Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Sabtu, 26 Oktober 2013

14Agt

"Apabila saudaramu berbuat dosa tegorlah dia di bawah empat mata"

(Ul 34:1-12; Mat 18:12-15)

 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata.
Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika
ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi,
supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak
disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah
soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat,
pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang
pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat
di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia
ini akan terlepas di sorga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua
orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga,
permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku
ada di tengah-tengah mereka." (Mat 18:15-20), demikian kutipan Warta
Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan St.Maximilianus
Maria Kolbe, Imam dan Martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Kami percaya bahwa kita semua pernah atau bahkan setiap hari
melakukan kesalahan, entah besar atau kecil, karena kelemahan dan
kerapuhan kita masing-masing sebagai manusia. Jika kita berkata bahwa
belum pernah melakukan kesalahan berarti kita pembohong. Sabda hari
ini mengingatkan kita semua agar kepada saudara-saudari kita yang
melakukan kesalahan kita tegor 'empat mata', dengan kata lain
hendaknya melokalisir kesalahan orang bukan memperbesar atau
menyebarluaskannya. Maklum kecenderungan banyak orang masa kini adalah
dengan mudah menyebarluaskan kesalahan atau kekurangan orang lain,
dengan atau melalaui cara apapun, antara lain dengan 'ngrumpi atau
ngrasani'. Maximilianus Maria Kolbe yang kita kenangkan hari ini
dikenal sebagai orang yang rela mati dalam membela dan melindungi
orang salah, ia rela menjadi terhukum mati demi kebahagiaan banyak
orang lain. Menegor teman yang bersalah dengan 'empat mata' memang
membutuhkan kerendahan hati dan kebenarian dan berani menanggung
resiko ditolak, namun demikian marilah kita lakukan. Kita juga
dingatkan oleh Tuhan bahwa 'barangsiapa berkumpul dua atau tiga orang
dalam NamaKu, Aku di tengah-tengah mereka', dengan kata lain ketika
menegor teman yang bersalah kita direstui atau didukung oleh Tuhan,
dan dengan demikian pasti akan berhasil dengan baik. Kepada kita semua
kami ajak: marilah dengan rendah hati kita mengingatkan
saudara-saudari kita yang melakukan kesalahan. Ingatlah juga bahwa
masing-masing dari kita juga dengan mudah melakukan kesalahan.

·    "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham,
Ishak dan Yakub; demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri
itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi
engkau tidak akan menyeberang ke sana." (Ul 34:4), demikian firman
Tuhan kepada Musa. Musa tidak diperkenankan memasuki tanah terjanji,
namun hanya melihatnya dari kejauhan keindahan tanah terjanji, karena
Musa pernah kurang percaya kepada Tuhan alias melakukan kesalahan. Hal
ini kiranya menjadi pelajaran bagi kita semua agar tidak melakukan
kesalahan sedikitpun. Tentu pertama-tama dan terutama kami ingatkan
kepada anda yang sedang tugas belajar: hendaknya belajar dengan baik,
dan sekiranya melakukan kesalahan kecil saja, agar dengan demikian
anda sukses dalam belajar, naik kelas atau lulus ujian. Demikian juga
kepada para pekerja atau pegawai kami harapkan bekerja sebaik mungkin
sampai pension, jangan sampai dipecat dari pekerjaan karena melakukan
kesalahan. Hal yang sama saya ingatkan kepada rekan-rekan yang
terpanggil hidup berkeluarga sebagai suami-isteri, imam, bruder maupun
suster. Anda semua kiranya mendambakan menghayati panggilan hidup
tersebut sampai mati, maka kami berharap senantiasa setia pada
janji-janji yang pernah diikhrarkan. Dan kepada kita semua kiranya
juga mendambakaan setelah meninggal dunia nanti kembali hidup mulia
dan berbahagia lagi di sorga bersama Tuhan, maka marilah kita berusaha
setia menghayati iman kita masing-masing. Marilah kita 'seberangi'
atau hadapi aneka tantangan, hambatan dan masalah bersama dan bersatu
dengan Tuhan. Kepada para pemuka atau tokoh agama kami harapkan
mengingatkan umatnya dengan rendah hati dalam menghayti iman mereka,
sehingga pada suatu saat kita semua selamat sampai tujuan akhir hidup
kita, yaitu hidup mulia dan berbahagia selamanya di sorga bersama
dengan Tuhan.

"Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah
kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah
kepada Allah: "Betapa dahsyatnya segala pekerjaan-Mu; 66:5 Pergilah
dan lihatlah pekerjaan-pekerjaan Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya
terhadap manusia"

 (Mzm 66:1-3a.5)

Ign 14 Agustus 2013

0 komentar: