"Dukacitamu akan berubah menjadi sukacita"
(Kis 18:9-18; Yoh 16:20-23a)
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu. Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku" (Yoh 16:20-23a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Karolus Lwanga dkk, martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· "Jer basuki mowo beyo" = untuk hidup mulia dan bahagia harus berjuang dan berkorban, demikian kata pepatah Jawa. "Berakit-rakit ke hulu, berrenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian", demikian kata pepatah Indonesia. Dua pepatah ini hemat saya begitu dekat dengan sabda Yesus hari ini, yaitu bahwa "Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita". Untuk itu Yesus menjelaskan dengan contoh yang begitu eksperiential, terutama bagi para ibu yang pernah melahirkan anaknya. Maka untuk memahami sabda Yesus atau pepatah di atas kiranya para ibu yang pernah melahirkan anaknya dapat lebih mudah memahaminya dan kami berharap dengan sukahati membagikan pengalamannya kepada orang lain, terutama kepada rekan-rekan laki-laki maupun generasi muda. Keutamaan-keutamaan macam apa yang dihayati oleh para ibu yang sedang mengandung dan melahirkan anaknya? Bukankah ia siap sedia untuk menderita, berkorban dan berjuang demi kehidupan baru yang membahagiakan? Sebagaimana seorang ibu tak mungkin melupakan anak yang telah dikandung dan dilahirkannya, demikian pula kita yang memperoleh kebahagiaan karena pengorbanan dan kerja keras, sebagai konsekwensi kesetiaan pada iman dan panggilan, juga tak akan mudah diambil orang lain atau hilang. Maka dengan ini kami berharap kepada para pelajar/mahasiswa maupun pekerja untuk setia pada panggilan dan tugas pengutusannya: belajar atau bekerja dengan baik, penuh pengorbanan dan perjuangan alias penyerahan diri total, agar sukses dalam belajar atau bekerja. Marilah kita hayati rahmat kemartiran kita sebagai umat beriman, meneladan St.Karolus Lwanga dkk yang kita kenangkan hari ini.
· "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya Engkau, sebab banyaklah umatKu di kota itu" (Kis 18:9-10), demikian firman Tuhan kepada Paulus, rasul agung. Pesan 'jangan takut' senantiasa disampaikan oleh Tuhan kepada orang pilihanNya, misalnya para nabi, Bunda Maria, Yosef, para rasul seperti Paulus ini. Masing-masing dari kita juga sebagai yang terpilih. Ingat ada jutaan sperma memperebutkan satu sel telor dan hanya satu yang menang dan terpilih untuk bersatu dengan sel telor. Siapa itu, tidak lain adalah kita semua. Masing-masing dari kita telah mengalahkan jutaan sperma lainnya dalam perjuangan untuk bersatu dengan sel telor, dengan kata lain kita adalah pemenang atau penakluk unggul, maka hendaknya jangan takut sedikitpun dalam hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing saat ini. Tuhan senantiasa menyertai kita melalui umat atau sesama beriman yang ada di sekitar kita, maka temukan mereka! Dengan kata lain marilh kita senantiasa berpikir positif terhadap saudara-saudari kita seraya melihat dan mengimani apa yang baik, mulia, luhur dan suci dalam diri mereka. Kami percaya dalam diri kita masing lebih banyak apa yang baik daripada apa yang buruk, marilah kita sinerjikan kehendak baik kita sehingga kita tidak takut, karena bersama-sama atau bergotong-royong. Kita beritakan firman atau ajaran Tuhan kepada siapapun tanpa takut dan tanpa gentar, karena Tuhan hidup dan berkarya dalam diri kita sendiri maupun orang lain atau saudara-saudari kita. Sekali lagi kami ingatkan: marilah kita imani dan hayati penyertaan Tuhan dalam diri kita melalui malaikat-malaikatNya, malaikat pelindung.
"Hai segala bangsa, bertepuk-tanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab Tuhan, Yang mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluru bumi. Ia menalukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita" (Mzm 47:2-5)
Ign 3 Juni 2011
0 komentar:
Posting Komentar