Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 25 Desember 2012

MgAdven IV


Mg Adven IV: Mi 5:1-4a; Ibr 10:5-10; Luk 1:39-45
"Berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
Perayaan Natal, mengenangkan kelahiran Penyelamat Dunia semakin dekat, dan besok sore/ malam kiranya kebanyakan dari anda berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi Agung Malam Natal. Hari-hari ini kiranya persiapan untuk Perayaan Malam Natal sudah siap semuanya dan tinggal pelaksanaannya, maka kutipan judul di atas, kata-kata Elisabeth kepada SP Maria, sungguh sesuai untuk menjadi bahan permenungan atau refleksi kita pada hari ini, tentu saja kami ajak untuk merenungkannya secara rohani atau spiritual, bukan secara fisik belaka, dengan kata lain apakah kita telah siap sedia secara konkret merayakan Natal dalam hidup sehari-hari, yaitu berdamai dan bersahabat dengan siapapun tanpa pandang bulu atau SARA, sehingga kita sendiri senantiasa dalam keadaan bahagia dan tentu saja siapapun yang bertemu dengan saya juga menikmati hidup bahagia dan damai sejahtera sejati, bahagia dan sejahtera fisik maupun spiritual, lahir maupun batin.
"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." (Luk 1:42-45).
Sesuatu yang sungguh mengejutkan dan menggembirakan bahwa anak yang masih berada di dalam rahim "melonjak kegirangan", yang berarti ia yang belum lahir sebagai manusia ikut menikmati kegembiraan perihal pemenuhan janji Allah untuk menyelamatkan dunia, umat manusia seluruhnya. Hemat saya hal ini terjadi karena Roh Kudus  sungguh berkarya baik dalam diri Elisabeth maupun SP Maria. Apa yang terjadi dalam perjumpaan antara Elisabeth dan SP Maria ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi kita semua dalam rangka menyambut kedatangan Penyelamat Dunia, mengenangkan kelahiran Penyelamat Dunia yang akan segera tiba.
Menjadi orang yang sungguh bergembira 'luar-dalam', artinya tidak hanya dipermukaan saja tetapi sampai di hati, pasti senantiasa dalam keadaan mempesona, menarik dan memikat, sehingga siapapun yang melihatnya akan memuji dan bersyukur, tentu saja orang-orang yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Kita kiranya dapat menyaksikan bayi sehat yang baru saja dilahirkan atau balita yang sehat wal'afiat, yang senantiasa bergembira dan ceria serta memiliki sikap mental siap sedia didatangi oleh siapapun yang hendak mengasihinya. Memang ketika bayi atau balita didekati atau diperlakukan tanpa kasih, maka ia akan memberontak dan menangis. Kita semua diharapkan memiliki keterbukaan yang mendalam untuk siap sedia didatangi oleh Penyelamat Dunia.
Secara khusus perkenankan saya menyapa rekan-rekan ibu yang sedang mengandung, lebih-lebih baru pertama kali mengandung, serta mendambakan anaknya yang berada dalam kandungan segera lahir di dunia ini. Kami ucapkan selamat dan kiranya bolehlah saya sapa anda dengan kata-kata ini: "Berbahagialah anda karena tidak lama lagi anda akan menjadi ibu, dan menurut kata banyak orang berarti sempurnalah kewanitaan anda!". Hendaknya anda sungguh dalam keadaan ceria dan gembira, karena dengan demikian kelahiran anak anda akan berjalan lancar, tanpa ada hambatan sedikitpun, dan anak anda akan lahir dalam keadaan sehat juga. Sedangkan kepada suami maupun saudara-saudarinya kami harapkan juga bersyukur dan berterima kasih.
Kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus kiranya pada hari ini juga dalam keadaan gembira dan ada di antara yang sedang dalam rencana atau perjalanan untuk bertemu sanak-saudara dan kerabat alias mudik ke kampung halaman tempat dilahirkan dan dibesarkan. Kami percaya bahwa anda juga dalam keadaan siap sedia untuk saling menyapa dengan gembira, saling curhat, saling menceriterakan pengalaman hidup yang mengesan. Maka manfaatkan kesempatan bersilaturahmi ini dengan baik untuk memperdalam dan memperteguh persaudaraan atau persahabatan yang sejati. Mungkin di antara anda juga sudah menyampaikan ucapan 'Selamat Natal', entah melalui kartu Natal atau surat, dan pada umumnya anda juga siap-siap untuk mengucapkan selamat Natal dengan kirim SMS atau email. Marilah kita bersiap-siap untuk bergembira dalam mengenangkan kelahiran Penyelamat Dunia.
Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --. Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus" (Ibr 10:8-10)
Kutipan di atas ini mengajak dan mengingatkan segenap umat beriman atau beragama agar dalam cara hidup dan cara bertindak senantiasa lebih mengutamakan pelaksanaan atau penghayatan kehendak Allah, bukan upacara-upacara liturgis atau doa-doa yang panjang. Memang kehendak Allah antara lain dapat kita temukan dalam aneka aturan atau tata tertib yang terkait dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, maka baiklah aneka tata tertib atau aturan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita sungguh dihayati atau dilaksanakan sepenuhnya. Ingatlah dan sadari serta hayati bahwa tujuan utama tata tertib atau aturan dibuat dan diberlakukan tidak lain adalah agar kita semakin setia dan tahu melaksanakan kehendak Allah di lingkungan hidup atau kerja kita masing-masing.
SP Maria mengunjungi Elisabeth,  saudarinya, merupakan kehendak Allah, bukan hanya keinginan pribadi. Semoga perjalanan anda untuk mengunjungi keluarga atau sanak-saudara atau ucapan "Selamat Natal dan Tahun Baru" juga merupakan kehendak Allah, maka baiklah sharingkan pengalaman hidup anda yang baik kepada saudara-saudari kita. Semoga jabatan tangan maupun peluk-cium yang anda lakukan dengan saudara-saudari anda juga tidak sekedar formalitas atau sopan santun belaka, melainkan sungguh merupakan dorongan Allah.
Kutipan di atas juga mengingatkan dan mengajak kita semua untuk mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah, apa yang kita miliki dan kuasai saat ini hendaknya dipersembahkan kepada Allah atau difungsikan sesuai dengan kehendak Allah. Dalam hal ini saya sangat terkesan pada seorang seminaris dari Seminari Mertoyudan, yang beberapa waktu lalu dipanggil Tuhan, yaitu Ignatius Destian Kristiadi. Ia adalah anak keempat dari lima bersaudara, dan merupakan anak terbaik dalam keluarganya. Ibunya sendiri sungguh berbahagia mempersembahkan anak tersebut kepada Tuhan untuk menjadi imam. Banyak orang mungkin menyayangkan bahwa anak baik kok lebih dahulu dipanggil Tuhan. Memang Tuhan menghendaki apa yang terbaik dari kita, bukan sisa-sisa atau yang tidak baik. Ketika mempersembahkan Ekaristi untuk tujuh hari kematian Ignatius Destian Kristiadi di rumahnya, ibunya berbagi pengalaman kepada saya: "Romo ia adalah anak kami yang terbaik, dan sekarang sudah mempersembahkan diri seutuhnya  kepada Tuhan, hidup mulia dan berbahagia di sorga bersama Tuhan. Saya merasa bahagia dengan hal ini".
Dalam misa atau Perayaan Ekaristi tujuh hari tersebut saya juga memperoleh sesuatu yang baru dan indah. Di stasi  ini ada paguyuban umat yang disebut kelompok "LUWAK" (=Leladi Umat Wewaton Ati Karep = melayani umat dengan kehendak hati). Kelompok ini dengan cekatan dan gembira melayani apa yang sungguh dibutuhkan oleh umat dan masyarakat. Marilah kita hidup dan bertindak melayani umat atau masyarakat.
"Ya Allah semesta alam, kembalilah kiranya, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Indahkanlah pohon anggur ini, batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang di sebelah kanan-Mu, anak manusia yang telah Kauteguhkan bagi diri-Mu itu, maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu. Biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu" (Mzm 80:15-16.18-19)
 Ign 23 Desember 2012

Jumat, 21 Desember 2012

22 des


"Jiwaku memuliakan Tuhan"

(1Sam 1:24-28; Luk 1:46-56)


"Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya" (Luk 1:46-56), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Kutipan Warta Gembira di atas merupakan bagian doa harian dalam Ibadat Harian para anggota Lembaga Hidup Bakti serta doa harian para anggota Legio Mariae, yang sering juga disebut doa "Magnificat". Doa tersebut sebenarnya pada zaman dahulu merupakan lagu atau pujian popular bagi orang-orang pilihan Allah, orang-orang yang sungguh mau membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Maka doa tersebut keluar dari hati SP Maria, sebagai pujian syukur setelah menerima pujian dari Elisabeth. SP Maria adalah teladan umat beriman, maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan segenap umat beriman untuk menghayati isi doa tersebut di atas. Isi doa tersebut terdiri dari dua bagian: pertama-tama mengimani atau menghayati karya atau penyelenggaraan Allah dalam diri manusia yang lemah dan rapuh, dan kemudian mengimani cara berpikir atau paradigma Allah. Perayaan Natal semakin mendekat, maka marilah kita siapkan diri kita dengan membuka diri sepenuhnya atas karya atau penyelenggaraan Allah dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini, dengan harapan kita juga siap sedia untuk menerima kedatangan Penyelamat Dunia. Hendaknya kita juga memiliki paradigma sebagaimana dikehendaki oleh Allah, antara lain tidak congkak hati atau sombong, melainkan rendah hati. Berulang kali kami mengingatkan agar kita senantiasa hidup dan bertindak dengan rendah hati, karena rendah hati merupakan keutamaan yang paling utama dan dasar. Kami berharap mereka yang berpengaruh dalam kehidupan bersama dapat menjadi teladan dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun.

·   "Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN." (1Sam 1:26-28). Kutipan ini merupakan doa seorang ibu yang belum dianugerahi anak dan mohon kepada Allah agar dianugerahi anak, dan jika dianugerahi anak maka anak tersebut akan dipersembahkan kembali kepada Allah. Kami berharap hal itu juga terjadi dalam diri para orangtua: kami ajak dan ingatkan kepada orangtua untuk senantiasa mempersembahkan anak-anaknya kepada Allah, artinya dididik dan dibina sesuai dengan kehendak Allah sehingga kelak kemudian hari tumbuh berkembang menjadi pribadi yang baik, bermoral dan berbudi luhur, dan syukur jika ada di antara anak-anak anda ada yang tergerak untuk menjadi imam, bruder atau suster alias tidak menikah atau tidak berkeluarga demi Kerajaan Allah. Panggilan hidup imam, bruder maupun suster pada masa kini mengalami kemerosotan baik dalam hal kuantitas maupun kualitas, jumlah maupun mutu. Hal yang kiranya juga terjadi dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dimana juga terjadi kemerosotan baik dalam hal jumlah maupun mutu kader-kader yang sungguh negarawan, pemimpin-pemimpin yang memfungsikan kepemimpinannya demi kesejahteraan umum/bersama. Kami berharap kepada para orangtua, guru maupun penyelenggara karya pendidikan atau sekolah untuk memperhatikan kaderisasi dalam proses pendidikan atau pembinaan. Seorang kader adalah senantiasa fungsional menyelamatkan lingkungan hidupnya, dimana ia hidup atau bekerja, maka fungsikan anak-anak sedini mungkin dalam lingkungan hidupnya sesuai dengan perkembangan dan kemampuannya.

"Busur pada pahlawan telah patah, tetapi orang-orang yang terhuyung-huyung, pinggangnya berikatkan kekuatan. Siapa yang kenyang dahulu, sekarang menyewakan dirinya karena makanan, tetapi orang yang lapar dahulu, sekarang boleh beristirahat. Bahkan orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi orang yang banyak anaknya, menjadi layu.TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana.TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga." (1Sam 2:4-7)

Ign 22 Desember 2012

 

Note: Kepada para ibu kami ucapkan "Selamat Hari Ibu

Kamis, 20 Desember 2012

21 des


"Berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda."
(Kid 2:8-14; Luk 1:39-45)
"Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."(Luk 1:39-45), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Silaturahmi atau saling mengunjungi dan bercakap-cakap/bercuhat bersama kiranya merupakan salah satu cirikhas bangsa yang sungguh berbudaya dan bermoral. Dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan SP Maria yang sedang mengandung atau menerima Warta Gembira segera mengunjungi Elisabeth, saaudarinya, yang pada masa tuanya sedang mengandung anak pertamanya. Mereka berdua dalam keadaan penuh Roh Kudus, artinya kegembiraan yang terjadi di antara mereka sungguh  merupakan kasih karunia Roh Kudus. Mereka saling memberi salam dalam awal perjumpaan dan kiranya hal ini juga sering kita lakukan, maka marilah kita mawas diri: sejauh mana salam yang kita sampaikan kepada orang lain sungguh merupakan kasih karunia Roh Kudus/Allah? Bukan sekedar basa-basi belaka? Jika salam itu merupakan karunia Allah, maka baik yang memberi salam maupun yang menerima salam akan berbahagia sepenuhnya, yang menjadikan tubuh segar-bugar dan sehat wal'afiat. Kami percaya bahwa hari-hari ini anda sedang atau akan merencanakan perjalanan, entah dalam rangka merayakan Natal maupun merayakan Tahun Baru, ke suatu tempat dimana anda akan bertemu dan bercakap-cakap dengan handai-taulan, saudari-saudari. Semoga kebersamaan anda dengan handai-taulan, kerabat dekat dan sahabat, semakin memperdalam dan memperteguh persahabatan anda, sehingga kehadiran atau kedatangan anda dimana pun dan kapan pun akan menjadi berkat atau rahmat bagi sesama. Kita semua dipanggil untuk menjadi penyalur-penyalur rahmat atau berkat Allah. Dan yang tak kalah penting adalah bahwa kita semua hendaknya percaya akan Sabda Allah, artinya sabda  atau kehendaknya menjadi nyata atau terwujud dalam dan melalui cara hidup maupun cara bertindak kita.
·   "Dengarlah! Kekasihku! Lihatlah, ia datang, melompat-lompat di atas gunung-gunung, meloncat-loncat di atas bukit-bukit. Kekasihku serupa kijang, atau anak rusa. Lihatlah, ia berdiri di balik dinding kita, sambil menengok-nengok melalui tingkap-tingkap dan melihat dari kisi-kisi. Kekasihku mulai berbicara kepadaku: "Bangunlah manisku, jelitaku, marilah! Karena lihatlah, musim dingin telah lewat, hujan telah berhenti dan sudah lalu. Di ladang telah nampak bunga-bunga, tibalah musim memangkas; bunyi tekukur terdengar di tanah kita. Pohon ara mulai berbuah, dan bunga pohon anggur semerbak baunya. Bangunlah, manisku, jelitaku, marilah" (Kid 2:8-13). Kutipan dari Kidung Agung di atas ini kiranya dapat menjadi contoh atau model dalam saling menyapa dan memuji: gambaran pujian dan rayuan pasangan suami-isteri yang sedang berbulan madu, itulah isi kutipan di atas. Sekiranya anda sebagai suami-isteri dapat saling menyapa seperti hal di atas di hadapan anak-anak, maka anak-anak dapat belajar dari anda serta ada kemungkinan mempraktekkannya dengan kakak atau adik, sehingga kelak kemudian ketika mereka tumbuh berkembang sebagai orang dewasa juga terbiasa untuk saling menyapa dengan penuh kasih, saling memuji dan mengagungkan, dan dengan demikian terjadilah persaudaraan atau persahabatan sejati yang menarik, mempesona dan memikat. Kutipan di atas kiranya juga mengajak dan mengingatkan kita semua agar dalam pergaulan dengan siapapun dan dimana pun senantiasa berpikiran positif, dengan melihat dan mengakui kebaikan atau keunggulan yang ada. Cara hidup dan cara bertindak yang demikian itu hemat saya sungguh merupakan perisiapan yang baik dan benar dalam memperisiapkan Pesta Natal yang akan datang, dimana kita akan mengenangkan perdamaian yang dibawa oleh Emmanuel, Penyelamat Dunia, yang lahir di tengah-tengah kita, sebagai manusia seperti kita, kecuali dalam hal dosa.
"Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai.., tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun. Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri"(Mzm 33:2-3:11-12)
Ign 21 Desember 2012