Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Sabtu, 26 Oktober 2013

25Juli

"Barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu hendaklah ia
menjadi hambamu"

(2Kor 4:7-15; Mat 20:20-28)

" Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada
Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah,
supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang
seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu
minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka
kepada-Nya: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku
memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di
sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan
kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." Mendengar
itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa
pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan
besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas
mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi
besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa
ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang." (Mat 20:20-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta
St.Yakobus hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai
berikut:

·   Cukup banyak pejabat tinggi atau orang kaya dan pandai di
Indonesia ini gila hormat, dan ketika tidak dihormati sering
marah-marah. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk
senantiasa hidup dan bertindak dengan rendah hati, tidak menyombongkan
diri, dan tentu saja juga sederhana. Gubernur DKI Jokowi maupun
Gubernur terpilih Jateng Ganjar telah memilih sederhana dan rendah
hati dalam melakasanakan tugas kepemimpinannya, maka kami mengajak dan
mengingatkan semua pemimpin atau kepala daerah/pemerintahan untuk
rendah hati dan sederhana, mengingat dan memperhatikan orang-orang
atau warga miskin dan berkekurangan masih banyak. "Melayani sebagai
hamba" berarti senantiasa mengusahakan kebahagiaan dan kesejahteraan
mereka yang harus dilayani. Memang tanda keberhasilan seorang pemimpin
adalah kesejahteraan dan kebahagiaan yang dilayani atau rakyat. Selama
masih ada rakyat atau warga yang miskin dan berkekurangan berarti para
pemimpin atau atasan tidak rendah hati dan sederhana, melainkan
sombong dan hanya mengusahakan kepentingan pribadi, untuk memperkaya
diri sendiri maupun keluarga dan kerabat-kerabatnya. Secara khusus
kami juga mengingatkan dan mengajak para tokoh atau pemuka agama untuk
hidup dengan rendah hati dan sederhana, menjadi teladan atau inspirasi
bagi umat untuk hidup rendah hati dan sederhana juga. Kepada semua
saja yang beriman kepada Yesus Kristus kami ajak meneladanNya: Ia
datang untuk melayani bukan dilayani.

·   "Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata,
bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari
diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami
habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak
ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.Kami
senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya
kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami." (2Kor
4:7-10). Apa yang dikatakan oleh Paulus kepada umat di Korintus di
atas ini sungguh merupakan pengalaman iman yang mendalam dan handal.
Kesaksian iman ini kiranya juga pernah menjadi inspirasi bagi para
Yesuit dalam Konggregasi Jendral ke 32, dimana menyatakan bahwa
"Yesuit adalah pendosa yang dipanggil Allah untuk bergabung dengan
PuteraNya, Yesus", yang rela menderita dan berkorban demi keselamatan
umat manusia di permukaan bumi ini. Kami mengajak dan mengingatkan
segenap umat beriman untuk senantiasa hidup dan bertindak dijiwai oleh
iman, artinya hidup dan bertindak tidak seenaknya sendiri, hanya
mengikuti keinginan atau selera pribadi, melainkan senantiasa
melaksanakan kehendak dan perintah Allah. Biarlah 'Allah sungguh hidup
dan berkarya' dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Kita bagaikan
tanah liat kena sentuhan sedikit saja hancur, apalagi dibanting.
Secara khusus kami berharap kepada rekan-rekan biarawan dan biarawati
untuk dapat menjadi teladan dalam hidup dan bertindak sesuai dengan
spiritualitas pendiri, atau menghayati apa yang dikatakan oleh Paulus
di atas. Biarlah aneka penderitaan, perjuangan dan pengorbanan sebagai
konsekwensi penghayatan kaul membiara, merupakan kesempatan emas
sebagai orang yang terpanggil untuk bersaksi.

" Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti
orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan
tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah
orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar
kepada orang-orang ini!" TUHAN telah melakukan perkara besar kepada
kita, maka kita bersukacita." (Mzm 126:1-3)

Ign 25 Juli 2013

0 komentar: