"Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu."
(Kel 33: 7-11; 34:5b-9.28; Mat 13:36-43)
" Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang.
Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada
kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu." Ia menjawab, kata-Nya:
"Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah
dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si
jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai
ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang
itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.
Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan
mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang
melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan
ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan
gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti
matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar!" (Mat 13:36-43), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· Yesus adalah guru yang baik, Ia mengajar dengan sederhana, antara
lain dengan menggunakan apa yang ada dalam hidup sehari-hari. Di Tanah
Suci/Israel pohon sesawi tumbuh dengan subur di ladang-ladang dan
memang kelihatan burung-burung kecil bertengger di pohon tersebut
untuk mencari makanan, biji sesawi yang sangat kecil. Yesus
mengajarkan perihal Kerajaan Allah bagaikan biji sesawi, diawali
dengan 'kecil sekali' berproses terus-menerus, tumbuh dan berkembang
lama-lama semakin besar tak terkendalikan pertumbuhan dan
perkembangannya. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan anda
sekalian yang beriman kepada Yesus Kristus: jangan takut dan gentar
meskipun anda sendirian atau dalam jumlah kecil tinggal di suatu
tempat, entah tempat tinggal atau tempat kerja. Setialah pada iman
anda dan percayalah bahwa pada waktunya Allah akan menambahkan teman
seiman kepada anda. Memang dari anda sendiri diharapkan mewujudkan
iman anda dalam cara hidup dan cara bertindak sehari-hari, sehingga
cara hidup dan cara bertindak anda senantiasa memikat, mempesona dan
menarik orang lain untuk mendekat dan bergabung. Dengan kata lain
kesaksian hidup merupakan cara utama dan pertama-tama dalam tugas
pewartaan/missioner, yang tak tergantikan dengan cara apapun. Maka
dengan ini kami mengajak segenap umat beriman untuk hidup dan berindak
dijiwai oleh iman, karena iman tanpa perbuatan omong-kosong, mati.
· "Sesudah itu Musa mengambil kemah dan membentangkannya di luar
perkemahan, jauh dari perkemahan, dan menamainya Kemah Pertemuan.
Setiap orang yang mencari TUHAN, keluarlah ia pergi ke Kemah Pertemuan
yang di luar perkemahan. Apabila Musa keluar pergi ke kemah itu,
bangunlah seluruh bangsa itu dan berdirilah mereka, masing-masing di
pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia
masuk ke dalam kemah. Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah
tiang awan dan berhenti di pintu kemah dan berbicaralah TUHAN dengan
Musa di sana." (Kel.33:7-9). Kutipan ini kiranya dapat menjadi bahan
refleksi kita dalam rangka hidup beriman atau beragama. Hendaknya kita
jangan sibuk berdoa saja, melainkan terlibat dalam seluk beluk
kehidupan sehari-hari, karena Tuhan tidak hanya ditemukan di dalam
rumah ibadat saja, tetapi juga hadir dan berkarya dalam seluruh
ciptaanNya di bumi ini. Pertama-tama marilah kita temukan Tuhan di
alam raya, keluar dari kamar kerja atau rumah kita, menikmati
keindahan alam raya. Bukankah cukup banyak orang menjadi bergairah
hidupnya, sebagaimana dialami oleh mereka yang mengadakan penyegaran
diri dengan menikmati pantai atau pegunungan. Segala yang elok, indah
dan mempesona di alam raya ini merupakan karya Tuhan dan Ia terus
berkarya dalam keelokan dan keindahan alam raya ini. Kita juga dapat
menemukan Tuhan dalam diri saudara-saudari kita yang bergairah dan
bersemangat serta dinamis dalam hidup dan kerja sehari-hari, meskipun
harus menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan. Kegairahan dan
semangat hidup mereka merupakan penghayatan karya Tuhan dalam dirinya
yang lemah dan rapuh. Kemungkinan juga kita kagum dan terpesona oleh
gadis atau perempuan yang cantik atau laki-laki yang tampan, hendaknya
ketika anda melihatnya segera memuji dan memuliakan Tuhan, karena
kecantikan atau ketampanan tersebut merupakan karya atau anugerah
Tuhan. Pendek kata kita jangan sibuk hanya berdoa atau beribadah dalam
tempat ibadat saja, hayatilah hidup dan kerja anda sebagai ibadah
kepada Tuhan.
"TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang
diperas.Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa,
perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel. TUHAN adalah penyayang
dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia
menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam." (Mzm 103:6-9)
Ign 30 Juli 2013
(Kel 33: 7-11; 34:5b-9.28; Mat 13:36-43)
" Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang.
Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada
kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu." Ia menjawab, kata-Nya:
"Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah
dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si
jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai
ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang
itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.
Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan
mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang
melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan
ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan
gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti
matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar!" (Mat 13:36-43), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· Yesus adalah guru yang baik, Ia mengajar dengan sederhana, antara
lain dengan menggunakan apa yang ada dalam hidup sehari-hari. Di Tanah
Suci/Israel pohon sesawi tumbuh dengan subur di ladang-ladang dan
memang kelihatan burung-burung kecil bertengger di pohon tersebut
untuk mencari makanan, biji sesawi yang sangat kecil. Yesus
mengajarkan perihal Kerajaan Allah bagaikan biji sesawi, diawali
dengan 'kecil sekali' berproses terus-menerus, tumbuh dan berkembang
lama-lama semakin besar tak terkendalikan pertumbuhan dan
perkembangannya. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan anda
sekalian yang beriman kepada Yesus Kristus: jangan takut dan gentar
meskipun anda sendirian atau dalam jumlah kecil tinggal di suatu
tempat, entah tempat tinggal atau tempat kerja. Setialah pada iman
anda dan percayalah bahwa pada waktunya Allah akan menambahkan teman
seiman kepada anda. Memang dari anda sendiri diharapkan mewujudkan
iman anda dalam cara hidup dan cara bertindak sehari-hari, sehingga
cara hidup dan cara bertindak anda senantiasa memikat, mempesona dan
menarik orang lain untuk mendekat dan bergabung. Dengan kata lain
kesaksian hidup merupakan cara utama dan pertama-tama dalam tugas
pewartaan/missioner, yang tak tergantikan dengan cara apapun. Maka
dengan ini kami mengajak segenap umat beriman untuk hidup dan berindak
dijiwai oleh iman, karena iman tanpa perbuatan omong-kosong, mati.
· "Sesudah itu Musa mengambil kemah dan membentangkannya di luar
perkemahan, jauh dari perkemahan, dan menamainya Kemah Pertemuan.
Setiap orang yang mencari TUHAN, keluarlah ia pergi ke Kemah Pertemuan
yang di luar perkemahan. Apabila Musa keluar pergi ke kemah itu,
bangunlah seluruh bangsa itu dan berdirilah mereka, masing-masing di
pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia
masuk ke dalam kemah. Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah
tiang awan dan berhenti di pintu kemah dan berbicaralah TUHAN dengan
Musa di sana." (Kel.33:7-9). Kutipan ini kiranya dapat menjadi bahan
refleksi kita dalam rangka hidup beriman atau beragama. Hendaknya kita
jangan sibuk berdoa saja, melainkan terlibat dalam seluk beluk
kehidupan sehari-hari, karena Tuhan tidak hanya ditemukan di dalam
rumah ibadat saja, tetapi juga hadir dan berkarya dalam seluruh
ciptaanNya di bumi ini. Pertama-tama marilah kita temukan Tuhan di
alam raya, keluar dari kamar kerja atau rumah kita, menikmati
keindahan alam raya. Bukankah cukup banyak orang menjadi bergairah
hidupnya, sebagaimana dialami oleh mereka yang mengadakan penyegaran
diri dengan menikmati pantai atau pegunungan. Segala yang elok, indah
dan mempesona di alam raya ini merupakan karya Tuhan dan Ia terus
berkarya dalam keelokan dan keindahan alam raya ini. Kita juga dapat
menemukan Tuhan dalam diri saudara-saudari kita yang bergairah dan
bersemangat serta dinamis dalam hidup dan kerja sehari-hari, meskipun
harus menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan. Kegairahan dan
semangat hidup mereka merupakan penghayatan karya Tuhan dalam dirinya
yang lemah dan rapuh. Kemungkinan juga kita kagum dan terpesona oleh
gadis atau perempuan yang cantik atau laki-laki yang tampan, hendaknya
ketika anda melihatnya segera memuji dan memuliakan Tuhan, karena
kecantikan atau ketampanan tersebut merupakan karya atau anugerah
Tuhan. Pendek kata kita jangan sibuk hanya berdoa atau beribadah dalam
tempat ibadat saja, hayatilah hidup dan kerja anda sebagai ibadah
kepada Tuhan.
"TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang
diperas.Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa,
perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel. TUHAN adalah penyayang
dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia
menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam." (Mzm 103:6-9)
Ign 30 Juli 2013
0 komentar:
Posting Komentar