Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 24 Agustus 2012

Mg Biasa XXI


Mg Biasa XXI : Yes 24:1-2a.15-17.18b; Ef 5:21-32; Yoh 6:60-69
"Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."

Setiap agama memiliki sesuatu yang dianggap 'misteri', entah itu berupa ajaran atau informasi, sesuatu yang hanya dapat diimani dan dihayati, namun tak mungkin dikuasai atau dimengerti secara logis oleh otak kita yang serba terbatas. Ketika orang saling mengasihi dan kasih mereka semakin mendalam, misalnya antar suami dan isteri, pada umumnya semakin mengenal dan dekat serentak juga semakin banyak hal yang menjadi misteri, yang tak mungkin difahami atau dimengerti oleh akal sehat kita. Memang semakin orang memberikan dirinya semakin menimbulkan pertanyaan atau ketidak-percayaan juga, apalagi bagi orang yang kurang beriman, kurang hidup dalam dan oleh kasih sejati. Kasih yang juga mungkin sulit difahami adalah kasih ibu bagi anak-anaknya, sebagaimana dikumandangkan dalam sebuah lagu "Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia" . Yesus semakin mewahyukan Jati Dirinya, antara lain melalui muzijat maupun sabdaNya, yang menimbulkan pertanyaan serta banyak pendengarNya mengundurkan diri. Sebagai orang beriman kiranya kita semua diajak meneladan Petrus, yang menghadapi ajaran baru dan sulit difahami, akhirnya berkata "Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." (Yoh 6:68-69)

"Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." (Yoh 6:68-69)
Sabda-sabda atau firman-firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci kiranya tak mungkin semuanya dapat difahami oleh akal sehat kita, antara lain perihal Yesus yang adalah "Yang Kudus dari Allah" alias Yesus adalah Allah yang menjadi Manusia sama seperti kita kecuali dalam hal dosa. Hanya yang beriman kepada Yesus Kristus dapat memahaminya dalam hati dan akhirnya menjadi nyata dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Maka ada pepatah 'dalamnya laut dapat diduga dalamnya hati siapa tahu', apa yang ada dalam hati pada umumnya sulit diketahui, namun dapat terwujud atau menjadi nyata dalam cara hidup dan cara bertindak.

Kerajaan Allah adalah 'kerajaan hati', maka sebagai orang yang beriman kepada Allah, marilah kita 'olah hati atau batin' kita agar kita mampu memahami apa yang disabdakan atau difirmankan oleh Allah. Apa yang diimani oleh Pertrus diatas erat kaitannya dengan Tubuh dan Darah Kristus, yang kita terima setiap kali berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi berupa 'roti dan anggur murni' yang telah dikonsekrir. Bukankah kita yang beriman kepada Yesus Kristus sungguh menghormati dan mengimani bahwa ketika kita menerima komuni kudus berarti menerima Allah sendiri yang menjiwai hidup kita, sehingga kita menghayati diri sebagai yang disatukan dengan Allah dan kemudian mau tak mau hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah? Maka baiklah saya mengingatkan kita semua, yang sering menerima komuni kudus, untuk hidup dan bertindak demi hidup kekal, hidup mulia dan bahagia selamanya di sorga setelah meninggal dunia atau dipanggil Tuhan.

Mendambakan hidup kekal atau bahagia selamanya di sorga setelah meninggal dunia berarti cara hidup dan cara bertindak selama di dunia ini dijiwai oleh keutamaan harapan. Tanda orang hidup dan bertindak dalam harapan antara lain senantiasa tetap bergairah, dinamis dan ceria dalam menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan kehidupan, yang lahir dari kesetiaan dan ketaatan kita pada kehendak Allah. Sebagai pelajar tetap bergairah dan dinamis dalam tugas belajar, sebagai pekerja tetap bergairah dan dinamis dalam bekerja dst.., dengan demikian sebagai pelajar maupun pekerja senantiasa menarik, memikat dan mempesona bagi orang lain dan banyak orang tergerak untuk mendekat dan bersahabat. Orang yang hidup dalam harapan tak akan pernah mengundurkan diri atau mangkir dari aneka macam masalah, tantangan dan hambatan kehidupan, melainkan tetap melangkah maju terus bersama Allah yang memanggil dan mengutus, karena percaya bahwa "Allah mengutus kita, membekali kita dan akan menyelesaikan tugas pengutusan yang dibebankan kepada kita"

"Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus….. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat" (Ef 5:21.32)
Paulus menggambarkan kasih Yesus Kristus kepada jemaat bagaikan relasi kasih antar suami-isteri yang sungguh saling mengasihi, sehidup semati, tanpa syarat sedikitpun. "Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela." (Ef 5:27). Para suami-isteri yang sungguh saling mengasihi secara total satu sama lain kiranya dapat memahami apa yang dikatakan oleh Paulus kepada umat di Efesus ini, maka kami berharap para suami-isteri dapat menjadi teladan atau inspirasi dalam meruskan atau mewartakan kasih Tuhan bagi orang lain. 

Kasih Tuhan kepada kita, umat manusia, memang sungguh luar biasa, sulit dijelaskan atau digambarkan dengan tepat, maka Paulus mengatakannya sebagai 'rahasia besar' atau yang benar adalah 'misteri'. Apa yang disebut misteri memang tak terfahami oleh otak kita yang serba terbatas, namun dapat dinikmati bagi orang yang mengimani. Maka cintakasih sejati memang juga tanpa batas alias bebas sama sekali, artinya jika kita saling mengasihi berarti kita saling membebaskan atau jika kita mengasihi orang lain berarti membantu orang lain untuk hidup bebas merdeka, tak memiliki kelekatan tak teratur terhadap ciptaan-ciptaan Tuhan didunia ini.

Sebagai orang beriman atau beragama kita semua dipanggil untuk hidup dan bertindak saling mengasihi satu sama lain, maka dengan ini kami berharap segenap umat beriman atau beragama sungguh mengusahakan hidup bersama yang penuh dengan persaudaraan atau persahabatan sejati. Hari ini kiranya merupakan hari terakhir bagi kebanyakan dari kita menikmati liburan Idul Fitri untuk menikmati hidup persaudaraan atau persahabatan sejati dengan keluarga, sanak-kerabat, handai-taulan dan kenalan-kenalan. Maka kami berharap semoga apa yang telah dinikmati tersebut tidak hilang, tanpa bekas, melainkan terus  diperdalam dan diperkembangkan di tempat kerja atau belajar, yang pada umumnya mulai besok pagi dimulai untuk bekerja atau belajar

"Dari ujung bumi kami dengar nyanyian pujian: "Hormat bagi Yang Mahaadil!" Tetapi aku berkata: "Kurus merana aku, kurus merana aku. Celakalah aku! Sebab para penggarong menggarong, ya, terus-menerus mereka melakukan penggarongannya!"Hai penduduk bumi, kamu akan dikejutkan, akan masuk pelubang dan jerat!" (Yes 24:16-17). Apa yang diserukan atau diingatkan oleh nabi Yesaya ini kiranya baik kita renungkan dan hayati. Kita diharapkan mendengarkan dengan rendah hati nyanyian pujian "Hormat bagi Yang Mahadil", serta kemudian kita dipanggil untuk senantiasa bertindak adil terhadap siapapun dan dimana pun. Keadilan yang paling mendasar hemat saya adalah hormat terhadap hak azasi manusia atau harkat martabat manusia. Maka hendaknya kita jangan saling melecehkan atau merendahkan, melainkan senantiasa saling menjunjung tinggi dan menghormati dalam situasi maupun kondisi apapun.

"Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya"
(Mzm 34:16-19)
Ign 26 Agustus 2012
 

25 Agt

"Barangsiapa terbesar di antara kamu hendaklah menjadi pelayanmu"
(Yeh 43:1-7a; Mat 23:1-12)

" Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Mat 23:1-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sabda hari ini mengingatkan kita semua, umat beriman atau beragama, agar dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari senantiasa rendah hati atau tidak menyombongkan diri. "Barangsiap terbesar di antara kamu, hendaknya ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan", demikian sabdaNya yang hendaknya kita renungkan dan hayati dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Salah satu cara untuk melatih diri hidup dan bertindak dengan rendah hati adalah tidak mudah mengeluh atau menggerutu ketika dalam hidup sehari-hari menghadapi sesuatu yang tidak sesuai dengan selera pribadi atau berkenan di hati, entah itu berupa makanan atau minuman, situasi atau kondisi, tugas atau pekerjaan dst.. Dengan kata lain hendaknya jangan hanya mengikuti selera pribadi atau aturan sendiri, melainkan berlatihlah untuk senantiasa mentaati dan melaksanakan tata tertib atau aturan sekecil apapun dalam hidup dan kerja kita bersama. Hendaknya membiasakan diri untuk siap sedia diatur atau diperintah tanpa mengeluh atau menggerutu. Yang mungkin dapat kita latih bersama serta saling mengingatkan satu sama lain, hemat saya yang terkait dengan makanan dan minuman. Dalam hal makan dan minum hendaknya berpedoman pada apa yang sehat dan tidak sehat, bukan enak dan tidak enak, dan kemudian senantiasa mengkonsumsi apa sehat, meskipun tidak enak. Jika dalam hal makan dan minum kita tidak menghadapi masalah, maka kami percaya kita akan dengan mudah hidup dan bertindak dengan rendah hati.

·   "Roh itu mengangkat aku dan membawa aku ke pelataran dalam, sungguh, Bait Suci itu penuh kemuliaan TUHAN. Lalu aku mendengar Dia berfirman kepadaku dari dalam Bait Suci itu -- orang yang mengukur Bait Suci itu berdiri di sampingku -- dan Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku" (Yeh 43:5-7a). Kutipan ini kiranya mengingatkan kita semua pentingnya bagi kita untuk tidak melupakan hidup doa atau beribadat di  tempat-tempat suci atau tempat ibadat. Atau sebagai orang beriman atau beragama hendaknya hati, jiwa dan pikiran kita senantiasa terarah kepada Yang Ilahi, perkara-perkara rohani atau spiritual, meskipun yang kita kerjakan atau lakukan bersifat duniawi. Dengan kata lain kita diajak untuk mengusahakan hidup suci, baik dan berbudi pekerti luhur dengan berpartisipasi pada seluk-beluk duniawi alias hidup mendunia atau membumi. Ingatlah dan sadari bahwa bumi dengan seluruh isinya adalah 'takhta Allah', Allah hidup dan berkarya baik dalam diri manusia, binatang maupun tanaman, yang berpengaruh dalam perkembangan dan pertumbuhan apa yang ada di muka bumi ini. Hendaknya kita memiliki keterbukaan hati, jiwa, akal budi dan tenaga terhadap aneka bentuk pertumbuhan dan perkembangan ciptaan-ciptaan Allah di bumi ini. Maka salah satu bentuk atau usaha yang hendaknya kita usahakan bersama-sama pada masa kini adalah menjaga lingkungan hidup tetap enak untuk didiami; hendaknya jangan merusak atau menghancurkan lingkungan hidup seenaknya, karena dengan demikian anda berarti bunuh diri pelan-pelan serta mencelakakan anak-cucu di masa depan. Marilah kita sadari dan hayati juga bahwa masing-masing dari kita adalah 'bait suci Allah', karena Allah hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.

"Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan diam di negeri kita.Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit.Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan" (Mzm 85:10-14)
Ign 25 Agustus 2012

Kamis, 23 Agustus 2012

24 Agt

"Mari dan lihatlah!"
(Why 21:9b-14: Yoh 1:45-51)

"Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia." (Yoh 1:45-51), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Bartolomeus. rasul, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Dalam kutipan Warta Gembira di atas cukup banyak digunakan kata 'melihat', dan memang penginjil Yohanes memaksudkan arti mendalam dari kata dan tindakan 'melihat'. Apa yang kita lihat pada umumnya akan mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak kita, apalagi melihat segala sesuatu dengan cara Tuhan atau bersama dan bersatu dengan Tuhan. Apa yang disabdakan oleh Yesus "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia" akan menjadi kenyataan. Yang dimaksudkan dengan Anak Manusia di sini adalah Yesus sendiri, namun demikian semua umat yang sungguh beriman pada hemat kami juga layak disebut 'alter Christi'. Maka sabda Yesus tersebut hemat saya merupakan ajakan bagi kita semua untuk melihat malaikat-malaikat Allah yang turun naik kepada segenap umat beriman. Itulah tugas kerasulan atau perutusan kita semua, umat beriman, untuk saling melihat karya Allah dalam diri kita yang lemah daa rapuh ini. "Rasul" berarti yang diutus, dan setiap umat beriman memiliki dimensi rasuli, artinya memiliki tugas pengutusan untuk melihat dan menyebarluaskan karya Allah dalam tiap umat beriman. Kita juga dapat meneladan Filipus atau Natanael/Barolomeus: meneladan Filipus berarti mengajak orang lain untuk bertemu dengan Tuhanb, sedangkan meneladan Natanael atau Bartolomeus berarti senantiasa siap sedia untuk diajak orang lain menghadap Tuhan, semakin beriman, semakin tumbuh berkembang sebagai pribadi yang  cerdas beriman.

·   "Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." (Why 21:9). Yang dimaksudkan dengan mempelai Anak Domba orang yang sungguh dikasihi oleh Tuhan maupun sesamanya, orang suci, orang yang sungguh membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui cara hidup dan cara bertindaknya setiap hari, orang yang tidak pernah menyakiti sesamanya sedikitpun atau tidak pernah menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk melakukan dosa atau perilaku jahat. Kutipan di atas ini kiranya juga dapat kita hayati, antara lain dengan mengajak saudara-saudari kita ke tempat-tempat suci, entah itu tempat ibadat atau tempa ziarah, guna mengajak mereka berdoa atau berdevosi, misalnya di tempat-tempat ziarah gua Maria untuk berdevosi kepada Bunda Maria, teladan umat beriman. Marilah kita perdalam dan tingkatpan devosi kita kepada Bunda Maria, entah dengan berdoa atau meneladan ketaatan dan kesetiaan Bunda Maria kepada kehendak Tuhan. Taat dan setia pada kehendak Tuhan pada masa ini hemat saya sungguh mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan, mengingat dan memperhatikan cukup banyak orang kurang setia dan taat kepada kehendak Tuhan dan hidup serta bertindak hanya mengikuti selera atau keinginan pribadi. Secara khusus kami berharap kepada rekan-rekan perempuan untuk dapat menjadi  "perempuan pengantin, mempelai Anak Domba", alias menjaga kesucian hidupnya serta memperdalam dan memperkembang-kannya dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun.

"Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu.Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya" (Mzm 145:10-13)
Ign 24 Agustus 2012