kesehatan dan kebugaran fisik, sahabat dan kenalan, aneka makanan dan minuman, dst..

Tentu  saja kita semua dipanggil untuk merawat dan mengelola semua ciptaan Allah tetap baik adanya, antara lain lingkungan hidup. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk menjaga dan mengelola lingkungan hidup sebaik mungkin sesuai dengan kehendak Allah, mengingat dan memperhatikan pemanasan global yang sedang berlangsung saat ini hemat saya merupakan kelalaian dan keteledoran manusia yang menguras isi bumi maupun membabati hutan/ tanaman seenaknya. Hendaknya lahan-lahan kritis segera diselamatkan dengan ditanami aneka jenis tanaman yang dapat membuat lingkungan hidup enak untuk didiami, menarik dan mempesona untuk didatangi. Hendaknya keluarga-keluarga memperhatikan gerakan menjaga dan mengelola lingkungan tempat tinggalnya, dan mendidik anak-anak untuk peka terhadap perawatan dan pelestarian lingkungan hidup. Sekolah-sekolah hendaknya juga memperhatikan masalah lingkungan hidup, tidak hanya secara teoritis saja, melainkan secara praksis.

Salah satu ancaman konkret perusakan lingkungan hidup masa kini adalah aneka produk plastic, yang semakin marak di pasaran. Maka kami harapkan kita semua tidak dengan mudah menggunakan produk-produk plastic, entah sebagai sampul atau tas dst…, karena kita semua tahu sampah plastic yang berserakan di sana-sini telah merusak lingkungan hidup. Marilah kita seminim mungkin menggunakan plastic, dan kalau perlu sama sekali tidak menggunakannya, serta jika perlu kita adanya gerakan melawan penggunaan plastic seenaknya, antara lain tidak mengkonsumsi aneka minuman dalam kemasan plastic. Perawatan dan pelestarian lingkungan hidup masa kini hemat saya merupakan opsi yang harus dikerjakan oleh siapapun yang mendambakan kesejahteraan hidup bersama. Hendaknya juga diusahakan penghematan penggunaan kertas, karena pemborosan kertas berarti berpartisipasi perusakan hutan atau lingkungan hidup.

"TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya;yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi;yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya."
 (Mzm 15)
Ign 2 September 2012

1sept


"Setiap orang yang mempunyai kepadanya akan diberi sehingga ia berkelimpahan"
(1Kor 1:26-31; Mat 25:14-30)
"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. .....Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."(Mat 25:14-18.29-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·  Sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan kita memiliki tugas sebagaimana juga ditugaskan oleh manusia pertama, yaitu: 'bekerja untuk menguasai bumi seisinya yang diciptakan Tuhan demi keselamatan jiwa kita maupun saudara-saudari kita'. Masing-masing dari kita juga dianugerahi  aneka keterampilan dan kecakapan atau bakat yang berbeda satu sama lain, dan diharapkan kita memperkembangkan dan memperdalamnya dalam dan melalui hidup sehari-hari. Kita kita mendambakan hidup berbahagia dan selamat baik di dunia maupun di akhirat nanti, setelah dipanggil Tuhan, hendaknya kita tidak menyia-nyiakan anugerah Tuhan tersebut atau hidup bermalas-malasan. Ingat dan sadari bahwa bermalas-malasan dalam hidup dapat menjadi 'tempat subur bagi setan' atau dalam bahasa Jawa disebut 'bantaling setan', sehingga orang yang bermalasan-malasan akan cenderung untuk melakukan aneka kejahatan, hal-hal tak bermoral dan tak berbudi pekerti luhur, yang mencelakakan dirinya sendiri maupun orang lain, terutama jiwanya. Anugerah apapun yang kita terima dari Tuhan, hendaknya diperkembangkan dan diperdalam serta kemudian disumbangkan dalam kehidupan bersama, karena dengan demikian anugerah tersebut akan berlipat ganda. Sebagai contoh: uang disimpan dalam almari besi atau 'dibawah bantal' tak akan bertambah atau bahkan semakin berkurang nilainya, maka jika uang hendaknya 'berjalan-jalan terus' alias difungsikan untuk mendukung tugas panggilan dari Tuhan: bekerja. Demikian juga otak atau pikiran semakin digunakan akan semakin diperkaya dan berkembang, dst..
·  "Jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." (1Kor 1:29-31). Bermegah di dalam Tuhan berarti senantiasa setia dan giat melaksanakan kehendak dan perintah Tuhan dalam situasi dan kondisi apapun dan dimanapun. Dengan kata lain marilah kita setia dan giat menghayati panggilan maupun kharisma atau visi yang terkait dengan panggilan kita masing-masing, meskipun untuk itu kita harus menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan. Sebagai orang yang telah dibaptis, yang menandai nama kita dengan nama santo atau santa, marilah kita kenangkan santo atau santa pelindung kita masing-masing, karena santo atau santa pelindung kita kiranya telah teruji dan sukses dalam bermegah di dalam Tuhan. Hendaknya kita jangan bermegah atau bangga hanya karena kita kaya akan pengetahuan maupun harta benda atau uang, karena dengan demikian kita akan tergerak untuk berbakti kepada 'berhala modern' tersebut serta kemudian melupakan atau meninggalkan Tuhan yang telah menciptakan dan mengasihi kita tanpa batas. Kita yang beriman kepada Yesus Kristus dipanggil untuk meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus, sebagaimana diwartakan di dalam Injil, maka marilah kita perdalam dan perkembangkan pengenalan kita akan Yesus Kristus agar kita dengan demikian lebih mudah dan tepat meneladan cara hidup dan cara bertindakNya. Tak kenal juga tak akan sayang, demikian kata sebuah pepatah, sebaliknya dengan mengenal kita akan tergerak untuk menyayangi atau mengasihi. "Witing tresno jalaran soko kulino" = cintakasih lahir dari kebiasaan, demikian kata sebuah peribahasa Jawa.
"Aku mau menyanyikan syukur kepada-Mu dalam jemaah yang besar, di tengah-tengah rakyat yang banyak aku mau memuji-muji Engkau. Janganlah sekali-kali bersukacita atas aku orang-orang yang memusuhi aku tanpa sebab, atau mengedip-ngedipkan mata orang-orang yang membenci aku tanpa alasan. Karena mereka tidak membicarakan damai, dan terhadap orang-orang yang rukun di negeri mereka merancangkan penipuan, mereka membuka mulutnya lebar-lebar terhadap aku dan berkata: "Syukur, syukur, mata kami telah melihatnya!"
(Mzm 35:18-21)
Ign 1 September 2012

Kamis, 30 Agustus 2012

31 agt


"Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana."

(1Kor 1:17-25; Mat 25:1-15)

 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat." (Mat 25:1-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Bodoh dan bijaksana dalam hal hidup beriman atau beragama hemat saya lebih erat kaitannya dengan hati daripada otak, dengan kata lain bijaksana merupakan cirikhas hidup orang baik, berbudi pekerti luhur atau bermoral. Kita semua kiranya mendambakan diri tumbuh berkembang menjadi pribadi yang bijaksana, maka marilah kita perhatikan pembinaan atau pendampingan hati, jiwa dan akal budi kita. Memang kesehatan dan kebugaran fisik juga penting, karena ketika tubuh kita sehat dan bugar kiranya kita akan mendapat kemudahan untuk mengembangkan dan memperdalam hati, jiwa dan akal budi. Maka marilah pertama-tama kita berusaha menjaga kesehatan dan kebugaran fisik kita, yang memang di dalamnya secara inklusif kita juga memperhatikan jiwa, hati dan akal budi kita. Tumbuh-berkembang menjadi bijaksana juga erat kaitannya dengan 'talenta' yang dianugerahkan Tuhan kepada kita, entah itu berupa kesehatan, keterampilan, kebugaran, kecerdasan dst.., maka jika kita mendambakan diri kita tumbuh berkembang menjadi pribadi yang bijaksana hendaknya mengembangkan dan memperdalam talenta yang telah dianugerahkan oleh Tuhan kepada kita. Segala macam dan bentuk talenta ketika dikembangkan serta disumbangkan kepada orang lain tidak akan berkurang, melainkan akan bertambah dan semakin mendalam dan handal. Usaha untuk bijaksana juga perlu disertai dengan doa atau kehidupan rohani yang baik dan memadai, maka hendaknya jangan melupakan hidup doa atau hidup rohani sehari-hari.

·   "Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah." (1Kor 1:22-24). Orang-orang Yahudi lebih menekankan adat-istiadat dan orang-orang Yunani lebih menekankan logika atau pikiran, yang pada hemat saya keduanya sungguh sangat terbatas untuk memahami kebijaksanaan dan kekuatan serta rahmat atau hikmat Allah. Kekuatan dan hikmat Allah bagi orang yang beriman pada Yesus Kristus adalah 'Salib'. Ingatlah dan sadari bahwa kita sering membuat tanda salib, tanda salib kita buat dalam mengawali dan mengakhiri doa atau pekerjaan, dengan harapan kita akan melakukan segala sesuatu dengan semangat Yang Tersalib, yaitu dengan membaktikan diri seutuhnya pada apa yang ditugaskan atau diwajibkan bagi kita sebagai umat beriman atau beragama. Maka marilah kita bekerjasama, saling membantu dalam membaktikan diri dalam tugas, pekerjaan dan tugas pengutusan. Untuk itu jelas tak akan terlepas dari aneka penderitaan dan perjuangan, sebagai konsewensi dari kesetiaan dan ketaatan pada tugas, pekerjaan dan tugas pengutusan. Marilah kita tinggalkan adat-istiadat yang tidak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan zaman maupun cara berpikir yang tidak sesuai dengan kehendak dan perintah Tuhan. Jauhkan juga cara berpikir yang hanya mengikuti selera atau keinginan pribadi.

" (Berbantahlah, TUHAN, melawan orang yang berbantah dengan aku, berperanglah melawan orang yang berperang melawan aku! Peganglah perisai dan utar-utar, bangunlah menolong aku, Biarlah mendapat malu dan kena noda, orang-orang yang ingin mencabut nyawaku; biarlah mundur dan tersipu-sipu orang-orang yang merancang kecelakaanku! Biarlah mereka seperti sekam dibawa angin, didorong Malaikat TUHAN"

 (Mzm 35:1-2.4-5)

Ign 31 Agustus 2012


Selasa, 28 Agustus 2012

30 agt


"Siapakah hamba yang setia dan bijaksana"
(1Kor 1:1-9; Mat 24:42-51)

" Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi." (Mat 24:42-51), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Sabda hari ini kiranya mengingatkan kita semua bahwa sewaktu-waktu, kapan saja, kita dapat dipanggil Tuhan alias meninggal dunia, dan kita diharapkan senantiasa siap sedia dipanggil Tuhan. Tentu saja kita semua mendambakan ketika dipanggil Tuhan langsung menikmati hidup bahagia dan mulia selamanya di sorga, maka marilah kita hidup dan bertindak menunjukkan bahwa kita sungguh siap sedia dipanggil Tuhan. Untuk itu kita hendaknya setia melaksanakan tugas pengutusan dan kewajiban atau menghayati panggilan. "Setia adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang telah diikat. Ini diwujudkan dalam perilaku tetap memilih dan mempertahankan perjanjian yang telah dibuat dari godaan-godaan lain yang lebih menguntungkan" (Prof  Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24-25). Tak bosan-bosannya saya mengangkat makna setia ini, mengingat dan memperhatikan cukup banyak orang tidak atau kurang setia pada janji yang telah dibuat atau diikrarkan. Perkenankan pertama-tama saya mengingatkan mereka yang hidup berkeluarga sebagai suami-isteri: hendaknya suami-isteri setia sampai mati saling mengasihi, karena pengalaman anda sebagai suami-isteri akan terwariskan pada anak-anak yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada anda berdua, dan pada gilirannya anak-anak kelak ketika tumbuh berkembang menjadi dewasa dan terpanggil dalam cara hidup apapun pasti akan setia menghayati panggilannya maupun melaksanakan tugas pengutusannya.
·   "Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu. Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus" (1Kor 1:4-7). Apa yang dikatakan oleh Paulus di atas ini kiranya baik untuk kita renungkan atau refleksikan. Baiklah kita sadari dan hayati bahwa kita semua telah menerima aneka macam nasihat, saran, tuntunan, pengetahuan, dst..yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan kita sebagai umat beriman atau beragama. Hendaknya segala macam yang telah kita terima tersebut tidak disia-siakan, melainkan hendaknya difungsikan dan diperkembangkan sesuai dengan kemungkinan dan kesempatan yang ada pada diri kita masing-masing. Marilah kita tunjukkan bahwa cara hidup dan cara bertindak kita sungguh menunjukkan sebagai orang yang menantikan saat dipanggil Tuhan. Dengan kata lain hidup kita ini merupakan persiapan untuk dipanggil Tuhan atau meninggal dunia. Cirikhas orang yang hidup dalam persiapan pada umumnya bergairah, gembira, tekun, teliti dan rajin dalam melakukan segala sesuatu, maka baiklah apapun yang sedang kita kerjakan atau dimanapun kita berada hendaknya kita tetap bergairah, gembira, tekun, teliti dan rajin. Hendaknya jangan menyia-nyiakan waktu yang ada untuk bermalas-malas, dan juga tidak perlu bersandiwara atau bekerja dan bertindak diluar kemampuan kita, melainkan tugas dan pekerjaan biasa setiap hari hendaknya dikerjakan sebaik mungkin. Kerjakan tugas dan pekerjaan sekecil apapun dengan cinta yang besar. Yang penting bukan besarnya tugas dan pekerjaan, melainkan cinta yang besar dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan. Segala sesuatu dilakukan dengan cinta yang besar pasti akan menarik, mempesona dan menawan.
"Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya. Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga.Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung dan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib akan kunyanyikan"
(Mzm 145:2-5)
Ign 30 Agustus 2012

29 Agt

"Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"
(Yer 1:17-19; Mrk 6:17-29)

" Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!", lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!" Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!" Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan." (Mrk 6:17-29), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta Wafatnya St.Yohanes Pembaptis hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Yohanes Pembaptis wafat karena dibunuh sebagai korban keserakahan Herodes, seorang raja, yang gila akan jabatan/kedudukan, kehormatan duniawi serta perempuan cantik. Dengan kuasa dan kedudukan-nya ia merebut isteri saudaranya untuk dijadikan permaisuri, maka dengan tegas dan berani Yohanes Pembaptis menegornya:" Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!". Yang paling tersinggung oleh tegoran Yohanes ini adalah sang permaisuri, maka ketika ada kesempatan ia membalasnya, yaitu minta kepada sang raja 'kepala Yohanes Pembaptis', yang berarti kematian Yohanes Pembaptis. Karena tidak ingin dipermalukan di muka umum, maka sang raja pun mengabulkan permintaan isterinya. Entah sang permaisuri atau sang raja yang sungguh tersinggung oleh tegoran Yohanes: sang raja sendiri sudah memenjarakannya dan sang permaisuri meminta kematiannya. Dalam rangka mengenangkan wafat St.Yohanes Pembaptis ini kami mengajak kita semua, umat beriman atau beragama, untuk tidak takut dan tidak gentar menegor atau mengingatkan orang lain yang dengan sewenang-wenang mengambil hak orang lain, apa lagi mengambil 'yang terkasih'. Marilah kita hayati rahmat kemartiran kita dengan meluruskan aneka bentuk penyelewengan atau komersialisasi jabatan, yang kiranya juga masih marak dalam kehidupan bersama kita masa kini.

·   "Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!" (Yer 1:17), demikian firman Allah kepada nabi Yeremia. Sebagai orang beriman atau beragama kita semua dipanggil juga untuk "menyampaikan kepada saudara-saudari kita segala yang diperintahkan oleh Allah", alias menyebarluaskan perintah Allah. Hemat saya semua perintah Allah dapat dipadatkan atau disimpulkan kepada perintahNya yang paling utama, yaitu 'saling mengasihi satu sama lain'. Salah satu bentuk penghayatan perintah ini adalah menghormati hak-hak azasi manusia atau harkat martabat manusia maupun segala sesuatu yang dimiliki orang atau sesama manusia. Memang pertama-tama dan terutama hendaknya kita menghormati hak milik orang lain, dan jangan merampasnya atau ketika kita meminjamnya hendaknya segera dikembalikan setelah selesai menggunakannya. Namun akan terasa aneh jika meminjamkan isteri alias 'yang terkasih', karena dengan demikian berarti melecehkan orang lain. Ketika ada orang yang melanggar hak-hak azasi manusia maupun mengambil hak milik orang lain, hendaknya kita tidak takut dan tidak gentar menegor dan mengingatkannya, meskipun untuk itu ada ancaman bagi kita untuk disingkirkan atau dibunuh. Secara khusus kami ingatkan kepada rekan-rekan lelaki untuk tidak dengan mudah merebut isteri orang, entah secara diam-diam atau terang-terangan; secara diam-diam yang saya maksudkan adalah bermain serong dengan isteri orang lain.
"Pada-Mu, ya TUHAN, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu.Lepaskanlah aku dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku! Jadilah bagiku gunung batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku; sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku.Ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik, dari cengkeraman orang-orang lalim dan kejam." (Mzm 71:1-4)
Ign 29 Agustus 2012

Senin, 27 Agustus 2012

28 Agt


"Siapa yang mempunyai kepadanya akan diberi sehingga ia berkelimpahan"
(1Yoh 4:7-16; Mat 13:8-12)

"Sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya." (Mat 13:8-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Agustinus adalah orang yang sungguh cerdas, dan berkat didikan dan bimbingan ibunya, Monika, yang tekun dan sungguh-sungguh, maka Agustinus tidak menyia-nyiakan kecerdasannya. Ia mendalami filsafat dan juga wahyu ilahi sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Sebagai Uskup ia tetap terus memperdalam Kitab Suci dengan filsafatnya, maka akhirnya oleh Gereja Agustinus juga diangkat sebagai pujangga Gereja. "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya", demikian sabda Yesus, yang hemat saya sungguh menjiwai Agustinus. Sabda ini kiranya juga terarah bagi kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus, maka marilah kita renungkan dan hayati. Marilah kita kembangkan dan perdalam aneka anugerah Allah kepada kita, entah itu berupa keterampilan, bakat, kecerdasan dst.. serta kemudian kita baktikan atau sumbangkan kepada orang lain melalui hidup dan kerja kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Ingatlah dan hayati bahwa keterampilan, bakat, kecerdasan dst..ketika kita sumbangkan atau berikan kepada orang lain tidak akan berkurang, melainkan semakin bertambah, mendalam dan handal. Maka hendaknya kita jangan menjadi orang egois, melainkan sosial, karena jati diri manusia adalah sosial, sebagaimana manusia pertama Adam dianugerahi teman hidup, Hawa, untuk hidup bersama demi kebahagiaan dan kesejahteraan bersama. Pendek kata sekecil atau sederhana apapun keterampilan, bakat dan kecerdasan kita hendaknya kita baktikan atau sumbangkan bagi kehidupan bersama.
·   "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1Yoh 4:7-8). Sebagai manusia, kita semua berasal dari Allah, diciptakan oleh Allah karena kasihNya serta bekerjasama dengan orangtua kita masing-masing yang saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan atau tubuh. Tapa kasih kita tidak dapat hidup dan ada sebagaimana adanya pada saat ini, hanya dalam dan oleh kasih kita dapat hidup, tumbuh-berkembang sampai kini. Masing-masing dari kita adalah buah kasih atau yang terkasih, maka selayaknya setiap bertemu dengan orang lain kita senantiasa hidup saling mengasihi. "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih", demikian peringatan Yohanes dalam suratnya, sebagaimana saya kutip di atas. Kami percaya bahwa kita semua mengakui diri sebagai orang yang beriman, yang berarti senantiasa berusaha membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dengan demikian mengenal Allah sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan masing-masing, maka marilah kita tunjukkan bahwa diri kita sungguh mengenal Allah dengan hidup saling mengasihi dengan siapapun, tanpa kenal batas SARA, Suku, Ras dan Agama. Salah satu usaha atau bentuk menghayati panggilan untuk saling mengasihi adalah berusaha bersama-sama menghayati apa yang sama di antara kita, misalnya sama-sama manusia ciptaan Allah, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra Allah. Masing-masing dari kita adalah gambar atau citra Allah dan karya Allah dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini antara lain menggejala dalam apa yang baik, mulia, indah dan luhur dalam diri kita masing-masing. Marilah kita angkat dan wujudkan apa yang baik, mulia, indah dan luhur dalam diri kita masing-masing. Kita juga dipanggil untuk senantiasa berpikiran positif terhadap orang lain atau saudara-saudari kita dimana pun dan kapan pun.
"Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah." Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik. TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak. Tidak sadarkah semua orang yang melakukan kejahatan, yang memakan habis umat-Ku seperti memakan roti, dan yang tidak berseru kepada TUHAN?" (Mzm 14:1-4)
Ign 28 Agustus 2012

Minggu, 26 Agustus 2012

27Agt

"Jangan menangis!"
(Sir 28:1-4.16-21; Luk 7:10-17)

"Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali. Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya." Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya" (Luk 7:10-17), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Monika hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Monika sebagai isteri maupun ibu sungguh harus mengalami banyak penderitaan dan tantangan, yang berasal dari suaminya, Patricius, maupun anaknya, Agustinus. Suaminya menentang dan mengejeknya ketika Monika mendidik Agustinus agar menjadi anak Kristen yang baik, demikian pula Agustinus muda juga membuat tindakan yang membuatnya menderita karena kenakalannya. Namun karena ketekunannya serta penyerahannya kepada Tuhan, akhirnya Monika berhasil mendidik Agustinus, bahkan Agustinus yang cerdas itu akhirnya juga menjadi tokoh penting dalam Gereja Katolik. Monika kiranya seperti seorang ibu yang dihibur oleh Yesus sebagaimana diwartakan dalam Warta Gembira hari ini, dimana karena kekuatan dari Yesus ia tidak mengeluh dan menangis meskipun harus menderita serta menghadapi tantangan berat. St. Monika menjadi pelindung para janda katolik, yang kiranya harus menghadapi tugas dan tantangan berat sebagai janda. Pada masa kini selain harus mendidik dan membesarkan anak-anaknya, para janda juga sering menerima cemoohan atau sindiran dari warga masyarakat, antara lain sering dicurigai 'menjual diri' atau 'melacurkan diri', apalagi ketika sebagai janda masih tergolong muda serta cantik. Maka dengan ini kami berharap secara khusus kepada para janda untuk tetap tabah dan ceria menghayati kejandaannya, dan kepada para ibu hendaknya meneladan St.Monika yang dengan tekun dan setia mendidik anak-anaknya. Kepada kita semua kami harapkan tidak dengan mudah mencurigai para janda melakukan hal-hal yang tak terpuji, melainkan marilah kita belajar dari ketabahannya serta mendoakan agar para janda sungguh meneladan St.Monika yang menjadi pelindungnya.

·   "Barangsiapa membalas dendam akan dibalas oleh Tuhan. Tuhan dengan saksama mengindahkan segala dosanya. Ampunilah kesalahan kepada sesama orang, niscaya dosa-dosamupun akan dihapus juga, jika engkau berdoa.Bagaimana gerangan orang dapat memohon penyembuhan pada Tuhan, jika ia menyimpan amarah kepada sesama manusia?Bolehkah ia berdoa karena dosa-dosanya, kalau tidak menaruh belas kasihan terhadap seorang manusia yang sama dengannya?" (Sir 28:1-4). Kutipan ini kiranya baik menjadi pegangan hidup para janda atau kita semua umat beriman. Kita semua dipanggil untuk tidak melakukan balas dendam dalam bentuk apapun ketika diperlakukan tidak baik oleh orang lain, melainkan hendaknya mengampuni dan mendoakan siapapun yang menyakiti atau melukai diri kita. Doa dan kasih pengampunan hemat saya merupakan cirikhas hidup beriman atau beragama, maka jika kita dengan mudah melakukan balas dendam berarti kita tidak setia pada iman atau ajaran agama kita. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, marilah kita hayati isi doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus Kristus, yaitu "Ampunilah kami seperti kami pun senantiasa mengampuni orang yang bersalah kepada kami". Marilah kita sadari dan hayati bahwa masing-masing dari kita dapat tumbuh-berkembang sebagaimana adanya pada saat ini karena kasih pengampunan yang telah kita terima dari Tuhan melalui orangtua, saudara-saudari kita sejak kita dilahirkan di dunia ini. Ajakan dan panggilan untuk mengampuni hemat saya dengan mudah dapat kita lakukan jika kita menghayati diri sebagai orang yang terkasih serta telah menerima kasih pengampunan secara melimpah ruah. Mereka yang berpengaruh dalam hidup dan kerja bersama kami harapkan dapat menjadi teladan dalam hidup saling mengasihi dan mengampuni.

"Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku. Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?" (Mzm 130:1-3)
Ign 27 Agustus 2012