"Di manakah kita akan membeli roti supaya mereka ini dapat makan?"
(Kol 1:21-23; Luk 6:1-5)
"Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau
Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka
melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap
orang-orang sakit. Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ
dengan murid-murid-Nya. Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah
dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang
banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada
Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat
makan?"Luk 6:1-5), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Gregorius
Agung, Paus dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan
catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Paus adalah penerus Yesus, Gembala Utama, yang bertugas untuk
menggembalakan seluruh umat Allah di dunia. Sebagaimana dihayati oleh
Yesus, yang minta bantuan para muridNya dalam melaksanakan tugas
pengutusanNya, demikian juga Paus dibantu para kardinal, uskup, imam,
biarawan-biarawati, kaum awam, dst...dalam menggembalakan umat Allah.
Maka marilah kita semua ,yang terpanggil untuk membantu fungsi
penggembalaan Paus, menanggapi sabda Yesus "Di manakah kita akan
membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?". Di lingkungan hidup
maupun kerja kita kiranya masih cukup banyak orang yang lapar dan
haus, entah secara phisik maupun spiritual, maka marilah kita dengan
besar hati berkorban untuk membantu mereka; marilah kita bagikan
kekayaan kita kepada mereka. Bagi yang kaya akan harta benda atau uang
hendaknya menyisihkan sebagian kekayaannya untuk disumbangkan bagi
mereka yang sungguh membutuhkan, sedangkan bagi yang kaya akan
nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan, keterampilan atau pengetahuan,
hendaknya berani meluangkan waktu dan tenaga untuk membagikannya
kepada mereka yang lapar dan haus akan nilai, keutamaan, keterampilan
maupun pengetahuan. Pada dasarnya sebagai manusia, kita adalah makhluk
sosial, 'to be man or woman with/for others', maka marilah kita hayati
dan wujudkan jati diri kita ini dengan bermurah hati dan
berbelas-kasih bagi mereka yang lapar dan haus. Jauhkan aneka bentuk
egois yang akan mencelakakan kita, dan hendaknya anak-anak sedini
mungkin di dalam keluarga dibina dan dididik untuk sosial terhadap
saudara-saudarinya atau teman-temannya, dengan teladan konkret dari
orangtua masing-masing.
• "Kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang,
dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar
dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang
aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya." (Kol 1:23), demikian saran
Paulus kepada umat di Kolose. Marilah saran ini kita renungkan atau
refleksikan. Sebagai orang beriman kita diharapkan 'bertekun dalam
iman, tetap teguh dan tidak bergoncang'. Memang pada masa kini cukup
banyak rayuan atau tawaran berupa kenikmatan-kenikmatan duniawi, yang
menggerogoti iman kita serta dapat melumpuhkan iman kita. Sebagai
contoh adalah rayuan atau tawaran berupa uang; kiranya cukup banyak
orang menjadi rapuh atau lemah imannya karena uang. Uang memang dapat
menjadi jalan ke neraka atau jalan ke sorga, dan sebagai umat beriman
kita diharapkan memfungsikan uang sebagai jalan ke sorga. Maka baiklah
kita jujur dan transparan dalam menggunakan uang, sesuai dengan
pedoman 'intentio dantis' (=maksud pemberi), tentu saja maksud di sini
adalah maksud yang baik dan menyelamatkan jiwa manusia. Secara khusus
kami berharap kepada mereka yang bertugas untuk mengurus atau
mengelola uang dalam berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, untuk 'tetap teguh dan tidak tergoncang' dalam menghadapi
aneka rangsangan, rayuan atau tawaran untuk korupsi. Kami berharap
kepada mereka yang berkarya di lingkungan Departemen Agama maupun
Departemen Pendidikan dapat menjadi teladan dalam keteguhan dan
ketekunan iman, sehingga tidak melakukan korupsi sedikitpun.
Kemerosotan moral yang masih terus terjadi di hampir semua bidang
kehidupan bersama masa kini hemat saya antara lain disebabkan
kerapuhan iman mereka yang berkarya di dalam lingkungan Departemen
Agama maupun Departemen Pendidikan. Ingat dan sadari bahwa para
koruptor pernah bersekolah dan mengaku beragama, yang berarti terjadi
kerapuhan iman dalam pengelolaan atau pengurusan sekolah maupun agama.
"Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku
karena keperkasaan-Mu! Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga
kepada ucapan mulutku! Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah
yang menopang aku" (Mzm 54:3-4.6)
Ign 3 September 2011
(Kol 1:21-23; Luk 6:1-5)
"Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau
Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka
melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap
orang-orang sakit. Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ
dengan murid-murid-Nya. Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah
dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang
banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada
Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat
makan?"Luk 6:1-5), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Gregorius
Agung, Paus dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan
catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Paus adalah penerus Yesus, Gembala Utama, yang bertugas untuk
menggembalakan seluruh umat Allah di dunia. Sebagaimana dihayati oleh
Yesus, yang minta bantuan para muridNya dalam melaksanakan tugas
pengutusanNya, demikian juga Paus dibantu para kardinal, uskup, imam,
biarawan-biarawati, kaum awam, dst...dalam menggembalakan umat Allah.
Maka marilah kita semua ,yang terpanggil untuk membantu fungsi
penggembalaan Paus, menanggapi sabda Yesus "Di manakah kita akan
membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?". Di lingkungan hidup
maupun kerja kita kiranya masih cukup banyak orang yang lapar dan
haus, entah secara phisik maupun spiritual, maka marilah kita dengan
besar hati berkorban untuk membantu mereka; marilah kita bagikan
kekayaan kita kepada mereka. Bagi yang kaya akan harta benda atau uang
hendaknya menyisihkan sebagian kekayaannya untuk disumbangkan bagi
mereka yang sungguh membutuhkan, sedangkan bagi yang kaya akan
nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan, keterampilan atau pengetahuan,
hendaknya berani meluangkan waktu dan tenaga untuk membagikannya
kepada mereka yang lapar dan haus akan nilai, keutamaan, keterampilan
maupun pengetahuan. Pada dasarnya sebagai manusia, kita adalah makhluk
sosial, 'to be man or woman with/for others', maka marilah kita hayati
dan wujudkan jati diri kita ini dengan bermurah hati dan
berbelas-kasih bagi mereka yang lapar dan haus. Jauhkan aneka bentuk
egois yang akan mencelakakan kita, dan hendaknya anak-anak sedini
mungkin di dalam keluarga dibina dan dididik untuk sosial terhadap
saudara-saudarinya atau teman-temannya, dengan teladan konkret dari
orangtua masing-masing.
• "Kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang,
dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar
dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang
aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya." (Kol 1:23), demikian saran
Paulus kepada umat di Kolose. Marilah saran ini kita renungkan atau
refleksikan. Sebagai orang beriman kita diharapkan 'bertekun dalam
iman, tetap teguh dan tidak bergoncang'. Memang pada masa kini cukup
banyak rayuan atau tawaran berupa kenikmatan-kenikmatan duniawi, yang
menggerogoti iman kita serta dapat melumpuhkan iman kita. Sebagai
contoh adalah rayuan atau tawaran berupa uang; kiranya cukup banyak
orang menjadi rapuh atau lemah imannya karena uang. Uang memang dapat
menjadi jalan ke neraka atau jalan ke sorga, dan sebagai umat beriman
kita diharapkan memfungsikan uang sebagai jalan ke sorga. Maka baiklah
kita jujur dan transparan dalam menggunakan uang, sesuai dengan
pedoman 'intentio dantis' (=maksud pemberi), tentu saja maksud di sini
adalah maksud yang baik dan menyelamatkan jiwa manusia. Secara khusus
kami berharap kepada mereka yang bertugas untuk mengurus atau
mengelola uang dalam berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, untuk 'tetap teguh dan tidak tergoncang' dalam menghadapi
aneka rangsangan, rayuan atau tawaran untuk korupsi. Kami berharap
kepada mereka yang berkarya di lingkungan Departemen Agama maupun
Departemen Pendidikan dapat menjadi teladan dalam keteguhan dan
ketekunan iman, sehingga tidak melakukan korupsi sedikitpun.
Kemerosotan moral yang masih terus terjadi di hampir semua bidang
kehidupan bersama masa kini hemat saya antara lain disebabkan
kerapuhan iman mereka yang berkarya di dalam lingkungan Departemen
Agama maupun Departemen Pendidikan. Ingat dan sadari bahwa para
koruptor pernah bersekolah dan mengaku beragama, yang berarti terjadi
kerapuhan iman dalam pengelolaan atau pengurusan sekolah maupun agama.
"Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku
karena keperkasaan-Mu! Ya Allah, dengarkanlah doaku, berilah telinga
kepada ucapan mulutku! Sesungguhnya, Allah adalah penolongku; Tuhanlah
yang menopang aku" (Mzm 54:3-4.6)
Ign 3 September 2011
0 komentar:
Posting Komentar