Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Kamis, 28 April 2011

30 April - Kis 4:13-21; Mrk 16:9-15

"Pergilah ke seluruh dunia beritakanlah Injil kepada segala makhluk"

(Kis 4:13-21; Mrk 16:9-15)

 

"Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya. Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Mrk 16:9-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk", demikian sabda Yesus yang bangkit kepada para murid, kepada kita semua yang beriman kepadaNya. Injil adalah kabar baik, maka memberikan Injil berarti memberitakan atau menyebarluaskan apa-apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan diri kita sendiri maupun orang lain. Kemanapun kita pergi atau dimanapun kita berada hendaknya kita sendiri senantiasa dalam keadaan baik, dan dengan demikian kita dapat memberitakan apa yang baik. Apa yang disebut baik senantiasa berlaku secara universal, maka perilaku yang baik berarti mengasihi dengan sasaran keselamatan jiwa manusia. Saling mengasihi hemat saya merupakan ajaran semua utusan Allah atau para nabi dan diteruskan oleh para pemimpin agama di seluruh dunia. Saya percaya bahwa kita semua senantiasa mendambakan apa yang baik serta berkehendak untuk mengasihi orang lain, namun karena keterbatasan dan kelemahan kita sering terjadi kesalah-fahaman, maka baiklah kita senantiasa menyikapi segala sentuhan, sapaan, perlakuan orang lain terhadap diri kita sebagai perwujudan kasih dan kemudian kita tanggapi dengan 'terima kasih'. Ingatlah dan hayati bahwa orang tidak akan mengritik atau mengejek kita jika mereka tidak mengasihi kita, maka mereka mengritik atau mengejek kita karena mereka mengasihi kita. Di atas kami katakana bahwa sasaran perbuatan baik adalah keselamatan jiwa, maka hendaknya keselamatan jiwa sungguh menjadi acuan atau pedoman hidup kita. Ada kemungkinan demi keselamatan jiwa kita harus menderita sakit tubuh atau sakit hati, karena anggota tubuh atau isi hati kita tidak baik.

·   "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar." (Kis 4:19-20), demikian tanggapan Petrus dan Yohanes menjawab pertanyaan para tokoh Yahudi, yang merasa terganggu oleh pewartaan Kabar Baik, yang disampaikan oleh para rasul. "Taat kepada manusia atau taat kepada Allah', itulah pilihan yang harus diambil oleh para tokoh Yahudi, dan hemat saya juga menjadi tantangan yang harus kita pilih. Sebagai orang beriman kiranya kita harus taat kepada Allah, yang telah menciptakan dan mengasihi kita tanpa syarat. Dalam dan bersama dengan Allah hendaknya kita tidak takut dan tidak gentar untuk menjadi pewarta kabar baik, berkata-kata perihal apa yang baik dan benar yang kita lihat dalam lingkungan hidup kita. Memang di sana-sini saat ini masih marak aneka kebohongan, maka selayaknya menjadi pewarta apa yang baik dan benar akan menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan. Dengan ini kami berseru dan berharap kepada para pejuang kebenaran untuk terus berjuang meskipun harus menghadapi aneka ancaman. Kami berharap juga bahwa perihal apa yang baik dan benar ini sedini mungkin dididikkan atau dibiasakan pada anak-anak di dalam keluarga dan sekolah, sekali lagi tentu saja dengan teladan konkret dari para orangtua maupun guru. Jika anak-anak memiliki kebiasaan berbuat baik sedini mungkin, maka kami percaya mereka akan tumbuh berkembang menjadi saksi dan pejuang apa yang baik dan benar di masa depan. Taat kepada Allah juga berarti taat kepada kehendak Allah, yang antara  lain diterjemahkan ke dalam aneka tata tertib, maka marilah kita taati dan hayati aneka tata tertib yang terkait dengan panggilan dan  tugas pengutusan kita masing-masing.

 

"Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.  TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku. Suara sorak-sorai dan kemenangan di kemah orang-orang benar: "Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan, tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan!"

(Mzm 118:1.14-16)

Jakarta, 30 April 2011   


29 April - Kis 4:1-12; Yoh 21:1-14

"Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu maka akan kamu peroleh."

(Kis 4:1-12; Yoh 21:1-14)

 

"Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada." Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan."(Yoh 21:1-6), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Cukup banyak orang hidup dan bekerja hanya mengikuti kemauan pribadi atau selera pribadi dan tidak sesuai dengan tugas pokok atau utama atau sesuai dengan aneka tata tertib yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusannya. Hal ini antara lain juga nampak di jalanan dimana para pengendara atau pejalan kaki tidak mengikuti aturan lalu lintas serta rambu-rambu yang terpampang dengan jelas. Begitulah juga yang terjadi di antara para rasul yang sedang frustrasi karena kematian Yesus alias ditinggalkan Yesus: sebelum mengkuti Yesus kesibukan atau pekerjaan mereka adalah nelayan, maka ketika ditinggalkan Yesus mereka kembali menjadi nelayan. Cukup menarik dan mengesan bahwa sebagai nelayan yang berpengalaman mereka semalaman tidak seekor pun ikan dapat diperoleh. Namun ketika mereka menebarkan jala atas perintah Yesus yang telah bangkit, akhirnya mereka memperoleh ikan banyak sekali, bahkan jala mereka hampir sobek. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan anda sekalian: marilah kita hidup dan bertindak sesuai dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing serta aneka tata tertib yang terkait dengannya, jika mendambakan kesuksesan dalam hidup dan panggilan. Kami berharap kepada mereka yang hidup dan bekerja hanya mengikuti selera pribadi untuk segera bertobat dan memperbaharui diri. Marilah kita hidup dan bekerja secara tertib, teratur dan disiplin sesuai dengan aneka tata tertib yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing.

·   "Bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati -- bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu" (Kis 4:10), demikian kutipan jawaban Petrus atas pertanyaan dari tokoh-tokoh Yahudi perihal dari kuasa mana ia telah menyembuhkan orang lumpuh sehingga  dapat berjalan. "In nomine Ieu" (=Dalam nama Yesus), itulah yang menjadi motto gembala atau uskup kita Mgr.A.Djajaseputra SJ (alm) dan Bapak Julius Kardinal Darmaatmaja SJ dalam menggembalakan umat Allah yang dipercayakan kepada Yang Mulia. Maka marilah kita meneladan Petrus maupun para gembala kita tersebut. "Dalam terang iman kristiani berasaskan Pancasila dan UUD 45  kami hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara", itulah isi asas aneka yayasan atau LSM Kristen atau Katolik. Dengan dan dalam asas tersebut diharapkan segenap pengurus, pengelola maupun pelaksana pelayanan yayasan atau LSM menjiwai derap langkah pelayanannya dalam iman Kristiani. Mungkin baik kalau hal ini sedini mungkin dibiasakan pada anak-anak di dalam keluarga serta kemudian diperdalam dan diperkembangkan di sekolah-sekolah dengan teladan dari para orangtua dan para guru. Keteladanan orangtua dan para guru dalam hidup tertib, teratur dan disiplin sesuai dengan tata tertib atau janji yang pernah diikrarkan sangat penting, dan merupakan cara utama dan pertama dalam pendampingan atau pembinaan anak-anak. "Dalam Nama Yesus" berarti hidup dan bertindak dengan meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus maupun melaksanakan sabda-sabdaNya sebagaimana diwartakan melalui Kitab Suci. Maka baiklah untuk semakin mengenal dan dekat dengan Yesus kami harapkan kita semua dengan rajin setiap hari merenungkan dan meresapkan sabda-sabdaNya, atau silahkan merenungkan dan meresapkan kutiipan dari Kitab Suci yang setiap hari kami sampaikan dalam refleksi sederhana ini.

 

"Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya! Ya TUHAN, berilah kiranya keselamatan! Ya TUHAN, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN! Kami memberkati kamu dari dalam rumah TUHAN. TUHANlah Allah, Dia menerangi kita"

 (Mzm 118:24-27a)

 

Jakarta, 29 April 2011


28 April - Kis 3:11-26; Luk 24:35-48

"Dalam namaNya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa mulai dari Yerusalem"

(Kis 3:11-26; Luk 24:35-48)

 

"Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.Kamu adalah saksi dari semuanya ini." (Luk 24:35-48), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sebagai orang yang beriman kepada Yesus yang telah bangkit dari mati kita dipanggil untuk menjadi 'saksi pertobatan dan pengampunan dosa' di tempat hidup dan bekerja kita masing-masing setiap hari, dimana kita memboroskan waktu dan tenaga kita. Maka pertama-tama marilah kita sadari dan hayati bahwa masing-masing dari kita telah menerima rahmat pertobatan dan kasih pengampunan dari Allah secara  melimpah melalui saudara-saudari kita; jika kita dapat menghayati hal ini maka panggilan untuk menjadi saksi pertobatan dan kasih pengampunan dengan mudah dapat kita lakukan, tentu saja asal kita tidak pelit tetapi murah hati. Marilah dengan murah hati menyalurkan kasih pengampunan, yang telah kita terima secara melimpah ruah, kepada saudara-saudari kita kapanpun dan dimanapun tanpa pandang bulu. Jauhkan dan berantas aneka bentuk kebencian dan balas dendam. Kita tidak perlu takut menyalurkan kasih pengampunan, karena kasih pengampunan akan mengalahkan atau mengatasi kebencian dan balas dendam. Kami berharap saling mengasihi dan mengampuni sungguh terjadi dalam hidup keluarga atau komunitas masing-masing, sehingga dari keluarga dan komunitas kita masing-masing senantiasa terberitakan pertobatan dan kasih pengampunan.

·   "Bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu." (Kis 3:26), demikian kesaksian iman Petrus. Kita semua diingatkan untuk 'kembali dari segala kejahatan'  alias bertobat terus menerus.  Bertobat berarti berubah, tentu saja berubah menjadi lebih baik, suci, dan berbudi pekerti luhur alias semakin hidup dekat dan bersama dengan Tuhan dimanapun dan kapanpun. Anggota-anggota tubuh kita terus-menerus berubah, maka karena pribadi kita tidak hanya terdiri dari anggota tubuh jasmani saja, tetapi juga spiritual atau inteleketual, yaitu hati, jiwa dan akal budi, maka diharapkan tidak hanya tubuh yang phisik saja yang berubah tetapi juga hati, jiwa dan akal budi. Ingatlah dan hayati bahwa dengan beriman kepada Yesus yang telah bangkit dari mati berarti Roh Kudus hidup dan berkuasa dalam hati dan jiwa kita masing-masing, sehingga hati dan jiwa kita semakin sesuai dengan Hati dan Jiwa Yesus Kristus, yang datang untuk menebus dosa-dosa manusia, membebaskan semua manusia dari aneka kejahatan. Marilah kita 'kembali dari kejahatan' seperti "percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya" (Gal 5:19-21)  Semoga kehadiran dan sepak terjang kita dimanapun dan kapanpun senantiasa menjadi penyalur berkat dan rahmat Allah bagi saudara-saudari kita, sehingga siapapun yang hidup dan bekerja bersama dengan kita senantiasa merasa terberkati atau terahmati.

 

"Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan" (Mzm 8:3-4.6-9)

 

Jakarta, 28 April 2011


Selasa, 26 April 2011

27 April - Kis 3:1-10; Luk 24:13-35

"Betapa lambannya hatimu sehingga kamu tidak pecaya segala sesuatu"

(Kis 3:1-10; Luk 24:13-35)

 

"Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti" (Luk 24:25-35), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Hidup beriman atau beragama berarti hidup dalam Kerajaan Allah, dikuasai atau dirajai oleh Allah. Kerajaan Allah adalah kerajaan hati, maka hidup di dalam Kerajaan Allah harus memiliki kecerdasan hati. Kecerdasan hati antara lain dapat diusahakan dan diperdalam dengan membaca dan merenungkan sabda-sabda Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci atau berpartisipasi dalam ibadat seperti Perayaan Ekaristi. Apa yang tertulis di dalam Kitab Suci ditulis dalam ilham Allah dan "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran"(2Tim 3:16). Apa yang tertulis di dalam Kitab Suci pertama-tama untuk dibacakan dan didengarkan dengan sungguh-sungguh dan khidmat, maka jika kita sungguh dapat mendengarkan sabda Tuhan kami percaya kita akan semakin memiliki hati yang cerdas dan tidak lamban. Berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi juga mencerdaskan hati kita, karena Perayaan Ekaristi merupakan kenangan akan wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus. Dengan sungguh-sungguh berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi berarti kita semakin mati dalam hal dosa dan semakin hidup dalam dan oleh Roh alias semakin dikuasai oleh Roh sehingga cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah-buah Roh, seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri"(Gal 5:22-23) . Semoga kita tidak bodoh atau lamban dalam hal hati, tetapi cerdas dan cekatan.

·   "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" (Kis 3:6), demikian kata Petrus kepada orang lumpuh yang minta bantuan atau belas kasihan, dan orang lumpuh itupun segera sembuh alias dapat berjalan. Sakit atau sehat, segera sembuh dari sakit atau lamban sembuh erat kaitannya dengan beriman atau tak beriman. Beriman berarti memper-sembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui sesama dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hati, terutama sesama atau saudara-saudari kita yang sungguh beriman seperti Petrus. Beriman juga berarti setia dan taat taat pada aneka macam tata tertib yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Jika kita sungguh beriman maka kita dapat berjalan kemana saja dengan bebas dan tanpa takut sedikitpun. Kata-kata Petrus di atas juga mengingatkan kita semua sebagai orang beriman: hendaknya jangan mengandalkan diri pada 'emas dan perak' alias aneka harta benda atau kekayaan duniawi. Pengalaman menunjukkan mereka mempercayakan  diri pada 'emas dan perak' ketika kehilangan 'emas dan perak'tersebut menjadi lumpuh, entah secara phisik, social maupun spiritual.  Hendaknya kita jangan bersikap mental materialistis dalam cara hidup dan cara bertindak kita. Marilah dalam semangat iman kristiani kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maupun beragama. Marilah dalam dan dengan iman kita hadapi aneka macam masalah, tantangan dan hambatan, marilah kita nikmati aneka makanan dan minuman yang sehat dalam iman, meskipun tidak nikmat di lidah.

 

"Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN! Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!" (Mzm 105:1-4)

 

Jakarta, 27 April 2011


26 April - Kis 2:36-41; Yoh 20:11-18

"Aku telah melihat Tuhan!"

(Kis 2:36-41; Yoh 20:11-18)

 

"Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya."(Yoh 20:11-18), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Ketika saya di Novisiat SJ Girisonta, kami para novis setiap hari harus 'opera', yaitu kegiatan membersihkan rumah dan lingkungannya. Waktu itu kami berdua bertugas untuk membersihkan toilet. Teman novis saya tiba-tiba sambil membersihkan toilet bernyanyi: "Di sini ada Tuhan" . Mendengar nyanyian tersebut saya mendekat dan bertanya ada apa, dan teman saya menunjuk pada kloset, dan ternyata ada pemakai toilet pagi itu lupa menggelontor ketika buang air besar, sehingga kotoran masih berada dalam kloset. Reaksi teman saya tersebut begitu mengesan bagi saya sampai sekarang, dan saya teringat akan hal itu ketika merenungkan kisah Warta Gembira hari ini dimana dalam suasana ketakutan Maria Magdalena berseru kepada para murid ;"Aku telah melihat Tuhan". Tuhan Yesus yang telah bangkit hadir dimana-mana dan kapan saja tanpa terbatas oleh ruang dan waktu melalui RohNya. Maka marilah kita meneladan Maria Magdalena 'melihat Tuhan' dalam hidup dan lingkungan hidup kita masing-masing setiap hari,lebih-lebih atau terutama dalam suasana atau lingkungan yang membuat kebanyakan orang takut atau jijik. Dengan kata lain kita diharapkan tetap dalam keadaan gembira, ceria dan dinamis dalam menghadapi aneka macam tantangan, hambatan atau masalah kehidupan, seraya 'melihat Tuhan yang hidup dan berkarya' di dalamnya.

·   "Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa" (Kis 2:41), demikian berita perihal pewartaan Yesus yang bangkit dari mati, yang dibawakan oleh Petrus. Mereka yang mendengarkan berita tentang kebangkitan Yesus terharu dan akhirnya bertobat, minta dibaptis. Kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus dipanggil untuk meneladan Petrus. Maka marilah kita mawas diri: apakah cara hidup dan cara bertindak kita membuat orang lain terharu sedemikian rupa, sehingga mereka semakin bertobat, beriman dan berbakti kepada Tuhan atau ada kemungkinan secara yuridis dan liturgis minta dibaptis. Kita semua dipanggil untuk menjadi saksi kebangkitan Yesus melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Kesaksian atau keteladanan merupakan cara utama dan pertama dalam tugas missioner atau karya pewartaan Kabar Baik. Secara khusus disini saya mengingatkan dan mengajak mereka yang bertugas untuk 'omong atau bicara' dalam aneka kesempatan, entah sebagai pengkotbah, guru dst… Marilah mawas diri apakah omongan, pengajaran atau kata-kata yang keluar dari mulut kita membuat terharu para pendengarnya dan mereka kemudian merasa ditumbuh-kembangkan sebagai pribadi beriman. Sebagai orang beriman atau beragama marilah kita berusaha dengan rendah hati dan bantuan rahmat Tuhan agar cara hidup dan cara bertindak kita senantiasa menarik, mempesona serta menggairahkan orang lain, sehingga mereka mendekat dan mengasihi kita, dan selanjutnya mereka pun tergerak untuk mengikuti cara hidup dan cara bertindak kita yang baik dan menyelamatkan. Bukan pakaian atau aneka macam hiasan atau assesori yang membuat orang lain terpesona dan tertarik kepada kita, melainkan karena kepribadian kita yang baik, suci dan berbudi pekerti luhur. Bukan pangkat, kekayaan  atau kedudukan yang menjadi 'senjata atau alat kesaksian atau keteladanan' melainkan cara bertindak dan cara hidup kita.

 

"Firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN. Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan" (Mzm 33:4-5.18-19)

 

Jakarta, 26 April 2011


25 April - Kis 2:14.22-32; Mat 28:8-15

"Salam bagimu"

(Kis 2:14.22-32; Mat 28:8-15)

 

"Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini"(Mat 28:8-15),demikian kutipan Warta Gembira hari ini

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   "Assalamu'alaikum", demikian kata-kata yang keluar dari saudara-saudari kita umat Islam pada awal perjumpaan satu sama lain, yang berarti saling memberikan salam damai sejahtera satu sama lain dengan harapan masing-masing berada dalam damai sejahtera lahir-batin. Kata-kata itu identik dengan salam Yesus kepada Maria Magdalena dan Maria yang lain dalam perjumpaan pertama mereka setelah Yesus bangkit dari mati. Maka baiklah kita yang beriman kepada Yesus yang bangkit hendaknya juga saling memberi  salam damai sejahtera satu sama lain, dan tentu saja diharapkan tidak hanya sekedar basa-basi atau sopan santun, manis di mulut saja, tetapi sungguh menjadi nyata dalam cara hidup dan cara bertindak. Untuk itu hendaknya juga tidak berbohong seperti kata para tua-tua Yahudi kepada para serdadu yang melihat kebenaran bahwa Yesus telah bangkit dari mati. Kebohongan macam itu jelas tidak akan membuat hidup damai sejahtera, melainkan membuat orang senantiasa dalam ketidakpastian serta merasa tidak aman. Marilah kita lihat dan imani karya Yesus yang bangkit melalui RohNya dalam diri kita masing-masing maupun saudara-saudari kita, dengan kata lain hendaknya kita saling berpikiran positif untuk mendukung hidup bersama yang damai sejahtera. Kita semua mendambakan hidup damai sejahtera, maka marilah kita saling bergotong-royong mewujudkannya serta tidak saling berbohong, melainkan saling jujur satu sama lain, terbuka atau transparan, sehingga tak ada sesuatu pun yang kita sembunyikan.

