Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Kamis, 18 April 2013

18 April

"Roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu"

(Kis 8: 26-40; Yoh 6:44-51)

"Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup.Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yoh 6:44-51), demikian kutipan warta gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Dalam dialog atau percakapan dengan orang-orang Yahudi Yesus semakin terbuka menyingkapkan DiriNya. Ia menyingkapkan bahwa roti yang membuat hidup kekal tidak lain adalah 'daging atau tubuh'Nya sendiri. Bagi kita yang beriman kepadaNya berarti setiap kali menerima komuni kudus berarti kita menerima 'Tubuh Kristus', dan dengan demikian diharapkan hidup dan bertindak meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus atau menghayati sabda-sabdaNya dalam hidup sehari-hari dimana pun dan kapan pun. Menerima komuni kudus berarti menghayati iman akan Yesus yang wafat di kayu salib dan bangkit dari mati, artinya mematikan dosa-dosa atau perilaku jahat dalam diri kita dan kemudian hidup baru sesuai dengan kehendak dan perintah Tuhan. Maka dengan ini kami mengharapkan kepada siapapun yang masih berdosa untuk bertobat, memperbaharui cara hidup dan cara bertindak. Untuk itu hendaknya dalam hidup dan bertindak senantiasa menghayati nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan yang menghidupkan dan menyelamatkan jiwa manusia. Dengan kata lain keselamatan jiwa manusia senantiasa menjadi pedoman atau acuan kesuksesan atau keberhasilan dalam segala usaha dan kerja. Bagi mereka yang mengelola dan menjalankan karya pendidikan berarti senantiasa mengusahakan agar para peserta didik tumbuh berkembang menjadi pribadi yang baik dan berbudi pekerti luhur atau cerdas secara spiritual, bukan sekedar sukses dalam mata pelajaran atau ulangan dan ujian yang mengutamakan kecerdasan intelektual.

·   "Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita." (Kis 8:38-39). Pembaptisan memang membuat orang bersuka cita, sehingga dalam perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan senantiasa dalam keadaan suka cita, ceria dan bergairah. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan siapapun yang telah dibaptis untuk senantiasa hidup dalam suka cita, gembira dan bergairah, karena dengan demikian anda akan senantiasa dapat menemukan cara-cara atau jalan penyelesaian masalah-masalah kehidupan yang marak pada masa kini. Dalam keceriaan dan kegairahan otak atau pikiran kita akan encer dan tenang sehingga dengan enak memikirkan segala sesuatu, demikian juga kinerja syaraf dan metabolism darah berjalan normal, sehingga mampu mengerjakan segala sesuatu dengan baik dan benar. Orang yang bersuka cita, bergembira dan bergairah pada umumnya juga mempesona, memikat dan menarik orang lain untuk mendekat dan bersahabat, sehingga semakin banyak memiliki sahabat. Jika kita memiliki banyak sahabat, maka setiap kali harus menghadapi masalah atau persoalan pasti akan ada orang yang membantu, tidak akan merasa kesepian dan sendirian. Marilah kita meneladan sida-sida yang telah menerima baptisa 'meneruskan perjalanannya dengan suka cita'.  Secara khusus kami mengajak anda sekalian yang sedang menjalani tugas belajar untuk belajar dengan suka cita; hadapi dan sikapi semua mata pelajaran dengan suka cita, karena dengan demikian anda akan memahami dan menguasainya, dan akhirnya sukses dalam belajar dan cita-cita.

"Pujilah Allah kami, hai bangsa-bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya!Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadap diriku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian" (Mzm 66:8-9.16-17)

Ign 18 April 2013


0 komentar: