Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 31 Januari 2012

1 Feb


"Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri"

(2Sam 24:2.9-17; Mrk 6:1-6)

"Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar." (Mrk 6:1-6), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   "Export minded"  itulah yang cukup mendominasi banyak orang pada masa kini, tidak hanya dalam hal sarana-prasarana teknologi yang canggih, tetapi juga dalam hal makanan seperti buah-buahan dll.. Memang dalam kenyataan yang berasal dari luar negeri sering kelihatan lebih berkwalitas dan dengan harga murah, sedangkan produksi dalam negeri cukup mahal dan kurang berkwalitas. Sikap mental orientasi menghargai apa yang berasal dari luar negeri ini kiranya menunjukkan sikap mental yang lebih mendalam, yaitu orang lebih menghargai orang lain/asing daripada saudara-saudari sendiri yang setiap hari hidup dan bekerja bersama, entah itu anggota keluarga atau rekan kerja. Memang menghargai dan mengasihi mereka yang setiap hari hidup dan bekerja bersama dengan kita cukup menantang dan sulit, sedangkan menghargai dan mengasihi orang lain/asing lebih mudah. Yang cukup memprihatinkan adalah relasi antar laki-laki dan perempuan yang menjadi suami-isteri: terhadap pasangannya sendiri kurang mesra sedangkan terhadap orang lain sangat mesra. Hemat saya jika kita tidak mampu menghargai dan mengasihi saudara sendiri, mereka yang setiap hari hidup bersama dengan kita, maka menghargai dan mengasihi orang lain, yang jauh berarti merupakan sebuah pelarian dari tanggungjawab, dan relasi dengan yang lain tersebut sebenarnya lebih bersifat menindas saja. Sebaliknya jika kita mampu mengasihi mereka yang dekat dengan kita setiap hari, maka mengasihi mereka yang jauh atau orang asing akan bersifat melayani.  Marilah dengan rendah hati kita saling menghargai dan mengasihi, antar kita yang hidup dan bekerja bersama setiap hari.

·    "Akan datangkah menimpa engkau tiga tahun kelaparan di negerimu? Atau maukah engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari hadapan lawanmu, sedang mereka itu mengejar engkau? Atau, akan adakah tiga hari penyakit sampar di negerimu? Maka sekarang, pikirkanlah dan timbanglah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku."(2 Sam 24: 13), demikian kata Gad, utusan Allah, kepada Daud. Sangat berat bagi Daud untuk memilih, karena semuanya membawa ke penderitaan atau kesengsaraan. Begitulah buah dari orang yang berdosa, yang kurang atau tidak menghargai dan mengasihi mereka yang dekat dengannya. Kita akan terhindar dari ancaman di atas jika kita dengan sungguh-sungguh mengasihi mereka dan apa saja yang bersama-sama dengan kita setiap hari. Mereka itu tidak lain adalah saudara-saudari kita sekandung, se rukun tetangga, se tempat kerja dst.., sedangkan 'apa saja' berarti lingkungan hidup beserta aneka jenis barang, tanaman maupun binatang yang ada di dalamnya. Dengan kata lain marilah kita usahakan lingkungan hidup yang bersih dan sehat dimana pun dan kapan pun. Lingkungan hidup yang bersih dan sehat selain mendukung kesehatan dan kebugaran tubuh kita juga mendukung diri kita semakin berkreatif dan bereksploratif, karena kenikmatan tinggal dalam lingkungan yang bersih dan sehat mendorong kita untuk berangan-angan dan bermimpi, yang kemudian berkembang menjadi kreatifitas. Usahakan dan pertahankan tempat tinggal atau rumah anda senantiasa dalam keadaan bersih dan sehat, karena ketika tidak bersih dan tidak sehat pasti akan mengundang orang untuk berpikiran jahat, entah itu mencela atau marah-marah. Semoga kita tidak seperti Daud yang dihadapkan tiga pilihan, yang serba menyengsarakan atau mencelakakan

"Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau dapat ditemui; sesungguhnya pada waktu banjir besar terjadi, itu tidak melandanya.Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak" (Mzm 32:5-7)

Ign 1 Februari 2012


31 Jan


"Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"

(Fil 4:4-9; Mat 18:1-5)

"Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." (Mat 18:1-5), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St Yohanes Bosko, imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   St Yohanes Bosko oleh Gereja diangkat sebagai pelindung kaum muda/remaja, karena perhatian pelayanannya kepada kaum muda/remaja. Maka dalam mengenangkan St.Yohanes Bosko kami mengajak dan mengingatkan kita semua, terutama generasi tua atau orangtua untuk memberi perhatian kepada kaum muda/remaja atau anak-anak secara memadai, entah mereka masih berada di dalam keluarga maupun telah atau sedang belajar di sekolah-sekolah. Kepada anda semua kami ingatkan bahwa anda dapat menjadi pribadi atau orang sebagaimana adanya saat ini hemat saya karena pendidikan atau sekolah, maka dengan rendah hati kami harapkan anda juga memperhatikan pendidikan atau sekolah-sekolah tanpa pandang bulu. Alokasikan dana dan tenaga yang memadai bagi pendidikan, entah di dalam keluarga maupun pemerintahan. Jika anda termasuk orang yang kaya dan telah cukup membeayai pendidikan anak-anaknya, kami harapkan solider terhadap mereka yang miskin dan berkekurangan, entah secara pribadi atau organisatoris. Secara pribadi berarti memperhatikan orang-orang miskin yang telah anda kenal, dan tentu saja terutama para pembantu anda yang mengabdi dan melayani keluarga anda: bantulah anak-anak pembantu anda agar dapat belajar di sekolah-sekolah. Secara organisatoris berarti membantu yayasan atau lembaga pendidikan yang mengalami kesulitan financial karena mayoritas peserta didiknya berasal dari keluarga miskin. Tidak melayani, mendidik, mendampingi anak-anak atau remaja dengan memadai berarti anda bunuh diri pelan-pelan. Marilah kita boroskan waktu, tenaga dan dana/uang kita untuk pendidikan anak-anak.

·   "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur" (Ef 4:4-6). Kita diingatkan dan diajak untuk senantiasa bersukacita dan berbaik hati kepada orang lain dimana pun dan kapan pun; kegembiraan dan kebaikan hati kita hendaknya tidak disembunyikan, melainkan biarlah dilihat dan diperhatikan orang lain. Bagi kita orang beriman tidak ada alasan untuk tidak gembira karena kita telah menerima anugerah Tuhan secara melimpah melalui sekian banyak orang yang telah memperhatikan dan berbaik hati kepada kita melalui aneka cara dan bentuk. Pewartaan kegembiraan dan kebaikan hati merupakan bentuk penghayatan tugas missioner atau pewartaan yang handal, daripada aneka ceramah, omongan, kotbah atau nasihat dst..  Kegembiraan dan kebaikan hati merupakan wujud iman kita kepada Tuhan, yang akhirnya mendorong kita untuk senantiasa bersyukur dan berterima kasih selama hidup di dunia ini, meskipun harus menghadapi aneka tantangan dan masalah. Jika kita menginginkan sesuatu hendaknya dengan rendah hati mohon kepada Tuhan seraya mohon pencerahan apakah yang kita inginkan sungguh dibutuhkan dalam usaha menghayati iman atau panggilan maupun melaksanakan tugas pengutusan. Dalam bersukacita kita juga dingatkan agar tetap dalam Tuhan, sehingga tidak terjebak ke aneka bentuk kenikmatan yang merusak tubuh dan jiwa kita, misalnya lalu menikmati narkoba atau pergaulan seks bebas. Bukti atau tanda bahwa kita sungguh bersukacita dalam Tuhan antara lain kelihatan dalam buahnya, yaitu kita semakin beriman kepada Tuhan, semakin hidup penuh syukur dan terima kasih, tidak serakah dan tidak hidup sesuai keinginan atau nafsu pribadi.

"Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya. Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil. Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya. Sebab ia takkan goyah untuk selama-lamanya; orang benar itu akan diingat selama-lamanya." (Mzm 112:1-6)

Ign 31 Januari 2012


Minggu, 29 Januari 2012

30 Jan



"Keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu"

(2Sam 15:13-14.30; 16:5-13a; Mrk 5:1-20)

"Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia.Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak." Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya." (Mrk 5:1-13), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Para penjahat ketika terjebak untuk ditangkap pada umumnya lebih memilih mati daripada tertangkap hidup-hidup, maka mereka lalu berusaha menyerang atau melawan habis-habisan seraya membentak atau menakut-nakuti mereka yang berusaha menangkapnya. Begitulah yang sering terjadi: setan lebih berteriak keras daripada Roh, penjahat lebih seram mengancam daripada orang-orang baik. Para penjahat karena dalam ketakutan pada umumnya juga senantiasa bersembunyi atau mengasingkan diri. Dalam kisah warta gembira hari ini setan-setan minta diperintah oleh  Yesus untuk pindah dari manusia ke kawanan babi-babi dan hal itu sungguh terjadi sehingga menjadi bahan percaturan banyak orang perihal mujizat pengusiran setan yang dilakukan oleh Yesus. Hal lain yang mungkin baik saya angkat adalah perihal babi, yang bagi umat Muslim dikatakan najis dan mereka tidak boleh makan daging bagi sesuai dengan fatwa yang diberlakukan. Nampaknya perihal babi yang haram atau najis ini dilatarbelakangi oleh kisah pengusiran setan dari manusia ke kawanan babi-babi. Bagi yang beriman kepada Yesus Kristus kami ajak merenungkan dan menghayati sabda Yesus kepada orang yang telah dibebaskan dari kuasa setan: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" (Mrk 5:19) Sabda ini mengajak dan memanggil kita semua untuk kembali ke 'jati diri' kita masing-masing yang benar, yaitu sebagai gambar dan citra Tuhan melalui penghayatan panggilan maupun pelaksanaan tugas pengutusan.

·   "Sedangkan anak kandungku ingin mencabut nyawaku, terlebih lagi sekarang orang Benyamin ini! Biarkanlah dia dan biarlah ia mengutuk, sebab TUHAN yang telah berfirman kepadanya demikian. Mungkin TUHAN akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan TUHAN membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini." (2Sam 16:11-12), demikian kata Daud kepada para pegawainya. Pasrah diri sang raja Daud ini kiranya muncul dari ketulusan hatinya, yang antara lain ia menyadari dan menghayati diri telah berdosa atau melakukan apa yang tidak berkenan pada Tuhan. Daud mengimani bahwa Tuhan itu Mahatahu dan Mahaadil, Dia akan mengampuni orang yang mengakui dengan rendah hati dosa-dosanya serta siap sedia untuk bertobat atau memperbaharui diri, dan menghukum orang yang tahu terima kasih serta kasih pengampunan, yang suka balas dendam terhadap orang lain. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk memiliki ketulusan hati dan kejujuran, tidak menutupi kesalahan dan kekurangan diri sendiri jika memang demikian adanya, dan juga tidak melawan mereka yang akan mempersalahkan dan mengancamnya. Persembahkan atau serahkan semuanya kepada Tuhan, Penyelenggaraan Ilahi, dan hendaknya juga jangan mengadili orang lain menurut keinginan atau kemauan pribadi. Jauhkan dan berantas sikap mental dan perilaku mengadili orang lain dan hayati serta sebarluaskan kasih pengampunan Tuhan kepada saudara-saudari kita dimana pun dan kapan pun dalam dan melalui kesibukan dan pelayanan kita setiap hari.

"Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku;banyak orang yang berkata tentang aku: "Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah." Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku.Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus. Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku" (Mzm 3:2-7)

Ign 30 Januari 2012