HR SP Maria diangkat ke sorga: Why 11:19a; 12:1.3-6a; 1Kor 15:20-26; Luk 1:39-56
"Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"
"Allah tidak berkenan mewahyukan misteri keselamatan umat manusia
secara resmi, sebelum mencurahkan Roh Kudus yang dijanjikan oleh
Kristus. Maka kita saksikan para Rasul sebelum Pentekosta 'bertekun
sehati sejiwa dalam doa bersama beberapa wanita, dan Maria juga dengan
serta saudara-saudaraNya' (Kis 1:14). Kita lihat Maria juga dengan
doa-doanya memohon kurnia Roh, yang pada saat Warta Gembira dulu sudah
menaunginya. Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena
oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya
di dunia, telah diangkat memasuki kemuliaan di sorga beserta badan dan
jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta,
supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, 'Tuan di atas segala
tuan' (lih Why 19:16), yang telah mengalahkan dosa dan maut" (Konsili
Vatikan II, LG no 59). Masih dalam masa Tahun Iman, maka dalam rangka
mengenangkan Hari Raya SP Maria Diangkat ke Sorga saya kutipkan ajaran
iman para bapa Gereja, sebagaimana tertulis di atas ini. SP Maria
adalah teladan hidup umat beriman, maka kami mengajak segenap umat
beriman untuk mawas diri perihal kehidupan beriman dalam hidup
sehari-hari.
"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah
rahimmu.Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang
di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah
percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan
terlaksana." (Luk 1:42-45)
Ketika SP Maria mengunjungi Esabeth, ia telah mengandung karena Roh
Kudus dan Elisabeth pada usia lansianya juga telah mengandung serta
menantikan kelahiran anaknya. Elisabeth lebih tua usianya daripada SP
Maria, dan cukup menarik serta mengesan bahwa Elisabeth menegor SP
Maria sebagai 'ibu Tuhanku'. Apa yang dikatakan oleh Elisabeth kiranya
boleh dikatakan mewakili kita semua yang beriman kepada SP Maria. SP
Maria diimani sebagai 'ibu Tuhan' berarti SP Maria sungguh suci,
dikuasai dan dirajai oleh Tuhan sepenuhnya, hidup dan bertindak
senantiasa dalam dan oleh Roh Kudus. Maka beriman kepada SP Maria
diharapkan senantiasa hidup dan bertindak dalam dan oleh Roh Kudus.
Maka dengan ini kami mengajak segenap umat beriman untuk menjadi
sahabat-sahabat Tuhan, maka kiranya boleh dikatakan sebagai ibu
baiknya berusaha menjadi 'ibu Tuhan', sebagai bapak menjadi 'bapak
Tuhan', dst..,dan tentu saja yang kami maksudkan adalah bahwa Tuhan
sungguh hidup dan berkerja dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.
Kita semua berasal dari Tuhan dan diharapkan setelah meninggal dunia
nanti kembali hidup mulia di sorga bersama dengan Tuhan, dan untuk itu
hendaknya kita senantiasa berjalan, melangkah, bekerja dalam Tuhan.
Dengan kata lain hendaknya kita memiliki cara melihat, cara merasa,
cara berpikir, cara bersikap dan cara bertindak sesuai dengan cara
Tuhan.
Mengikuti cara Tuhan berarti senantiasa mengusahakan keselamatan jiwa
manusia dalam hidup dan bertindak dimana pun dan kapan pun. Maka
hendaknya senantiasa memfungsikan semua anggota tubuh kita dalam
Tuhan, aneka sarana-prasarana, harta benda dan uang sebagai bantuan
bagi kita agar semakin memuji, menghormati, memuliakan dan mengabdi
Tuhan. Aneka sarana-prasarana, harta benda atau uang yang mengganggu
tujuan kita diciptakan, yaitu demi keselamatan jiwa kita, hendaknya
disiungkirkan atau dimusnahkan saja. Salah satu penyelewengan yang
dengan mudah dilakukan pada masa kini adalah apa yang terkait dengan
kenikmatan seksual atau uang. Rekan muda-mudi dan remaja kami ingatkan
untuk tidak mengadakan hubungan seks bebas, dan tetap menjaga dan
mengusahakan kesucian hidupnya. Secara khusus kami ingatkan rekan
remaja putri, perempuan yang belum menikah untuk menjaga
keperawanannya, dan tidak mudah menjual diri kepada laki-laki 'hidung
belang'.
Memang dalam hal kesucian hidup ini hemat saya para orangtua atau
bapak-ibu dapat menjadi teladan atau inspirator bagi anak-anaknya.
Maka hendaknya para suami-isteri setia pada pasangan masing-masing
serta tidak melakukan perselingkuhan; sekali lagi kami tegaskan kepada
para lelaki atau suami/bapak untuk tidak berselingkuh, mencemari
perkawinan suci yang dianugerahkan oleh Tuhan. Kita semua juga
dipanggil untuk saling mengunjungi dan memuji, karena Tuhan sungguh
hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.
"Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian
juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena
sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian
pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan
Kristus.Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah
sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu
kedatangan-Nya" (1Kor 15:20-23)
Kita semua kiranya mendambakan yang setelah mati "dihidupkan kembali
dalam persekutuan dengan Kristus/Tuhan". Sebagai manusia kita memang
akan mati dan kembali menjadi tanah, dan entah kapan kita semua akan
mati kiranya tak ada yang tahu, kecuali orang yang tak beriman dengan
bunuh diri. Karena kita tak tahu kapan mati atau dipanggil oleh Tuhan,
maka hendaknya senantiasa siap sedia jika sewaktu-waktu dipanggil oleh
Tuhan. Kita akan siap sedia sewaktu-waktu dipanggil Tuhan jika dalam
hidup sehari-hari kita senantiasa terbiasa bergaul dengan Tuhan alias
hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Maka baiklah jika
anak-anak sejak dilahirkan diusahakan senantiasa hidup baik, bermoral
dan berbudi pekerti luhur, dan tentu saja hal ini dapat terjadi
ketika orangtua atau bapak-ibunya senantiasa hidup baik, bermoral dan
berbudi pekerti luhur.
Hidup atau mati adalah milik Tuhan, bukan milik kita, demikian juga
segala sesuatu yang kita miliki dan kuasai pada saat ini juga
merupakan anugerah Tuhan, yang kita terima melalui sekian banyak orang
yang telah memperhatikan dan mengasih kita dengan berbagai cara atau
bentuk. Karena semuanya merupakan anugerah Tuhan, dengan demikian
semakin kaya akan harta benda, ilmu pengetahuan, keterampilan dan
kecakapan hendaknya semakin rendah hati, demikian juga semakin tambah
usia dan pengalaman. Tidak hidup dengan rendah hati berarti tidak
beriman, tidak berterima kasih dan tidak bersyukur, dan orang yang
demikian pada umumnya merusak kehidupan bersama serta dijauhi orang
lain alias tersingkir dengan sendirinya.
"Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor
naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh,
dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Dan ekornya menyeret
sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas
bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan
itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu
melahirkan-Nya. Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan
menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu
dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya" (Why 12:3-5).
Kutipan ini kiranya bicara perihal SP Maria dengan Puteranya, Yesus
Kristus. Kiranya kutipan ini juga baik menjadi permenungan bagi para
ibu yang sedang melahirkan anaknya. Semoga anak-anak yang anda
lahirkan kelak ada yang 'menggembalakan semua bangsa' alias
terpanggil menjadi imam, bruder atau suster.
"Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu,
lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi
gairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu"
(Mzm 45:11-12b)
Ign 11 Agustus 2013
"Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"
"Allah tidak berkenan mewahyukan misteri keselamatan umat manusia
secara resmi, sebelum mencurahkan Roh Kudus yang dijanjikan oleh
Kristus. Maka kita saksikan para Rasul sebelum Pentekosta 'bertekun
sehati sejiwa dalam doa bersama beberapa wanita, dan Maria juga dengan
serta saudara-saudaraNya' (Kis 1:14). Kita lihat Maria juga dengan
doa-doanya memohon kurnia Roh, yang pada saat Warta Gembira dulu sudah
menaunginya. Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena
oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya
di dunia, telah diangkat memasuki kemuliaan di sorga beserta badan dan
jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta,
supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, 'Tuan di atas segala
tuan' (lih Why 19:16), yang telah mengalahkan dosa dan maut" (Konsili
Vatikan II, LG no 59). Masih dalam masa Tahun Iman, maka dalam rangka
mengenangkan Hari Raya SP Maria Diangkat ke Sorga saya kutipkan ajaran
iman para bapa Gereja, sebagaimana tertulis di atas ini. SP Maria
adalah teladan hidup umat beriman, maka kami mengajak segenap umat
beriman untuk mawas diri perihal kehidupan beriman dalam hidup
sehari-hari.
"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah
rahimmu.Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang
di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah
percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan
terlaksana." (Luk 1:42-45)
Ketika SP Maria mengunjungi Esabeth, ia telah mengandung karena Roh
Kudus dan Elisabeth pada usia lansianya juga telah mengandung serta
menantikan kelahiran anaknya. Elisabeth lebih tua usianya daripada SP
Maria, dan cukup menarik serta mengesan bahwa Elisabeth menegor SP
Maria sebagai 'ibu Tuhanku'. Apa yang dikatakan oleh Elisabeth kiranya
boleh dikatakan mewakili kita semua yang beriman kepada SP Maria. SP
Maria diimani sebagai 'ibu Tuhan' berarti SP Maria sungguh suci,
dikuasai dan dirajai oleh Tuhan sepenuhnya, hidup dan bertindak
senantiasa dalam dan oleh Roh Kudus. Maka beriman kepada SP Maria
diharapkan senantiasa hidup dan bertindak dalam dan oleh Roh Kudus.
Maka dengan ini kami mengajak segenap umat beriman untuk menjadi
sahabat-sahabat Tuhan, maka kiranya boleh dikatakan sebagai ibu
baiknya berusaha menjadi 'ibu Tuhan', sebagai bapak menjadi 'bapak
Tuhan', dst..,dan tentu saja yang kami maksudkan adalah bahwa Tuhan
sungguh hidup dan berkerja dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.
Kita semua berasal dari Tuhan dan diharapkan setelah meninggal dunia
nanti kembali hidup mulia di sorga bersama dengan Tuhan, dan untuk itu
hendaknya kita senantiasa berjalan, melangkah, bekerja dalam Tuhan.
Dengan kata lain hendaknya kita memiliki cara melihat, cara merasa,
cara berpikir, cara bersikap dan cara bertindak sesuai dengan cara
Tuhan.
Mengikuti cara Tuhan berarti senantiasa mengusahakan keselamatan jiwa
manusia dalam hidup dan bertindak dimana pun dan kapan pun. Maka
hendaknya senantiasa memfungsikan semua anggota tubuh kita dalam
Tuhan, aneka sarana-prasarana, harta benda dan uang sebagai bantuan
bagi kita agar semakin memuji, menghormati, memuliakan dan mengabdi
Tuhan. Aneka sarana-prasarana, harta benda atau uang yang mengganggu
tujuan kita diciptakan, yaitu demi keselamatan jiwa kita, hendaknya
disiungkirkan atau dimusnahkan saja. Salah satu penyelewengan yang
dengan mudah dilakukan pada masa kini adalah apa yang terkait dengan
kenikmatan seksual atau uang. Rekan muda-mudi dan remaja kami ingatkan
untuk tidak mengadakan hubungan seks bebas, dan tetap menjaga dan
mengusahakan kesucian hidupnya. Secara khusus kami ingatkan rekan
remaja putri, perempuan yang belum menikah untuk menjaga
keperawanannya, dan tidak mudah menjual diri kepada laki-laki 'hidung
belang'.
Memang dalam hal kesucian hidup ini hemat saya para orangtua atau
bapak-ibu dapat menjadi teladan atau inspirator bagi anak-anaknya.
Maka hendaknya para suami-isteri setia pada pasangan masing-masing
serta tidak melakukan perselingkuhan; sekali lagi kami tegaskan kepada
para lelaki atau suami/bapak untuk tidak berselingkuh, mencemari
perkawinan suci yang dianugerahkan oleh Tuhan. Kita semua juga
dipanggil untuk saling mengunjungi dan memuji, karena Tuhan sungguh
hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.
"Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian
juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena
sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian
pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan
Kristus.Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah
sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu
kedatangan-Nya" (1Kor 15:20-23)
Kita semua kiranya mendambakan yang setelah mati "dihidupkan kembali
dalam persekutuan dengan Kristus/Tuhan". Sebagai manusia kita memang
akan mati dan kembali menjadi tanah, dan entah kapan kita semua akan
mati kiranya tak ada yang tahu, kecuali orang yang tak beriman dengan
bunuh diri. Karena kita tak tahu kapan mati atau dipanggil oleh Tuhan,
maka hendaknya senantiasa siap sedia jika sewaktu-waktu dipanggil oleh
Tuhan. Kita akan siap sedia sewaktu-waktu dipanggil Tuhan jika dalam
hidup sehari-hari kita senantiasa terbiasa bergaul dengan Tuhan alias
hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Maka baiklah jika
anak-anak sejak dilahirkan diusahakan senantiasa hidup baik, bermoral
dan berbudi pekerti luhur, dan tentu saja hal ini dapat terjadi
ketika orangtua atau bapak-ibunya senantiasa hidup baik, bermoral dan
berbudi pekerti luhur.
Hidup atau mati adalah milik Tuhan, bukan milik kita, demikian juga
segala sesuatu yang kita miliki dan kuasai pada saat ini juga
merupakan anugerah Tuhan, yang kita terima melalui sekian banyak orang
yang telah memperhatikan dan mengasih kita dengan berbagai cara atau
bentuk. Karena semuanya merupakan anugerah Tuhan, dengan demikian
semakin kaya akan harta benda, ilmu pengetahuan, keterampilan dan
kecakapan hendaknya semakin rendah hati, demikian juga semakin tambah
usia dan pengalaman. Tidak hidup dengan rendah hati berarti tidak
beriman, tidak berterima kasih dan tidak bersyukur, dan orang yang
demikian pada umumnya merusak kehidupan bersama serta dijauhi orang
lain alias tersingkir dengan sendirinya.
"Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor
naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh,
dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Dan ekornya menyeret
sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas
bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan
itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu
melahirkan-Nya. Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan
menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu
dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya" (Why 12:3-5).
Kutipan ini kiranya bicara perihal SP Maria dengan Puteranya, Yesus
Kristus. Kiranya kutipan ini juga baik menjadi permenungan bagi para
ibu yang sedang melahirkan anaknya. Semoga anak-anak yang anda
lahirkan kelak ada yang 'menggembalakan semua bangsa' alias
terpanggil menjadi imam, bruder atau suster.
"Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu,
lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi
gairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu"
(Mzm 45:11-12b)
Ign 11 Agustus 2013
0 komentar:
Posting Komentar