Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 19 Oktober 2012

Minggu Biasa XXIX

Minggu g Biasa XXIX / Minggu Misi / Evangelisasi :
Yes 53:10-11; Ibr 4:14-16; Mrk 10:35-45
"Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

"Saudara-saudari yang terkasih, saya mohon pada hari misi evangelisasi bagi bangsa-bangsa (ad gentes), khususnya bagi para pelayan, suatu pencurahan Roh Kudus bagi mereka, agar rahmat Allah memampukan mereka untuk memajukan misi evangelisasi dengan teguh dalam sejarah manusia. Bersama dengan Beato John Henry Newman, saya berdoa :'Ya Tuhan, dampingilah para misionaris-Mu di tanah-tanah misi, taruhlah kata-kata yang benar di bibir mereka dan buatlah jerih payah mereka menghasilkan buah berlimpah'. Semoga Santa Perawan Maria, Bunda Gereja dan Bintang Evangelisasi, menyertai semua misionaris Kabar Sukacita" (kutipan dari Pesan Paus Benediktus XVI dalam rangka mengenangkan Minggu Evangelisasi atau Misi Sedunia, 6 Januari 2012).

"Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."(Mrk 10:45)

Dalam rangka melaksanakan tugas pengutusanNya, Sang Penyelamat Dunia telah rela dengan rendah hati dalam "melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang". Untuk itu Ia rela menderita, disiksa dan dihina sampai wafat disalibkan di kayu salib, menjadi tontonan banyak orang. Penyaliban merupakan hukuman terberat bagi para penjahat, maka dengan demikian Sang Penyelamat Dunia, meskipun baik, rela diperlakukan sebagai penjahat, tidak mengeluh dan menggerutu. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita memiliki tugas missioner untuk mewartakan kabar baik, apa-apa yang baik, dengan semangat melayani dan rendah hati. Maka marilah kita hidup dan bertindak dengan saling melayani, mempersembahkan tenaga dan waktu kita bagi orang lain, demi kebahagiaan dan keselamatan mereka, tentu saja pertama-tama dan terutama adalah keselamatan jiwa.

"Nyawa" adalah semangat atau gairah, cita-cita dan harapan yang membuat kita bersemangat dan bergairah. Arahkan cita-cita, harapan dan dambaan anda bagi 'tebusan banyak orang' atau keselamatan dan kebahagiaan semua orang, tanpa pandang bulu. Kami percaya bahwa anda para suami dan isteri pasti memiliki pengalaman untuk saling menyerahkan 'nyawa', saling berbagi cita-cita, harapan dan dambaan serta kemudian bersama-sama melangkah maju untuk mewujudkan cita-cita, harapan dan dambaan yang telah disatukan. Maka kami berharap anda mendidik dan membina anak-anak anda sedini mungkin untuk saling mempersembahkan diri kepada saudara-saudarinya dalam satu keluarga, kakak-adik, dan kemudian diperluas kepada para sahabat dan rekan tetangga maupun rekan belajar atau bekerja.

Sikap mental 'melayani' hendaknya juga kita hayati, perdalam dan perkembangkan dalam  dan melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Melayani berarti senantiasa berusaha membahagiakan, sebagaimana terjadi dalam diri pelayan yang baik dalam komunitas, keluarga maupun tempat kerja atau tempat tugas. Pelayan yang baik juga tidak pernah mengeluh atau menggerutu ketika mengalami kesulitan, menghadapi tantangan maupun tegoran keras dari orang lain yang harus dilayani. Mengeluh atau menggerutu hemat kami berarti melecehkan atau merendahkan yang lain, dan merasa dirinya yang terbaik. Marilah kita belajar dan meneladan Yesus yang dalam puncak penderitaanNya tidak mengeluh dan menggerutu, bahkan mendoakan mereka yang telah membuatNya menderita. Kami percaya dalam kehidupan sehari-hari kita pasti menghadapi apa-apa yang tidak sesuai dengan selera pribadi kita, maka hendaknya hal itu dihadapi dan disikapi dengan rendah hati seraya mendoakan mereka yang telah mempersulit hidup dan pelayanan kita. Dengan kata lain hendaknya kita senantiasa mendoakan mereka yang memusuhi kita atau membuat kita tidak enak, menderita, dst… Itulah kiranya salah satu penghayatan panggilan missioner yang dapat dilakukan oleh siapapun dan kapan pun: kerasulan doa. Maka sisipkan doa khusus bagi orang lain dalam doa-doa harian anda, demikian juga dalam Perayaan Ekaristi  para imam hendaknya mendoakan orang lain, lebih-lebih mereka yang sedang mengalami kesulitan dalam hidup, panggilan dan tugas pengutusannya.

"Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya" (Ibr 4:14-16)
Kutipan di atas ini secara khusus kiranya baik menjadi bahan permenungan atau refleksi bagi rekan-rekan imam, dan secara umum bagi segenap umat beriman yang juga memiliki panggilan imamat umum. Salah satu cirikhas panggilan imamat adalah sebagai 'penyalur': menyalurkan rahmat atau berkat Tuhan bagi sesamanya dan menyalurkan doa, dambaan, kerinduan, harapan dst.. sesamanya kepada Tuhan. Dalam anggota tubuh kita yang kelihatan hemat saya fungsi penyalur yang baik adalah 'leher', dimana melalui leher apa yang dibutuhkan oleh seluruh anggota tubuh, yaitu makanan dan minuman serta udara segar lewat. Apa yang diterima oleh leher langsung diteruskan semuanya, tiada sedikitpun yang diambil alias dikorupsi. Leher juga tidak pernah dapat menikmati makanan dan minuman yang lewat, tak pernah berfungsi menyakiti. Sementara anggota tubuh lain yang kelihatan beristirahat, leher tetap bekerja atau berfungsi sebagai penyalur, yaitu penyalur udara segar.

Marilah kita berpartisipasi dalam kelemahan-kelemahan saudara-saudari kita, dan senantiasa siap sedia untuk dicobai dalam rangka berfungsi sebagai penyalur rahmat atau berkat Allah maupun doa, dambaan dan kerinduan umat Allah. Biarlah kehadiran dan sepak terjang kita di antara saudara-saudari kita dapat menjadi kasih karunia bagi mereka. Memang untuk itu kita senantiasa diharapkan hidup bersatu dan bersama dengan Allah dalam situasi dan kondisi macam apapun dan dimana pun. Menghayati panggilan imamat hemat saya kita harus sungguh hadir dalam  kebersamaan hidup umat Allah, seraya mendengarkan dengan rendah hati suka-duka umat Allah, dan kemudian kita tanggapi suka-duka umat Allah sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada pada diri kita.

"TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul" (Yes 53:10-11). Setia menghayati panggilan imamat hemat saya tak akan terlepas dari hati dan jiwa yang disakiti oleh orang lain atau hati dan jiwa kita harus bersusah karena dosa dan kekurangan orang lain. Hati dan jiwa kita akan segera puas dan bahagia jika kita juga segera membantu orang-orang berdosa dan berkekurangan, sebaliknya jika kita diam saja berarti kita akan tetap sedih hati dan hancur jiwa kita. Kami harapkan kita lebih baik disakiti hati dan jiwa kita karena kesetiaan pada panggilan imamat daripada menyakiti hati dan jiwa orang lain karena egoisme dan kemunafikan kita. Cirikhas seorang utusan antara lain memang disakiti, dicemooh dan mungkin juga kurang diperhatikan.

"Aku mau menyanyikan syukur kepada-Mu dalam jemaah yang besar, di tengah-tengah rakyat yang banyak aku mau memuji-muji Engkau. Janganlah sekali-kali bersukacita atas aku orang-orang yang memusuhi aku tanpa sebab, atau mengedip-ngedipkan mata orang-orang yang membenci aku tanpa alasan.Karena mereka tidak membicarakan damai, dan terhadap orang-orang yang rukun di negeri mereka merancangkan penipuan," (Mzm 35:18-20)
Ign 21 Oktober 2012

20Okt

"Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan"
(Ef 1:15-23; Luk 12:8-12)

" Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah. Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni. Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan" (Luk 12:8-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Sebagai warganegara atau warga masyarakat biasa mungkin kita harus bertemu atau berhadapan dengan para penguasa atau pejabat tinggi pemerintahan. Dari pengamatan saya ada orang-orang yang takut menghadapi penguasa atau pejabat tinggi, takut harus bicara apa , takut kalau nanti ditanyai aneka macam perkara. Demikian juga ada orang takut sebagai saksi di pengadilan. Sabda hari ini mengingatkan kita semua bahwa jika kita hidup dalam dan oleh Roh Kudus, hendaknya tidak perlu takut harus berkata apa. Hidup dalam dan oleh Roh Kudus berarti hidup baik dan suci, tidak pernah berbuat jahat sedikitpun atau sekecil apapun. Jika kita demikian adanya percayalah bahwa dalam situasai dan kondisi apapun kita pasti akan dapat berkata apa yang baik serta menanggapi aneka pertanyaan atau terror dan ancaman. Maka hendaknya dengan tenang seraya dalam hati berdoa kepada Tuhan ketika harus berhadapan dengan masalah, tantangan dan hambatan maupun aneka pertanyaan dari orang lain, termasuk dari para penguasa maupun pejabat tinggi pemerintahan. Sikapilah mereka toh sama dengan kita dan hanya berbeda dalam fungsi, sama-sama manusia, ciptaan Allah dan sama-sama mendambakan hidup damai sejahtera. Salah satu cara konkret adalah lihat dan angkat apa yang menjadi hobby atau kesenangan yang bersangkutan, serta pujilah apa yang baik dalam dirinya. Dengan kata lain hendaknya kita senantiasa bersikap positif terhadap orang lain, dan jangan berprasangka jelek apapun. Marilah kita imani bahwa semua orang berkehendak baik, maka temukan dan akui kehendak baik orang lain maupun dalam diri kita serta kemudian kita sinerjikan dalam menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan kehidupan bersama.

·   "Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar" (Ef 1:15-17). Paulus mengingatkan kita semua agar saling melihat dan mengakui dan mengimani penghayatan iman saudara-saudari kita. Kita dipanggil untuk saling bersyukur atas penghayatan iman yang dapat kita lakukan, karena jika kita dapat menghayati iman hemat saya hal itu merupakan karya Allah dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini, merupakan anugerah Allah. Maka jika kita sungguh dapat menghayati iman dengan baik, kami harapkan kita hidup dengan rendah hati, berterima kasih dan bersyukur. Kutipan di atas ini kiranya juga mengingatkan kita semua untuk mengenangkan para pendahulu kita yang sungguh beriman, dan kemudian meneladan penghayatan imannya dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. "Aku selalu mengingat kamu dalam doaku", demikian kata Paulus. Apa yang dikatakan ini hendaknya juga menjadi kata-kata kita serta kemudian kita hayati dalam hidup kita. Kami berharap setiap hari berdoa, dan dalam berdoa hendaknya juga mendoakan orang-orang yang telah berbuat baik kepada kita, misalnya para donator yang dengan murah hati sebagai wujud kemurahan hati Allah telah mengorbankan sebagai harta benda atau uangnya guna membantu mereka yang miskin dan berkekurangan atau yang sungguh membutuhkan bantuan. Kami di Seminari Menengah Mertoyudan dalam misa harian senantiasa mendoakan para donator yang dengan murah hati telah membantu kehidupan para seminaris. Tentu saja saya juga berharap kepada mereka yang berkecukupan atau berkelimpahan dalam hal kebutuhan sehari-hari juga senantiasa bersyukur dan berterima kasih kepada Allah serta mendoakan mereka yang membantu kesuksesan hidup dan karya atau pekerjaan anda.

"Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu,…Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya" (Mzm 8:2-3a.4-5)
Ign 20 Oktober 2012

Kamis, 18 Oktober 2012

19 Okt

"Janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh"
(Ef 1:11-14; Luk 12:1-7)

" Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit." (Luk 12:1-7), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Hidup dan bertindak jujur, baik dan bermoral pada masa kini memang sungguh berat, harus menghadapi banyak tantangan, masalah dan hambatan, atau bahkan ancaman untuk disingkirkan. Demikian juga para pemberantas korupsi maupun pejuang kebenaran dan kejujuran senantiasa menghadapi ancaman dan terror. Sebagaimana terjadi akhir-akhir ini kasus  antara KPK dan Polri, ada gejala saling menjatuhkan atau mencari kelemahan dan kekurangan yang lain. Meskipun harus menghadapi masalah, tantangan, hambatan, terror dan ancaman, kami berharap kepada para pemberantas korupsi dan pejuang serta pembela kebenaran untuk tetap tabah, tidak perlu takut. Percayalah mereka pasti tidak akan membunuh anda. "Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia", demikian sabda Yesus, yang kiranya dapat menjadi pegangan cara hidup dan cara bertindak kita. Tuhan hadir dan berkarya terus menerus dimana pun dan kapan pun, maka apapun yang kita lakukan pasti diketahui oleh Tuhan. Dengan kata lain jika kita sungguh beriman kepada Tuhan, hendaknya kita takut jika kita tidak melakukan apa yang baik, jujur, benar dan bermoral. Hendaknya kita tidak takut menghadapi ancaman fisik, karena seandainya ada bagian tubuh kita yang sakit kiranya dengan mudah dapat disembuhkan, tetapi sakit hati atau sakit jiwa lebih sulit untuk disembuhkan. Ada pepatah bahwa sakit hati pasti dibawa sampai mati. Maka kami berharap kepada kita semua untuk tidak saling menyakiti hati satu sama lain.

·   "Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya"(Ef 1:13-14). Apa yang dikatakan oleh Paulus kepada umat di Efesus di atas ini kiranya dapat menjadi pegangan kita sebagai orang beriman. Kita diharapkan hidup dalam Roh Kudus alias hidup dan bertindak dijiwai oleh nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan yang menyelamatkan jiwa manusia. Nilai atau keutamaan yang mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan pada masa kini hemat saya adalah jujur  dan disiplin, mengingat dan memperhatikan kehidupan bersama masa kini masih diwarnai atau bahkan  didominasi oleh kebohongan dan sikap mental seenaknya sendiri, kurang memperhatikan aneka tata tertib dan aturan. Memang ada rumor yang mengatakan bahwa orang jujur akan hancur, tetapi hemat saya yang benar adalah orang jujur akan hancur untuk sementara dan mulia serta bahagia selamanya. Pembohong memang akan berbahagia untuk sementara, tetapi sekali berbohong akan terus berbohong dan setiap kebohongan baru akan lebih besar guna menutupi kebohongan sebelumnya. Demikian juga orang yang tidak disiplin akan merugi pada dirinya sendiri, memang untuk sementara akan beruntung, tetapi akan malang dan menderita selamanya. Orang yang tidak jujur dan tidak disiplin akan menjadi sampah masyarakat, yang kemudian dirinya akan merasa terancam terus menerus, tidak tenang dan tidak tenteram dalam hidup sehari-hari: tidur tidak nyenyak dan makan apapun akan terasa tidak enak.

"Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur.Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN." (Mzm 33:1-2.4-5)
Ign 19 Oktober 2012

Rabu, 17 Oktober 2012

18 Okt

"Tuhan mengutus mereka mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungiNya"
(2Tim 4:10-17b; Luk 10:1-9)

" Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu." (Luk 10:1-9), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Lukas, Pengarang Injil, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   St.Lukas yang kita kenangkan hari ini adalah sahabat Paulus, Rasul Agung, yang setia mengikuti Paulus serta mencatat apa yang dialami dan dikatakan atau diajarkan oleh Paulus. Apa yang ia lihat dan dengarkan itulah yang akhirnya ia bukukan dalam bentuk buku, Injil Lukas dan Kisah Para Rasul, yang bagi kita sangat bermanfaat sampai kini. Kutipan Warta Gembira atau Injilnya hari ini mengkisahkan tugas kerasulan atau pengutusan para murid, dimana para murid diperintahkan oleh Yesus untuk mendahuluiNya mengunjungi kota atau desa yang akan dikunjungiNya. Dengan kata lain para murid dipanggil untuk mempersiapkan jalan bagi Penyelamat Dunia. Sebagai umat beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus, dipanggil melalui cara hidup dan cara bertindak dimana pun dan kapan pun, sebagai perintis jalan Penyelamat Dunia, alias mempersiapkan lingkungan hidup, terutama saudara-saudari kita atau sesama kita agar siap sedia didatangi oleh Tuhan kapan pun juga. Memang untuk itu kita akan menghadapi aneka tantangan dan hambatan, sebagaimana disabdakanNya bahwa "Sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.". Pesan ini mengingatkan kita agar kita lebih mengandalkan diri sebagai orang yang sungguh beriman dalam menghayati panggilan maupun melaksanakan tugas pengutusan, bukan sarana-prasarana, uang atau harta benda. Dengan kata lain kita dipanggil untuk merasul dengan kesaksian hidup kita yang dibaktikan kepada Tuhan sepenuhnya.

·   "Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku -- kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka --, tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa." (2Tim 4:14-17). Apa yang dikatakan Paulus di atas ini kiranya mengingatkan kita semua agar tidak takut dan tidak gentar dalam menghadapi aneka tantangan maupun masalah dalam menjadi saksi iman atau mewartakan apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan terutama keselamatan jiwa manusia. "Tuhan mendampingi aku dan menguatkan aku", inilah yang hendaknya juga menjadi keyakinan iman kita. Mempercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan dalam cara hidup dan cara bertindak, dalam menghayati panggilan maupun melaksanakan tugas pengutusan, itulah yang harus kita hayati atau lakukan. Dengan demikian kita akan terlepaskan dari aneka ancaman atau bahaya yang mendatangi kita, karena aneka ancaman atau bahaya pada umumnya lahir dari setan, dan setan dapat dikalahkan oleh Tuhan. Apalagi ketika ancaman atau bahaya tersebut berasal dari manusia kurang atau tidak beriman, maka pasti akan dapat dikalahkan. Semoga segenap umat beriman senantiasa waspada terhadap aneka bentuk rayuan dan godaan setan melalui orang-orang jahat dan tak bermoral. Marilah dalam terang Roh Kudus kita hadapi aneka rayuan dan godaan yang akan merongrong iman kita.

"Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu,untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu.Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan" (Mzm 145:10-13a)
Ign 18 Oktober 2012

Selasa, 16 Oktober 2012

17 Okt


Barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal."
(Flp 3:17-4:2; Yoh 12:24-26)

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa" (Yoh 12:24-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Ignatius dari Antiokia, uskup dan martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Terpanggil menjadi uskup maupun pembantunya, imam, hemat saya harus mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui umat maupun masyarakat dengan penuh pelayanan dan kerendahan hati. Ia sungguh menyerahkan atau membaktikan waktu dan tenaganya, tentu saja juga hati, jiwa dan akal budinya bagi keselamatan jiwa warga masyarakat pada umumnya dan umat katolik khususnya, yang harus digembalakan atau dilayani. Dengan kata lain menghayati rahmat kemartiran yang dianugerahkan oleh Tuhan. Perihal pastor paroki antara lain ditegaskan bahwa "hendaknya ia unggul dalam ajaran sehat dan moral, memiliki perhatian pada jiwa-jiwa dan keutamaan-keutamaan lainnya, dan juga mempuyai kualitas yang dituntut hukum universal dan particular untuk membina paroki yang bersangkutan" (KHK kan 521 $ 2). Perhatian terhadap jiwa-jiwa dan keutamaan-keutamaan pada masa kini memang sungguh merupakan salah satu penghayatan rahmat kemartiran, mengingat dan memperhatikan sikap mental materialistis telah begitu merasuki cara hidup dan cara bertindak warga masyarakat maupun umat Allah. St.Ignatius dari Antiokia yang kita kenangkan hari ini dikenal berbudi bahasa halus dan beriman teguh, maka dengan ini kami berharap secara khusus kepada rekan-rekan imam untuk senantiasa berbudi bahasa halus dan beriman teguh dalam menghayati panggilan maupun melaksanakan tugas pengutusannya. Hadapi dan sikapi segenap warga masyarakat maupun umat Allah dengan budi bahasa halus dan iman yang teguh, dan hendaknya jangan berbawa arus sikap materialistis yang marak pada masa kini. Marilah kita perhatikan keselamatan jiwa warga masyarakat maupun umat Allah, dan kita ajak mereka untuk berbudi bahasa halus dan beriman teguh dalam cara hidup dan cara bertindak mereka sehari-hari dimana pun dan kapan pun.

·   "Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya" (Flp 3:20-21), demikian peringatan dan ajakan Paulus kepada umat di Filipi, kepada kita semua umat Allah. Sebagai umat Allah kita dipanggil untuk senantiasa melaksanakan kehendak dan perintah Allah dimana pun dan kapan pun, "karena kewargaan kita adalah di dalam sorga". Kita semua berasal dari sorga dan pada suatu saat ketika dipanggil Tuhan atau meninggal dunia diharapkan kembali ke sorga. Maka selayaknya selama hidup di dunia ini kita senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan perintah dan kehendak Allah, tidak hidup dan bertindak seenaknya sendiri, mengikuti selera dan keinginan pribadi. Sebagai orang katolik yang telah dibaptis serta menggunakan nama baptis, santo atau santa, kiranya kita dapat meneladan cara hidup dan cara bertindak santo atau santa pelindung kita masing-masing. Maka hendaknya kita sungguh mengenal secara mendalam santo atau santa pelindung kita, yang telah hidup mulia dan berbahagia kembali di sorga. Marilah kita hidup dan bertindak sebagai orang yang sedang menantikan hidup bahagia dan damai sejahtera selamanya; tunjukkan kegairahan hidup dan tindakan kita sebagai orang yang memiliki harapan hidup bahagia dan damai selamanya. Arahkan harapan dan cita-cita anda pada hal-hal sorgawi atau spiritual/rohani, bukan pada hal-hal fisik atau jasmani belaka. Jagalah kesucian dan kebersihan hati, jiwa, akal budi maupun tubuh anda, dan hendaknya jangan melakukan dosa atau kejahatan sekecil apapun. Kami berharap agar anak-anak di dalam keluarga sedini mungkin dididik dan dibina dalam hal hidup berbudi pekerti luhur atau bermoral, jauhkan sikap materialistis atau duniawi dari anak-anak anda.

"Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai! Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN." (Mzm 33:2-6)
Ign 17 Oktober 2012  

Senin, 15 Oktober 2012

16 Okt

"Berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu"
(Gal 4:31b-5:6; Luk 11:37-41)

" Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan. Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu" (Luk 11:37-41), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Cukup banyak orang dalam cara hidup dan cara bertindaknya lebih menekankan apa yang kelihatan di luar atau bagian luarnya dan kurang menunjukkan bagian dalamnya, atau bahkan apa yang di dalam hati, pikiran dan perasaannya disimpan rapat-rapat. Berpakaian rapi serta tampil cantik atau tampan ternyata yang bersangkutan adalah orang jahat atau tak bermoral. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk bersih luar-dalam, dan kiranya lebih-lebih dan terutama adalah yang bagian dalam yaitu bersih hati, jiwa dan akal budinya. Kami percaya jika bagian dalam ini sungguh bersih, maka orang yang bersangkutan pasti akan memikat, mempesona dan menarik semua orang dalam keadaan atau kondisi apapun. Maka kami berharap kita semua tidak munafik dan hidup bersandiwara, melainkan hendaknya jujur terhadap diri sendiri, tidak menipu atau mengelabui diri sendiri. Hendaknya kita juga terbuka, tiada sesuatu pun yang tertutupi dalam diri kita, tentu saja tidak secara fisik, melainkan secara spiritual dimana kita dengan rendah hati berani membuka dan membagikan isi hati, jiwa dan akal budi maupun perasaan kepada orang lain. Tentu saja pertama-tama dant terutama kami mengingatkan kita semua yang setiap hari hidup bersama, entah di dalam keluarga maupun komunitas, untuk senantiasa saling terbuka satu sama lain, misalnya antar suami dan isteri, antar orangtua dan anak-anak, antar anggota komunitas dst… Semoga kita semua senantiasa menjauhkan diri dari sikap Farisi, yang menekankan apa yang kelihatan, sementara apa yang ada di dalam hati, pikiran dan jiwa, yang tidak kelihatan kurang memperoleh perhatian. Marilah kita perhatikan pendidikan moral atau budi pekerti bagi anak-anak atau peserta didik kita dengans secara inklusif melalui aneka kegiatan dan derap langkah kita.

·   "Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih" (Gal 5:4-6). Kutipan ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk senanitiasa hidup dan bertindak dijiwai oleh iman. Maka baiklah di Tahun Iman ini kita berusaha terus menerus agar cara hidup dan cara bertindak kita dijiwai oleh iman kita, dan untuk itu sebagaimana dianjurkan kepada kita semua, marilah kita baca, renungkan dan cecap dalam-dalam apa yang tertulis di dalam Kitab Suci. "Hanya iman yang bekerja oleh kasih", demikian peringatan Paulus. Kita semua mengaku diri sebagai umat beriman, maka baiklah hal itu tidak hanya manis di mulut dalam kata-kata saja, melainkan menjadi nyata dalam cara hidup dan cara bertindak, dalam perilaku kita sehari-hari. Salah satu wujud penghayatan iman adalah hidup saling mengasihi dengan siapapun tanpa pandang bulu, SARA, karena kasih sejati tak dapat dibatasi atau tak terbatas. Kita juga diingatkan untuk mensikapi dan menghayati aneka aturan atau tata tertib dalam dan oleh kasih, karena aneka aturan dan tata tertib dibuat dan diundangkan dalam kasih dengan tujuan membantu kita semua untuk saling mengasihi secara konkret. Maka jika ada aturan atau tata tertib yang mendorong atau menuntun orang untuk hidup saling mengasihi, hendaknya dengan tegas diluruskan atau dibetulkan. Saya percaya bahwa semua agama mengajarkan hidup saling mengasihi, maka ketika ada orang beragama cara hidup  dan cara bertindaknya merusak dan mencelakakan orang lain, hemat saya yang bersangkutan sungguh munafik: mengaku beragama tetapi tidak menghayati ajaran utama atau pokok agamanya.
"Kiranya kasih setia-Mu mendatangi aku, ya TUHAN, keselamatan dari pada-Mu itu sesuai dengan janji-Mu, supaya aku dapat memberi jawab kepada orang yang mencela aku, sebab aku percaya kepada firman-Mu. Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku, sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu. Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya.Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari titah-titah-Mu"
(Mzm 119:41-45)
Ign 16 Oktober 2012

Minggu, 14 Oktober 2012

15 Okt


"Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia ia berbuah banyak"
(Rm 8:22-27; Yoh 15:1-8)

 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yoh 15:1-8) ,demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Teresia dari Avila, perawan dan pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   St Teresa dari Avila yang kita kenangkan hari ini dikenal sebagai perawan yang sungguh membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, ia penuh wibawa, polos, cantik dan menyenangkan. Dalam hal hidup membiara ia juga dikenal sebagai pembaharu Ordo Karmelit. Ia membukukan pengalaman iman dan rohaninya dalam sebuah buku tebal yang sampai ini sangat membantu dalam hidup membiara di dalam Gereja Katolik. "Tinggal di dalam Dia, dalam Tuhan" alias berusaha hidup suci itulah yang senantiasa diusahakan. Maka perkenankan secara khusus saya mengingatkan dan mengajak segenap anggota Lembaga Hidup Bakti, para biarawan dan biarawati atau religius, untuk dapat menjadi teladan hidup suci bagi umat Allah. "Kerasulan semua religius pertama-tama terletak dalam kesaksian hidup mereka yang sudah dibaktikan, yang harus mereka pelihara dengan doa dan tobat" (kan 673), demikian dan peringatan pimpinan Gereja Katolik. Bukan jabatan, kedudukan, ijasah, pengalaman hidup dst.. yang utama dan pertama-tama, melainkan cara hidup dan cara bertindak yang sungguh dibaktikan kepada Allah alias hidup suci, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Cirikhas orang suci memang senantiasa menarik, menawan, mempesona dan memikat siapapun untuk mendekat serta memotivasi orang lain untuk berusaha menjadi suci, semakin membaktikan diri kepada Allah. Maka semoga para religius yang  pada umumnya berpakaian resmi warna putih, tidak hanya putih pakaiannya, tetapi juga putih hati, jiwa, akal budi maupun tubuhnya alias bersih, tiada dosa dan noda sedikitpun. Sekiranya sekarang belum putih dan masih abu-abu, baiklah dengan rendah hati bersama dengan Tuhan, dalam doa dan tobat, kita berusaha untuk menjadi putih.

·   "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus" (Rm 8:26-27). Bahwa kita dapat berdoa dengan baik dan benar memang bukan semata-mata hasil usaha atau jerih payah kita, melainkan merupakan karya atau anugerah Allah, yang melalui RohNya senantiasa 'membantu kita dalam kelemahan kita". Para religius atau biarawan-biarawati sering juga disebut sebagai rohaniwan-rohaniwati alias orang yang sungguh hidup dari dan oleh Roh atau hobbynya bergaul bersama dengan Roh. Maka jika ada biarawan atau birawati bersikap mental materialistis dalam hidup dan pelayanannya berarti yang bersangkutan tidak hidup dan bertindak dalam dan oleh Roh, melainkan hanya mengikuti selera atau keinginan pribadi. Kami harapkan segenap biarawan dan biarawati dimana pun dan kapan pun dapat saling bekerjasama dan membantu dalam mengusahakan hidup suci, maka jika ada rekan biarawan atau biarawati tidak hidup suci, kami harapkan kepada siapapun tidak takut menegor dan mengingatkannya. Tentu saja antar biarawan dan birawati sendiri harus saling mengingatkan dan menegor ketika ada rekan-rekannya hidup seenaknya. Kami juga mendambakan semoga aneka pelayanan pastoral para biarawan-biarawati, entah pendidikan, social maupun kesehatan, juga lebih mengutamakan keselamatan jiwa manusia daripada aneka macam sarana-prasarana. Kesuksesan pelayanan terletak pada semakin banyak jiwa manusia diselamatkan.

"Sebab aku tetap mengikuti jalan TUHAN dan tidak berlaku fasik terhadap Allahku. Sebab segala hukum-Nya kuperhatikan, dan ketetapan-Nya tidaklah kujauhkan dari padaku; aku berlaku tidak bercela di hadapan-Nya, dan menjaga diri terhadap kesalahan. Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucian tanganku di depan mata-Nya. Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela, terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci"
 (Mzm 18:22-27)
Ign 15 Oktober 2012