Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Sabtu, 04 Juni 2011

Mg Paskah VII - Kis 1:12-14; 1Ptr 4:13-16; Yoh 17:1-11a

"Aku berdoa bagi mereka"

Mg Paskah VII: Kis 1:12-14; 1Ptr 4:13-16; Yoh 17:1-11a

Semua bangsa memiliki kebiasaan untuk berdoa di makam orangtua atau saudara-saudari di tempat pemakaman, dan bagi kita umat Katolik juga memiliki kebiasaan khusus untuk berdoa kepada para santo-santa pelindung kita, selain berdoa langsung kepada Tuhan. Baik ketika berdoa di makam maupun kepada santo-santa, pada umumnya kita berharap agar kita dapat meneladan cara hidup dan cara bertindak mereka ketika masih hidup di dunia. Menurut keyakinan iman saya sebenarnya para santo-santa atau mereka yang telah hidup mulia kembali bersama Allah di sorga lebih sering mendoakan kita dari pada kita mendoakan mereka. Dalam kutipan Warta Gembira hari ini kita baca bahwa Yesus, yang telah naik kesorga, berdoa bagi kita semua yang beriman kepadaNya. Yesus berdoa agar kita semua senantiasa menjadi 'milik'Nya alias senantiasa hidup dan bertindak meneladan cara hidup dan cara bertindakNya. Maka marilah kita renungkan doa Yesus sebagaimana diwartakan dalam Warta Gembira hari ini.

"Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka." (Yoh 17:9-10)

Sebagai 'milik' Yesus, yang harus meneladan cara hidup dan cara bertindakNya, antara lain kita diajak atau dipanggil untuk sering mendoakan mereka yang menjadi tanggungjawab kita, entah itu berarti mereka yang harus kita layani atau urus maupun mereka yang harus kita hormati atau junjung tinggi. Dengan kata lain kita semua diundang untuk saling mendoakan satu sama lain, agar kita hidup setia pada iman, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Pertama-tama kami mengingatkan dan mengajak para orangtua, pemimpin atau atasan dalam hidup bersama untuk sering mendoakan anak-anaknya maupun mereka yang menjadi anggota atau bawahannya. Kita doakan agar mereka senantiasa hidup baik dan berbudi pekerti luhur, dengan menghayati aneka macam saran, nasihat, petuah atau ajaran yang pernah kita berikan kepada mereka. Sebaliknya sebagai anak-anak, bawahan, anggota atau murid/siswa, marilah kita mendoakan orangtua, atasan atau guru-guru kita agar sebagai wakil Tuhan mereka setia mendidik dan mendampingi kita menuju ke kedewasaan pribadi yang cerdas beriman.

"Aku telah dipermuliakan dalam mereka", demikian kutipan doa Yesus. Dipermuliakan berarti senantiasa diingat-ingat atau dijunjung tinggi dan dihormati. Harapan macam ini kiranya menjadi harapan para orangtua, pemimpin atau atasan, artinya anak-anak atau bawahan senantiasa menjunjung tinggi dan menghormati mereka, yang dalam bahasa Jawa disebut 'mikul dhuwur, mendhem jero' (= mengangkat tinggi-tinggi dan mengubur dalam-dalam). Tentu saja agar anak-anak atau anggota sungguh menghormati dan menjunjung tinggi orangtua atau pemimpin/ atasan, para orangtua, pemimpin atau atasan diharapkan layak dihormati atau dijunjung tinggi, dengan kata lain dapat menjadi teladan hidup baik, suci dan berbudi pekerti luhur. Percayalah jika orangtua, pemimpin atau atasan demikian adanya maka secara otomatis pasti akan dihormati dan dijunjung tinggi oleh anak-anak, cucu, buyut, canggah atau semua yang menjadi bawahan atau anggotanya.      

Warta Gembira hari ini juga mengingatkan dan mengajak kita semua umat beriman atau beragama untuk tidak melupakan hidup doa atau beribadat sebagai orang beriman atau beragama, karena kita dapat beriman atau beragama sampai saat ini merupakan anugerah atau rahmat Tuhan. Maka baiklah kita tidak melupakan doa-doa atau ibadat harian, dan di Indonesia ini, sekali lagi saya ingatkan, kita setiap hari (pagi, siang dan malam) mendengarkan suara 'adzan' dari masjid, surau atau langgar. Hendaknya hal ini tidak disikapi sebagai gangguan melainkan sebagai ajakan untuk berdoa atau beribadah. Kita doakan orangtua, anak-anak, saudara-saudari atau kenalan kita yang senantiasa memperhatikan dan mengasihi kita. Kita doakan mereka yang menderita, miskin dan berkurangan agar tidak putus asa dan ada umat beriman yang menglurkan kasih dan kebaikannya untuk menolong mereka. Selanjutnya marilah kita renungkan sapaan atau peringatan Petrus di bawah ini. 

"Bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.  Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu." (1Ptr 4:13-14)

Setia pada iman, panggilan dan tugas pengutusan memang tak akan terlepas dari aneka bentuk penderitaan, apalagi setia sebagai sahabat Yesus, yang telah menderita dan wafat di kayu salib dalam rangka menuntaskan tugas pengutusanNya. Petrus mengingatkan kita jika menderita karena setia pada iman, panggilan dan tugas pengutusan hendaknya senantiasa tetap dalam sukacita dan bergembira seraya mengimani atau menghayati bahwa "Roh Allah ada padamu".  Dalam sukacita dan kegembiraan kita akan mampu mengatasi aneka penderitaan bersama dengan atau dijiwai oleh Roh Allah, karena Roh lah yang akhirnya berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.

Secara phisik dan medis jika kita dalam keadaan sukacita atau gembira berarti kita akan tahan dan tabah terhadap aneka godaan atau rayuan setan maupun jenis virus/penyakit, karena kekebalan tubuh kita dalam keadaan prima: metabolisme darah dan kinerja syarag berfungsi secara prima. Jika tubuh kita lemah dan tak berdaya kiranya kita dapat meneladan Yesus yang tergantung di kayu salib, dimana dalam puncak penderitaanNya Ia mendoakan mereka yang menyalibkanNya atau membuatNya menderita. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan siapapun yang sedang menderita secara phisik alias terbaring sakit entah di rumah atau di rumah sakit maupun mereka yang telah lansia dimana tubuh semakin rapuh, kami harapkan untuk meningkatkan dan memperdalam hidup doa, merasul dengan berdoa, mendoakan siapapun yang mohon didoakan.

Kepada kita semua umat beriman kami ajak untuk meneladan salah satu cara hidup jemaat perdana sebagaimana dicatat dalam Kisah Rasul, yaitu "mereka semua bertekun  dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus" (Kis 1:14). Kesehatian dalam doa bersama mereka tidak lain adalah untuk menantikan kedatangan Roh Kudus, yang dijanjikan oleh Yesus. Kita sebagai umat Allah, yang beriman kepada Yesus pada hari-hari ini juga dalam suasana doa, yaitu novena Roh Kudus, maka sekali lagi kami ajak atau ingatkan: marilah kita tingkatkan dan perdalam doa bersama kita di dalam komunitas basis, di dalam keluarga/komunitas.

"Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, kepada siapakah aku harus gemetar? Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini, diam di dalam rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati baitNya" (Mzm 27:1.4)

Ign 5 Juni 2011

     

 

        


Jumat, 03 Juni 2011

4 Juni - Kis 18:23-28; Yoh 16;23b-28

"Segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa akan diberikanNya kepadamu dalam namaKU"

(Kis 18:23-28; Yoh 16;23b-28)

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.  Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.  Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu.  Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa,  sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa."(Yoh 16:23b-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Relasi atau hubungan kita dengan Allah bagaikan anak dengan Bapa, dan sebagai anak kita sangat tergantung kepadaNya serta senantiasa memohon segala sesuatu yang kita butuhkan untuk hidup kita di dunia ini. Apa yang sebaiknya kita mohon kepada Allah dalam doa-doa kita? Hendaknya pertama-tama dan terutama kita mohon demi keselamatan jiwa kita, sebagaimana menjadi doa permohonan dalam Perayaan Ekaristi mingguan dimana ada 4 (empat) ujud utama, yaitu: bagi para pemimpin negara/bangsa, bagi para pemimpin agama, bagi yang miskin dan berkekurangan, dan bagi kita sendiri. Ingatlah dan sadari bahwa tugas para pemimpin negara atau agama tidak lain adalah untuk mengusahakan keselamatan bangsa atau umatnya, tentu saja juga keselamatan jiwa. Memang keselamatan jiwa erat kaitannya dengan keselamatan tubuh, maka kita doakan agar orang-orang miskin dan berkekurangan dalam hal kebutuhan hidup  sehari-hari ada yang memperhatikannya; demikian juga kita mohon agar kita sendiri juga mengusahakan keselamatan jiwa. Jika kita mohon demi keselamatan jiwa, percayalah bahwa permohonan kita pasti akan dikabulkan. Ingat isi doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus, yang tidak lain juga demi keselamatan jiwa manusia? Marilah kita imani bahwa Allah sangat mengasihi kita, sehingga apapun yang kita minta dalam atau demi Yesus pasti akan dikabulkan.

·   "Dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias" (Kis 18:28), demikian berita perihal apa yang dilakukan oleh Apolos, orang yang sungguh beriman bahwa Yesus adalah Mesias, Penyelamat Dunia. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan siapa saja yang beriman bahwa Yesus adalah Mesias, Penyelamat Dunia, untuk tidak takut dan tidak gentar mewartakan kebenaran tersebut entah dengan perbuatan maupun perkataan. Untuk itu hendaknya kita sedikit banyak memahami isi Kitab Suci, yang tidak lain adalah pemberitaan perihal Yesus, Mesias, Penyelamat Dunia. Mungkin kecil sekali kesempatan kita untuk berbicara di muka umum, maka baiklah kita memberi kesaksian iman kita kepada Yesus, Mesias, pertama-tama dan terutama melalui perbuatan, perilaku, cara bertindak. Marilah kita meneladan cara bertindak Yesus, sebagai tanda bahwa kita juga hidup dari dan oleh Roh Kudus. Meneladan cara bertindak Yesus antara lain berarti dimanapun dan kapanpun kita berusaha dengan sungguh-sungguh agar semua umat manusia hidup damai sejahtera dan selamat, terutama jiwanya, tentu saja pertama-tama adalah sesama manusia yang setiap hari hidup atau bekerja bersama dengan kita.  Dengan kata lain kehadiran dan sepak terjang kita dimanapun dan kapanpun senantiasa fungsional menyelamatkan lingkungan hidup serta siapapun yang ada di dalamnya. Apa-apa yang tidak selamat segera kita selamatkan, yang tidak baik/rusak segera kita perbaiki, yang sakit kita kunjungi, yang lapar kita beri makan, yang haus kita beri minum, dst.. Kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus dipanggil untuk menjadi 'alter Christi'.

"Hai segala bangsa bertepuk-tanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai. Sebab Tuhan yang mahatinggi adalah dahysat, Raja yang besar atas seluruh bumi. Sebab Tuhan adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran" (Mzm 47:2-3.8)

Ign 4 Juni 2011


Kamis, 02 Juni 2011

3 Juni - Kis 18:9-18; Yoh 16:20-23a

"Dukacitamu akan berubah menjadi sukacita"

(Kis 18:9-18; Yoh 16:20-23a)

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita.  Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia.  Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu.  Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku" (Yoh 16:20-23a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Karolus Lwanga dkk, martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   "Jer basuki mowo beyo" = untuk hidup mulia dan bahagia harus berjuang dan berkorban, demikian kata pepatah Jawa. "Berakit-rakit ke hulu, berrenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian", demikian kata pepatah Indonesia. Dua pepatah ini hemat saya begitu dekat dengan sabda Yesus hari ini, yaitu bahwa "Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita". Untuk itu Yesus menjelaskan dengan contoh yang begitu eksperiential, terutama bagi para ibu yang pernah melahirkan anaknya. Maka untuk memahami sabda Yesus atau pepatah di atas kiranya para ibu yang pernah melahirkan anaknya dapat lebih mudah memahaminya dan kami berharap dengan sukahati membagikan pengalamannya kepada orang lain, terutama kepada rekan-rekan laki-laki maupun generasi muda. Keutamaan-keutamaan macam apa yang dihayati oleh para ibu yang sedang mengandung dan melahirkan anaknya? Bukankah ia siap sedia untuk menderita, berkorban dan berjuang demi kehidupan baru yang membahagiakan?  Sebagaimana seorang ibu tak mungkin melupakan anak yang telah dikandung dan dilahirkannya, demikian pula kita yang memperoleh kebahagiaan karena pengorbanan dan kerja keras, sebagai konsekwensi kesetiaan pada iman dan panggilan, juga tak akan mudah diambil orang lain atau hilang. Maka dengan ini kami berharap kepada para pelajar/mahasiswa maupun pekerja untuk setia pada panggilan dan tugas pengutusannya: belajar atau bekerja dengan baik, penuh pengorbanan dan perjuangan alias penyerahan diri total, agar sukses dalam belajar atau bekerja. Marilah kita hayati rahmat kemartiran kita sebagai umat beriman, meneladan St.Karolus Lwanga dkk yang kita kenangkan hari ini.

·   "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya Engkau, sebab banyaklah umatKu di kota itu" (Kis 18:9-10), demikian firman Tuhan kepada Paulus, rasul agung.  Pesan 'jangan  takut' senantiasa disampaikan oleh Tuhan kepada orang pilihanNya, misalnya para nabi, Bunda Maria, Yosef, para rasul seperti Paulus ini. Masing-masing dari kita juga sebagai yang terpilih. Ingat ada jutaan sperma memperebutkan satu sel telor dan hanya satu yang menang dan terpilih untuk bersatu dengan sel telor. Siapa itu, tidak lain adalah kita semua. Masing-masing dari kita telah mengalahkan jutaan sperma lainnya dalam perjuangan untuk bersatu dengan sel telor, dengan kata lain kita adalah pemenang atau penakluk unggul, maka hendaknya jangan takut sedikitpun dalam hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing saat ini. Tuhan senantiasa menyertai kita melalui umat atau sesama beriman yang ada di sekitar kita, maka temukan mereka! Dengan kata lain marilh kita senantiasa berpikir positif terhadap saudara-saudari kita seraya melihat dan mengimani apa yang baik, mulia, luhur dan suci dalam diri mereka. Kami percaya dalam diri kita masing lebih banyak apa yang baik daripada apa yang buruk, marilah kita sinerjikan kehendak baik kita sehingga kita tidak takut, karena bersama-sama atau bergotong-royong. Kita beritakan firman atau ajaran Tuhan kepada siapapun tanpa takut dan tanpa gentar, karena Tuhan hidup  dan berkarya dalam diri kita sendiri maupun orang lain atau saudara-saudari kita. Sekali lagi kami ingatkan: marilah kita imani dan hayati penyertaan Tuhan dalam diri kita melalui malaikat-malaikatNya, malaikat pelindung.

"Hai segala bangsa, bertepuk-tanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab Tuhan, Yang mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluru bumi. Ia menalukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita" (Mzm 47:2-5)

Ign 3 Juni 2011


2 Juni - HR KENAIKAN TUHAN: Kis 1:1-11; Ef 1:17-23; Mat 28:16-20

"Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

HR KENAIKAN TUHAN: Kis 1:1-11; Ef 1:17-23; Mat 28:16-20


Orang, lebih-lebih pemimpin atau orangtua, yang mau pergi dalam jangka waktu atau pergi selamanya alias tak lama lagi akan meninggal dunia atau dipanggil Tuhan, pada umum memberi pesan-pesan kepada mereka yang ditinggalkan. Mereka yang  ditinnggalkan pun akhirnya sungguh mengingat-ingat dan berusaha melaksanakan pesan-pesan tersebut sebaik mungkin sebagai bukti cintakasih mereka kepada yang bepergian atau meninggal dunia. Hari ini kita kenangkan Yesus, Tuhan, naik ke sorga, kembali kepada Bapa, untuk selamanya, dan menjelang kenaikanNya Ia member pesan kepada para murid yang ditinggalkan, kepada kita semua yang beriman kepadaNya. Maka marilah kita renungkan dan hayati pesan Yesus pada hari kenaikanNya ke sorga hari ini.

"KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah,  jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan, ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:18-20)  

Ada tiga pesan yang harus kita renungkan dan hayati, pesan-pesan yang dapat dibedakan namun  tak dapat terpisahkan karena saling terkait satu sama lain. Namun demikian kami coba untuk merefleksikan setiap pesan sendiri-sendiri:

1). "Jadikanlah semua bangsa muridKu". Semangat atau jiwa 'kemuridan' itulah yang harus kita hayati dan sebarluaskan. Murid yang baik pada umumnya memiliki semangat belajar tinggi, dengan rendah  hati dan keterbukaan mendengarkan semua nasihat, pengajaran, petuah, saran dari sang guru serta kemudian berusaha melaksanakannya dalam cara hidup dan cara bertindak.  Kita semua dipanggil untuk menjadi murid-murid Yesus, Sang Guru Sejati, serta mengajak saudara-saudari kita juga menjadi murid-muridNya, maka marilah pertama-tama kita menjadi murid Yesus yang baik, yang setia mendengarkan dan melaksanakan sabda-sabdaNya dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari.

Panggilan untuk menjadi semua orang menjadi murid Tuhan yang utama dan terutama hemat saya dapat kita hayati atau lakukan dengan kesaksian atau keteladanan, atau berusaha menghayati motto bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantoro: "ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani" (keteladanan, pemberdayaan, motivasi). Keteladanan merupakan cara utama dan pertama yang tak tergantikan oleh cara-cara lainnya. Kami berharap kepada mereka yang berpengaruh dalam kehidupan bersama sungguh dapat menjadi teladan sebagai murid Tuhan atau orang beriman, sehingga mereka yang melihatnya tergerak untuk mengikutinya. Semoga para pemimpin, guru, orangtua, pejabat dst. dapat menjadi teladan penghayatan hidup beriman yang handal dan tangguh.

2). "Baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Dibaptis berarti disisihkan atau dipersembahkan seutuhnya kepada Tuhan, sehingga orang yang dibaptis menjadi hidup suci, hanya mengabdi Tuhan saja serta menolak semua godaan setan. Godaan setan pada masa kini merajalela dimana-mana dalam aneka bentuk atau tawaran yang menggiurkan, berupa kenikmatan-kenikmatan duniawi seperti seks, makanan dan minuman, harta benda atau uang, jabatan dan kehormatan duniawi dst..  Semuanya itu memang perlu dalam kehidupan kita, maka hendaknya menikmati atau menghayatinya sebagai wahana untuk semakin suci atau semakin berbudi pekerti luhur. Dengan kata lain hendaknya jangan melakukan penyimpangan-penyimpangan atau penyelewengan-penyelewengan dalam hal seks, makanan, minuman dst.

Tuhan hadir dan berkarya dimana saja dan kapan saja terutama dalam diri manusia, ciptaanNya yang terluhur dan termulia di dunia ini. Mengabdi Tuhan berarti hidup saling mengabdi atau melayani, karena Tuhan hidup dan berkarya dalam diri kita semua yang lemah dan rapuh ini. Maka marilah kita saling melayani satu sama lain, saling membahagiakan dan menyelamatkan, terutama keselamatan atau kebahagiaan jiwa.  

3). " Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu".  Perintah Tuhan telah banyak kita dengarkan melalui orangtua, guru, sahabat, atasan atau saudara-saudari kita dalam dan melalui berbagai kesempatan. Namun dalam kenyataan kita mudah melupakan-nya, sehingga kita hidup dan bertindak seenaknya, hanya mengikuti selera pribadi, yang berdampak kekacauan di sana-sini. Dengan kata lain ketika kehidupan bersama kacau balau, tidak damai dan tidak tenteram atau tidak bahagia berarti ada orang atau beberapa orang yang telah melupakan aneka perintah Tuhan, antara lain dalam bentuk tata tertib atau aturan. Maka baiklah pesan Yesus ini kita hayati dengan mengingatkan dan mengajak siapapun juga untuk senantiasa setia dan taat pada tata tertib dan aturan yang terkait dengan hidup dan panggilan masing-masing.

Melaksanakan ketiga pesan Yesus tersebut tak akan terlepas dari aneka tantangan, hambatan atau masalah yang dapat membuat kita mundur atau tak sanggup lagi melaksanakan pesan tersebut. Maka baiklah kita imani dan hayati pesanNya bahwa " Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman". Marilah penyertaan Yesus ini kita hayati dalam aneka penyertaan atau pendampingan saudara-saudari kita, mereka yang memperhatikan kita. Dengan kata lain marilah kita saling memperhatikan dan mendampingi alias bekerjasama dalam melaksanakan pesan-pesan Yesus sebelum naik ke sorga di atas. Selanjutnya marilah kita renungkan kata Paulus kepada umat Efesus di bawah ini.  

"Aku meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepada kamu roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar" (Ef 1:17)

Mulai hari ini kita diajak untuk mengikuti atau berpartisipasi dalam Novena Roh Kudus, dengan harapan atau dambaan kita semakin mengenal Yesus dengan benar, serta kemudian menjadi sahabat-sahabatNya yang baik dan setia, orang-orang yang berhikmat. Maka baiklah selama sembilan hari Novena Roh Kudus ini kita berpartisipasi dalam kegiatan novena bersama, dan jika tak mungkin dalam kebersamaan hendaknya berdoa sendiri di rumah, sedangkan tuntunan doa novena Roh Kudus dapat dilihat dalam buku 'Puji Syukur' atau 'Madah Bakti'.

"Tak kenal maka tak sayang", itulah rumor yang sering kita dengar, sebaliknya dengan mengenal kita akan tergerak untuk menyayangi. Baiklah usaha pengenalan akan Yesus ini kita laksanakan bersama-sama, sehingga kita saling mengenal dan dalam kebersamaan pengenalan kita akan Yesus semakin mudah dan tepat atau benar. Dengan kata lain kami berharap doa bersama di lingkungan atau wilayah digerakkan dan dihadiri, semoga semua umat di lingkungan atau wilayah dapat hadir dan berpartisipasi dalam doa atau kegiatan bersama untuk menunjukkan bahwa kita adalah sungguh 'paguyuban umat beriman'. Kami berharap kepada para ketua lingkungan atau wilayah untuk proaktif, antara lain mengajak semua umat lingkungan atau mengunjungi rekan-rekan umat dengan harapan semua umat dapat berpartisipasi dalam doa atau kegiatan bersama.     

Marilah kita tingkatkan dan perdalam kebersamaan hidup kita. Ingat dan hayati bahwa masing-masing dari kita adalah korban cintakasih bersama dari orangtua kita masing-masing; masing-masing dari kita adalah buah kerjasama dan hanya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam kebersamaan. Mereka yang menyendiri akan semakin kerdil dan pada suatu saat mati lemas. "Bersama atau bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh"

"Allah telah naik dengan diiringi sorai-sorai, ya Tuhan itu, diiringi dengan sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi Raja kita, bermazmurlah. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran" (Mzm 47:5-6)

Ign 2 Juni 2011


Senin, 30 Mei 2011

1Juni - Kis 17:15.22-18:1; Yoh 16:12-15

"Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran"

(Kis 17:15.22-18:1; Yoh 16:12-15)

" Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.  Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.  Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.  Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku." (Yoh 16:12-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St Yustinus hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Hari ini hari terakhir menjelang Hari Raya Kenaikan serta memasuki Novena Roh Kudus dalam rangka mempersiapkan diri Pesta Pentekosta. Sebelum naik ke sorga Yesus menjanjikan akan mengutus Roh Kudus yang "akan memimpin kamu ke dalam sekuruh kebenaran: sebab Ia  tidak akan berkata-kata dari diriNya senidri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang". Untuk itu dari pihak kita diharapkan sungguh membuka diri: hati, jiwa, akal budi dan tubuh terhadap bisikan atau bimbingan Roh Kudus, yang dijanjikan kepada kita. Maka dengan ini kami mengajak kita semua untuk tidak menutup diri, melainkan membuka diri sepenuhnya. Hemat saya agar kita sungguh terbuka pada Roh Kudus kita harus terbuka terhadap saudara-saudari kita yang setiap hari hidup dan bekerja bersama kita; untuk itu kita harus jujur serta tidak menyembunyikan apapun bagi saudara-saudari kita, dan tentu saja kita juga menerima keterbukaan orang lain, maka kami berharap apa yang kita terima dari orang lain sungguh  kita manfaatkan untuk hal-hal baik alias berbuat baik. Kami berharap antar anggota keluarga atau komunitas dapat menjadi teladan dalam hal keterbukaan ini. Di dalam keluarga suami-isteri hendaknya dapat menjadi teladan keterbukaan pada anak-anaknya: terbuka dalam hal keuangan, bepergian, perasaan, pikiran, harapan, cita-cita, keprihatinan dst… sebagaimana (maaf kalau  sedikit porno) antar suami-isteri terbuka sepenuhnya secara phisik ketika sedang memadu kasih, berhubungan seksual. Di sekolah-sekolah kami berharap para guru dapat menjadi teladan keterbukaan dan kejujuran bagi para peserta didik. Marilah kita masuki Novena Roh Kudus yang akan dataang dengan sikap terbuka dan jujur.

·   "Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.  Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia." (Kis 17:28-29), demikian kutipan kotbah Paulus. Apa yang dikatakan oleh Paulus ini kiranya dapat menjadi pegangan atau contoh bagi para pengkotbah, entah awam atau imam, seraya meneladan St.Yustinus yang kita kenangkan hari ini. Marilah sebagai umat Allah kita sadari dan hayati bahwa kita dapat hidup bahagia, damai sejahtera dan selamat jika kita "hidup dan bergerak di dalam Dia"  alias tidak mengikuti selera atau keinginan pribadi, seenaknya sendiri. Maka meneruskan perihal keterbukaan di atas, kami mengajak kita semua marilah kita membuka diri terhadap aneka tata tertib yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita, yang berfungsi menuntun dan membimbing cara hidup dan cara bertindak kita menuju ke kebahagiaan atau keselamatan sejati. Meskipun sendirian di suatu tempat kami berharap kita tetap setia pada tata tertib yang ada, demikian juga ketika berada di kamar sendirian kami berharap kita tetap setia pada panggilan maupun jati diri kita masing-masing, artinya tidak melakukan yang aneh-aneh yang dapat membahayakan keselamatan jiwa kita. Ingatlah dan hayati bahwa Allah senantiasa melihat dan menyertai kita melalui malaikat-malaikatNya, malaikat pelindung kita masing-masing, dengan kata lain apapun yang kita lakukan diketahui oleh Allah. Hendaknya aneka macam harta benda yang kita miliki atau kuasai dan nikmati difungsikan agar kita semakin beriman, mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah.

"Halleluya! Pujilah Tuhan di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia hai segala malaikatNya, pujilah Dia, hai segala bintang terang" (Mzm 148:1-2)

Ign 1 Juni 2011


31 Mei - Rm 12:9-16b; Luk 1:39-56

"Diberkatilah engkau  di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu"

(Rm 12:9-16b; Luk 1:39-56)

" Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.  Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.  Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus,  lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.  Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?  Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.  Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."  Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan,  dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,  sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,  karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.  Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;  Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;  Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."  Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya." (Luk 1:39-56), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta SP Maria Mengunjungi Elisabeth hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Bunda Maria sungguh teladan umat beriman yang unggul, lebih-lebih dalam partisipasi untuk mewartakan Kabar Gembira, kedatangan Penyelamat Dunia. Begitu ia menerima penampakan dari malaikat bahwa ia akan mengandung Penyelamat Dunia karena  Roh Kudus serta berita bahwa saudarinya Elisabeth yang sudah lansia sedang mengandung anaknya yang pertama, ia segera mengunjungi Elisabeth, saudarinya tersebut. Entah ia juga akan memberitahukan bahwa dirinya akan mengandung Penyelamat Dunia karena Roh Kudus atau mau ikut bergembira bersama Elisabeth bagi saya tidak tahu, namun kiranya Bunda Maria ingin ikut bergembira bersama Elisabeth. Pada masa kini gereja, yang dibangun di tanah dimana Elisabeth dahulu diimani tinggal telah menjadi tempat yang didatangi oleh para peziarah, dan secara khusus para isteri yang belum dianugerahi anak mohon rahmat Allah melalui Elisabeth agar segera dianugerahi anak. Yang juga menarik bagi saya dalam bacaan di atas ialah bahwa dua perempuan yang penuh dengan Roh Kudus bertemu saling memuji dengan rendah hati. Maka dengan ini kami berharap  kepada rekan-rekan perempuan untuk dapat menjadi teladan dalam saling memuji dengan rendah hati di dalam kehidupan bersama dimanapun dan kapanpun. Kami juga mengajak kita semua untuk meneladan Bunda Maria yang cepat tanggap untuk ikut bergembira dengan saudaranya yang sedang bergembira, dan mungkin hal ini antara lain dapat kita lakukan dengan memberi salam atau ucapan proficiat kepada saudara-saudari kita yang sedang berbahagia, misalnya pada hari ulang tahun, kelahiran anak, sukses dalam kerja atau belajar, dst..

·   "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, menangislah bersama dengan orang yang sedang menangis! Hendaklah kamu sehati dan sepikir dalam hidupmu bersama, janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana" (Rm 12:15-16a), demikian peringatan Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua. Marilah peringatan atau ajakan ini kita hayati dalam hidup kita sehari-hari dimanapun dan kapanpun. Kita diajak atau diingatkan untuk hidup dalam persaudaraan sejati serta memperhatikan perkara-perkara sederhana dalam hidup kita. Kiranya kita semua tahu bahwa apa yang kita butuhkan dalam hidup sehari-hari adalah hal-hal yang sederhana seperti makan, minum, tidur, istirahat, berjalan, dst.. alias untuk kebutuhan hidup pribadi kita tidak butuh hal-hal yang istimewa atau luar biasa. Peringatan Paulus ini mengajak kita semua untuk hidup dalam persaudaraan sejati, yang dijiwai oleh kesederhanaan, sederhana dalam berkata-kata, bertindak, sederhana dalam hal makan dan minum, yang penting sehat dan bergizi, sederhana dalam cara hidup, dst..  Hemat saya ketika kita semua dapat dan berani hidup dengan sederhana maka persaudaraan sejati akan dengan mudah untuk diusahakan dan dihayati, karena dengan demikian perbedaan antar kita cukup tipis, terutama dalam hal kepemilikan atau penguasaan harta benda, yang sering dengan mudah menimbulkan jarak jauh antar kita.

"Sungguh Allah itu keselamatanku, aku percaya dengan tidak gemetar, sebab Tuhan Allah itu kekuatanku dan masmurku. Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan  dari mata air keselamatan" (Yes 12:2-3)

Ign 31 Mei 2011


Minggu, 29 Mei 2011

30 Mei - Kis 16:11-15; Yoh 15:26-16:4a

"Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa akan bersaksi tentang Aku"

(Kis 16:11-15; Yoh 15:26-16:4a)

" Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.  Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.". "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.  Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.  Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.  Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu"' (Yoh 15:26-16:4a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Roh Kebenaran berarti Roh yang bertugas untuk membenarkan atau meneguhkan. Roh Kudus akan membenarkan atau meneguhkan bahwa Yesus adalah saksi karya penyelamatan artinya yang datang ke dunia untuk menyelamatkan dunia seisinya. Maka kita semua yang percaya kepadaNya juga dipanggil untuk melakukan yang sama, yaitu kemanapun pergi atau dimanapun berada harus menjadi saksi iman, yang senantiasa berusaha menyelamatkan dunia seisinya. Menghayati panggilan ini kita pasti akan menghadapi aneka tantangan, hambatan dan masalah atau bahkan pengucilab, karena cukup banyak orang yang berpengaruh di dalam kehidupan bersama bertindak menghancurkan lingkungan hidup di dunia ini, antara lain dengan serakah mengambil hasil bumi seperti membabati hutan seenaknya, menguras minyak bumi, perusakan hutan demi tambang batu bara, pembangunan gedung yang merajalela dst..yang semuanya ini menambah 'pemanasan global' yang mengancam kehidupan di dunia ini. Namun sebagai saksi iman meskipun harus menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan, hendaknya tidak putus asa atau menyerah, karena Roh Kudus akan mendukung dan menguatkan kita sehingga kita akan mampu menghadapi semuanya itu. Menjadi saksi iman akan Yesus Kristus memang antara lain kita harus siap sedia dan rela untuk 'disalibkan', artinya berjuang dan berkorban demi keselamatan jiwa umat manusia. Maka baiklah ketika menghadapi tantangan, masalah dan hambatan kita kenangkan aneka pesan atau sabda Yesus yang pernah kita dengarkan, renungkan dan hayati. Kita harus siap sedia menghayati panggilan kenabian kita, yang memang pada umumnya bernasib untuk dibenci dan dikucilkan oleh mereka yang bersikap mental materialistis atau duniawi

·   "Jika kamu berpendapat bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku", (Kis 16:15), demikian kata seorang perempuan bernama Lidia kepada Paulus, rasul agung. Di antara sekian banyak orang yang membenci dan mengucilkan pasti masih ada yang siap sedia mendengarkan dan menerima itulah yang terjadi. Dengan kata lain di tengah-tengah kejahatan pasti ada kebaikan, di antara kelemahan pasti ada kekuatan, diantara aneka ancaman pasti ada peluang dan kesempatan. Marilah kebenaran ini kita imani dan hayati, artinya di dalam dan bersama Roh marilah kita lihat aneka kebaikan, kekuatan, peluang dan kesempatan untuk bersaksi tentang iman kita kepada Yesus Kristus, pasti akan kita temukan orang-orang seperti Lidia, yang membuka diri terhadap kesaksian kita atau bahkan mereka mengundang kita untuk menumpang dirumahnya untuk beberapa saat. Apa yang terjadi dalam diri Lidia ini kiranya juga menjadi nyata dalam kehidupan iman atau beragama bersama pada masa kini, yaitu pada umumnya rekan-rekan perempuan lebih berpartisipasi dalam aneka kegiatan dan usaha umat Allah daripada rekan-rekan laki-laki. Sebagai contoh dalam doa bersama di lingkungan atau stasi-stasi pada umumnya lebih banyak dihadiri oleh rekan-rekan perempuan. Mungkin ini juga menjadi penjelasan bahwa rekan-rekan perempuan pada umumnya lebih menerima daripada member.  Maaf kalau sedikit porno: bukankah dalam hubungan seksual antara suami-isteri, laki-laki dan perempuan pihak suami atau laki-laki memasukkan alat kelaminnya ke dalam alat kelamin perempuan, seraya 'memberi sperma' kepada perempuan, dan sang perempuan pun menerimanya dengan senang hati, gembira, ceria dan kesiap-siagaan tinggi. Terima kasih kepada rekan-rekan perempuan yang dalam kenyataan hidup bersama begitu rela berkorban untuk menerima aneka perlakuan, tugas dan sentuhan atau ajakan.

"Nyanyikanlah bagi Tuhan dengan nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaat orang-orang saleh! Biarlah mereka memuji-muji NamaNya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepadaNya dengan rebana dan kecapi. Sebab Tuhan berkenan kepada umatNya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan"

(Mzm 149:1.3-4).

Ign 30 Mei 2011