Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 03 Agustus 2010

4 Agustus - Yer 31:1-7; Mat 15:21-28

"Jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki."

(Yer 31:1-7; Mat 15:21-28)

 

"Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh." (Mat 15:21-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Yohanes Maria Vianney, imam dan pelindung para imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Yohanes Maria Vianney dikenal sebagai pastor desa, yang dengan penuh kesabaran, kerendahan hati dan matiraga selama berjam-jam duduk di kamar pengakuan untuk menerimakan Sakramen Tobat bagi umat yang datang kepadanya. Baik Yohanes Maria Vianney maupun umat yang datang kepadanya kiranya memiliki sikap iman yang sama yaitu "kasihanilah aku, ya Tuhan" dengan penuh kepercayaan bahwa Tuhan akan menganugerahi apa yang terbaik demi keselamatan jiwa mereka. Maka baiklah kami mengajak rekan pastor khususnya maupun umat pada umumnya untuk memiliki sikap iman tersebut dalam rangka menghayati panggilan, tugas pengutusan maupun melaksanakan aneka kewajiban. Kepada rekan pastor kami berharap untuk senantiasa bersikap rendah hati dan terbuka bagi siapapun yang datang untuk minta bantuan atau secara khusus ingin mengaku dosa. Marilah kita melayani umat dengan kerendahan hati yang mendalam. Sedangkan kepada umat pada umumnya kami ajak juga untuk dengan rendah hati menyadari dan menghayati kelemahan dan kerapuhannya maupun kedosaannya serta tanpa malu-malu atau ragu-ragu untuk minta bantuan kepada para pastor, sejauh dibutuhkan, entah untuk berkonsultasi/bimbingan rohani atau mengaku dosa. Hendaknya berani mengimani sabda Yesus "Jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki".

·   "Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. Aku akan membangun engkau kembali, sehingga engkau dibangun" (Yer 31:3-4), demikian firman Tuhan kepada bangsa terpilih, kepada kita semua umat beriman. Marilah kita imani dan hayati firman ini di dalam hidup kita sehari-hari dimanapun dan kapanpun. Kasih setia Tuhan kiranya dapat kita lihat, hayati atau nikmati melalui siapapun yang berbaik hati kepada kita atau memperhatikan kita melalui aneka cara dan bentuk, lebih-lebih kita yang merasa lemah dan rapuh. Jika kita jujur dan terbuka kiranya masing-masing dari kita telah menerima kasih setia Tuhan secara melimpah ruah, maka kita juga dipanggil untuk saling membagikan kasih setia tersebut kepada sesama atau saudara-saudari kita. Ketika ada saudara-saudari kita menyalahi atau menyakiti kita hendaknya tidak balas dendam, melainkan kasihi dan ampunilah mereka. Marilah kita saling membangun atau menyehatkan diri, sehingga kebersamaan hidup kita dimanapun dan kapanpun dalam keadaan damai sejahtera dan aman tenteram. Tentu saja kami sungguh berharap bahwa hidup dalam kasih setia satu sama lain ini pertama-tama dan terutama terjadi di dalam keluarga atau komunitas kita masing-masing. Pengalaman hidup dalam kasih setia dalam keluarga atau komunitas akan menjadi modal atau kekuatan dalam hidup kasih setia dalam hidup bersama atau komunitas yang lebih luas seperti tempat kerja atau masyarakat. "Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu", demikian firman Tuhan, maka hendaknya firman Tuhan ini juga menjadi sikap hidup kita sehari-hari dimanapun dan kapanpun. Setiap kali bertemu atau berjumpa dengan orang lain dalam hati kita senantiasa berkata "aku melanjutkan kasih setiaku kepadamu". Kita  semua diharapkan menjadi orang-orang yang sosial dengan memberi perhatian kepada mereka yang miskin dan berkekurangan, yang lemah lesu dan kurang bergairah dalam hidup.

 

"Dengarlah firman TUHAN, hai bangsa-bangsa, beritahukanlah itu di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan mengumpulkannya kembali, dan menjaganya seperti gembala terhadap kawanan dombanya! Sebab TUHAN telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya. Mereka akan datang bersorak-sorak di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan TUHAN, karena gandum, anggur dan minyak, karena anak-anak kambing domba dan lembu sapi; hidup mereka akan seperti taman yang diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi merana." (Yer 31:10-12)

 

Jakarta, 4 Agustus 2010     


Senin, 02 Agustus 2010

3 Agustus - Yer 30:1-2.12-15.18-22; Mat 14:22-36

"Hai orang yang kurang percaya mengapa enkau bimbang"

(Yer 30:1-2.12-15.18-22; Mat 14:22-36)


"Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah. Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah." Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Maka semua orang yang sakit dibawa kepada-Nya. Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh." (Mat 14:22-36), demikian kutipan Warta Gembira hari ini


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Bagi orang yang kurang atau tidak beriman ketika menghadapi tantangan, hambatan atau masalah di dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya khawatir, takut atau bimbang, karena yang bersangkutan hidup dan bertindak hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk hidup dan bertindak dijiwai oleh iman kita, sebagaimana dicanangkan oleh berbagai 'NGO/yayasan katolik' dalam anggaran dasarnya yang berbunyi "Dalam semangat iman kristiani berazaskan Pancasila dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara". Hidup dan bertindak dalam iman berarti senantiasa menyadari dan menghayati kehadiran, pendampingan atau penyertaan Tuhan dalam hidup sehari-hari, dan karena Tuhan mahasegalanya maka mau tidak mau kita akan hidup dan bertindak sesuai dengan kehendakNya. Dengan kata lain Tuhanlah yang hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Jika demikian adanya, maka tiada ketakutan, kekawatiran atau kebimbangan apapun dalam menghadapi aneka tantangan, hambatan dan masalah kehidupan, sebaliknya menjadikan tantangan, hambatan dan masalah guna semakin memperdalam iman, semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Marilah kita konsekwen dengan jati diri kita sebagai orang beriman, marilah saling mengingatkan dan membantu dalam penghayatan iman sehari-hari.


·   "Kamu akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan menjadi Allahmu." (Yer 30:22), demikian janji atau firman Tuhan Allah kepada bangsa terpilih, kepada kita semua umat beriman, melalui nabi Yeremia. Sebagai orang beriman kita juga disebut sebagai umat Allah, artinya umat milik Allah. Karena kita adalah milik Allah maka mau tak mau harus hidup dan bertindak sesuai dengan Allah, yang menjadi Pemilik. Kita sama-sama milik Allah maka juga berarti kita semua adalah saudara atau sahabat satu sama lain. Karena kita adalah sababat atau saudara satu sama lain maka tiada ketakutan, kekawatiran atau kebimbingan apapun di antara kita, demikian juga ketika kita harus berpergian jauh kemanapun: bertemu dengan siapapun adalah bertemu dengan saudara atau sahabat. Memang sering ada kesulitan di antara kita dalam berkomunikasi yaitu perihal bahasa, mengingat dan memperhatikan setiap suku atau bangsa memiliki bahasa sendiri-sendiri. Maka baiklah dalam bertemu dan bekerjasama dengan orang lain, yang berbeda bahasa tersebut, kita gunakan bahasa yang sama yaitu 'bahasa tubuh'. Anggota tubuh kita merupakan sarana untuk berkomunikasi yang canggih, masing-masing memiliki fungsi sendiri-sendiri namun bekerjasama dengan baik, itulah karya Tuhan Allah yang mahasegalanya. Dengan bahasa tubuh kita dapat bergaul dan berkasih-kasihan guna membangun dan memperdalam persahabatan atau persaudaraan dengan siapapun dan dimanapun. Seperti Yesus menjamah orang sakit dan jamahanNya menyembuhkan, maka semoga gerakan anggota-anggota tubuh kita juga senantiasa membahagiakan, menyelamatkan dan mensejahterakan orang yang kena dampak gerakan anggota tubuh kita, sebagaimana gerakan-gerakan mereka yang sedang berkasih-kasihan (suami-isteri atau yang sedang bertunangan atau pacaran).

 

"Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama TUHAN, dan semua raja bumi akan kemuliaan-Mu, bila TUHAN sudah membangun Sion, sudah menampakkan diri dalam kemuliaan-Nya, sudah berpaling mendengarkan doa orang-orang yang bulus, dan tidak memandang hina doa mereka." (Mzm 102:16-18)

Jakarta, 3 Agustus 2010        

  


Minggu, 01 Agustus 2010

2 Agustus - Yer 28:1-17; Mat 14:13-21

"Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."

(Yer 28:1-17; Mat 14:13-21)

 

"Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku." Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak" (Mat 14:13-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Peristiwa penggandaan 'lima roti dan dua ikan' dalam Warta Gembira hari ini menggambarkan Yesus yang mempersembahkan Diri seutuhnya bagi keselamatan seluruh bangsa dengan wafat di kayu salib dan kemudian bangkit dari mati, yang setiap kali kita kenangkan dalam Perayaan Ekaristi. Sebagaimana Yesus mencoba menyepi, namun banyak orang senantiasa berusaha bertemu denganNya karena aneka macam muzijat yang telah dilakukanNya, demikian juga sebagai umat Allah yang percaya kepada Yesus Kristus, kita senantiasa juga tergerak untuk berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi, dimana kita diberi kesempatan untuk menerima 'TubuhNya' dalam rupa roti. Roti yang digandakan oleh Yesus telah membuat kenyang ribuan orang, demikian juga 'Tubuh Kristus'/komuni kudus yang telah kita terima membuat kita merasa damai dan dikuatkan dalam iman. Karena kita telah menerima 'Tubuh Kristus" maka dipanggil untuk hidup dan bertindak dengan meneladan Yesus antara lain dengan membagikan kekayaan kita kepada saudara-saudari kita yang miskin dan berkekurangan.serta menjauhkan diri dari aneka macam bentuk keserakahan atau kemewahan alias hidup dan bertindak sederhana. Jika kita semua hidup sederhana kiranya tiada lagi yang kelaparan atau kehausan, bahkan pasti akan berlebihan. Maka dengan ini kami mengingatkan siapapun yang hidup serakah atau bermewah-mewah/berfoya-foya untuk meninggalkan cara hidup yang mencelakakan diri sendiri atau orang lain tersebut.

·   "Dengarkanlah, hai Hananya! TUHAN tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta. Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah mengajak murtad terhadap TUHAN."(Yer 28:15-16), demikian firman Tuhan kepada Hananya  melalui nabi Yeremia. Firman ini juga berlaku bagi siapapun yang mengajak sesamanya murtad terhadap Tuhan, alias para penjahat entah kelas teri maupun kelas kakap. Sebenarnya para penjahat tidak perlu disingkirkan dari muka bumi ini, karena pada umumnya mereka telah menyingkirkan dirinya sendiri atau bersembunyi terus menerus, hidup dalam kegelapan dan senantiasa merasa dirinya terancam. Maka kepada para penjahat  kami ajak untuk bertobat, meninggalkan aneka bentuk kejahatan yang telah dilakukan, dan jika telah mengambil atau merampok 'hak milik' orang lain hendaknya segera dikembalikan. Kejahatan yang memang cukup misterius adalah 'dusta' atau desakan bagi orang lain untuk berdusta. Sebagai contoh adalah ukuran obat yang berada di dalam kemasan: saya pernah menerima keluh kesah seorang pegawai produksi obat di bagian kemasan. Ia merasa tidak enak karena ada kebijakan dari piimpinan pabrik agar botol obat yang tertulis bervolume 100cc, setiap botol dikurangi 5cc sehingga tinggal 95cc. Kiranya jarang atau mungkin tidak konsumen obat berusaha mengukur kembali atau mencek apapun yang tertulis sesuai dengan isinya. Ajakan berdusta macam itu dapat terjadi dimana-mana, yang pada umumnya dilakukan oleh mereka yang bersikap mental materialistis atau hanya mencari keuntungan diri sendiri tanpa mempedulikan keselamatan orang lain.

 

"Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu." (Mzm 90:3-6)

 

Jakarta, 2 Agustus 2010