Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Sabtu, 26 Oktober 2013

17Agt HR KEMERDEKAAN RI

HR KEMERDEKAAN RI: Sir 10:1-8; 1Ptr 2:13-17; Mat 22:15-21

"Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"

"Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoesaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja .
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05. Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta", demikian bunyi teks Proklamasi RI tanggal 17 Agustus
1945. Konon ditulis 05 karena sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu
adalah tahun 2605. Negara kita telah merdeka secara territorial sejak
tahun 1945, yang berarti telah merdeka selama 68 tahun secara
territorial, namun kiranya masih terjadi penjajahan atau penindasan
baik secara social maupun spiritual. Maka di Hari Raya Kemerkaan RI ke
68 ini marilah kita mawas diri sebagai warganegara: sejauh mana kita
hidup dan bertindak berdasarkan Pancasila, dasar Negara kita yang
tercinta ini. Perkenankan saya merefleksikan Pancasila dengan terang
Kitab Suci kami, atau ajaran-ajaran Yesus Kristus beserta mereka yang
telah membaktikan diri kepada Yesus Kristus dan sekarang telah
meninggal dunia, sebagai pahlawan atau santo dan santa.

1)                  Ketuhanan Yang Maha Esa

"Berikan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."(Mat
22:21). Merah-putih itulah warna bendera kita, dan warna putih ada di
bagian bawah. Putih berarti suci/bersih, dengan kata lain sungguh
'memberikan kepada Allah apa yang wajib diberikan kepada Allah".
Berada di bawah berarti menjadi dasar utama atau landasan utama, dan
memang ketika semua warganegara suci atau bersih adanya, maka segala
bentuk hidup, perjuangan dan pelayanan akan baik adanya, itulah warna
merah yang ada di atas. Maka dengan ini kami mengajak segenap
warganegara untuk setia menghayati ajaran agamanya masing-masing dalam
cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun.
Jika kita semua setia menghayati ajaran agama kita masing-masing, maka
percayalah sila ke dua dengan mudah kita hayati bersama-sama.

2)                  Kemanusiaan yang adil dan beradab

Tumbuh berkembang menjadi manusia yang adil  dan beradab merupakan
dambaan kita semua. Adil dan beradab bagaikan mata uang bermuka dua,
dapat dibedakan namun tak dapat dipisahkan. Makna adil secara mendasar
hemat saya adalah menjunjung tinggi dan menghormati harkat martabat
manusia, maka ketika orang sungguh bertindak adil berarti orang yang
bersangkutan juga beradab. Bertindak adil dan beradab berarti
berbudaya kehidupan, segala sepak terjang dan kinerja orang yang adil
dan beradab akan menghidupkan dan menggairahkan orang lain. Saat ini
masih beberapa orang atau kelompok, misalnya FPI, yang biadab, dengan
mengadakan 'sweeping' seenaknya. Namun hemat saya di dalam
keluarga-keluarga juga masih terjadi kebiadaban, meskipun secara
lembut, misalnya kekerasan suami terhadap isteri atau orangtua
terhadap anak-anaknya. Ketika kita semua sungguh bertindak adil dan
beradab, maka persaudaraan atau persatuan Indonesia dapat kita
wujudkan bersama-sama.

3)                  Persatuan Indonesia

Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari aneka suku dan bahasa.
Sejak Sumpah Pemuda, tahun 1928, telah diperjuangkan adanya persatuan
dengan penyataan "satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa". Apa yang
telah dicanangkan oleh generasi muda itu terus diperjuangkan oleh
tokoh-tokoh nasionalis sampai dinyatakannya 'kemerdekaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia'. Marilah kita usahakan bersama-sama
persatuan atau persahabatan kita. Hendaknya kita bersama-sama
senantiasa mengusahakan menghayati apa yang sama di antara kita dengan
handal dan mendalam, karena dengan demikian apa yang berbeda di antara
kita akan fungsional memperdalam dan mengembangkan persatuan atau
persaudaraan. Pertama-tama dan terutama kami mengajak dan mengingatkan
para pemuka atau tokoh agama untuk berusaha mengusahakan persatuan dan
persaudaraan sejati, maka paguyuban umat beriman yang sudah dimulai di
daerah-daerah, misalnya di wilayah kabupaten dan kota madya Magelang,
hendaknya dikembangkan di semua wilayah atau daerah di Indonesia ini.

4)                  Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan

Para anggota DPR adalah wakil rakyat, karena juga dipilih oleh rakyat
secara demokratis. Maka dengan ini kami harapkan anda semua sungguh
berfungsi mewakili rakyat, apalagi kesejahteraan anda juga dijamin
oleh rakyat. Kebanyakan anggota DPR masa kini kurang mewakili rakyat
dan hanya demi kepentingan pribadi atau partainya, bahkan dengan
seenaknya sendiri melakukan korupsi untuk memperkaya diri. Hendaknya
anda sungguh memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
Ingat anda adalah wakil rakyat, dengan kata lain yang menjadi ketua
atau pimpinan anda adalah rakyat, maka jika anda tidak memperjuangkan
kepentingan dan kesejahteraan rakyat, jangan bertanya jika rakyat
memecat anda melalui aneka cara dan bentuk termasuk demonstrasi.
Kesejahteraan rakyat merupakan barometer atau ukuran keberhasilan
pengabdian anda sebagai wakil rakyat.

5)                  Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Seluruh rakyat Indonesia mendambakan keadilan sosial, yang berarti
hidup bersama di Indonesia ini, dimana pun dan kapan pun dalam keadaan
damai dan sejahtera, tidak ada seorangpun yang tertindas atau
menderita. Hemat saya sekiranya tidak ada seorang pun warganegara
Indonesia yang melakukan  korupsi, seluruh rakyat Indonesia dapat
hidup damai dan sejahtera. Tidak ada penindasan dan pelecehan harkat
martabat manusia kiranya menjadi dambaan atau harapan kita semua, maka
marilah kita usahakan bersama-sama.

"Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada
raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada
wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat
jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah
kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan
kepicikan orang-orang yang bodoh.Hiduplah sebagai orang merdeka dan
bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk
menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba
Allah.Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah
akan Allah, hormatilah raja!" (1Ptr 2:13-17)

Kutipan di atas ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi
kita bersama-sama, dimana kita diajak melihat dan menyikapi para
pimpinan sebagai 'wakil Allah'. Maka pertama-tama dan terutama kami
mengingatkan dan mengajak para pemimpin untuk berusaha hidup dan
bertindak bersama atau bersatu dengan Allah dimana pun dan kapan pun,
dengan kata lain senantiasa hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti
luhur. Para pemimpin kami harapkan tidak melakukan kejahatan sekecil
apapun, tidak korupsi atau mengkomersilkan jabatan atau kedudukan.

Sebagai warganegara atau anggota masyarakat kita semua dipanggil untuk
lebih melihat dan mengakui apa yang baik, mulia dan luhur dalam diri
para pemimpin. Maka baiklah kita hayati atau lakukan apa yang mereka
katakan atau arahkan bagi kita semua, karena pada umumnya apa yang
dikatakan sebagai arahan atau nasihat baik adanya, dan jangan hanya
melihat apa yang kurang atau tidak baik dalam diri pemimpin, karena
mereka juga manusia lemah dan rapuh seperti kita.

Kita semua dipanggil untuk saling menghormati sebagai saudara, saling
mengasihi satu sama lain. Ingatlah dan sadari serta hayati bahwa kita
semua berasal dari cinta dan akan kembali ke Yang Tercinta, Allah,
maka selayaknya dalam cara hidup dan cara bertindak kita dimana pun
dan kapan pun kita senantiasa saling mencintai atau mengasihi tanpa
syarat. Marilah kita saling memboroskan waktu dan tenaga kepada
saudara-saudari kita sebagai wujud saling mencintai satu sama lain.

"Aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum, aku hendak bermazmur
bagi-Mu, ya TUHAN. Aku hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela:
Bilakah Engkau datang kepadaku? Aku hendak hidup dalam ketulusan
hatiku di dalam rumahku.Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila"
(Mzm 101: 1-3a)

Ign 17 Agustus 2013

0 komentar: