Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Kamis, 18 April 2013

19 April

"Bagaimana Ia ini dapat memberikan dagingNya kepada kita untuk dimakan."

(Kis 9:1-20; Yoh 6:52-59)

" Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan." Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya." Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat." (Yoh 6:52-59), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Semakin belajar berarti memang semakin pandai atau cerdas sekaligus semakin merasa diri semakin banyak yang tak diketahui, dengan kata lain semakin belajar akan semakin menemukan banyak misteri kehidupan yang tak terfahami oleh akal sehat ini. Itulah yang juga terjadi di lingkungan orang-orang Yahudi ketika Yesus dengan terang-terangan menyingkapkan Jati DiriNya, misteri bahwa siapapun yang makan 'roti yang Ia berikan berarti makan dagingNya'. Sungguh misteri agung bahwa kita mengimani menerima sekeping kecil roti tak beragi berarti menerima Tubuh Kristus. Memang hanya orang yang mengimani akan memahami dalam dan melalui hati maupun jiwanya, dan akhirnya hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan alias setia dalam penghayatan iman. Setia menghayati iman pada masa kini memang tak akan terlepas dari aneka macam ketegangan dengan orang lain, mengingat dan memperhatikan banyak orang kurang atau tidak beriman. Ketegangan seperti terjadi di lingkungan orang-orang Yahudi perihal Yesus Kristus, kiranya juga terjadi masa kini di antara umat beragama. Beragama memang tidak identik dengan beriman, orang yang terlalu memutlakkan ajaran agamanya pada orang lain pada umumnya akan menimbulkan ketegangan. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian marilah kita berdialog dalam hal iman, artinya penghayatan iman. Berdialog berarti saling memberi dan menerima serta kemudian saling menghargai dengan rendah hati. Marilah kita saling menghargai dan menghormati penghayatan iman kita.

·   "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku" (Kis 9:15-16), demikian firman Tuhan kepada Ananias. Mendengarkan firman ini Ananias dalam ketegangan, karena ia harus bertemu dengan Saulus yang pada waktu itu dikenal sebagai orang yang begitu kejam menganiaya umat yang beriman kepada Yesus Kristus. Namun karena firman Tuhan Ananias akhirnya pergi, berangkat melaksanakan firman Tuhan. Dan memang akhirnya ia menemukan Saulus yang berbeda sama sekali, karena Saulus ingin bertobat. Pengalaman ini kiranya menjadi pelajaran bagi kita semua: dalam aneka ketegangan pada umumnya ada firman atau kehendak Tuhan, maka marilah kita temukan dan hayati. Firman atau kehendakNya antara lain menggejala dalam kehendak baik orang, maka lihat dan cermati dalam ketegangan tersebut pasti ada kehendak baik. Tanggapi dengan rendah hati dan dengan berkat atau rahmat Tuhan kehendak baik tersebut, karena dengan demikian anda akan menemukan sesuatu yang di luar dugaan atau pikiran kita. Apa yang kita pikirkan sering berbeda dengan apa yang dipikirkan Tuhan, dan sebagai orang beriman kita dipanggil untuk senantiasa menghayati dan melaksanakan apa yang dipikirkan oleh Tuhan. Yang dipikirkan Tuhan adalah keselamatan jiwa manusia, maka ketika kita senantiasa memikirkan keselamatan jiwa manusia, kita pasti akan menemukan jalan atau cara mengatasi dan menyelesaikan aneka ketegangan dalam kehidupan ini.

"Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!" (Mzm 117)

Ign 19 April 2013


18 April

"Roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu"

(Kis 8: 26-40; Yoh 6:44-51)

"Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup.Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yoh 6:44-51), demikian kutipan warta gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Dalam dialog atau percakapan dengan orang-orang Yahudi Yesus semakin terbuka menyingkapkan DiriNya. Ia menyingkapkan bahwa roti yang membuat hidup kekal tidak lain adalah 'daging atau tubuh'Nya sendiri. Bagi kita yang beriman kepadaNya berarti setiap kali menerima komuni kudus berarti kita menerima 'Tubuh Kristus', dan dengan demikian diharapkan hidup dan bertindak meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus atau menghayati sabda-sabdaNya dalam hidup sehari-hari dimana pun dan kapan pun. Menerima komuni kudus berarti menghayati iman akan Yesus yang wafat di kayu salib dan bangkit dari mati, artinya mematikan dosa-dosa atau perilaku jahat dalam diri kita dan kemudian hidup baru sesuai dengan kehendak dan perintah Tuhan. Maka dengan ini kami mengharapkan kepada siapapun yang masih berdosa untuk bertobat, memperbaharui cara hidup dan cara bertindak. Untuk itu hendaknya dalam hidup dan bertindak senantiasa menghayati nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan yang menghidupkan dan menyelamatkan jiwa manusia. Dengan kata lain keselamatan jiwa manusia senantiasa menjadi pedoman atau acuan kesuksesan atau keberhasilan dalam segala usaha dan kerja. Bagi mereka yang mengelola dan menjalankan karya pendidikan berarti senantiasa mengusahakan agar para peserta didik tumbuh berkembang menjadi pribadi yang baik dan berbudi pekerti luhur atau cerdas secara spiritual, bukan sekedar sukses dalam mata pelajaran atau ulangan dan ujian yang mengutamakan kecerdasan intelektual.

·   "Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita." (Kis 8:38-39). Pembaptisan memang membuat orang bersuka cita, sehingga dalam perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan senantiasa dalam keadaan suka cita, ceria dan bergairah. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan siapapun yang telah dibaptis untuk senantiasa hidup dalam suka cita, gembira dan bergairah, karena dengan demikian anda akan senantiasa dapat menemukan cara-cara atau jalan penyelesaian masalah-masalah kehidupan yang marak pada masa kini. Dalam keceriaan dan kegairahan otak atau pikiran kita akan encer dan tenang sehingga dengan enak memikirkan segala sesuatu, demikian juga kinerja syaraf dan metabolism darah berjalan normal, sehingga mampu mengerjakan segala sesuatu dengan baik dan benar. Orang yang bersuka cita, bergembira dan bergairah pada umumnya juga mempesona, memikat dan menarik orang lain untuk mendekat dan bersahabat, sehingga semakin banyak memiliki sahabat. Jika kita memiliki banyak sahabat, maka setiap kali harus menghadapi masalah atau persoalan pasti akan ada orang yang membantu, tidak akan merasa kesepian dan sendirian. Marilah kita meneladan sida-sida yang telah menerima baptisa 'meneruskan perjalanannya dengan suka cita'.  Secara khusus kami mengajak anda sekalian yang sedang menjalani tugas belajar untuk belajar dengan suka cita; hadapi dan sikapi semua mata pelajaran dengan suka cita, karena dengan demikian anda akan memahami dan menguasainya, dan akhirnya sukses dalam belajar dan cita-cita.

"Pujilah Allah kami, hai bangsa-bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya!Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadap diriku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian" (Mzm 66:8-9.16-17)

Ign 18 April 2013


17 April

"Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku."

(Kis 8:1b-8; Yoh 6:35-40)

"Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman." (Yoh 6:35-40), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Yesus datang dari sorga ke dunia untuk melakukan kehendak Allah Bapa, yaitu agar semua umat manusia selamat dan kelak ketika meninggal dunia langsung naik/kembali ke sorga untuk hidup bahagia dan mulia selama-lamanya. Maka kita yang beriman kepadaNya juga dipanggil untuk bersama-sama agar kita semua selamat dan damai sejahtera, baik selama hidup di dunia ini maupun kelak setelah meninggal dunia. Untuk itu kita bersama-sama hendaknya senantiasa berusaha agar melaksanakan kehendak dan perintah Allah, dan kehendak maupun perintahNya antara lain dapat kita temukan di dalam Kitab Suci. Dalam rangka menghayati Tahun Iman ini marilah kita bersama-sama memperdalam iman kita, dengan membaca dan merenungkan bersama sabda Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Baiklah jika di dalam keluarga kita masing-masing disediakan waktu khusus setiap hari untuk bersama-sama berdoa seraya mengadakan pendalaman iman atau Kitab Suci. Apa yang tertulis di dalam Kitab Suci pertama-tama dan terutama untuk dibacakan dan didengarkan, maka yang bertugas membacakan kami harapkan sungguh mempersiapkan diri, sedang yang mendengarkan sungguh membuka telinga, hati dan jiwa terhadap sabda Tuhan. Jika ada ayat yang mengesan hendaknya dicecap dalam-dalam, sehingga mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak kita. Marilah kita saling berbuat baik satu sama lain, sehingga kehidupan bersama senantiasa baik adanya. Biasakan anak-anak anda untuk dapat mendengarkan dengan baik, karena apa yang mereka dengarkan akan mempengaruhi pribadinya, dan untuk itu hendaknya senantiasa diperdengarkan apa-apa yang baik.

·   "Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu" (Kis 8:5-8). Dari kutipan di atas ini kami pertama-tama mengingatkan mereka yang bertugas sebagai pewarta, para ketekis maupun rekan-rekan pastor/imam untuk setia "memberitakan Mesias", memberitakan karya penyelamatan, dan tentu saja hendaknya bersumber pada Kitab Suci. Sebagai pewarta kami harapkan juga dapat menjadi teladan dalam penghayatan sabda Tuhan. Kita semua dipanggil untuk mengusir roh jahat, yang berarti memberantas dan memusnahkan aneka kejahatan di lingkungan hidup kita masing-masing, perilaku yang amoral dan yang berlawanan dengan kehendak Tuhan. Marilah kita perhatikan saudara-saudari kita yang sedang menderita sakit, dan kita tolong mereka dalam penyembuhannya, entah itu dengan mendoakan atau memberi bantuan berupa dana atau beaya sekiranya dibutuhkan dalam rangka penyembuhan. Salah satu 'penyakit' yang sungguh memprihatinkan adalah tiadanya kepekaan social di antara generasi muda masa kini, yang disebabkan oleh pengaruh sarana-prasarana tehnologi seperti HP, Ipad, dst.., dimana orang asyik dengan alat-alat tersebut, dan tidak memperhatikan orang lain. Hemat saya hal ini pertama-tama harus dimulai di dalam keluarga. Orangtua hendaknya tidak memanjakan anak-anak dengan sarana-prasarana komunikasi elektronik yang membuat orang kurang komunikatif.

"Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah: "Betapa dahsyatnya segala pekerjaan-Mu;..Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, memazmurkan nama-Mu." 66:5 Pergilah dan lihatlah pekerjaan-pekerjaan Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia"

 (Mzm 66:1-3a-5)

Ign 17 April 2013


16 April

"Akulah roti hidup"

(Kis 7:51-8:1a; Yoh 6:30-35)

"Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga." Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia." Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi" (Yoh 6:30-35), demikian kutipan warta gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Hidup bersama dan bersatu dengan Tuhan senantiasa akan berbahagia dan damai sejahtera, tidak akan pernah sedih, frustrasi atau lesu, meskipun harus menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan. "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi", demikian sabda Yesus. Maksud dari sabda ini antara lain adalah bahwa siapapun yang dengan rendah hati berani mempercayakan diri pada Penyelenggaraan Ilahi atau Tuhan, ia akan terus-menerus nikmat, bahagia dan damai sejahtera dalam hidup di dunia ini. Kita semua kiranya mendambakan keadaan yang demikian itu, maka marilah dalam situasi dan kondisi macam apapun kita senantiasa mempercayakan diri kepada Penyelenggaraan Ilahi. "Roti" adalah makanan utama dan sehari-hari orang-orang Yahudi/zaman Yesus, maka sebagai orang yang beriman kepada Yesus kita setiap hari diharapkan menikmati sabda-sabdaNya sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Maka dengan rendah hati kami relakan jika apa yang saya kutipkan dan refleksikan secara sederhana dari Kitab Suci, sesuai dengan Kalendarium Liturgi, dibacakan dan dicecap dalam-dalam entah secara pribadi atau bersama-sama di dalam keluarga/komunitas. Kami harapkan akhirnya kita yang beriman kepada Yesus Kristus memiliki cara melihat, cara merasa, cara berpikir, cara bersikap dan cara bertindak Yesus, menjadi sahabat-sahabat Yesus atau 'alter Christi'.

·    "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka" (Kis 7:60), demikian kata-kata terakhir atau doa Stefanus, martir pertama dalam Gereja sebelum meninggal dunia. Apa yang dikatakan oleh orang yang akan meninggal dunia, sebagai kata-kata akhir, pada umumnya mengesan dan dihayati oleh mereka yang mendengarnya atau mengasihi orang yang akan meninggal dunia tersebut. Kami percaya bahwa kita mengimani dan mengasihi Stefanus, maka marilah kita hayati doa Stefanus tersebut dalam hidup dan kerja kita sehari-hari dimana pun dan kapan pun. Kasih pengampunan itulah yang dimohonkan oleh Stefanus bagi mereka yang membunuhnya. Hemat saya doa ini meneladan Yesus yang akan wafat di kayu salib, dimana Ia juga mendoakan dan mohonkan kasih pengampunan bagi mereka yang telah menganiaya dan menyalibkanNya. Kiranya dalam hidup sehari-hari kita juga sering merasa disakiti atau dilecehkan oleh orang lain, padahal yang bersangkutan belum tentu bermaksud menyakiti atau melecehkan kita, bahkan mereka merasa berjasa dan menjadi pahlawan. Dengan kata lain mereka belum tentu bersalah, melainkan tidak tahu. Maka hendaknya kita jangan terlalu mudah membalas dendam atau memarahi mereka yang menyakiti dan melecehkan kita. Marilah kita sikapi perlakuan mereka sebagai perhatian alias kasih mereka kepada kita, maka hendaknya ditanggapi dengan kata singkat 'terima kasih'. Jika mereka tidak mengasihi kita, maka kita akan didiamkan saja, tetapi karena mereka mengasihi kita maka memberi komentar atau perlakuan tertentu yang menurut kata hatinya merupakan perbuatan baik. Dengan kata lain kami mengajak dan mengingatkan kita semua: hendaknya kita hidup dan bertindak saling mengasihi dan mengampuni dimana pun dan kapan pun. Ingatlah dan sadari serta hayati bahwa masing-masing dari kita telah menerima kasih pengampunan dari Tuhan secara melimpah ruah melalui saudara-saudari kita, maka selayaknya kita hidup saling mengampuni dan mengasihi.

"Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku! Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku." (Mzm 31:3c-4)

Ign 16 April 2013

  


15 April

"Bekerjalah untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal"

(Kis 6:8-15; Yoh 6: 22-29)

" Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." (Yoh 22-29), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   "P4" = Pergi Pagi Pulang Petang, demikian sindirian bagi sementara orang yang harus bekerja keras, sejak bangun pagi sampai istirahat malam sibuk terus, entah termasuk dalam perjalanan atau tidak. Memang ada orang-orang yang tidak pernah melihat matahari di sekitar rumahnya atau tempat tinggalnya karena harus berangkat kerja pagi-pagi benar dan baru pulang kembali ke rumah larut malam. Ada orang yang memang harus berbuat demikian karena tempat tinggal dan tempat kerjanya jauh, dan ada orang yang memang sejak pagi-pagi benar sudah bekerja tanpa istirahat sampai larut malam. Apa yang mereka cari? Uang atau harta benda guna memenuhi kebutuhan hidup berkeluarga, itulah jawaban umum atas pertanyaan tersebut. Kiranya tidak salah jika orang bekerja keras guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga, akan menjadi salah jika dengan demikian orang bersikap mental materialistis. Karena kita semua setiap hari pada umumnya sibuk, entah bekerja atau belajar, maka hendaknya dengan bekerja atau belajar kita juga semakin suci, semakin membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Maka hayatilah, entah belajar atau bekerja, bagaikan sedang beribadat, merupakan panggilan Tuhan. Dengan kata lain marilah kita temukan dan hayati Tuhan yang senantiasa hidup dan bekerja dalam kesibukan kita belajar atau bekerja. Ketika sedang beristirahat, entah rekreasi atau tidur, hendaknya dihayati dalam Tuhan. Segala sesuatu hendaknya dihayati dan dilaksanakan dalam Tuhan, karena dengan demikian kita sungguh bekerja untuk hidup mulia dan bahagia bersama Tuhan selamanya.

·    "Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita." (Kis 6:13-14), demikian kesaksian palsu yang dituduhkan kepada para rasul. Berjuang dan bekerja untuk kehidupan kekal atau nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan yang menyelamatkan jiwa manusia memang akan menghadapi tuduhan-tuduhan palsu dari orang-orang yang bersikap mental materialistis, yang merasa diserang atau dipojokkan oleh perjuangan dan kerja kita. Jika anda harus menghadapi tuduhan atau kesaksian palsu yang demikian itu hendaknya tetap tenang dan tegar. Berjuang demi kebenaran dan keselamatan jiwa memang tak akan pernah terlepas dari aneka tantangan, hambatan dan masalah. Mengimani Yesus yang telah wafat di kayu salib serta dibangkitkan dari mati memang berarti mati bagi dosa dan kemudian hidup bagi Tuhan, dalam situasi dan kondisi apapun senantiasa mengabdi dan membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Percayalah bahwa jika kita hidup dan berjuang dalam dan demi Tuhan kita pasti akan mampu mengalahkan aneka kebohongan dan kepalsuan yang dilakukan oleh orang-orang yang bersikap mental materialistis di lingkungan hidup dan kerja kita. Kita semua juga dipanggil untuk menjernihkan dan membersihkan adat-istiadat atau kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik, dan tentu saja yang baik tetap kita abadikan. Adat-istiadat yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, yang tidak mengusahakan keselamatan jiwa manusia hendaknya ditinggalkan.

"Sekalipun pemuka-pemuka duduk bersepakat melawan aku, hamba-Mu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku. Jalan-jalan hidupku telah aku ceritakan dan Engkau menjawab aku -- ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Buatlah aku mengerti petunjuk titah-titah-Mu, supaya aku merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib " (Mzm 119:23-24.26-27)

Ign 15 April 2013

 


Minggu Paska III

Mg Paskah III: Kis 5:27b-32.40b-41; Why 5:11-14; Yoh 21:1-19

"Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh."

"Kerasulan semua religius pertama-tama terletak dalam kesaksian hidup mereka yang sudah dibaktikan, yang harus mereka pelihara dengan doa dan tobat" (KHK kan 673). Sebagai imam dan biarawan saya pribadi sungguh terkesan dengan kutipan dari KHK di atas. Kurang lebih dua puluh lima tahun lalu untuk pertama kali kutipan di atas ini sungguh saya refleksikan dan kemudian saya sampaikan dalam kesempatan memberi rekoleksi biarawan-biarawati. Kesan atas teks di atas sungguh mendalam bagi saya pribadi, lebih-lebih karena dampak dari rekoleksi tersebut ada beberapa biarawati/suster senior marah terhadap saya (mereka merasa diserang, maklum memang dalam kehidupan dan karya pelayanan sehari-hari mereka merasa sombong karena bergelar sarjana, dengan kata lain dalam pelayanan lebih mengedepankan gelar sarjana daripada kebiarawanan atau kesaksian hidup yang telah dibaktikan). Isi utama dari Warta Gembira hari ini kiranya merupakan ajakan dan peringatan bagi kita semua: hendaknya dalam dan dengan semangat iman kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

"Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." (Yoh 21:6)

Para rasul sebelum menggabungkan diri pada Yesus adalah nelayan-nelayan yang handal dan kompeten dalam proffesinya.Setelah Yesus meninggalkan mereka dengan wafat di kayu salib, maka mereka merasa sungguh kehilangan pegangan hidup dan frustrasi, kesepian. Untuk mengobati frustrasi atau mengisi kesepian, mereka tergerak untuk kembali mencari ikan, ke proffesi sebagai nelayan. Kebijakan yang muncul dalam frustrasi atau putus-asa pada umumnya tidak atau kurang bijak dan buah kebijakan yang telah diambil tidak lain adalah semakin bertambah frustrasi atau putus-asa. Dalam frustrasi dan kebersamaan itulah tiba-tiba Yesus yang telah bangkit dari mati menampakkan Diri kepada mereka.

Ketika anda sedang mengalami frustrasi atau kesepian  hendaknya tidak menyendiri, melainkan tetap menyatukan diri dengan saudara-saudari yang setiap hari hidup dan bekerja bersama. Siapa tahu dalam kebersamaan dengan saudara-saudari kita menerima pencerahan atas frustrasi dan kesepian kita. Atau jika tak mungkin menyatukan diri dengan saudara-saudari karena situasi atau kondisi, baiklah berusaha 'back to basic', kembali ke semangat awal. Kami percaya kita semua ketika mengawali proffesi, panggilan maupun tugas baru pasti dengan semangat yang begitu luhur, mulia, baik dan benar. Namun dalam perjalanan waktu karena pengaruh lingkungan semangat tersebut mengalami erosi atau kemunduran atau bahkan telah ditinggalkan.  

"Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.", demikian sabda atau perintah Yesus yang telah bangkit dari mati kepada para rasul yang sedang frustrasi karena samalaman bekerja keras untuk menangkap ikan tak seekor ikan pun dapat ditangkap. Atas perintah Yesus mereka menebarkan jala dan akhirnya diperoleh ikan banyak sekali alias dalam waktu singkat berhasil baik dan sukses besar. Pengalaman ini kiranya merupakan ajakan atau peringatan bagi kita semua agar kita senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan iman, charisma atau spiritualitas, atau visi-misi, tidak seenaknya sendiri mengikuti selera pribadi atau kemauan diri sendiri.

Dalam hidup dan bekerja bersama senantiasa ada spiritualitas atau visi-misi yang selanjutnya dijabarkan kedalam pedoman atau tata tertib hidup dan bekerja bersama . Jika kita mendambakan sukses dalam hidup dan kerja sebagaimana kita cita-citakan atau impikan, hendaknya setia dan taat pada pedoman atau tata tertib yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Marilah meneladan Yesus yang datang ke dunia ini untuk 'menggenapi' alias melaksanakan apa yang tertulis dalam Hukum Taurat, bukan untuk meniadakannya. Keunggulan pengikut Yesus khususnya atau umat beriman pada umumnya hemat saya dalam penghayatan iman, pelaksanaan sabda atau perintah Tuhan dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Maka marilah kita saling membantu dan berlomba dalam penghayatan iman atau pelaksanaan tata tertib dan aturan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing.

"Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia" (Kis 5:29-32)

Kutipan di atas merupakan jawaban atau tanggapan para rasul terhadap larangan para pemuka Yahudi, agar para rasul berhenti mewartakan Kabar Baik, berita tentang Yesus yang wafat di  kayu salib dan dibangkitkan dari mati. Keberanian dan ketegaran para rasul merupakan wujud iman mereka kepada Yesus yang telah bangkit dari mati. Mereka akan tetap taat kepada Allah daripada kepada manusia, apalagi perintah dari manusia yang gila akan kuasa, kedudukan dan harta benda. Tanda bahwa orang hidup dan bertindak taat kepada Allah antara lain adalah buah tindakan atau dampak hidupnya adalah keselamatan jiwa, entah jiwa orang yang bersangkutan maupun jiwa orang lain. Maka kami berharap kepada mereka yang belum mentaati Allah kami harapkan segera bertobat atau memperbaharui diri.

Hendaknya kita semua sebagai umat beriman meneladan Bapa Abraham yang begitu taat kepada Allah, atau bagi yang percaya kepada Bunda Maria meneladan ketaatan Maria kepada Allah. Bapa Abraham maupun Bunda Maria adalah teladan hidup umat beriman. Gejala permusuhan yang masih terjadi di sana-sini maupun tindakan korupsi yang masih dilakukan banyak orang menunjukkan bahwa orang masih mengikuti selera atau gairah nafsu pribadi dan tidak mentaati Allah. Kami berharap kepada siapapun yang berpengaruh dalam hidup dan kerja bersama dapat menjadi teladan ketaatan kepada Allah, secara khusus kami berharap kepada para tokoh dan pemuka agama dapat menjadi teladan dan penggerak ketaatan kepada Allah.

Sebagai orang beriman kita semua juga dipanggil untuk menjadi saksi-saksi iman dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari, dan dengan demikian siapapun yang berjumpa dengan kita atau melihat kita akan tergerak untuk semakin beriman pula. Marilah kita ikuti dorongan dan bisikan Roh Kudus, yang berarti senantiasa membuka diri terhadap aneka kehendak baik yang berasal dari saudara-saudari kita, tanpa pandang agama atau pandang bulu. Kami ingatkan juga bahwa anda sekalian  segenap kaum awam memiliki tugas kerasulan utama dengan menjadi saksi iman dalam hidup 'mendunia', berpartisipasi dalam seluk beluk kehidupan dunia. Maka hendaknya saling mengingatkan dan meneguhkan dalam tugas pengutusan sebagai saksi iman ini.

"Aku akan memuji Engkau, ya TUHAN, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku. TUHAN, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur. Nyanyikanlah mazmur bagi TUHAN, hai orang-orang yang dikasihi-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai"

(Mzm 30:2.4-6)

Ign 14 April 2013


13 april

"Aku ini jangan takut!"

(Kis 6:1-7; Yoh 6:16-21)

"Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!" Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui" (Yoh 6:16-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Hidup pada masa kini memang bagaikan berada di tengah-tengah danau dalam perahu dan diombang-ambingkan ombak besar. Dalam situasi demikian pada umumnya orang menjadi takut. Memang aneka tantangan maupun masalah kehidupan dapat membuat orang takut hidup, takut membuat sesuatu yang baru yang sungguh dibutuhkan. Beriman kepada Yesus yang telah bangkit dari mati berarti menghayati pendampinganNya melalui RohNya, sehingga tak ada alasan sedikitpun untuk takut ketika harus menghadapi kesulitan, hambatan, tantangan dan masalah. Ingatlah dan sadari bahwa ketika kita takut berarti daya tahan kita lemah, dan mudah kena penyakit atau jatuh sakit, karena kinerja syaraf dan metabolism darah tidak prima. Maka hendaknya jangan takut menghadapi masalah atau perkara kehidupan, tidak berarti kita lalu sombong, melainkan tetap rendah hati karena Roh Kudus menyertai dan mendampingi perjalanan hidup kita. Ketika kita tidak takut maka hati, jiwa dan pikiran maupun fisik kita tetap segar, dan dengan demikian akan menerima pencerahan dari Allah untuk menemukan cara-cara mengatasi masalah dan perkara kehidupan. Ketika anda merasa akan takut segeralah membuat tanda salib seraya berkata "Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus" alias 'Dalam atau atas nama Allah' kita akan maju terus dan melangkah. Tidak takut berarti hidup dalam dan oleh kasih, maka menghadapi segala sesuatu dalam dan oleh kasih pasti akan dapat berhasil dengan baik dan sukses. Ingatlah dan sadari binatang buas dan galak pun ketika dihadapi dan diperlakukan dalam dan oleh kasih menjadi sahabat, demikian juga tugas dan pekerjaan seberat apapun dihadapi dan dikerjakan dalam dan oleh kasih menjadi ringan adanya.

·   "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." (Kis 6:2-4), demikian kata para rasul kepada segenap umat Allah. Di antara umat Allah perlu dipilih orang-orang "yang dikenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat" guna membantu para gembala dalam rangka menggembalakan umat Allah. Secara konkret hal ini terjadi pada masa kini: para pastor membutuhkan bantuan dan kerjasama rekan-rekan awam yang baik dan berhikmat. Tenaga relawan ini masa kini tidak lain adalah para anggota dewan paroki, para pengurus lingkungan atau wilayah. Kami berharap kepada rekan-rekan awam yang terpilih untuk berpartisipasi dalam penggembalaan umat Allah menerimanya dengan rela dan jiwa besar serta kemudian melaksanakan pilihan tersebut sebaik mungkin. Ada kemungkinan orang-orang yang terpilih adalah orang-orang yang telah sibuk dalam tugas dan pekerjaan hariannya guna memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, namun pengalaman menunjukkan meskipun mereka banyak tugas dan pekerjaan senantiasa tetap sukses dan berhasil dengan baik. Orang yang merasa tidak memiliki banyak waktu memang akan secara efisien, efektif dan afektif menggunakan waktu, dengan kata lain tidak pernah bermalas-malas dan berpangku tangan, sebaliknya orang yang merasa memiliki banyak waktu akan dengan mudah memboroskan waktu alias bermalas-malas. Kami berharap anak-anak dan generasi muda sedini mungkin dibiasakan untuk menggunakan waktu secara efisien, efektif dan afektif, jauhkan dari aneka bentuk kemalasan dan pemborosan waktu. Tentu saja kami berharap para orangtua dapat menjadi teladan atau inspirator bagi anak-anaknya dalam penggunaan waktu yang baik. Kita semua sebagai umat beriman hendaknya berusaha untuk menjadi orang yang dikenal baik, penuh Roh dan berhikmat, sehingga kehidupan bersama umat beriman sungguh mempesona, menarik dan memikat, membuat orang semakin bergairah dalam hidup, bekerja, saling memperhatikan dan membantu.

"Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur. Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN." (Mzm 33:1-2.4-5)

Ign 13 April 2013