Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Sabtu, 26 Oktober 2013

29Juni

HR ST PETRUS DAN PAULUS: Kis 12:1-11; 2Tim 4:6-8.17-18; Mat 16:13-19

"Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di
dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di sorga."

Di dalam hidup bersama ada pemerintahan resmi dari presiden, raja,
perdana menteri dst.. dan ada LSM-LSM, Lembaga Swadaya Masyarakat, ada
sekolah/pendidikan negeri dan swasta, sedangkan di dalam Gereja
Katolik ada pimpinan: paus, uskup, dst dan ada lembaga hidup bakti,
dengan kata lain dalam hidup bersama ada 'struktur' dan 'charisma' ,
atau ada manajer dan pemimpin. Ada perbedaan antara manajer dan
pemimpin yaitu:

"manajer mengelola – pemimpin menginovasi; manajer adalah
tiruan-pemimpin adalah orisinal; manajer mempertahankan-pemimpin
mengembangkan; manajer berfokus pada system dan struktur-pemimpin
focus kepada orang; manajer bergantung pada pengawasan – pemimpin
membangkitkan kepercayaan; manajer melihat jangka pendek-pemimpin
melihat perspektif panjang; manajer bertanya kapan dan bagaimana –
pemimpin bertanya apa dan mengapa; manajer melihat hasil pokok –
pemimpin menatap masa depan; manajer meniru – pemimpin melahirkan;
manajer menerima status quo – pemimpin menantangnya; manajer adalah
prajurit yang baik- pemimpin adalah dirinya sendiri; manajer melakukan
hal-hal dengan benar – pemimpin melakukan hal-hal yang benar" (Andrias
Harefa: Menjadi Manusia Pembelajar, Penerbit Kompas 2000, hal
160-161). Dalam rangka mengenangkan pesta St.Petrus dan St.Paulus hari
ini pembedaan di atas ini kiranya dapat menjadi bantuan bagi kita
untuk mawas diri: sejauh mana saya berfungsi sebagai manajer atau
pembantu manajer, sejauh mana saya berfungsi sebagai pemimpin atau
berfungsi dalam kepemimpinan, manajer dan pemimpin harus bekerjasama.

"Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan
menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang
kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di
dunia ini akan terlepas di sorga." (Mat 16:18-19)

Sabda Yesus ini ditujukan kepada Petrus, Paus pertama dalam Gereja.
Hemat saya paus tidak hanya berfungsi sebagai manajer atau pemimpin,
melainkan kedua-duanya, dan memang dalam pelaksanaan tugas atau
penghayatan panggilannya Paus menerima bantuan dan sumbangan besar
dari pembantu atau stafnya, juga dari lembaga-lembaga hidup bakti.
Pembantu paus yang paling rendah hemat saya adalah rekan-rekan pastor
paroki, maka dengan ini kami berharap kepada rekan-rekan pastor paroki
untuk berfungsi sebagai manajer maupun pemimpin, dan untuk itu kiranya
harus cermat kapan berfungsi sebagai manajer dan kapan berfungsi
sebagai pemimpin. Hal yang saya hemat saya juga harus terjadi dalam
diri pemimpin komunitas paguyuban gerejani maupun para pemimpin
komunitas biara.

Apa yang dikatakan atau dibijaki oleh pemimpin pada umumnya sangat
mempengaruhi atau bahkan 'mengikat' kehidupan bersama, menentukan
derap langkah kehidupan bersama. Maka kepada siapa pun yang berfungsi
sebagai pemimpin kami harapkan sungguh hidup dalam dan oleh Tuhan,
senantiasa hidup dan bertindak bersama dan bersatu dengan Tuhan,
sehingga apa yang dikatakan atau dibijaki merupakan kehendak Tuhan,
yang akhirnya tentu menyelamatkan dan membahagiakan kehidupan bersama.
Memang, agar apa yang dikatakan atau dibijaki oleh pemimpin tidak
menyengsarakan atau mencelakakan mereka yang kena kebijakan, pemimpin
harus banyak mendengarkan suka-duka dan pengalaman dari yang dipimpin
alias menghayati kepemimpinan partisipatif.

Apa yang dirasakan dan dialami oleh mereka yang dipimpin dijadikan
bahan permenungan atau refleksi oleh pemimpin dalam terang sabda
Tuhan. Peran sabda Tuhan antara lain untuk meneguhkan,
mengkoreksi/membetulkan/memperbaiki atau memperdalam apa yang telah
dilakukan oleh mereka yang dipimpin. Dengan kata lain seorang pemimpin
hendaknya senantiasa mempersembahkan masalah, tantangan atau perkara
kepada Tuhan. Pemimpin yang baik adalah pendoa yang baik juga.

"Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan
dan saat kematianku sudah dekat.Aku telah mengakhiri pertandingan yang
baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara
iman.Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan
dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya;
tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang
merindukan kedatangan-Nya." (2Tim 4:6-8).

Kutipan di atas ini merupakan salah satu sharing pengalaman Paulus
perihal pengalaman iman dan panggilannya. Paulus adalah rasul agung,
yang tak kenal lelah mewartakan Kabar Baik, 'pergi dan berjalan terus'
untuk mendatangi umat yang belum mengenal Kabar Baik dan dengan rendah
hati serta keberanian Paulus mewartakan Kabar Baik kepada mereka.
Pengalaman Paulus kiranya menjadi inspirasi bagi para santo-santa
pendiri Lembaga Hidup Bakti, dengan charisma atau spiritualitasnya.
Kehadiran para pembaharu hidup beriman dalam Gereja Katolik pada
waktunya memang sungguh dibutuhkan, mengingat dan memperhatikan
kehidupan structural sering terlena, cenderung untuk statis, stabil,
dan kurang tanggap terhadap perkembangan dan pertumbuhan yang sedang
terjadi.

Pada masa kini bantuan dari Lembaga Hidup Bakti bagi Hirarki cukup
besar pengaruhnya dalam kehidupan menggereja. Memang ada usaha
pembaharuan yang agresif serta tanpa aturan, yang kemudian berkembang
menjadi kemandirian dalam bentuk sekte-sekte. Apa yang terjadi di
Jerman yang dilakukan oleh Gerakan Reformasi kiranya menjadi
'pelajaran' bagi kita semua. Reformasi yang tak terkendali akhirnya
menjadi perpecahan alias kurang kesatuan dan kebersamaan hidup
beriman. Kami berharap segenap anggota Lembaga Hidup Bakti senantiasa
mengusahakan kesefahaman dengan Hirarki.

Dalam Gereja Katolik juga telah terjadi perubahan dalam hal relasi
antara Hirarki dan Lembaga Hidup Bakti, yaitu dengan munculnya surat
"Mutuae relationis" , relasi timbal-balik antara Hirarki dan Lembaga
Hidup Bakti. Pesta bersama antara St.Petrus dan St.Paulus hari ini
kiranya menjadi inspirasi dalam relasi timbal-balik ini, maka dengan
ini kami mengajak kita semua untuk memperkembangkan dan memperdalam
sikap mental berdialog, bertukar pengalaman hidup, iman maupun kerja.
Pengalaman menunjukkan percakapan atau dialog yang jujur dan terbuka
menghasilkan pembaharuan hidup bersama yang tak terduga sebelumnya.

Kami berharap kebiasaan berdialog atau bercakap-cakap pertama-tama
dapat terjadi dalam komunitas basis, seperti keluarga atau komunitas
biara atau paguyuban umat paling kecil seperti lingkungan. Kebiasaan
dialog atau bercakap-cakap dalam komunitas basis kemudian dikembangkan
ke dalam kehidupan bersama yang lebih luas, sehingga kehidupan bersama
ditandai oleh dialog atau percakapan yang mempersatukan. Dialog atau
percakapan yang baik senantiasa dilakukan dengan rendah hati dan
jujur, tiada kepalsuan atau kebohongan sedikit pun atau sekecil
apapun.

"Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya
tetap di dalam mulutku.Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah
orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita. Muliakanlah
TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan
nama-Nya!Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan
aku dari segala kegentaranku" (Mzm 34:2-5)

Ign 29 Juni 2013

0 komentar: