Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Sabtu, 26 Oktober 2013

24Juli

"Siapa bertelinga hendaklah ia mendengar!"

(Kel 16:1-5.9-15; Mat 13:1-9)

"Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau.
Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia,
sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak
semuanya berdiri di pantai. Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam
perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar
untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di
pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya,
lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.Tetapi sesudah
matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak
berakar.Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah
semak itu dan menghimpitnya sampai mati.Dan sebagian jatuh di tanah
yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam
puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Siapa bertelinga,
hendaklah ia mendengar!" (Mat 13:1-9), demikian kutipan Warta Gembira
hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:

·   Keutamaan mendengarkan pada masa kini mengalami erosi atau
kemerosotan yang sungguh memprihatinkan. Hal ini antara lain
disebabkan oleh maraknya tawaran dan rayuan hiburan berupa film-film
maupun pemakaian alat peraga pengajaran dengan film, yang mendorong
banyak orang lebih menekankan sisi visual, yang dapat dilihat, dan
kurang memperhatikan pendengaran, apa yang harus didengarkan. Apa yang
didengarkan dengan baik lebih merasuk dalam hati alias mengesan
daripada apa yang dilihat, maka dengan ini kami mengajak dan
mengingatkan anda sekalian untuk memperdalam dan memperkembangkan
keutamaan mendengarkan; memang akan menjadi sesuatu yang luar biasa
jika orang memiliki keutamaan mendengarkan dan melihat dengan baik.
Keutamaan mendengarkan hendaknya dibiasakan pada anak-anak dan peserta
didik di sekolah-sekolah. Pengalaman dan pengamatan menunjukkan bahwa
orang yang memiliki keutamaan mendengarkan serta mengembangkannya
sungguh berhasil dalam belajar, sukses luar biasa. Ketika para peserta
 didik selama di dalam kelas pada jam sekolah sungguh mendengarkan apa
yang diajarkan atau disampaikan oleh para guru/pendidik, hemat saya
pasti akan sukses dalam belajar. Memang agar kita dapat mendengarkan
dengan baik perlu memiliki keutamaan kerendahan hati, kesiap-sediaan
untuk 'diberi, dituntun, dibimbing, dst..'. Semoga kita semua menjadi
'tanah yang subur', dimana benih keutamaan apapun yang ditaburkan akan
tumbuh berkembang dengan baik, seperti kesuburan rahim perempuan yang
menerima sperma laki-laki dalam waktu sembilan bulan tumbuh berkembang
menjadi manusia (sesuatu yang sangat kecil dalam waktu singkat dapat
tumbuh berkembang besar).

·     "Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu;
maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang
perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut
hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak
yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali
lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari." (Kel
16:4-5), demikian firman Allah kepada Musa, yang memimpin bangsanya
menuju tanah terjanji.  Kutipan ini kiranya mengingatkan dan mengajak
kita semua bahwa kebutuhan makanan dan minuman kita sehari-hari
sungguh merupakan anugerah Allah. Memang apa yang kita makan dan minum
merupakan hasil bumi yang telah diolah, maka marilah kita usahakan dan
jaga agar bumi kita ini tetap mampu menghasilkan makanan dan minuman
yang dibutuhkan oleh manusia. Dari informasi yang tersiar
terus-menerus pada masa  kini kita menghadapi air bersih yang
memprihatinkan, dan kiranya tidak hanya air bersih saja, tetapi juga
air untuk mengairi sawah dan tanaman. Penggundulan bukit-bukit dan
pembabatan hutan yang tak terkendali merupakan salah satu sebab
munculnya krisis air. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian: di
lingkungan hidup atau rumah kita masing-masing hendaknya diusahakan
tanaman yang memadai untuk peresapan air hujan, atau dimana mungkin
dibuat resapan air hujan. Jangan biarlah lahan kosong tanpa tanaman,
dan semoga pembetonan halaman rumah juga dikurangi, syukur
dihilangkan. Aneka pabrik atau industri dengan alasan ekonomi juga
andil dalam perusakan lingkungan hidup.  Ada ketegangan yang tak
terselesaikan: kemajuan ekonomi atau kelestarian lingkungan hidup?

"Mereka mencobai Allah dalam hati mereka dengan meminta makanan
menuruti nafsu mereka. Mereka berkata terhadap Allah: "Sanggupkah
Allah menyajikan hidangan di padang gurun? Maka Ia memerintahkan
awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit, menurunkan kepada
mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum
dari langit"

(Mzm 78:18-19.23-24)

Ign 24 Juli 2013

0 komentar: