Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Jumat, 09 April 2010

10 Apr Kis 4:13-21; Mrk 16:9-15

"Pergilah ke seluruh dunia beritakanlah Injil kepada segala makhluk".

(Kis 4:13-21; Mrk 16:9-15)

 

"Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis.Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya.Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya. Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." (Mrk 16:9-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Mayoritas waktu dan tenaga kita setiap hari untuk bepergian, entah jarak jauh atau jarak dekat, dan bertemu dengan sesama serta ciptaan-ciptaan Tuhan lainnya. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk 'memberitakan Injil kepada segala makhluk' dimanapun kita berada atau kemanapun kita pergi. Injil berarti kabar gembira atau kabar baik, maka memberitakan Injil berarti memberitakan atau menyebarluaskan apa yang baik dan menggembirakan. Tentu saja untuk itu kita sendiri diharapkan senantiasa dalam keadaan baik dan gembira. Mungkin kondisi fisik atau tubuh kita tidak selalu dalam keadaan baik alias sedang menderita sakit, namun demikian kita tetap dipanggil untuk gembira. Dalam memberitakan kabar baik atau kabar gembira kiranya pertama-tama dan terutama kita sampaikan kepada saudara-saudari kita yang setiap hari hidup atau bekerja bersama kita, saling memboroskan waktu dan tenaga, entah di dalam keluarga maupun tempat kerja/tugas. Ketika dengan saudara-saudari kita yang dekat kita dapat saling memberitakan apa yang baik dan menggembirakan, maka kiranya dengan mudah kita memberitakan apa yang baik dan menggembirakan kepada orang lain, yang kita jumpai atau temui dimanapun dan kapanpun. Kita kiranya dapat meneladan Yesus yang menampakkan diri kepada berbagai orang, seperti yang kerasukan setan, berkabung atau menangis, dst..Marilah kita datangi mereka untuk menghibur dan menggembirakan mereka, membebaskan mereka dari aneka derita dan kesusahan.

·   "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar." (Kis 4:19-20), demikian kata Petrus dan Yohanes menanggapi larangan para imam besar Yahudi agar mereka tidak memberitakan Yesus yang telah bangkit dari mati. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk meneladan Petrus dan Yohanes, yaitu lebih taat kepada Allah daripada manusia. Taat kepada Allah antara lain taat dan setia menghayati kehendak Allah , yang antara lain dapat kita temukan dalam visi, spiritualitas atau pedoman hidup yang terkait dengan panggilan atau tugas pengutusan kita masing-masing,  serta dengan tidak takut dan gentar menyuarakan apa yang benar, baik, suci, luhur dan mulia. Memang untuk itu pada masa kini, sebagaimana juga pada masa Gereja Purba, kita pasti akan menghadapi aneka macam ancaman atau tekanan dari beberapa oknum penguasa atau yang berwenang dalam hidup bersama, yaitu mereka yang gila akan harta benda, pangkat/kedudukan maupun kehormatan duniawi. Dengan ini kami juga berharap kepada para pejuang kebenaran untuk tidak takut dan gentar menghadapi aneka ancaman dan tekanan; sebaliknya kepada para penegak kebenaran, seperti hakim, jaksa, penuntut maupun polisi kami harapkan sungguh menghayati fungsi atau jabatannya dalam rangka menegakkan kebenaran: jauhkan aneka macam bentuk 'makelar kasus' atau kebohongan. Kepada para penguasa atau yang berwenang mengatur dan mengendalikan hidup bersama kami berharap tidak membungkam para pejuang kebenaran, yang memang pada umumnya kritis terhadap aneka macam peristiwa dan kebijakan yang dinilai tidak adil atau tidak benar. Kami berharap para pemimpin dan penguasa berpedoman pada kesejahteraan umum atau 'bonum commune'.

 

"TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku. Suara sorak-sorai dan kemenangan di kemah orang-orang benar: "Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan, tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan!" (Mzm 11:14-16)

          

Jakarta, 10 April 2010


Kamis, 08 April 2010

9 Apr - Kis 4:1-12; Yoh 21:1-14

"Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu maka akan kamu peroleh."

(Kis 4:1-12; Yoh 21:1-14)

 

"Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada." Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu."(Yoh 21:1-8), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Orang yang kecewa atau frustrasi pada umum hidup dan bertindak seenaknya sendiri, alias mengikuti keinginan pribadi serta kurang atau tidak memperhatikan aneka aturan dan tatanan hidup yang berlaku. Begitulah kiranya yang terjadi di antara para murid, yang kecewa karena ditinggal oleh Yesus: sebelum mengikuti Yesus mereka terbiasa mencari/menjala ikan, dan ketika harus mengikuti Yesus mereka meninggalkan semuanya itu. Kini mereka ditinggalkan Yesus, maka untuk menghibur diri mereka kembali ke hobby atau kebiasaan lama, yaitu mencari/menjala ikan. Mereka adalah nelayan-nelayan yang cukup berpengalaman, namun sepanjang malam tak seekor ikan pun dapat mereka tangkap, tetapi ketika mereka menebarkan jala atas perintah Tuhan Yesus mereka dapat menangkap ikan cukup banyak alias berhasil. Pengalaman para murid ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita: hidup dan bertindak kita. Hendaknya kita tidak hidup dan bertindak hanya mengikuti keinginan atau selera pribadi, melainkan mengikuti aturan atau tatanan hidup yang berlaku atau sesuai dengan visi, charisma, pedoman hidup bersama. Sebagai umat beragama hendaknya mentaati semua aturan dan ketetapan dalam hidup beragama; sebagai pekerja hendaknya mentaati peraturan atau janji kerja, sebagai siswa atau mahasiswa hendaknya mentaati janji setia pelajar/mahasiswa, sebagai anggota lembaga hidup bakti hendaknya menghayati charisma pendiri, dst..

·   "Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri --, namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kis 4:11-12), demikian kutipan tanggapan Petrus terhadap para imam besar Yahudi. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, jika menghendaki hidup selamat dan berbahagia, hendaknya senantiasa menghayati ajaran-ajaran Yesus atau meneladan cara bertindakNya. Paling tidak , jika rajin, setiap minggu kita berpartisipasi di dalam Ibadat Sabda atau Ekaristi, dimana dibacakan dan direnungkan sabda-sabda Yesus; jika setiap hari berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi berarti setiap hari mendengarkan sabda-sabda Yesus. Maka dengan ini kami berharap: hendaknya ketika sedang dibacakan dan direnungkan sabda-sabda Yesus, kita sungguh mendengarkan dengan sepenuh hati, jiwa, akal budi dan tubuh. Ingat bahwa iman muncul dan diperkuat melalui pendengaran dengan mendengarkan. Kami percaya jika kita sungguh mendengarkan sabda-sabda Tuhan, mau tidak mau kita pasti akan dipengaruhi dan dikuasaiNya, karena Tuhan mahasegalanya. Marilah kita hayati bahwa sebagai orang beriman atau beragama kita juga dibentuk atau dibina oleh sabda atau kata-kata yang penuh kuasa dan wibawa, seperti sabda Tuhan. Kami berharap kebiasaan mendengarkan dengan baik ini sedini mungkin dididikkan atau dibinakan pada anak-anak di dalam keluarga, dan tentu saja dengan teladan orangtua/bapak-ibu. Ingat dan hayati juga bahwa dalam hal berdoa pun yang utama dan pertama-tama kita lakukan dan hayati adalah 'mendengarkan'.

 

"Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya! Ya TUHAN, berilah kiranya keselamatan! Ya TUHAN, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN! Kami memberkati kamu dari dalam rumah TUHAN. TUHANlah Allah, Dia menerangi kita " (Mzm 118:22-27a).

 

Jakarta, 9 April 2010


Rabu, 07 April 2010

8 Apr - Kis 3:11-26; Luk 24:35-48

"Dalam namaNya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa mulai dari Yerusalem".

(Kis 3:11-26; Luk 24:35-48)

"Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini." (Luk 24:35-48), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Yerusalem adalah kota suci dan idaman bagi banyak umat beragama atau beriman. Para murid diutus oleh Yesus yang telah bangkit dari mati untuk dalam namaNya memberitkan tentang pertobatan dan pengampunan dosa kepada segala bangsa mulai dari Yerusalem. Apa artinya hal itu bagi kita? Yerusalem bagi kita adalah keluarga dan tempat kerja/tugas, dimana kita memboroskan waktu dan tenaga kita. Dari keluarga maupun tempat kerja/tugas kita masing-masing diharapkan tersiarkan atau tersebarluaskan 'pertobatan dan pengam-punan dosa'. Buah pertobatan dan pengampunan dosa adalah pertumbuhan dan perkembangan kepribadian menuju ke lebih baik, lebih beriman dan lebih cerdas. Maka marilah kita mawas diri apakah diri kita masing-masing selama ini semakin lebih baik, beriman dan cerdas karena aneka macam pergaulan, gesekan, sapaan dan sentuhan dari rekan-rekan anggota keluarga maupun kerja/belajar. Agar kita dapat terus menerus tumbuh berkembang, hemat saya kita harus bersikap mental 'belajar' dalam rangka melaksanakan aneka tugas pengutusan, pekerjaan ataupun mengemban jabatan atau fungsi tertentu dalam kehidupan bersama. Orang yang bersikap mental 'belajar' memang senantiasa siap sedia untuk diperbaharui maupun berani mengambil resiko ketika berbuat salah, alias tidak takut berbuat salah dalam rangka mencoba dan mencoba terus menerus hal-hal baru di dalam kehidupan bersama.

·   "Bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu."(Kis 3:26). Beriman kepada kebangkitan Yesus memang antara berarti meninggalkan aneka macam kejahatan yang telah dilakukan dan kemudian hidup baru sesuai dengan kehendak Roh. Kejahatan-kejahatan itu mungkin berupa "percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya." (Gal 5:19-21), yang rasanya masih marak terjadi dalam kehidupan bersama kita masa kini. Mungkin kita sendiri juga masih tergoda untuk melakukan kejahatan, mengingat dan memperhatikan begitu banyak tawaran kenikmatan duniawi yang menggebu-gebu saat ini. Maka baiklah kami mengajak kita semua untuk saling membantu dan mengingatkan niat untuk memperbaharui diri terus-menerus, setelah mengaku dosa sebelum Perayaan Paskah kiranya masing-masing dari kita memiliki niat-niat untuk meninggalkan kejahatan yang telah kita lakukan. Mungkin baik jika niat tersebut dikomunikasikan kepada rekan-rekan yang setiap hari hidup dan bekerja bersama, sehingga ketika kita tergoda untuk tidak setia pada niat tersebut ada yang mengingatkannya. Saling mengingatkan dan membantu ini hendaknya pertama-tama dan terutama dihayati dalam komunitas paling dasar, yaitu di dalam keluarga-keluarga. Semoga dari keluarga-keluarga kita tersiarkan kabar baik: pertobatan dan pengampunan dosa.

 

"Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan." (Mzm 8:5-9)

  

Jakarta, 8 April 2010