Fans Page Facebook http://imankatolik.or.id

imankatolik.or.id on Facebook

Selasa, 06 April 2010

7 Apr - Kis 3:1-10; Luk 24:13-35

"Hai kamu orang bodoh betapa lambannya hatimu"

(Kis 3:1-10; Luk 24:13-35)


"Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti." (Luk 24:25-35), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Pandai dan bodoh dalam Kerajaan Allah atau Umat Allah/beriman adalah perkara hati dan jiwa, bukan otak atau tubuh. Hati dan jiwa yang peka terhadap aneka macam peristiwa, ajaran, nasihat, pengalaman dan kebersamaan hidup. Yesus dengan keras mengritik dua murid dari Emaus yang tidak mengerti atau tidak memahami Kitab Suci, meskipun telah berkali-kali mendengarkan dan membacanya: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!". Dua murid dari Emaus menjadi cerdas ketika mereka melihat sendiri Yesus yang bangkit dari mati membagi-bagikan roti, "terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia". Kisah penampakan kepada dua murid dari Emaus ini kiranya menjadi bahan mawas diri bagi kita semua apa makna atau artinya ketika kita merayakan atau berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi. Ada dua bagian besar dalam Perayaan Ekaristi, yaitu ibadat sabda dan Ekaristi. Di dalam ibadat sabda kepada dibacakan atau diperdengarkan sabda-sabda Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci, maka hendaknya dengarkan dengan rendah hati ketika terjadi pembacaan sabda Tuhan maupun homili. Kami percaya ketika kita sungguh dapat mendengarkan maka mata hati dan jiwa kita terbuka dan dapat melihat  dan mengimani Yesus yang memberikan DiriNya dalam rupa roti ketika kita menerima komuni kudus, sehingga kita juga seperti dua murid Emaus, yang setelah mengenali Yesus yang bangkit, "bangun dan terus kembali ke Yerusalem". Kembali ke Yerusalem bagi kita berarti kembali ke tempat idaman, yaitu keluarga dan tempat.kerja/tugas, dimana setiap hari kita memboroskan waktu dan tenaga kita. Di dalam keluarga maupun tempat kerja/tugas kita dapat saling membagikan pengalaman iman kita.

·   "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!"(Kis 3:6), demikian kata Petrus kepada orang lumpuh yang meminta sedekah kepadaNya, dan orang lumpuh itupun kemudian dapat berjalan. Penyembuhan orang lumpuh dalam nama Tuhan Yesus Kristus, itulah yang terjadi. Mungkin kepada kita datang orang lumpuh, tentu saja tidak hanya lumpuh secara phisik, melainkan secara spiritual alias putus asa, tiada harapan atau gairah lagi untuk hidup. Baiklah mereka kita sembuhkan dalam nama Yesus Kristus, antara lain kita perlakukan mereka dengan rendah hati dan penuh kasih serta perhatian. Mereka yang lumpuh secara spiritual pada umumnya merasa kurang dikasihi atau diperhatikan, padahal kasih dan perhatian telah diberikan secara melimpah ruah kepada mereka, antara lain melalui orangtua atau kakak-adik. Maka baiklah kepada mereka kita ingatkan akan kasih dan perhatian orangtua atau bapak-ibu mereka masing-masing, sehingga dapat menjadi pribadi manusia seperti apa adanya saat ini. Kami percaya jika mereka dapat kita tolong untuk mengimani dan mengenangkan kembali kasih dan perhatian orangtua atau bapak-ibu yang melimpah ruah tersebut, maka mereka pasti akan bergairah dan bersemangat lagi baik dalam hidup maupun bekerja. Kepada mereka yang putus asa, kurang bergairah dalam hidup dan kerja, kami ajak untuk mengenangkan kasih dan perhatian bapak-ibu anda yang melimpah-ruah tersebut, lebih-lebih kasih ibu yang tak terhingga, sepanjang masa, hanya memberi dan tak harap kembali.

 

"Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN! Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!" (Mzm 105:1-4).

Jakarta, 7 April 2010

 

 


Senin, 05 April 2010

6 Apr - Kis 2:36-41; Yoh 20:11-18

"Aku telah melihat Tuhan!"

(Kis 2:36-41; Yoh 20:11-18)

 

"Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya" (Yoh 20:11-18), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Orang yang saling mengasihi pada umumnya saling menyapa dengan singkat nama panggilan hariannya, dan sapaan itu sungguh bermakna. Begitulah sapaan Yesus yang bangkit terhadap Maria Magdalena, yang menyapa "Maria", dan Maria Magdalena pun menjawab "Rabuni". Dengan sapaan mesra penuh kasih tersebut Maria Magdalena percaya bahwa Yesus telah bangkit dari mati, dan ia pun dengan cepat dan gembira melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Yesus agar ia mengatakan apa yang dilihat dan didengarkannya kepada para murid atau saudara-saudara Yesus. Kepada para murid pun Maria Magdalena berkata dengan singkat "Aku telah melihat Tuhan". Kita semua dipanggil untuk meneladan Maria Magdalena, yang peka akan sapaan Tuhan serta dengan gembira mensharingkan apa yang telah didengarkan dan dilihatnya, yaitu karya-karya Tuhan. Maka marilah kita membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh kita terhadap aneka macam sapaan kasih Tuhan, yang antara lain melalui saudara-saudari kita, yang setiap hari hidup atau bekerja bersama dengan kita. Dengan kata lain marilah kita lihat dan imani karya Tuhan dalam saudara-saudari kita, dan kemudian kita sharingkan apa yang kita lihat tersebut kepada saudara-saudari kita yang lain. Karya-karya Tuhan dalam diri kita dan saudara-saudari kita antara lain menggejala dalam perbuatan-perbuatan maupun kehendak baik. Tuhan hadir dan berkarya dimana-mana, termasuk di tempat atau lingkungan hidup yang amburadul, kurang teratur atau kacau balau, maka marilah kita lihat kehadiran dan karyaNya dalam ketidak-teraturan atau kekacauan tersebut, dan kemudian kita ceriterakan kepada mereka yang takut dan gentar menghadapi ketidak-teraturan dan kekacauan tersebut agar mereka berani memasuki dan mengatasinya.

·   "Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa" (Kis 2:41). Kutipan ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi kita semua dalam rangka melaksanakan karya pewartaan. Petrus menceriterakan apa yang dilihatnya dan diimaninya alias yang dihayatinya dengan penuh keyakinan dan percaya diri, sehingga apa yang dikatakan menyentuh hati para pendengarnya dan mereka bertobat atau menggabungkan diri pada Petrus dan murid-murid yang lain. Baiklah kita meneladan Petrus tersebut, maka marilah kita senantiasa berkata-kata perihal apa yang sungguh kita lihat, alami atau hayati alias jujur apa adanya, tidak berbohong atau menipu. Secara khusus kami mengingatkan atau menghimbau para guru agama/katekis atau pengkotbah: hendaknya sungguh mempersiapkan diri, sehingga apa yang akan diajarkan atau dikotbahkan sungguh mengesan dan menyentuh hati para pendengar. Hendaknya para katekis/guru agama dan pengkotbah juga dapat menjadi saksi iman, menghayati apa yang diajarkan atau dikotbahkan. Karena tugas karya pewartaan menjadi tugas kita semua, orang beriman, maka marilah kita saling membantu dan mengingatkan agar cara berkata-kata atau berkomunikasi kita dimanapun dan kapanpun mengesan dan menyentuh hati orang untuk bertobat atau memperbaiki atau membaharui diri, sehingga cara hidup dan cara bertindaknya sesuai dengan kehendak Tuhan. Hendaknya jauhkan aneka bentuk paksaan dalam rangka melaksanakan tugas karya pewartaan; bentuk pewartaan yang utama dan pertama-tama adalah kesaksian atau keteladanan hiduo beriman.

 

"Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan. Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita! Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu" (Mzm 33:18-20.22)

 

Jakarta, 6 April 2010


Minggu, 04 April 2010

5 Apr - Kis 2:14.22-32; Mat 28:8-15

"Pergi dan katakanlah kepada saudaraKu supaya mereka pergi ke Galilea dan di sanalah mereka akan melihat Aku."

(Kis 2:14.22-32; Mat 28:8-15)

 

"Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini" (Mat 28:8-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Yesus yang telah dibangkitkan dari mati hadir dan berkarya dimana-mana, tanpa batas ruang dan waktu melalui RohNya. Kepada para murid pertama yang menerima penampakan Yesus yang telah bangkit, Ia memberi perintah :"Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.". Galilea adalah tempat asal atau hidup sehari-hari para rasul/murid sebelum mereka mengikuti Yesus, maka pesan Yesus yang telah bangkit tersebut bagi kita masa kini berarti panggilan bagi kita semua untuk melihat dan mengalami kehadiran Yesus yang telah bangkit dalam diri saudara-saudari kita, yang setiap hati memboroskan waktu dan tenaga bersama dengan kita, entah itu di dalam keluarga maupun tempat kerja/tugas. Dengan kata lain marilah kita saling melihat dan mengimani kebaikan, keluhuran, keindahan, keunggulan dst ..atau apa-apa yang baik dalam diri saudara-saudari kita, dan selanjutnya kita saling berbuat baik. Kita juga dipanggil untuk melihat dan mengimani kehadiran dan karya Yesus yang bangkit, melalui Rohnya dalam aneka macam sarana-prasarana yang kita pakai atau tempat yang kita datangi setiap hari, dengan kata lain menemukan Tuhan dalam segala sesuatu atau menghayati kehadiran dan karya Tuhan dalam segala sesuatu. Kita juga diharapkan untuk tidak takut menjadi saksi iman di dalam tugas pekerjaan kita sehari-hari, lebih-lebih di tempat kerja, meskipun sebagai orang Katolik atau Kristen hanya sendirian saja di tempat kerja tersebut.

·   "Ia (Daud) telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi" (Kis 2:31-32). Kita semua adalah saksi kebangkitan Yesus, maka hendaknya cara hidup dan cara bertindak kita tiada menunjukkan ketakutan sedikitpun untuk berbuat baik dan benar dimanapun dan kapanpun. Hendaknya kita senanitasa bergairah, dinamis dan bergembira dalam menghadapi aneka macam tantangan, hambatan atau masalah yang muncul dalam hidup kita sehari-hari, karena Roh Kudus senantiasa mendampingi dan menghidupi kita, Tuhan senantiasa menyertai kita. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita pasti dapat mengatasi aneka macam tantangan, hambatan dan masalah atau godaan-godaan atau rayuan setan untuk berbuat jahat. Sebagai saksi kebangkitan, aneka macam tantangan, hambatan, masalah dan godaan justru semakin membangkitkan atau menggairahkan iman kita, karena semuanya itu sungguh mendewasakan iman kita. Perhatikan kecambah yang ditutupi rumput atau dedaunan, yang dengan gairah tumbuh berkembang untuk mencari sinar matahari kehidupan. Rumput dan dedauan menjadi penghalang bagi kecambah untuk menerima sinar matahari, namun kecambah tumbuh dan berkembang terus, bahkan lebih cepat pertumbuhannya karena penghalang tersebut. Kita lebih daripada kecambah atau tanaman, karena kita adalah ciptaan terluhur di bumi ini, maka hadapi tantangan, hambatan, masalah dan godaan dalam dan bersama dengan Tuhan, karena dengan demikian iman kita semakin didewasakan dan diteguhkan.

 

"Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa" (Mzm 16:7-11).

  Jakarta, 5 April 2010