"Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
(Bil 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35; Mat 15:21-28)
"Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru:
"Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan
kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak
menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya:
"Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab
Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat
Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil
berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut
mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya
kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu
makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab
dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu
seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh."
(Mat 15:21-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· Yesus adalah Penyelamat Dunia, maka Ia senantiasa berusaha
menyelamatkan bagian dunia yang tidak selamat, dan tentu saja terutama
manusia, ciptaan termulia di bumi ini. Maka kepada kita semua yang
beriman kepadaNya kami mengajak untuk meneladanNya. Untuk itu marilah
kita kerahkan tenaga dan waktu kita untuk menyelamatkan
saudara-saudari kita yang tidak selamat: yang miskin, bodoh,
berkekurangan, menderita dst.. Pertama-tama kami mengajak dan
mengingatkan para orangtua: apakah ada anak-anak anda yang kurang
selamat serta membutuhkan perhatian khusus, tentu saja tidak
memanjakannya. Dampingilah anak-anak yang kurang dengan semangat
'cinta kasih dan kebebasan Injili', sehingga anak sungguh merasa
dikasihi. Ketika anak sungguh merasa dikasihi berarti yang
bersangkutan memiliki kekuatan dan modal untuk bangkit dari
'kekurangan'nya. Kepada rekan-rekan guru atau pendidik di
sekolah-sekolah kami harapkan memberi perhatian yang memadai bagi para
peserta didik yang 'kurang'. Ingat, sadari dan hayati mendidik berarti
'menuntun ke luar', maka tuntunlah mereka yang 'kurang' dengan dan
dalam cinta kasih dan kebebasan Injili. Mendidik dan mendampingi
mereka yang 'kurang' memang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan
serta kerendahan hati. Kepada para orangtua maupun guru/pendidik kami
harapkan dalam mendidik dan mendampingi anak-anak/peserta didik dengan
motto "cura personalis" serta 'berproses'. Sebaliknya kepada mereka
yang 'berkekurangan' kami harapkan juga rendah hati serta senantiasa
membuka diri terhadap aneka bantuan atau belas kasih orang lain yang
akan mengentaskan anda dari 'kekurangan'. Kepada kita semua, umat
beriman, marilah dalam dan dengan semangat iman kita hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
· "Berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut
kepada-Ku? Segala sesuatu yang disungut-sungutkan orang Israel
kepada-Ku telah Kudengar. Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang
hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan
di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu. Di padang gurun
ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara
kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun
ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku."(Bil 14:27-29).
Bersungut-sungut dalam perjalanan karena harus menghadapi aneka
tantangan, hambatan dan masalah kiranya merupakan hal biasa bagi
kebanyakan orang. Hari-hari ini mungkin anda dalam perjalanan 'mudik'
dan terjebak kemacetan di jalan-jalan, serta ada kemungkinan anda juga
bersungut-sungut. Bersungut-sungut berarti tidak puas terhadap apa
yang terjadi atau tidak mampu menghadapi dan memanfaatkan penderitaan.
Kami ingatkan kepada kita semua bahwa penderitaan yang lahir dari
kesetiaan hidup beriman merupakan jalan keselamatan atau kebahagiaan
sejati, maka jika menderita karena iman hendaknya jangan
bersungut-sungut, melainkan nikmati saja. Memang sekali lagi pelatihan
yang dapat kita lakukan dalam hidup sehari-hari antara lain dalam hal
makan dan minum: kami harapkan kita berusaha untuk makan dan minum
apa-apa yang sehati, meskipun tidak enak. Jika dalam hal makan dan
minum kita tak mengalami kesulitan, maka kita memiliki kemampuan
mengatasi aneka penderitaan. Mari kita ingat motto atau peribahasa
Jawa ini :"Jer basuki mowo beyo" = Hidup mulia dan damai sejahtera
membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Semoga para orangtua berani
mewariskan nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan kepada anak-anaknya.
"Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah
melakukan hal-hal yang besar di Mesir: perbuatan-perbuatan ajaib di
tanah Ham, perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau. Maka Ia
mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya,
tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya,
sehingga Ia tidak memusnahkan mereka"
(Mzm 106:21-23)
Ign 7 Agustus 2013
(Bil 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35; Mat 15:21-28)
"Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru:
"Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan
kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak
menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya:
"Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab
Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat
Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil
berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut
mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya
kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu
makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab
dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu
seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh."
(Mat 15:21-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· Yesus adalah Penyelamat Dunia, maka Ia senantiasa berusaha
menyelamatkan bagian dunia yang tidak selamat, dan tentu saja terutama
manusia, ciptaan termulia di bumi ini. Maka kepada kita semua yang
beriman kepadaNya kami mengajak untuk meneladanNya. Untuk itu marilah
kita kerahkan tenaga dan waktu kita untuk menyelamatkan
saudara-saudari kita yang tidak selamat: yang miskin, bodoh,
berkekurangan, menderita dst.. Pertama-tama kami mengajak dan
mengingatkan para orangtua: apakah ada anak-anak anda yang kurang
selamat serta membutuhkan perhatian khusus, tentu saja tidak
memanjakannya. Dampingilah anak-anak yang kurang dengan semangat
'cinta kasih dan kebebasan Injili', sehingga anak sungguh merasa
dikasihi. Ketika anak sungguh merasa dikasihi berarti yang
bersangkutan memiliki kekuatan dan modal untuk bangkit dari
'kekurangan'nya. Kepada rekan-rekan guru atau pendidik di
sekolah-sekolah kami harapkan memberi perhatian yang memadai bagi para
peserta didik yang 'kurang'. Ingat, sadari dan hayati mendidik berarti
'menuntun ke luar', maka tuntunlah mereka yang 'kurang' dengan dan
dalam cinta kasih dan kebebasan Injili. Mendidik dan mendampingi
mereka yang 'kurang' memang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan
serta kerendahan hati. Kepada para orangtua maupun guru/pendidik kami
harapkan dalam mendidik dan mendampingi anak-anak/peserta didik dengan
motto "cura personalis" serta 'berproses'. Sebaliknya kepada mereka
yang 'berkekurangan' kami harapkan juga rendah hati serta senantiasa
membuka diri terhadap aneka bantuan atau belas kasih orang lain yang
akan mengentaskan anda dari 'kekurangan'. Kepada kita semua, umat
beriman, marilah dalam dan dengan semangat iman kita hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
· "Berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut
kepada-Ku? Segala sesuatu yang disungut-sungutkan orang Israel
kepada-Ku telah Kudengar. Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang
hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan
di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu. Di padang gurun
ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara
kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun
ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku."(Bil 14:27-29).
Bersungut-sungut dalam perjalanan karena harus menghadapi aneka
tantangan, hambatan dan masalah kiranya merupakan hal biasa bagi
kebanyakan orang. Hari-hari ini mungkin anda dalam perjalanan 'mudik'
dan terjebak kemacetan di jalan-jalan, serta ada kemungkinan anda juga
bersungut-sungut. Bersungut-sungut berarti tidak puas terhadap apa
yang terjadi atau tidak mampu menghadapi dan memanfaatkan penderitaan.
Kami ingatkan kepada kita semua bahwa penderitaan yang lahir dari
kesetiaan hidup beriman merupakan jalan keselamatan atau kebahagiaan
sejati, maka jika menderita karena iman hendaknya jangan
bersungut-sungut, melainkan nikmati saja. Memang sekali lagi pelatihan
yang dapat kita lakukan dalam hidup sehari-hari antara lain dalam hal
makan dan minum: kami harapkan kita berusaha untuk makan dan minum
apa-apa yang sehati, meskipun tidak enak. Jika dalam hal makan dan
minum kita tak mengalami kesulitan, maka kita memiliki kemampuan
mengatasi aneka penderitaan. Mari kita ingat motto atau peribahasa
Jawa ini :"Jer basuki mowo beyo" = Hidup mulia dan damai sejahtera
membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Semoga para orangtua berani
mewariskan nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan kepada anak-anaknya.
"Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah
melakukan hal-hal yang besar di Mesir: perbuatan-perbuatan ajaib di
tanah Ham, perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau. Maka Ia
mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya,
tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya,
sehingga Ia tidak memusnahkan mereka"
(Mzm 106:21-23)
Ign 7 Agustus 2013
0 komentar:
Posting Komentar