Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Sabtu, 26 Oktober 2013

19Agt

"Perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"

(Hak 2:11-19; Mat 19:16-22)

" Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik
apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab
Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang
baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam
hidup, turutilah segala perintah Allah." Kata orang itu kepada-Nya:
"Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah,
jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan
ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata
orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang
masih kurang?" Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna,
pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang
miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke
mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu,
pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya" (Mat 19:16-22),
demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Kita semua kiranya mendambakan hidup kekal, berbahagia dan mulia
selamanya di sorga bersama Allah, setelah meninggal dunia nanti. Jika
kita sungguh mendambakan hal itu diharapkan dengan rela dan jiwa besar
'menjual segala milik dan memberikan hasil jualan kepada orang-orang
miskin'. Ajakan ini kiranya bagi kita semua tak mungkin melakukannya,
kecuali mereka yang terpanggil untuk hidup membiara, khususnya hidup
kontemplatif. Mungkin bagi kita semua ajakan tersebut dapat kita
wujudkan dengan senantiasa memperhatikan orang-orang miskin di
lingkungan hidup dan kerja kita, maka marilah kita 'melihat kebawah'
untuk mengetahui dengan benar dan jelas siapa saja yang selayaknya
kita perhatikan dan bantu, mereka yang sungguh miskin dan
berkekurangan. Secara khusus kami berharap kepada para kepala
pemerintahan daerah maupun pusat untuk sungguh memperhatikan rakyat
yang miskin dan berkekurangan. Percayalah jika para pemimpin
mengutamakan memberi perhatian kepada mereka yang miskin dan
berkekurangan, maka banyak orang akan tergerak untuk melakukan yang
sama. Kita dapat belajar dari Paus Fransiskus yang mengawali
pelayanannya dengan hidup sederhana serta memperhatikan mereka yang
miskin dan berkekurangan. Paus kita adalah Yesuit, sahabat Yesus, maka
juga tergerak untuk meneladan Yesus, yang meskipun kaya telah menjadi
miskin untuk memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan.
Kepada para pengusaha atau pemberi kerja kami harapkan sungguh
menjamin kesejahteraan hidup para pekerjanya, sebagai wujud gerakan
preventif memberantas kemiskinan.

·   "Setiap kali apabila TUHAN membangkitkan seorang hakim bagi
mereka, maka TUHAN menyertai hakim itu dan menyelamatkan mereka dari
tangan musuh mereka selama hakim itu hidup; sebab TUHAN berbelas
kasihan mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan
menindas mereka. Tetapi apabila hakim itu mati, kembalilah mereka
berlaku jahat, lebih jahat dari nenek moyang mereka, dengan mengikuti
allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya; dalam
hal apa pun mereka tidak berhenti dengan perbuatan dan kelakuan mereka
yang tegar itu." (Hak 2:18-19). Hakim dalam hidup sehari-hari yang
kita kenal adalah orang yang menentukan atau mengambil keputusan atas
aneka macam perkara, guna menjatakan benar atau salah. Dengan kata
lain tugas utama seorang hakim adalah sebagai 'pembawa kebenaran' dan
harus menghayati tugasnya dengan jujur. Hakim yang diutus oleh Allah
di sini adalah orang yang bertugas untuk mengingatkan bangsanya atau
saudara-saudarinya 'meninggalkan aneka kejahatan dan penyembahan
berhala', dan mengajak mereka untuk kembali berbakti sepenuhnya kepada
Allah. Pada masa kini kiranya hal ini menjadi tugas para pemuka agama:
pastor/imam, kyai, pendeta, bhikkhu atau para guru agama. Maka kepada
anda semua kami ajak untuk tidak takut mengajak orang-orang penyembah
berhala dan jahat bertobat, kembali membaktikan diri sepenuhnya kepada
Allah. Hal ini kiranya juga dapat dilakukan oleh para orangtua serta
guru/pendidik di sekolah-sekolah dalam mendidik dan mendampingi
anak-anak atau peserta didik. Berhala yang merebak pada masa ini
antara lain adalah dalam bentuk HP atau computer, dimana orang begitu
memboroskan waktu dan tenaga untuk main 'game' di computer atau kirim
SMS, dan kemudian merasa tak bergairah dalam hidup ketika tiada
sarana-prasarana elektronik tersebut. Kami berharap para orangtua
sungguh memperhatikan anak-anaknya dalam penggunaan computer untuk
'main game'.

"Mereka tidak memunahkan bangsa-bangsa, seperti yang diperintahkan
TUHAN kepada mereka,tetapi mereka bercampur baur dengan bangsa-bangsa,
dan belajar cara-cara mereka bekerja. Mereka beribadah kepada
berhala-berhala mereka, yang menjadi perangkap bagi mereka. Mereka
mengorbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka
kepada roh-roh jahat" (Mzm 106:34-37)

Ign 19 Agustus 2013

0 komentar: