Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 11 Mei 2010

12 Mei - Kis 17:15.22-18:1; Yoh 16:12-15

"Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran"

(Kis 17:15.22-18:1; Yoh 16:12-15)

 

"Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku." (Yoh 16:12-15), demikian Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Semakin belajar atau semakin banyak yang dipelajari pada umumnya juga semakin banyak yang tidak atau kurang diketahui, itulah hukum bagi siapapun yang terus menerus belajar atau bersikap mental belajar sepanjang hidup/hayat. Maka pada umumnya orang yang belajar terus menerus juga akan rendah hati serta berterima kasih dan bersyukur atas berbagai ilmu, pengetahuan, keterampilan dst…yang telah diterimanya melalui siapapun yang telah berbuat baik kepadanya. Orang yang demikian ini juga sering dimintai tolong orang lain untuk membagikan apa yang dimilikinya, dan karena yang dibagikan adalah ilmu, pengetahuan, keterampilan dst.. maka semakin dibagikan semakin diperkaya lagi. Orang yang bersikap mental belajar senantiasa terbuka terhadap aneka macam kritik, saran, pertanyaan, dst. dan disikapinya sebagai 'yang akan memimpin ke dalam seluruh kebenaran' , artinya semua tanggapan menjadi tantangan dan ajakan untuk terus belajar tanpa henti sampai mati. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua; marilah bersikap mental belajar terus menerus sepanjang hidup/hayat, dan  kepada anak-anak sedini mungkin dibiasakan sikap mental belajar ini antara lain dengan teladan konkret dari orangtua. Kepada mereka yang sedang bekerja, entah tugas pekerjaan apapun, kami harapkan menghayati sikap mental belajar selama bekerja, maka ketika diberi jenis pekerjaan baru yang belum pernah diketahui atau dijumpai hendaknya diterima dengan rendah hati alias dikerjakan dengan sepenuh hati seraya membuka diri atas bantuan orang lain yang baik hati. Kita semua mendambakan kebenaran dan rasanya kebenaran akan kita peroleh jika kita saling belajar dan mengajar atau terus menerus belajar.

·   "Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu." (Kis 17:32), demikian ejekan seseorang kepada Paulus yang membicarakan perihal kebangkitan orang mati.  Orang-orang Atena pada waktu itu memang unggul dalam berfilsafat alias kecerdasan otak namun lemah dalam hal kecerdasan spiritual; mereka tidak percaya akan kebangkitan orang mati, yang memang merupakan misteri, tak terpahami hanya dengan akal atau otak saja. Hanya mereka yang sungguh beriman percaya akan kebangkitan orang mati. Beriman berarti mempercayakan diri pada 'sesuatu yang tak kelihatan', termasuk yang akan datang, yang sama sekali belum kita ketahui. Dalam lingkungan hidup yang lebih didominasi oleh semangat materialistis saat ini kiranya sebagai orang yang sungguh beriman juga akan memperoleh ejekan atau cemoohan sebagaimana dihadapi oleh Paulus. Demikian juga orang-orang yang lebih berpikir logis alias mengandalkan otaknya saja pada umumnya juga dengan mudah melecehkan atau merendahkan mereka yang sungguh beriman. Ketika memperoleh ejekan atau cemoohan yang menyakitkan tersebut hendaknya tidak perlu ditanggapi, melainkan diamkan saja serta doakan mereka atau kalau memang tidak kuat sama sekali , tinggalkan saja sebagaimana Paulus juga meninggalkan orang-orang Atena yang tidak menerima pewartaannya. Dengan kata lain suatu saat kita memang harus berani menyadari dan menghayati diri sebagai yang lemah, rapuh dan serba terbatas, lebih-lebih ketika menghadapi masalah, tantangan atau hambatan yang sulit diatasi. Masing-masing dari kita toh tak mungkin mengerjakan atau mengatasi segala sesuatu, apa yang kita kerjakan hanyalah bagian kecil dari keseluruhan, maka baiklah kita tetap rendah hati dalam fungsi, jabatan atau kedudukan apapun.

 

"Hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda! Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit. Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya" (Mzm 148:11-14a)

 

Jakarta, 12 Mei 2010


Senin, 10 Mei 2010

11 Mei - Kis 16:22-34; Yoh 16:5-11

"Adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi".

(Kis 16:22-34; Yoh 16:5-11)

 

"Sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita.Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum" (Yoh 16:5-11), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Selama kurang lebih tiga tahun Yesus bersama dengan para murid/rasul, dimana Yesus mendidik dan membina mereka dengan teladan hidup maupun aneka macam ajaran."Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.", demikian sabdaNya kepada para murid sebelum Ia naik ke sorga. Sabda Yesus ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita. Yesus harus meninggalkan para murid dan memberi tugas kepada para murid untuk melanjutkan karyaNya dngan bantuan Roh Kudus, Roh Penghibur. Apa yang dilakukan oleh Yesus selayaknya menjadi teladan bagi para pemimpin atau orangtua dalam apa yang disebut dengan 'regenerasi'. Para pemimpin atau orangtua hendaknya mendidik dan membina anggota-anggota atau anak-anaknya  sedemikian rupa sehingga mereka siap  sedia untuk mengambil alih atau meneruskan fungsi, tugas pengutusan yang saat ini diemban oleh sang pemimpin atau orangtua. Untuk itu hendaknya alokasi anggaran belanja atau beaya pembinaan atau pendidikan bagi para anggota dan anak sungguh diutamakan. Hendaknya berpedoman pada 'human invesment' daripada 'material investment'. Generasi penerus hendaknya lebih unggul daripada generasi pendahulu: lebih pandai/cerdas, lebih terampil, lebih berbudi pekerti luhur/baik, dst..  Jika generasi penerus kurang dari generasi pendahulu berarti generasi pendahulu tidak memperhatikan pendidikan atau pembinaan generasi penerus. Sebaliknya kepada generasi penerus (anggota atau anak-anak) kami harapkan bersikap mental belajar serta siap sedia untuk dibina dan dididik; hendaknya giat, rajin dan tekun dalam belajar.

·   "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!"(Kis 16:38), demikian kata Paulus kepada penjaga penjara, yang akan bunuh diri karena melihat pintu-pintu penjara terbuka. Doa dan nyanyian pujian kepada Tuhan yang dilakukan oleh Paulus dan Silas berbuahkan mujizat: tiba-tiba terjadi gempa bumi sehingga pintu-pintu penjara terbuka lebar. Orang benar dan baik memang senantiasa berada dalam perlindungan dan kuasa Tuhan. Apa yang dilakukan oleh Paulus dan Silas ini selayaknya menjadi acuan atau pedoman cara hidup dan cara bertindak kita sebagai orang beriman atau beragama. Mungkin kita sedang mengalami atau menghadapi tekanan, ancaman atau terror dari orang-orang yang kurang beriman atau kurang bermoral, entah hal itu terjadi di dalam masyarakat pada umumnya maupun di tempat kerja. Jika mengalami hal yang demikian itu kami harapkan anda berdoa dan memuji Tuhan. Berdoa berarti mengarahkan atau mempersembahkan hati, budi, jiwa dan tubuh sepenuhnya kepada Tuhan seraya dengan rendah hati mohon rahmat sesuai apa yang kita butuhkan demi keselamatan jiwa kita sendiri maupun jiwa orang lain.  Doa yang demikian pasti akan dikabulkan oleh Tuhan. Dan jika doa dikabulkan alias kita terlepas atau terbebaskan dari ancaman, terror atau tekanan, hendaknya meneladan Paulus, yaitu mengampuni mereka yang menekan, menteror maupun mengancam. Apa yang dikatakan oleh Paulus kepada penjaga penjara kiranya dapat kita lakukan juga kepada saudara-saudari kita yang putus asa atau ingin bunuh diri karena berbagai alasan atau kegagalan/ketidak-berhasilan. "Jangan celakakan dirimu, sebab kami masih ada disini dan siap membantumu sepenuh hati", demikianlah kata-kata penghiburan yang selayaknya kita sampaikan kepada mereka yang putus asa, frustrasi atau ingin bunuh diri. Marilah kita menjadi penghibur-penghibur bagi mereka yang sedih, susah, menderita dan putus asa.

 

"Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku."

(Mzm 138:1-3)

Jakarta, 11 Mei 2010


Minggu, 09 Mei 2010

10 Mei - Kis 16:11-15; Yoh 15:26-16:4a

"Kamu juga harus bersaksi karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."

(Kis 16:11-15; Yoh 15:26-16:4a)

 

"Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku." "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu." (Yoh 15:27-16:4a)

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Seorang saksi adalah orang yang diharapkan menyampaikan kebenaran-kebenaran, antara lain apa yang telah dialami maupun dilihatnya. Kebenaran-kebenaran yang disampaikan akan berfungsi untuk mencerahkan aneka masalah atau persoalan. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, kita dipanggil untuk menjadi saksiNya karena kita telah mendengarkan sabda-sabdaNya serta mengalami bersamaNya secara spiritual dan menjadi nyata dalam berperilaku baik atau berbudi pekerti luhur. Dengan kata lain kita dipanggil untuk mensharingkan pengalaman iman kita kepada saudara-saudari kita, pengalaman mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui cara hidup dan cara bertindak sehari-hari. Sharing pengalaman iman dapat dilakukan bersama dengan semua umat beriman, tanpa pandang bulu atau SARA. Banyak orang mengaku beragama tetapi belum tentu beriman, mengingat dan memperhatikan masih maraknya korupsi atau kejahatan yang terjadi di hampir semua bidang kehidupan masa kini, maka orang yang sungguh beriman pada masa kini sering harus menghadapi aneka ancaman atau usaha pengucilan. Maka untuk menghadapi ancaman atau usaha pengucilan kami berharap kita dapat saling membagikan pengalaman iman dengan siapapun yang berkehendak baik dilingkungan hidup maupun kerja kita. Marilah kita saling bertukar aneka macam kebenaran atau perbuatan baik yang kita lihat dan kita lakukan guna memperkuat dan memperdalam iman kita dalam menghadapi aneka macam ancaman dan hambatan. Jangan takut kepada orang yang sering mengatasnamakan Allah, namun mengancam dan menteror kita.

·   "Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku." (Kis 16:15), demikian kata seorang perempuan bernama Lidia kepada Paulus setelah ia menerima pembaptisan dari Paulus. Apa yang dilakukan oleh Lidia kepada Paulus ini rasanya juga terjadi pada masa kini dalam bentuk atau warna lain, antara lain perhatian para ibu atau perempuan terhadap para pastor atau gembala mereka. Dan ada sementara pastor menanggapi perhatian ini tanpa kendali sehingga sering menumpang di rumah sang perempuan atau ibu tersebut sehingga pada suatu saat lengket kepadanya, tak mungkin mau dipisahkan lagi alias menjadi suami-isteri. Maka dengan ini kami berharap kepada rekan-rekan ibu maupun perempuan serta para pastor untuk tetap menjadi saksi Yesus Kristus dalam saling berkomunikasi atau memperhatikan satu sama lain. Untuk menjaga agar tetap setia sebagai saksi Yesus Kristus alias panggilan hidup masing-masing, hendaknya ada pihak ketiga atau saksi yang mendampingi; pihak ketiga ini terutama dan pertama-tama adalah Tuhan sendiri, yang mungkin menjadi nyata dalam 'keterbukaan'. Terbuka maksud kami antara lain: pertemuan hendaknya diselenggarakan di tempat terbuka, jika anda mengalami ada sesuatu yang tidak baik/tidak beres dalam saling berkomunikasi atau memperhatikan hendaknya membuka diri kepada rekan atau atasan yang dapat dipercaya alias berkonsultasi. Memang harus diakui dalam kenyataan yang sungguh memberi perhatian terhadap kegiatan pastoral pada umumnya lebih banyak rekan perempuan daripada laki-laki. Sebagai contoh: mayoritas anggota koor pada umumnya perempuan, di beberapa paroki jumlah misdinar laki-laki tergeser oleh jumlah misdinar perempuan, dst… Secara umum memang kami berharap agar rekan-rekan pastor memperoleh perhatian dari umat yang dilayani, sebaliknya kami juga berharap agar rekan-rekan pastor tidak terikat untuk melayani orang-orang tertentu saja, yang memang sungguh memperhatikan. Semoga berbagai macam komunikasi dan perhatian antara gembala dan umatnya semakin memperkuat masing-masing dalam menjadi saksi iman, iman kepada Yesus Kristus.

 

"Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh. Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka! Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan." (Mzm 149:1-4)

Jakarta, 10 Mei 2010