Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 20 September 2011

21 spt


"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa"
(Ef 4:1-7.11-13; Mat 9:9-13)

" Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama
Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku."
Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan
di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan
makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang
Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus:
"Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang
berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang
memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah
arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan
persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar,
melainkan orang berdosa."(Mat 9:9-13), demikian kutipan Warta Gembira
hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.
Matius, rasul dan pengarang Injil, hari ini saya sampaikan
catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
•       Yesus adalah Penyelamat Dunia, artinya Ia datang di dunia untuk
menyelamatkan bagian dunia yang tidak selamat, menyembuhkan yang
sakit, membimbing orang tersesat, mengampuni orang berdosa, mendidik
mereka yang kurang terdidik, dst.. "Yang Kukehendaki ialah belas
kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil
orang benar, melainkan orang berdosa", demikian sabdaNya. St Matius
yang kita kenangkan hari ini memang termasuk dalam kalangan
orang-orang berdosa (dosa structural), yaitu sebagai kepala pemungut
pajak. Kiranya sejak dahulu sampai sekarang sudah menjadi kebiasaan
bahwa para petugas pajak senantiasa terjebak untuk manipulasi atau
korupsi; orang-orang berkehendak baik sering tak mampu lagi bertahan
diri sehingga terbawa arus dalam manipulasi atau korupsi demi memenuhi
kebutuhan hidup sosial-ekonominya. Matius kiranya termasuk orang yang
berkehendak baik, maka ketika mendengar panggilan Yesus ia langsung
meninggalkan jabatannya sebagai kepala pemungut pajak. Orang-orang
Farisi bersungut-sungut atas apa yang dilakukan oleh Yesus. Sebagai
orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita dipanggil untuk
meneladanNya, yaitu berpartisipasi dalam karya penyelamatan. Maka
baiklah jika saudara-saudari kita bersalah hendaknya dengan rendah
hati diampuni, yang frustrasi kita dekati dalam kasih untuk bangkit
dan bergairah, yang bodoh kita dampingi dengan kesabaran, ketekunan
dan pengorbanan agar cerdas atau pandai, yang kurangajar kita beri
ajaran-ajaran sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya, dst.. Kami
percaya bahwa di sekolah atau tempat kerja/usaha kita pasti ada yang
kurangajar, kurang bermoral dst.., maka baiklah mereka kita tolong dan
dampingi agar terbebaskan dari kekurangajarannya maupun kenakalannya.
Secara khusus kami berharap kepada para orangtua untuk lebih
memperhatikan anak-anaknya yang lemah, bodoh, nakal, kurang sehat
dst.., dan untuk menghindari hal itu hendaknya sedini mungkin
anak-anak diberi gizi yang baik serta perhatian yang memadai dari
orangtua.
•       "Aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan,
supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan
dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut,
dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.Dan
berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera" (Ef
4:1-3), demikian nasihat Paulus kepada umat di Efesus, yang hendaknya
kita hayati juga sebagai nasihat bagi kita semua yang beriman kepada
Yesus Kristus. Kita dipanggil untuk senantiasa hidup dan bertindak
dengan rendah hati, lemah lembut dan sabar untuk membangun dan
memperdalam hidup bersama yang damai sejahtera. Telah berkali-kali
saya mengingatkan agar kita hidup dan bertindak dengan rendah hati.
Rendah hati merupakan keutamaan dasar kebalikan dari kesombongan.
Orang yang rendah hati senantiasa hati, jiwa, akal budi dan tubuhnya
terbuka atas berbagai ajakan, sentuhan, nasihat, ajaran, informasi
dst.., dengan kata lain senantiasa siap sedia dan rela untuk dididik,
dibina, ditumbuh-kembangkan, diajar, diberi tahu, dituntun dst… Dengan
lain orang bersikap mental belajar terus-menerus sampai mati. Kami
berharap semakin tua/tambah usia, semakin berpengalaman, semakin
pandai/cerdas, semakin berkedudukan dan berpengaruh dalam hidup
bersama berarti semakin rendah hati, lemah lembut dan sabar. Kita
dipanggil untuk membangun dan memperdalam kesatuan hidup bersama dalam
ikatan Roh, semangat, visi-misi dst.. Maka perkenankan kami mengajak
dan mengingatkan segenap anggota lembaga hidup bakti untuk memperdalam
penghayatan semangat atau karisma pendiri, sedangkan kita semua yang
beriman kepada  Yesus Kristus hendaknya memperdalam penghayatan iman
kepada Yesus Kristus, sehingga layak disebut sebagai sahabat-sahabat
Yesus.
"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan
pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan
malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan
tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka
terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.
Ia  memasang kemah di langit untuk matahari,"
 (Mzm 19:2-5) Ign 21 September 2011

Senin, 19 September 2011

20 spt


"Yang mendengarkan firman Allah dan melalukannya"
(Ezr 6:7-8.12b.14-20; Luk 8:19-21)

" Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau." Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya." (Luk 8:19-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini. Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Andreas Kim Taegon, imam, dan Paulus Chong Hasang dkk., martir-martir di Korea hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sbb.:

•       Para martir Korea yang kita kenangkan hari ini mayoritas adalah kaum
awam yang bersaksi iman dalam aneka tantangan dan penderitaan karena
kesetiaan pada imannya. Mayoritas anggota Gereja atau Umat Allah
adalah kaum awam juga, maka dalam rangka mengenangkan para martir
Korea ini perkenankan secara khusus kami mengajak dan mengingatkan
rekan-rekan awam untuk menghayati panggilan kemartiran dalam hidup
sehari-hari dengan menjadi saksi iman dimanapun dan kapanpun. Dengan
kata lain marilah kita hayati sabda Yesus "IbuKu dan saudara-saudaraKu
ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya".

"Berdasarkan panggilan mereka yang khas, kaum awam wajib mencari kerajaan Allah, dengan mengurusi hal-hal yang fana dan mengaturnya seturut kehendak Allah. …mereka dipanggil oleh Allah, untuk menunaikan tugas mereka sendiri dengan dijiwai semangat Injil, dan dengan demikian ibarat ragi membawa sumbangan mereka demi pengudusan dunia bagaikan dari dalam. Begitulah mereka memancarkan iman, harapan dan cinta kasih terutama dengan kesaksian hidup mereka, serta menampakkan Kristus kepada sesama" (Vatikan II: LG no 31). Kami berharap rekan-rekan awam merenungkan dan menghayati ajakan Gereja di atas ini: melaksanakan aneka tugas dengan semangat Injil atau menjadi saksi iman, harapan dan cinta kasih dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimanapun dan kapanpun. Salah satu bidang kehidupan yang mendesak dan up to date untuk dihayati dan disebarluaskan masa kini adalah pengelolaan atau pengurusan harta benda dan uang dengan baik dan benar, mengingat dan memperhatikan korupsi masih marak di sana-sini.
•       "Untuk pentahbisan rumah Allah ini mereka mempersembahkan lembu jantan seratus ekor, domba jantan dua ratus ekor dan anak domba empat ratus ekor; juga kambing jantan sebagai korban penghapus dosa bagi seluruh orang Israel dua belas ekor, menurut bilangan suku Israel. Mereka juga menempatkan para imam pada golongan-golongannya dan orang-orang Lewi pada rombongan-rombongannya untuk melakukan ibadah kepada Allah yang diam di Yerusalem, sesuai dengan yang ada tertulis dalam kitab Musa" (Ezr 6:17-18). Sebagai umat beriman atau umat Allah marilah kita sadari dan hayati bahwa tubuh kita adalah 'rumah Allah', karena Allah hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Maka marilah kita jaga dan rawat tubuh kita agar tetap suci adanya, dan hendaknya jangan mencemarkan anggota tubuh kita satupun dengan perbuatan dosa atau jahat atau amoral, dan tentu saja hendaknya juga jangan menyakiti tubuh orang lain dengan cara apapun. Pencemaran anggota tubuh sering terjadi dengan tindakan seksual yang menyimpang seperti melacurkan diri atau berhubungan seks dengan orang lain yang bukan pasangan hidupnya atau suami/isterinya sendiri atau pergaulan seks bebas di kalangan remaja dan muda-mudi. Jagalah dan rawatlah semua anggota tubuh anda agar tetap bersih, suci dan sehat serta segar, sehingga menarik dan mempesona bagi orang lain: laki-laki semakin tampan dan perempuan semakin cantik. Ketika melihat laki-laki tampan atau perempuan cantik hendaknya tidak tergoda untuk berbuat jahat atau amoral, melainkan hendaknya memuji dan memuliakan Tuhan.Hormatilah dan pujilah apa yang baik, indah, menawan dan bagus dalam  diri anda sendiri maupun saudara-saudari kita, karena semuanya itu merupakan anugerah dan karya Allah. Kami berharap kepada para suami-isteri maupun rekan remaja dan muda-mudi untuk saling menjaga dan membantu usaha kesucian tubuh masing-masing. Dalam hal makan dan minum hendaknya tidak mengkonsumsi apa yang dapat membuat anggota tubuh sakit atau kurang berfungsi secara penuh, misalnya aneka jenis  narkoba dst..

"Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi kerumah TUHAN." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN, untuk bersyukur kepada nama TUHAN sesuai dengan peraturan bagi Israel.Sebab di sanalah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga raja Daud." (Mzm 122;1-5)

Ign 20 September 2011

Minggu, 18 September 2011

19 spt


"Semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya"
(Ezr 1:1-6; Luk 8:16-18)

"Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan
tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia
menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke
dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang
tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang
rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu,
perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai,
kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya
akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya." (Luk 8:16-18),
demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
•       Setiap manusia menerima anugerah Tuhan, antara lain berupa bakat,
hobby atau keterampilan, tergantung dari lingkungan hidupnya. Dalam
iman kiranya harus kita hayati bahwa semua anugerah tersebut kita
terima secara cuma-cuma dari Tuhan, maka selayaknya kita bagikan
dengan murah hati kepada saudara-saudari kita dalam lingkungan hidup
dan kerja maupun pergaulan kita dimanapun dan kapanpun. "Tidak ada
orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau
menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas
kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat
cahayanya", demikian sabda Yesus. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa
keterampilan semakin dibagikan kepada orang lain tidak akan berkurang
melainkan semakin bertambah dan handal, demikian juga dengan bakat,
hobby, kecerdasan/kepandaian dll… Sumbangkan keterampilan, bakat,
hobby, kecerdasan/kepandaian anda kepada sesama anda dimanapun dan
kapanpun, hendaknya jangan pelit untuk membagikan atau
menyumbangkannya. Selain diberikan atau disumbangkan kepada orang
lain, baiklah jika keterampilan, bakat, hobby, kepandaian atau
kecerdasan tersebut juga terus diperdalam dan dikuatkan dengan belajar
terus-menerus, misalnya mengikuti aneka kursus atau pendidikan yang
terkait atau sesuai dengan keterampilan, bakat, hobby dan kecerdasan
anda. Hendaknya jangan malu menampilkan atau menghadirkan diri dengan
penuh aktif dan proaktif dalam hidup bersama untuk membagikan
keterampilan, bakat, hobby atau kecerdasan tersebut, yang anda miliki.
Mereka yang pelit membagikannya akan menjadi orang 'kerdil' dalam
segala hal.
•       "Berkemaslah kepala-kepala kaum keluarga orang Yehuda dan orang
Benyamin, serta para imam dan orang-orang Lewi, yakni setiap orang
yang hatinya digerakkan Allah untuk berangkat pulang dan mendirikan
rumah TUHAN yang ada di Yerusalem.Dan segala orang di sekeliling
mereka membantu mereka dengan barang-barang perak, dengan emas, harta
benda dan ternak dan dengan pemberian yang indah-indah, selain dari
segala sesuatu yang dipersembahkan dengan sukarela" (Ezr 1:5-6).
Mungkin pada saat ini di lingkungan hidup atau tempat tinggal dan
kerja anda sedang ada kegiatan pembangunan, entah phisik maupun
spiritual. Secara phisik misalnya pembangunan aneka macam
sarana-prasarana untuk kepentingan umum seperti gedung pertemuan,
tempat ibadat, dll.., hendaknya anda tidak berpangku tangan, melainkan
marilah meneladan umat di sekitar Yerusalem pada waktu itu: "membantu
mereka dengan barang-barang perak, dengan emas, harta benda dan ternak
dan dengan pemberian indah-indah, selain dari segala sesuatu yang
dipersembahkan dengan sukarela". Jika kita tidak memiliki harta benda
atau uang, baiklah kita sumbangkan tenaga dan waktu kita bagi
pembangunan tersebut. Yang tidak kalah penting adalah pembangunan
kehidupan bersama sebagai umat Allah. Kami berharap kita senantiasa
dapat berpartipasi dalam pembangunan hidup bersama sebagai umat Allah,
sehingga kebersamaan hidup umat Allah mempesona, menarik dan
menggairahkan. Secara konkret dalam kehidupan beragama sering ada
perjumpaan bersama seperti ibadat di tempat ibadat, pendalaman iman
atau doa bersama di lingkungan atau tempat kerja dst..  Kami mengajak
anda sekalian untuk aktif dan proaktif serta selalu menghadiri
perjumpaan-perjumpaan umat Allah tersebut.  Ingatlah, sadari dan
hayati bahwa dalam kebersamaan pada umumnya kita akan diperkaya dengan
berbagai pengalaman melalui curhat atau percakapan, dimana
masing-masing membagikan pengalamannya. Percayalah bahwa jika hatim,
jiwa dan akal budi kita baik, maka perjumpaan antar kita dalam bentuk
apapun dan dimanapun akan membuahkan hasil-hasil yang menyelamatkan
dan membahagiakan, terutama keselamatan atau kebahagiaan jiwa.
"Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti
orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan
tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah
orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar
kepada orang-orang ini!" TUHAN telah melakukan perkara besar kepada
kita, maka kita bersukacita" (Mzm 126:1-3)

Ign 19 September 2011