·   "Ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi" (Kis 2:30-32), demikian kata Petrus. "Kami adalah saksi", saksi kebangkitan Yesus dari mati, itulah yang hendaknya kita renungkan dan hayati. Menjadi saksi kebangkitan Yesus berarti senantiasa  hidup bergairah, ceria serta dinamis kapanpun dan dimanapun, meskipun harus menghadapi aneka tantangan, masalah atau hambatan, karena  Roh Kudus hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Dalam kegairahan dan keceriaan berarti matabolisme darah dan kinerja syaraf kita dalam keadaan prima sehingga dengan jernih, tenang dan sabar kita menghadapi aneka tantangan, hambatan dan masalah, dan dengan demikian memiliki kekuatan untuk mengatasinya. Sebagai orang beriman tidak ada alasan untuk tidak bergairah dan tidak ceria. karena kita hidup dan bertindak bersama dan dalam Tuhan serta oleh RohNya. Kita telah diselamatkan dan menerima aneka macam anugerah melimpah ruah yang menyertai perjalanan hidup dan pelaksanaan tugas  pengutusan kita masing-masing; sebagai yang telah menerima anugerah tentu saja akan hidup penuh syukur serta terima kasih, dan kemudian mewujudkan syukur dan terima kasih tersebut dengan menghayati diri sebagai saksi kebangkitan, yang hidup dan bertindak dengan ceriga, gairah dan dinamis dalam melayani sesamanya. Jika kita sungguh dapat menjadi saksi kebangkitan Yesus maka kita tak akan mengalami kebinasaan, terutama jiwa kita.

 

"Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa" (Mzm 16:7-11)

Jakarta, 25 April 2011   

 


Minggu, 24 April 2011

Hari Raya Paska - Kebangkitan Tuhan - Kis 10:34a.37-43; Kol 3:1-4; Yoh 20: 1-9

"Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur."

HR KEBANGKITAN TUHAN: Kis 10:34a.37-43; Kol 3:1-4; Yoh 20: 1-9



Sekali lagi pertam-tama kami ucapkan "Selamat Paskah". Pagi-pagi benar pada hari Minggu pada umumnya orang masih tidur nyenyak, karena semalaman begadang atau memang untuk sungguh beristirahat agar hari berikutnya dalam keadaan segar untuk masuk kerja atau sekolah lagi. Setiap pagi pada umumnya para ibu atau rekan-rekan perempuan lebih awal untuk bangun dari tidur daripada para bapak atau rekan-rekan lelaki. Itulah yang terjadi pada hari Minggu Paskah pagi-pagi benar, sementara para rasul masih dalam ketakutan beristirahat di suatu tempat, Maria Magdalena pergi ke makam Yesus. Saya percaya kebanyakan dari kita akan takut jika pagi-pagi benar, masih sepi, pergi sendirian ke makam, padahal yang ada di makam adalah batu-batu nizan atau gundukan tanah yang menandai mereka yang telah dikubur alias telah meninggal dunia dan tak dapat berbuat apa-apa lagi. Aneh dan nyata itulah yang terjadi: orang takut sendirian bersama mereka yang telah mati, tetapi tak takut dengan mereka yang masih hidup. Memang hanya mereka yang sungguh merasa dikasihi tidak akan takut dengan siapapun dan apapun, sebagaimana dihayati oleh Maria Magdalena. Maka marilah kita renungkan Warta Gembira kebangkitan Tuhan hari ini.

 

"Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." (Yoh  20:2)    

 

Maria Magdalena memang sungguh merasa sebagai yang terkasih dari Yesus  Ingat ia adalah yang di pagi-pagi benar di depan Bait Allah diajukan oleh orang-orang Farisi dan para ahli Taurat untuk mohon pengadilan dari Yesus, karena berbuat zinah. Menurut aturan hukum perempuan yang demikian harus dilempari batu sebagai hukumannya, namun Yesus dengan penuh kasih pengampunan menyalurkan kasih Allah kepadanya, dan akhirnya Maria Magdalena terselamatkan. Sebagai yang telah diselamatkan ia ingin membalas kasih kepada Yesus yang telah menyelamatkannya; dan sebagai yang terkasih ia merasa ada yang kurang lengkap dalam pemakaman Yesus, maka pagi-pagi itu ia akan melengkapi apa yang kurang dalam pemakaman Yesus. Ketika melihat makam Yesus kosong, maka dengan berlari-lari ia memberitahukan kepada Simon Petrus dan murid yang lain (Yohanes, murid terkasih Yesus).

