"Tidak perlu mereka pergi dan kamu harus memberi mereka makan."
(Bil 11:4b-15; Mat 14:13-21)
" Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan
hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi
orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan
darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang
banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas
kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang
malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini
sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi
supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus
berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi
mereka makan." Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima
roti dan dua ikan." Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku." Lalu
disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya
lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap
berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada
murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang
banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang
mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.
Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk
perempuan dan anak-anak" (Mat 14:13-21), demikian kutipan Warta
Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· Hari-hari ini saudara-saudari kita, umat Islam, akan segera
mengakhiri bulan suci atau kegiatan matiraga secara khusus dengan
berpuasa. Kiranya hari-hari ini juga cukup banyak orang dalam
perjalanan mudik ke kampung halaman dan juga telah mempersiapkan
makanan atau uang untuk diberikan kepada mereka yang miskin dan
berkekurangan, lapar dan haus serta membutuhkan uluran kasih. Maka
dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk menyatukan diri dengan
saudara-saudari kita itu seraya menanggapi sabda Yesus kepada para
rasul untuk 'memberi makan' kepada ribuan orang yang kelaparan. Dalam
Warta Gembira dikisahkan bahwa para rasul tak mampu memberi makan
kepada mereka, karena mereka hanya memiliki 'lima roti dan dua ikan'
serta orang yang jual makanan tak ada. Mujizat pun terjadi ketika
'lima roti dan dua ikan' tersebut dipersembahkan kepada Yesus:
terjadilah penggandaan roti dan ikan, sehingga ribuan orang dapat
makan sampai kenyang. Hal ini kiranya mengajak dan memanggil kita
semua untuk menjadi orang yang dengan rela dan gembira memberikan diri
kepada orang lain sebagai wujud persembahkan diri total kita kepada
Tuhan. Dengan kata lain kami mengajak anda sekalian untuk saling
memberi, serta memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan; dan
hendaknya kita semua menjadi pribadi yang social, tidak pelit,
sehingga kehidupan bersama sungguh damai sejahtera baik lahir maupun
batin, fisik maupun spiritual. Marilah kita semua berusaha untuk
memiliki hati yang berbelas kasih, sehingga kita menjadi orang yang
bermurah hati, siapapun kita perhatikan, dan tentu saja lebih-lebih
mereka yang miskin dan berkekurangan.
· "Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak
bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah
dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu
apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."Adapun manna itu
seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. Bangsa itu
berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu
kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam
periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa
panganan yang digoreng. Dan apabila embun turun di tempat perkemahan
pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ" (Bil 11:5-9).
Kutipan ini kiranya mengajak kita semua untuk mengenangkan masa dimana
kebaikan dan kemurahan hati Tuhan kita terima dengan melimpah ruah.
Kita dalam perjalanan hidup maupun panggilan sering merasa lelah,
frustrasi atau putus asa; jika mengalami demikian itu hendaknya anda
kenangkan masa-masa dimana anda merasa teguh, kuat dan bergairah
meskipun untuk itu harus menghadapi aneka tantangan, hambatan dan
masalah. Marilah kita kenangkan dimana Tuhan menyentuh, menguatkan dan
menggairahkan diri kita, dan kemungkinan hal itu menjadi nyata dalam
sentuhan dan belas kasih dari saudara-saudari kita, dan tentu saja
dari orangtua kita masing-masing. Ingatlah dan kenangkan pesan,
nasihat dan ajaran orangtua anda, kasih dan perhatian mereka, ketika
anda merasa lelah, letih dan lesu, lebih-lebih ingatlah kasih ibu
anda, sebagaimana sering digambarkan dalam nyanyian "Kasih ibu kepada
beta, tak terhingg sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali,
bagai sang surya menyinari dunia"
"Tetapi umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka
kepada-Ku. Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya;
biarlah mereka berjalan mengikuti rencananya sendiri!Sekiranya umat-Ku
mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang
Kutunjukkan! Seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan
terhadap para lawan mereka Aku balikkan tangan-Ku" (Mzm 81:12-15)
Ign 5 Agustus 2013
(Bil 11:4b-15; Mat 14:13-21)
" Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan
hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi
orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan
darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang
banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas
kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang
malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini
sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi
supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus
berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi
mereka makan." Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima
roti dan dua ikan." Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku." Lalu
disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya
lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap
berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada
murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang
banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang
mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.
Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk
perempuan dan anak-anak" (Mat 14:13-21), demikian kutipan Warta
Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· Hari-hari ini saudara-saudari kita, umat Islam, akan segera
mengakhiri bulan suci atau kegiatan matiraga secara khusus dengan
berpuasa. Kiranya hari-hari ini juga cukup banyak orang dalam
perjalanan mudik ke kampung halaman dan juga telah mempersiapkan
makanan atau uang untuk diberikan kepada mereka yang miskin dan
berkekurangan, lapar dan haus serta membutuhkan uluran kasih. Maka
dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk menyatukan diri dengan
saudara-saudari kita itu seraya menanggapi sabda Yesus kepada para
rasul untuk 'memberi makan' kepada ribuan orang yang kelaparan. Dalam
Warta Gembira dikisahkan bahwa para rasul tak mampu memberi makan
kepada mereka, karena mereka hanya memiliki 'lima roti dan dua ikan'
serta orang yang jual makanan tak ada. Mujizat pun terjadi ketika
'lima roti dan dua ikan' tersebut dipersembahkan kepada Yesus:
terjadilah penggandaan roti dan ikan, sehingga ribuan orang dapat
makan sampai kenyang. Hal ini kiranya mengajak dan memanggil kita
semua untuk menjadi orang yang dengan rela dan gembira memberikan diri
kepada orang lain sebagai wujud persembahkan diri total kita kepada
Tuhan. Dengan kata lain kami mengajak anda sekalian untuk saling
memberi, serta memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan; dan
hendaknya kita semua menjadi pribadi yang social, tidak pelit,
sehingga kehidupan bersama sungguh damai sejahtera baik lahir maupun
batin, fisik maupun spiritual. Marilah kita semua berusaha untuk
memiliki hati yang berbelas kasih, sehingga kita menjadi orang yang
bermurah hati, siapapun kita perhatikan, dan tentu saja lebih-lebih
mereka yang miskin dan berkekurangan.
· "Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak
bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah
dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu
apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."Adapun manna itu
seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. Bangsa itu
berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu
kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam
periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa
panganan yang digoreng. Dan apabila embun turun di tempat perkemahan
pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ" (Bil 11:5-9).
Kutipan ini kiranya mengajak kita semua untuk mengenangkan masa dimana
kebaikan dan kemurahan hati Tuhan kita terima dengan melimpah ruah.
Kita dalam perjalanan hidup maupun panggilan sering merasa lelah,
frustrasi atau putus asa; jika mengalami demikian itu hendaknya anda
kenangkan masa-masa dimana anda merasa teguh, kuat dan bergairah
meskipun untuk itu harus menghadapi aneka tantangan, hambatan dan
masalah. Marilah kita kenangkan dimana Tuhan menyentuh, menguatkan dan
menggairahkan diri kita, dan kemungkinan hal itu menjadi nyata dalam
sentuhan dan belas kasih dari saudara-saudari kita, dan tentu saja
dari orangtua kita masing-masing. Ingatlah dan kenangkan pesan,
nasihat dan ajaran orangtua anda, kasih dan perhatian mereka, ketika
anda merasa lelah, letih dan lesu, lebih-lebih ingatlah kasih ibu
anda, sebagaimana sering digambarkan dalam nyanyian "Kasih ibu kepada
beta, tak terhingg sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali,
bagai sang surya menyinari dunia"
"Tetapi umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka
kepada-Ku. Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya;
biarlah mereka berjalan mengikuti rencananya sendiri!Sekiranya umat-Ku
mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang
Kutunjukkan! Seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan
terhadap para lawan mereka Aku balikkan tangan-Ku" (Mzm 81:12-15)
Ign 5 Agustus 2013
0 komentar:
Posting Komentar