Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 20 Juli 2012

21 Juli


"Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa"

(Mi 2:1-5; Mat 12:14-21)

" Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia. Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap." (Mat 12:14-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Dalam hidup dan bekerja bersama dimana pun dan kapanpun kita pasti terikat oleh aneka aturan atau tata tertib, yang harus kita hayati atau laksanakan bersama-sama. Entah ada berapa aturan atau tata tertib pada masa kini kiranya sulit dihitung, apalagi setiap angkatan atau generasi senantiasa berusaha membuat tata tertib atau aturan baru, entah itu yang bersifat memperbaharui yang sudah ada maupun membuat yang baru sama sekali. Setiap aturan atau tata tertib memiliki jiwa atau roh atau semangat, dan hemat saya jiwa atau semangat utama ialah cintakasih, karena cintakasih merupakan hukum yang utama serta pertama-tama. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk 'memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa', maka marilah pertama-tama dan terutama kita maklumkan cintakasih kepada siapapun dan dimanapun. Tentu saja kami berharap kita yang setiap hari hidup atau bekerja bersama senantiasa hidup saling mengasihi, sehingga dari kebersamaan hidup atau kerja kita senantiasa juga terwartakan cintakasih sebagai hukum yang utama dan pertama. Kebersamaan atau hidup komuniter yang dijiwai oleh cintakasih, sehingga sehati dan sejiwa, pada dirinya sendiri bersifat missioner, maka hemat saya setiap keluarga yang dibangun dan diperkembangkan dalam dan oleh cintakasih sungguh bersifat missioner, pewarta hukum utama dan pertama cintakasih. Karena cintakasih merupakan hukum utama dan terutama maka tak akan mudah dikalahkan oleh tata tertib atau aturan kebijakan lainnya. Sebaliknya hadapi dan segala sesuatu dalam dan oleh cintakasih, maka anda akan mampu mengerjakan atau mengatasinya, karena cintakasih tak mungkin dipadamkan atau dihancurkan.

·   "Celakalah orang-orang yang merancang kedurjanaan dan yang merencanakan kejahatan di tempat tidurnya; yang melakukannya di waktu fajar, sebab hal itu ada dalam kekuasaannya; yang apabila menginginkan ladang-ladang, mereka merampasnya, dan rumah-rumah, mereka menyerobotnya; yang menindas orang dengan rumahnya, manusia dengan milik pusakanya!"(Mi 2:1-2). Berbagai tindak durjana atau jahat memang pada umumnya direncanakan di tempat tidur, dimana selama berbaring dan tak kunjung tertidur orang sering melamun atau mengangan-angankan sesuatu, yang kemudian menjadi rencana tindakan ketika bangun tidur. Marilah kita ingat dan sadari bahwa tempat tidur, khususnya bagi para suami isteri, adalah tempat untuk memadu kasih, mewujudkan cintakasih dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh, yang antara lain ditandai dengan persetubuhan atau hubungan seksual. Dengan kata lain tempat tidur merupakan salah satu puncak atau titik penghayatan cintakasih yang mempesona, menggairahkan dan memikat. Maka kami berharap kepada kita semua untuk tidur dalam cintakasih, dan untuk itu menjelang tidur kami harapkan berdoa mohon agar dapat tidur dalam kasih Tuhan, sehingga dapat tidur nyenyak dan kemudian bangun dengan segar serta siap sedia hidup dan bertindak saling mengasihi. Mengawali hari baru dalam cintakasih maka sepanjang hari akan hidup dan bertindak saling mengasihi kapanpun dan dimanapun. Kepada yang berjaga sepanjang malam karena tugas atau pekerjaan kami harapkan tetap hidup dan bertindak saling mengasihi, dan hendaknya tidak melakukan tindak durjana atau kejahatan sekecil apapun. Semoga mereka yang masih suka melakukan tindak durjana atau jahat di waktu malam atau waktu tidur segera bertobat dan memperbaharui diri untuk senantiasa hidup dan bertindak baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa Tuhan bekerja terus menerus siang malam, tak kenal tempat dan waktu, sehingga apapun yang kita lakukan diketahui oleh Tuhan.

" Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan? Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan. Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN. Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya." (Mzm 10:1-4)

Ign 21 Juli 2012


Kamis, 19 Juli 2012

20 Juli


"Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan"

(Yes 38:1-6.21-22; Mat 12:1-8)

"Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah.Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."(Mat 12:1-8), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Semua peraturan atau tata tertib dibuat dan diundangkan demi dan untuk cintakasih, dibuat berdasarkan cintakasih dan diundangkan agar mereka yang melaksanakan hidup saling mengasihi. Maka hendaknya senantiasa mensikapi serta melaksanakan aneka peraturan dan tata tertib dengan atau dalam semangat cintakasih. Aneka peraturan dan tata tertib merupakan buah hasil kompromi dari aneka masukan, pendapat dan harapan, yang berbeda satu sama lain, maka dapat diduga bahwa aneka peraturan atau tata tertib begitu umum, dan sering mendua sehingga dalam kenyataan menimbulkan masalah. Dengan kata lain aneka peraturan atau tata tertib yang tertulis memang serba terbatas jika dibandingkan dengan hukum utama cintakasih. Jika dalam kenyataan hidup dan kerja sehari-hari muncul masalah atau ketegangan, hendaknya ditangani atau dibijaki dengan dan dalam cintakasih, dan memang ada kemungkinan kebijakan yang muncul kelihatan melanggar peraturan atau tata tertib, karena cinta kasih memang mengatasi atau mendasari aneka peraturan atau tata tertib. Cinta bijaksana atau belas kasih itulah yang hendaknya kita perdalam dan perkembangkan serta hayati dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Senada dengan cinta bijaksana atau belas kasih atau keselamatan jiwa, maksudnya keselamatan jiwa hendaknya menjadi barometer atau tolok ukur keberhasilan dan kesuksesan cara hidup dan kerja kita. Semakin banyak jiwa manusia diselamatkan berarti hidup dan kerja kita semakin sukses sesuai dengan  kehendak Tuhan.

·    "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu" (Yes 38:3), demikian doa raja Hiskia setelah mendengar bahwa ia akan segera meninnggal dunia. Doanya didengarkan oleh Tuhan dan kemudian ia menerima anugerah umur lebih panjang lagi, selama lima belas tahun lagi. Dalam kenyataan hidup sehari-hari kita sering menyaksikan bahwa orang-orang baik, setia dan tulus hati cepat-cepat dipanggil Tuhan, sedangkan orang-orang jahat lebih berumur panjang. Kita semua tahu bahwa tambah umur dan tambah pengalaman pasti juga tambah dosa-dosanya. Kita semua dipanggil untuk meneladan Hiskia, entah dianugerahi umur pendek atau umur panjang, hendaknya kita hidup "dengan setia dan dengan tulus dan melakukan apa yang baik di mata Tuhan". Apapun tugas atau pekerjaan kita marilah kita senantiasa berusaha untuk melakukan apa yang baik dengan tulus dan setia, bukan pura-pura atau permainan sandiwara. Memang perilaku murni atau asli sungguh berbeda dengan yang pura-pura atau sandiwara, dan dalam kenyataan akan kelihatan atau terasa. Salah satu tindakan yang sering bersifat sandiwara atau pura-pura adalah memberi sumbangan atau derma: ada orang atau kelompok memberi sumbangan atau derma bukan dari ketulusan hatinya untuk membantu, melainkam merupakan buah kelicikannya untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya. Membantu orang lain bukan tujuan membantu, melainkan ada pamrih lain demi kepentingan pribadi atau kelompoknya. Kami berharap entah pribadi atau kelompok untuk menjauhkan diri dari tindakan memberi sumbangan atau derma dengan pamrih, tidak tulus iklas.

"Aku ini berkata: Dalam pertengahan umurku aku harus pergi, ke pintu gerbang dunia orang mati aku dipanggil untuk selebihnya dari hidupku. Aku berkata: aku tidak akan melihat TUHAN lagi di negeri orang-orang yang hidup; aku tidak akan melihat seorang pun lagi di antara penduduk dunia.Pondok kediamanku dibongkar dan dibuka seperti kemah gembala; seperti tukang tenun menggulung tenunannya aku mengakhiri hidupku" (Yes 38:10-12)

Ign 20 Juli 2012


Rabu, 18 Juli 2012

19 Juli


"Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu"

(Yes 26:7-9.12.16-19; Mat 11:28-30)

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." (Mat 11:28-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Kami percaya dalam melaksanakan tugas, pekerjaan atau kewajiban apapun, apalagi yang dikerjakan secara rutin setiap hari, kita sering merasa lelah, lesu atau frustrasi, dan kemudian dengan mudah mengeluh atau menggerutu atau bahkan marah-marah. Sebagai orang yang beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus, jika kita merasa letih lesu dan berbeban berat, diajak untuk belajar dari atau meneladan Dia yang rendah hati dan lemah lemah lembut. Sejak datang di dunia ini sampai dengan wafatNya di kayu salib, Yesus memang senantiasa hidup dan bertindak dengan rendah hati dan lemah lembut. "Rendah hati adalah sikap dan perilaku yang tidak suka menonjolkan dan menomorsatukan diri, yaitu dengan menenggang perasaan orang lain. Meskipun pada kenyataannya lebih dari orang lain, ia dapat menahan diri untuk tidak menonjolkan dirinya" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). Kerendahan hati merupakan keutamaan dasar atau yang terutama, kebalikan dari sombong. Penghayatan kerendahan hati yang mungkin baik kita hayati pada masa kini ialah 'tidak mengeluh atau tidak menggerutu' ketika menghadapi beban berat atau aneka tantangan, hambatan dan masalah, yang pada umumnya dengan mudah membuat kita mengeluh atau menggerutu. Selain rendah hati kita juga diharapkan hidup dan bertindak dengan lemah lembut kebalikan dari kasar. Dalam hal lemah lembut ini kiranya rekan-rekan perempuan, terutama para ibu, memiliki pengalaman ketika mendampingi bayi/anak balita yang dianugerahkan Tuhan. Maka kami berharap kepada rekan-rekan perempuan untuk dapat teladan dalam cara hidup dan cara bertindak dengan lemah lembut.

·   "Jejak orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya. Ya TUHAN, kami juga menanti-nantikan saatnya Engkau menjalankan penghakiman; kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau. Dengan segenap jiwa aku merindukan Engkau pada waktu malam, juga dengan sepenuh hati aku mencari Engkau pada waktu pagi; sebab apabila Engkau datang menghakimi bumi, maka penduduk dunia akan belajar apa yang benar." (Yes 26:7-9). "Orang benar adalah lurus" inilah yang hendaknya kita renungkan atau refleksikan bersama. Sebagai orang beriman kita semua dipanggil untuk hidup 'lurus', yaitu senantiasa menelusuri jalan yang baik, yang menuju ke keselamatan atau kebahagiaan sejati, yaitu keselamatan atau kebahagiaan jiwa. Orang yang menelusuri jalan lurus siang malam senantiasa merindukan dan mencari Tuhan alias senantiasa mengutamakan kehendak atau perintah Tuhan dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari, hidup dan bertindak apapun dijiwai oleh iman. Istirahat, tidur, bekerja/belajar, rekreasi, bersantai atau bergembira ria dalam dan oleh iman. Secara khusus kami mengharapkan para orangtua, guru/pendidik maupun pengajar untuk senantiasa menyampaikan atau mengajarkan jalan-jalan kebenaran, cara-cara untuk memperoleh kebahagiaan atau kesejahteraan sejati, sehingga semua orang tumbuh berkembang tetap sebagai gambar atau citra Allah, cara hidup dan cara bertindaknya mendorong dan memotivasi orang lain untuk semakin beriman, semakin membaktikan diri seutuhnya kepada Allah. Para pemimpin atau siapapun yang berpengaruh dalam kehidupan bersama kami harapkan dapat menjadi teladan dalam penghayatan iman, hidup dan bertindak di jalan yang lurus, serta tidak pernah melakukan korupsi sedikitpun dalam bentuk apapun. Semoga para penegak dan pejuang kebenaran, jalan-jalan lurus, tetap setia pada panggilan atau tugas pengutusannya, dan tak mengeluh atau menggerutu ketika menghadapi tantangan atau hambatan.

"Engkau, ya TUHAN, bersemayam untuk selama-lamanya, dan nama-Mu tetap turun-temurun. Engkau sendiri akan bangun, akan menyayangi Sion, sebab sudah waktunya untuk mengasihaninya, sudah tiba saatnya.Sebab hamba-hamba-Mu sayang kepada batu-batunya, dan merasa kasihan akan debunya. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama TUHAN, dan semua raja bumi akan kemuliaan-Mu, bila TUHAN sudah membangun Sion, sudah menampakkan diri dalam kemuliaan-Nya, sudah berpaling mendengarkan doa orang-orang yang bulus, dan tidak memandang hina doa mereka."

 (Mzm 102:13-18)

Ign 19 Juli 2012


Selasa, 17 Juli 2012

18 Juli


"Semuanya Engkau nyatakan kepada orang kecil"

(Yes 10:5-7.13-16; Mat 11:25-27)

"Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya" (Mat 11:25-27), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Di dalam hidup dan kerja bersama pada umumnya yang melakukan pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas kecil dan sederhana adalah orang-orang kecil, yaitu para pembantu atau pelayan, yang juga memperoleh imbal jasa atau gaji kecil. Mereka ini biasanya bertugas membersihkan kamar kecil atau toilet, lantai, kamar kerja atau kamar tidur, merawat tanaman dst.. Ketika semuanya dalam keadaan bersih, karena telah diusahakan dan dikerjakan oleh pelayan atau pembantu, pada umumnya tidak ada pujian atau komentar sedikitpun terhadap pelayan atau pembantu, sebaliknya jika ada bagian kamar yang tidak bersih pada umumnya pelayan atau pembantu ditegor keras alias ada kemungkinan dimarahi. Yang juga sering terjadi di hari-hari libur sekitar Lebaran atau Idul Fitri para pembantu atau pelayan minta cuti, sehingga apa yang biasanya mereka kerjakan tak ada yang mengerjakan lagi dan kamar-kamar dapat berantakan dan kotor. Pada saat itulah orang menyadari betapa pentingnya peran pelayan atau pembantu. Memang dalam keadaan biasa atau normal mereka yang kecil dan sederhana kurang memperoleh perhatian, sebaliknya dalam keadaan genting atau darurat mereka yang kecil sungguh berperan dan berjasa. Maka benarlah atau dapat difahami apa yang disabdakan oleh Yesus bahwa "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil". Kami berharap kepada anda sekalian untuk memperhatikan hal-hal atau perkara-perkara kecil dalam hidup dan kerja kita setiap hari. Ingat dan sadari bahwa sarana-sarana tekonologi yang penting pada masa kini juga kecil-kecil namun menentukan. Bukankah anak kecil di dalam keluarga juga penting, yang nampak ketika anak kecil pergi tak jelas arahnya semuanya bingung, sedangkan jika orang dewasa pergi kemana saja dibiarkan?  Marilah kita 'turun ke bawah', membumi atau merakyat, agar kita peka terhadap hal-hal atau perkara-perkara kecil yang penting dalam hidup dan kerja kita sehari-hari.

·    "Dengan kekuatan tanganku aku telah melakukannya dan dengan kebijaksanaanku, sebab aku berakal budi; aku telah meniadakan batas-batas antara bangsa, dan telah merampok persediaan-persediaan mereka, dengan perkasa aku telah menurunkan orang-orang yang duduk di atas takhta. Seperti kepada sarang burung, demikianlah tanganku telah menjangkau kepada kekayaan bangsa-bangsa, dan seperti orang meraup telur-telur yang ditinggalkan induknya, demikianlah aku telah meraup seluruh bumi, dan tidak seekor pun yang menggerakkan sayap, yang mengangakan paruh atau yang menciap-ciap." (Yes 10:13-14). Dari kutipan di atas ini kiranya yang baik menjadi permenungan atau refleksi kita adalah 'tangan', salah satu anggota tubuh kita, yang cukup penting peran dan fungsinya. Memang tangan dapat berfungsi untuk melakukan yang baik maupun yang jahat, namun kiranya kita dipanggil untuk memfungsikan tangan kita guna melakukan apa yang baik. Kita juga diingatkan untuk sungguh memfungsikan tangan kita alias tidak malu dan tidak malas 'bekerja dengan tangan', antara lain menulis hendaknya tidak selalu memakai mesin ketik maupun komputer. Bukankah surat-surat penting seperti surat wasiat misalnya senantiasa diusahakan untuk ditulis tangan, bukan diketik? Kami berharap kita semua juga rajin menggunakan tangan kita untuk bekerja, misalnya menyapu, mengepel, mencangkul dst.., karena dengan demikian sebenarnya kita juga sekaligus berolahraga.  Selain tangan kami juga mengingatkan anggota tubuh yang lain, yaitu kaki. Hendaknya kaki juga tidak dimanja, melainkan hendaknya sering melakukan jalan kaki. Ingatlah dan sahari bahwa di telapak dan ujung jari kaki maupun tangan kita terdapat jaringan-jaringan syarat  yang erat kaitannya dengan otak kita. Mengaktifkan otak kita secara optimal antara lain dapat dilaksanakan dengan memfungsikan kaki dan tangan sesuai dengan kehendak Tuhan, kaki untuk berjalan dan tangan untuk 'bekerja'

"Umat-Mu, ya TUHAN, mereka remukkan, dan milik-Mu sendiri mereka tindas; janda dan orang asing mereka sembelih, dan anak-anak yatim mereka bunuh; dan mereka berkata: "TUHAN tidak melihatnya, dan Allah Yakub tidak mengindahkannya." Perhatikanlah, hai orang-orang bodoh di antara rakyat! Hai orang-orang bebal, bilakah kamu memakai akal budimu" (Mzm 94:5-8)

Ign 18 Juli 2012


Minggu, 15 Juli 2012

17 Juli


"Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat"

(Yes 7:1-9; Mat 11:20-24)

" Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya: "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu." (Mat 11:20-24), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan sederhana sebagai berikut:

·   Kota Kapernaum yang dikecam oleh Yesus memang sampai saat ini masih ada, berupa puing batu dan rerentuhan yang ditumbuhi oleh rumput liar; dan memang masih ada beberapa tiang batu yang berdiri meskipun tidak utuh lagi. Kota tersebut segera hancur dan tak terurus karena warganya jahat, hidup dan bertindak hanya mengikuti selera pribadi, seenaknya sendiri, kurang peka terhadap sesamanya apalagi dengan aneka macam sarana dan bangunan. Maka sabda hari ini mengingatkan kita semua, khususnya warga kota-kota besar dan kecil, yang pada umumnya ada gejala hidup dan bertindak hanya mengutamakan kepentingan pribadi atau keluarga dan kurang peka terhadap lingkungan hidupnya maupun sesamanya dalam satu kota, satu RW dst.. Kepada kita semua kami harapkan mengusahakan, memperdalam dan memperkuat kepekaan sosial, peka terhadap kebutuhan sesamanya maupun dalam perawatan fasilitas umum. Kebejatan moral warga kota besar juga terus berlangsung, antara lain menggejala diantara orang-orang berduit dengan berpesta-pora, judi, pergi ke pelacuran, mabok-mabokan, pesta miras maupun narkoba. Kami berharap anak-anak sedini mungkin dididik dan dibiasakan hidup sederhana dan peka terhadap kebutuhan sesamanya, terutama yang miskin dan berkekurangan. Sebagian warga kota besar seperti Jakarta hemat saya bersikap mental bahwa harga dirinya ada pada 'kemampuan membeli', setiap ada produk baru dibeli, entah fungsional untuk dirinya maupun sesamanya tak ambil pusing. Maka dengan ini kami mengharapkan para warga kota besar atau kecil untuk bertobat, jika mendambakan kebahagiaan dan kesejahteraan sejati seluruh warganya. Kami berharap mereka yang berpengaruh dalam hidup bersama di kota-kota untuk menggerakkan pertobatan warga kotanya.

·    "Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu,dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya" (Yes 7:3-4), demikian firman Allah melalui nabi Yesaya. "Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang", inilah yang hendaknya kita renungkan atau refleksikan bersama. Aneka godaan atau rayuan untuk berbuat jahat atau berperilaku amoral hendaknya dihadapi dengan keteguhan hati dan tenang. Percayalah jika anda memiliki keteguhan hati dan ketenangan pasti akan mampu mengatasi dan mengalahkan aneka godaan dan rayuan untuk berbuat jahat atau melakukan tindakan amoral. Berteguh hati pada janji yang telah diikrarkan itulah yang kami dambakan bagi kita semua, segenap umat beriman. Berpegang teguhlah pada iman anda dalam menghadapi aneka godaan dan rayuan, alias bersama dan bersatu dengan Tuhan anda pasti mampu mengatasi godaan dan rayuan untuk berbuat jahat. Dalam menghadapi godaan atau rayuan hendaknya juga tetap tenang, tidak tergesa-gesa, sebagaimana nasihat orang Jawa yang sering mengatakan "Diamkan saja, nanti akan berhenti sendiri". Godaan atau rayuan setan semakin ditanggapi pada umumnya semakin merajalela dan anda tak akan mampu lagi melawannya, tanpa bantuan orang lain. Tentu saja tenang yang kami maksudkan tidak berarti tidak berbuat apa-apa, melainkan hendaknya dalam hati berdoa mohon kekuatan dan rahmat Tuhan untuk menghadapi dan mengalahkan godaan atau rayuan. Berdoalah selalu agar anda lepas atau terbebaskan dari aneka godaan dan rayuan setan.

"Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai benteng.Sebab lihat, raja-raja datang berkumpul, mereka bersama-sama berjalan maju; demi mereka melihatnya, mereka tercengang-cengang, terkejut, lalu lari kebingungan" (Mzm 48:2-6)

Ign 17 Juli 2012


16 Juli

"Barangsiapa mempertahankan nyawanya ia akan kehilangan nyawanya"

(Yes 1:11-17; Mat 10:34-11:1)

 "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya." (Mat 10:34-42), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Hari ini kiranya bagi kebanyakan murid atau pelajar dari TK sampai SMU merupakan hari pertama masuk sekolah untuk tahun ajaran 2012-2013. Setelah menikmati liburan pergantian tahun ajaran dan berkumpul dengan orangtua dan saudara-saudari, hari ini mulai meninggalkan keluarga untuk sementara waktu. Dan secara khusus kiranya merupakan pengalaman pertama bagi anak-anak yang memasuki Taman Kanak-Kanak. Panggilan sebagai murid atau pelajar harus meninggalkan orangtua dan sanak-saudara. Secara khusus bagi mereka yang belajar di sekolah berasrama, seperti Seminari, bagi pelajar atau seminaris baru merupakan perpisahan dengan orangtua yang mungkin mengejutkan atau mengagetkan. Itulah pengalaman-pengalaman manusiawi yang terjadi, namun sabda hari ini kiranya mengingatkan dan mengajak kita bahwa sebagai orang beriman hendaknya hidup dan bertindak dijiwai oleh iman, demikian pula siapapun yang terpanggil secara khusus, entah sebagai imam, bruder atau suster dan hemat saya juga sebagai suami-isteri diharapkan hidup dan bertindak sesuai dengan charisma atau janji yang telah diikrarkan. Dengan kata lain kita semua diingatkan dan diajak untuk hidup dan bertindak tidak mengikuti selera atau keinginan pribadi, melainkan mengikuti kehendaik dan perintah Tuhan, yang antara lain dapat kita temukan dalam aneka tata tertib hidup dan bekerja bersama. Tak henti-hentinya atau tak jemu-jemunya saya mengingatkan bahwa kita harus taat dan setia melaksanakan tata tertib yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, karena hal ini sungguh merupakan sesuatu yang penting dan mendesak untuk kita hayati dan sebarluaskan pada masa kini.

·   "Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!" (Yes 1:16-17), demikian peringatan dan ajakan Tuhan melalui nabi Yesaya. Berhenti melakuikan apa yang jahat dan kemudian senantiasa melakukan apa yang baik, itulah kiranya yang baik kita hayati dan laksanakan bagi kita semua. Salah satu perbuatan baik yang dianjurkan adalah mengusahakan keadilan. Keadilan yang paling mendasar hemat saya adalah hormat dan menjunjung tinggi harkat martabat atau hak azasi manusia, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra Allah. Maka hendaknya dijauhkan dan diberantas aneka bentuk pelecehan terhadap harkat martabat manusia. Dan memang dalam kehidupan sehari-hari sering para yatim piatu maupun para janda diperlakukan tidak adil, lebih-lebih para janda dengan mudah dituduh berselingkuh dengan  atau menjual diri kepada laki-laki 'hidug belang'. Para janda pada umumnya, lebih-lebih janda muda dan cantik, memang dengan mudah menjadi incaran laki-laki yang haus akan seks. Kita diingatkan untuk memperjuangkan perkara janda-janda, dan memang perkara yang sering muncul adalah menjadi bahan ngrasani atau ngrumpi, maka baiklah salah satu cara memperjuangkan kepentingan mereka adalah tidak ngrasani atau ngrumpi perihal janda yang bersangkutan. Doakanlah agar mereka setia pada kejandaannya, dan sekiranya berkehendak untuk menikah kembali, hendaknya dilakukan secara baik-baik. Tak ketinggalan pula marilah kita perhatikan para yatim piatu di lingkungan hidup kita.

"Bukan karena korban sembelihanmu Aku menghukum engkau; bukankah korban bakaranmu tetap ada di hadapan-Ku? Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu" (Mzm 50:8-9)

Ign 16 Juli 2012