"Guru betapa bahagianya kami berada di tempat ini."
(2Pet 1:16-19; Luk 9:28b-36)
"Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung
untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan
pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang
berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri
dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan
digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya
telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam
kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. Dan
ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata
kepada-Nya: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.
Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu
untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang
dikatakannya itu. Sementara ia berkata demikian, datanglah awan
menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah
mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata:
"Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia."Ketika suara itu
terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu
merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada
siapa pun apa yang telah mereka lihat itu" (Luk 9:28b-36), demikian
kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan Pesta Yesus
Menampakkan KemuliaanNya hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· Pengalaman mempesona atau menghentak/menakutkan kiranya sering
kita alami dalam perjalanan hidup dan panggilan kita. Sabda hari ini
mengajak dan mengingatkan kita semua untuk sering mengenangkan
pengalaman mempesona dalam hidup kita, yang menggairahkan hidup dan
panggilan kita. Maka ketika anda dalam perjalanan hidup ini menghadapi
kelesuan atau keloyoan, kami harapkan untuk mengenangkan pengalaman
mempesona yang menggairahkan agar cara hidup dan cara bertindak anda
bersemangat dan dinamis. Sebagai contoh: para suami-isteri yang
mengalami erosi atau kemunduran dalam saling mengasihi kami harapkan
mengenangkan masa pacaran atau tunangan, yang menggairahkan tersebut,
demikian pula rekan-rekan imam, bruder atau suster ketika mengalami
kelesuan dan keloyoan dalam penghayatan panggilan maupun pelaksanaan
tugas pengutusan kami ajak untuk mengenangkan masa'formasi' (novisat?)
yang menggairahkan, sedangkan para pekerja atau pegawai ketika lesu
atau loyo dalam tugas pekerjaan. kami ajak mengenangkan semangat kerja
di masa percobaan yang menggairahkan. Dengan kata lain kami mengajak
dan mengingat anda sekalian untuk senantiasa mengenangkan apa yang
baik, mulia dan luhur dalam hidup ini atau kekuatan dan keterampilan
yang dianugerahkan oleh Tuhan, sehingga dalam hidup dan kerja
senantiasa bergairah dan mempesona serta menarik bagi orang lain.
Tuhan menghendaki semua ciptaan di dunia ini baik dan berbahagia
adanya, dan hal itu kiranya sangat tergantung dari kita, manusia.
· "Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia,
ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita,
Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari
kebesaran-Nya" (2Pet 1:16). Kutipan ini mengingatkan dan mengajak kita
untuk saling membagikan pengalaman iman satu sama lain, pengalaman
karya Tuhan dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Maka marilah
kita sebagai umat beriman saling membagikan pengalaman iman kita
kepada saudara-saudari kita tanpa pandang bulu. Kiranya kita semua
memiliki pengalaman membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan sehingga
hidup kita bergairah dan berbahagia. Memang dalam saling membagikan
penglaman, kita semua diharapkan sungguh jujur sebagai saksi iman,
tidak ada kebohongan sedikitpun. Kita juga dapat membagikan pengalaman
yang indah dan menggairahkan, misalnya pengalaman ketika berliburan
atau berrekreasi di alam terbuka seperti pantai dan pegunungan guna
menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan: bagaimana Tuhan begitu besar
dan indah karya ciptaanNya. Dengan kata lain apa yang kita bagikan
hendaknya sungguh kita alami, kita saksikan dan nikmati sendiri, bukan
pengalaman orang lain. Pengalaman nikmat yang bukan hanya sekedar buah
karya atau kerja keras kita, dengan kata lain kenikmatan yang sulit
dijelaskan dengan tuntas, hemat saya kita semua memilikinya,
lebih-lebih anda para suami-isteri (pengalaman memadu kasih) maupun
para imam, bruder dan suster (pengalaman rohani ketika sedang berdoa
atau retret). Semoga hidup kita mulia semuanya sehingga kita semua
hidup berbahagia dan mulia adanya, dan kita semua saling memuliakan
satu sama lain.
"TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau
bersukacita!Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum
adalah tumpuan takhta-Nya.Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan
TUHAN, di hadapan Tuhan seluruh bumi. Langit memberitakan
keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya." (Mzm
97:1-2.5-6)
Ign 6 Agustus 2013
(2Pet 1:16-19; Luk 9:28b-36)
"Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung
untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan
pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang
berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri
dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan
digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya
telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam
kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. Dan
ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata
kepada-Nya: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.
Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu
untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang
dikatakannya itu. Sementara ia berkata demikian, datanglah awan
menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah
mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata:
"Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia."Ketika suara itu
terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu
merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada
siapa pun apa yang telah mereka lihat itu" (Luk 9:28b-36), demikian
kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan Pesta Yesus
Menampakkan KemuliaanNya hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· Pengalaman mempesona atau menghentak/menakutkan kiranya sering
kita alami dalam perjalanan hidup dan panggilan kita. Sabda hari ini
mengajak dan mengingatkan kita semua untuk sering mengenangkan
pengalaman mempesona dalam hidup kita, yang menggairahkan hidup dan
panggilan kita. Maka ketika anda dalam perjalanan hidup ini menghadapi
kelesuan atau keloyoan, kami harapkan untuk mengenangkan pengalaman
mempesona yang menggairahkan agar cara hidup dan cara bertindak anda
bersemangat dan dinamis. Sebagai contoh: para suami-isteri yang
mengalami erosi atau kemunduran dalam saling mengasihi kami harapkan
mengenangkan masa pacaran atau tunangan, yang menggairahkan tersebut,
demikian pula rekan-rekan imam, bruder atau suster ketika mengalami
kelesuan dan keloyoan dalam penghayatan panggilan maupun pelaksanaan
tugas pengutusan kami ajak untuk mengenangkan masa'formasi' (novisat?)
yang menggairahkan, sedangkan para pekerja atau pegawai ketika lesu
atau loyo dalam tugas pekerjaan. kami ajak mengenangkan semangat kerja
di masa percobaan yang menggairahkan. Dengan kata lain kami mengajak
dan mengingat anda sekalian untuk senantiasa mengenangkan apa yang
baik, mulia dan luhur dalam hidup ini atau kekuatan dan keterampilan
yang dianugerahkan oleh Tuhan, sehingga dalam hidup dan kerja
senantiasa bergairah dan mempesona serta menarik bagi orang lain.
Tuhan menghendaki semua ciptaan di dunia ini baik dan berbahagia
adanya, dan hal itu kiranya sangat tergantung dari kita, manusia.
· "Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia,
ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita,
Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari
kebesaran-Nya" (2Pet 1:16). Kutipan ini mengingatkan dan mengajak kita
untuk saling membagikan pengalaman iman satu sama lain, pengalaman
karya Tuhan dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Maka marilah
kita sebagai umat beriman saling membagikan pengalaman iman kita
kepada saudara-saudari kita tanpa pandang bulu. Kiranya kita semua
memiliki pengalaman membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan sehingga
hidup kita bergairah dan berbahagia. Memang dalam saling membagikan
penglaman, kita semua diharapkan sungguh jujur sebagai saksi iman,
tidak ada kebohongan sedikitpun. Kita juga dapat membagikan pengalaman
yang indah dan menggairahkan, misalnya pengalaman ketika berliburan
atau berrekreasi di alam terbuka seperti pantai dan pegunungan guna
menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan: bagaimana Tuhan begitu besar
dan indah karya ciptaanNya. Dengan kata lain apa yang kita bagikan
hendaknya sungguh kita alami, kita saksikan dan nikmati sendiri, bukan
pengalaman orang lain. Pengalaman nikmat yang bukan hanya sekedar buah
karya atau kerja keras kita, dengan kata lain kenikmatan yang sulit
dijelaskan dengan tuntas, hemat saya kita semua memilikinya,
lebih-lebih anda para suami-isteri (pengalaman memadu kasih) maupun
para imam, bruder dan suster (pengalaman rohani ketika sedang berdoa
atau retret). Semoga hidup kita mulia semuanya sehingga kita semua
hidup berbahagia dan mulia adanya, dan kita semua saling memuliakan
satu sama lain.
"TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau
bersukacita!Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum
adalah tumpuan takhta-Nya.Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan
TUHAN, di hadapan Tuhan seluruh bumi. Langit memberitakan
keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya." (Mzm
97:1-2.5-6)
Ign 6 Agustus 2013
0 komentar:
Posting Komentar