 

Belajar dari Maria Magdalena dengan ini kami pertama-tama secara khusus mengajak rekan-rekan perempuan untuk mawas diri; marilah kita sadari dan hayati bahwa kita menjelang Paskah ini juga telah menerima kasih pengampunan Allah ketika mengaku dosa secara pribadi dihadapan seorang imam. Selanjutnya sebagai yang telah menerima kasih pengampunan, yang terkasih, hendaknya dengan bergairah memberitahukan segala sesuatu yang tidak beres kepada mereka yang kita nilai dapat membereskannya, sebagaimana Maria Magdalena berlari-lari mendapat Petrus dan murid yang lain perihal apa yang telah dilihatnya. Dengan kata lain kami merasa rekan-rekan perempuan lebih peka untuk melihat hal-hal atau perkara kecil yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, maka ketika apa yang dibutuhkan tersebut tidak ada hendaknya segera minta tolong kepada rekan-rekan lekaki yang mungkin dapat mengusahakannya. Kehadiran rekan-rekan perempuan pada umumnya menggairahkan rekan-rekan lelaki untuk kembali pada penghayatan panggilan atau pelaksanaan tugas pengutusan pokok.      

 

Ada dua rasul yang menerima laporan Maria Magdalena perihal 'makam kosong', tempat Yesus dimakamkan. Mereka segera berlari juga menuju ke makam, namun murid yang lain lebih dahulu sampai ke makam, dan "masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya". Melihat dan kemudian percaya, itulah yang terjadi dalam diri murid yang lain atau Yohanes, murid yang terkasih. Begitu melihat dan langsung percaya dapat terjadi karena ia adalah yang terkasih. Maka dengan ini kami juga mengingatkan rekan-rekan lelaki untuk belajar 'melihat dan kemudian percaya'. Memang hal ini dapat terjadi jika kita sungguh merasa sebagai yang terkasih. Hendaknya dengan cekatan dan bergairah dalam membereskan apa yang tidak beres. Selanjutnya marilah kita semua merenungkan sapaan Paulus kepada umat di Kolose di bawah ini.

 

"Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah." (Kol 3:1-3).          

 

Sebagai yang beriman kepada kebangkitan Tuhan Yesus dari mati kita dipanggil untuk "carilah perkara yang di atas dimana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi" . Ajakan ini berarti dalam sepak terjang kita dimanapun dan kapanpun hendaknya lebih mengutamakan keselamatan jiwa manusia. Sebagai contoh: di sekolah-sekolah atau karya pendidikan hendaknya lebih mengutamakan agar para peserta didik tumbuh berkembang menjadi pribadi yang baik, berbudi pekerti luhur, cerdas spiritual daripada pandai atau cerdas intelektual. Para pengusaha atau manajer hendaknya lebih mengutamakan keselamatan jiwa manusia daripada kesuksesan perolehan harta benda atau uang. Memang mendidik anak untuk menjadi pribadi baik, berbudi pekerti luhur sarat dengan tantangan dan hambatan atau masalah., demikian juga lebih mengutamakan keselamatan jiwa manusia dalam aneka usaha.

 

"Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya."(Kis 10:42-43) , demikian kesadaran dan kesaksian para rasul, yang hendaknya juga menjadi kesadaran dan kesaksian kita juga. "Barangsiapa percaya kepadaNya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena namaNya", inilah yang hendaknya kita renungkan dan hayati. Percaya kepada Tuhan berarti hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak atau perintah Tuhan dimanapun dan kapanpun, sedangkan 'mendapat pengampunan dosa' berarti menerima kasih karunia melimpah ruah dari Allah. Maka marilah dengan semangat Paskah, semangat kebangkitan Tuhan Yesus dari mati, kita tanpa takut dan gentar menghayati iman kepercayaan kepada Tuhan dimanapun dan  kapanpun; demikian juga karena kita telah menerima kasih pengampunan Allah secara melimpah ruah, maka baiklah kita juga menjadi saksi kasih pengampunan dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimanapun dan kapanpun.

 

'SELAMAT PASKAH, selamat bangkit dan bergairah dalam beriman'

 

"Tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan!" Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita" (Mzm 118:16-17.22-23).

Jakarta, 24 April 2011